Anda di halaman 1dari 16

PATOFISIOLOGI KEGAWATDARURATAN

HENTI JANTUNG MENDADAK


OLEH KELOMPOK V
Ketua : Darlianda (P00520321006)
Anggota : Mina Mauliana S. (P00520321018)
Husnidar (P00520321012)
Lissa Sahara R. (P00520321016)
Lasri Rizki Fazdilla (P00520321015)
Cut Yusmaida (P00520321039)
T.Raja Rizkullah (P00520321032)

DOSEN PEMBIMBING
ANASRIL, S.Kep, M.Kes
Nip : 198004302002121001
Pengertian Henti Jantung Mendadak

Henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest)


adalah kondisi kegawatdaruratan medis dimana fungsi
jantung hilang secara tiba-tiba sehingga berakibat
pasokan oksigen yang dibutuhkan oleh organ-organ
vital di dalam tubuh tidak tercukupi. Apabila kondisi
ini dibiarkan terjadi lebih dari 4 menit, akan
mengakibatkan kematian sel-sel otak. Kematian pada
seluruh organ vital akan terjadi jika kondisi berlanjut
hingga 10 menit.
Epidemiologi Henti Jantung Mendadak

Epidemiologi henti jantung mendadak sejalan


dengan prevalensi penyakit jantung koroner atau
penyakit kardiovaskular lainnya.
Data dari WHO menunjukkan pada tahun 2016,
penyakit kardiovaskuler menyebabkan 17,9 juta
kematian setiap tahunnya, mewakili 31% dari total
kematian dalam 1 tahun di seluruh dunia. Adapun
henti jantung mendadak menyumbang 7 juta kematian
per tahun di seluruh dunia.
Prognosis Henti Jantung Mendadak

Prognosis henti jantung mendadak bergantung dari


ketepatan dan kecepatan resusitasi.
Adapun komplikasi yang berkaitan
dengan resusitasi jantung paru antara lain adalah
kegagalan defibrilasi, kegagalan mendapatkan akses
IV/IO, fraktur tulang rusuk, pneumotoraks,
pneumomediastinum, emfisema subkutis, hemotoraks,
laserasi paru, perdarahan pulmonal, jejas ke arteri
mayor, tamponade jantung, serta dapat terjadi henti
jantung berulang.
Patofisiologi Henti Jantung Mendadak

Patofisiologi henti jantung mendadak  adalah


terjadinya gangguan kelistrikan jantung yang
menyebabkan denyut jantung tidak beraturan (aritmia)
dan selanjutnya akan menyebabkan gangguan pompa
jantung, sehingga jantung tidak dapat memompa darah
ke otak, paru-paru dan organ tubuh lainnya.
Diagnosis Henti Jantung Mendadak

Diagnosis henti jantung mendadak perlu ditegakkan


secara cepat dan tepat karena kondisi ini dapat
mengancam jiwa. Karena anamnesis sering sulit
dilakukan, kecurigaan terjadinya henti jantung
mendadak dibuat apabila pasien tidak merespon dan
berhenti bernapas.
Anamnesis pada kasus henti jantung mendadak dapat
diperoleh dengan bertanya kepada keluarga penderita
atau penolong yang menemukan penderita. Gejala
yang paling sering muncul awalnya adalah nyeri dada
akut yang menggambarkan iskemia koroner akut,
disertai dengan keluhan yang bervariasi mulai dari
jantung berdebar-debar, sesak napas, pusing, keringat
dingin, atau kehilangan keseimbangan.
Edukasi Dan Promosi Kesehatan Henti Jantung
Mendadak

Edukasi terhadap pasien maupun keluarga pasien menjadi


pilar yang penting. Bentuk pencegahan dapat berupa :
Pencegahan primer, yakni pencegahan terjadinya penyakit
kardiovaskular dengan modifikasi gaya hidup, berhenti
merokok, rutin berolahraga, menjaga berat badan yang ideal,
mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes melitus, 
dan mengontrol tekanan darah.
Pencegahan sekunder pada pasien berisiko tinggi adalah
membuat rencana untuk kondisi darurat yaitu dengan
mempersiapkan nitrogliserin serta menyiapkan akses ke
layanan gawat darurat atau rumah sakit bila terjadi henti
jantung mendadak.
Etiologi Henti Jantung Mendadak

Etiologi henti jantung mendadak biasanya didasari


penyakit jantung struktural. Sekitar 70% kasus henti
jantung mendadak diakibatkan oleh penyakit jantung
iskemik (infark miokardium). Penyakit jantung
struktural lainnya termasuk kardiomiopati, gagal
jantung kongestif, displasia ventrikel kanan
aritmogenik, kelainan katup jantung, penyakit jantung
kongenital (Tetralogy of Fallot), dan tamponade
jantung.
Sementara itu, etiologi penyakit jantung non struktural
meliputi inherited channelopathies (seperti long QT
syndrome, short QT syndrome, Sindrom Brugada,
sindrom repolarisasi dini, catecholaminergic
polymorphic ventricular tachycardia/CPVT, dan
sindrom Wolff-Parkinson-White).
Penatalaksanaan Henti Jantung

Penatalaksanaan henti jantung mendadak terbagi


menjadi beberapa tahap berbeda.
1. Mengidentifikasi henti jantung mendadak dan
pemberian bantuan hidup dasar (BHD).
2. Memberikan bantuan hidup lanjutan, termasuk
pemberian obat-obatan via intravena ataupun
intraoseus.
TERIMAKASIH
WASSALAMUALAIKUM..WR..WB

Anda mungkin juga menyukai