Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN KEPERAWATAN

KASUS 4

Kelompok 2
Dhika Pramestika
Fitri Kusuma
Hanna Hervia Beauty JANNAH
Layung Sari
Neli Noprianie
Reny Mulyasari
Manajemen Konflik
Suatu hari di ruang penyakit dalam RS MHT, pada saat shift pagi
terdapat keluarga Tn. A komplain karena keluarganya, pasien
lansia Tn. B, terpeleset dan jatuh di kamar mandi, dan
menyampaikan tidak percaya terhadap keperawatan di ruangan
tersebut karena merasaperawat kalau dipanggil-lama merespon,
sedangkan dari sisi perawat yang sedang bertugas,
menyampaikan bahwa ia telah menjelaskan kepada keluarga
agar membunyikan bel jika memerlukan bantuan untuk ke kamar
mandi
• Dari masalah tersebut terjadi karena kurangnya komunikasi
terapeutik antara perawat, pasien, dan keluarga pasen.
 Dari pasen konfirmasi ulang apakah pasen melakukan instruksi
dari perawat ( menyembunyikan bel saat mau ke kmr mandi )
 dari perawat cek apakah ada bel berbunyi sebelumnya dengan
koordinasi dengan teman satu tiem dan dilihat apakah belnya
mati atau nyala
 setelah kita tahu sumbernya dari mana masalah ini terjadi lalu
ambil jalan keluarnya

langkah langkah nya :


 Menerima dan mendefinisikan pokok masalah yang
menimbulkan ketidak puasan. Langkah ini sangat penting
karena kekeliruan dalam mengetahui masalah yang
sebenarnya akan menimbulkan kekeliruan pula dalam
merumuskan cara pemecahannya.

 Mengumpulkan keterangan/fakta. Fakta yang dikumpulkan


haruslah lengkap dan akurat, tetapi juga harus dihindari
tercampurnya dengan opini atau pendapat. Opini atau
pendapat sudah dimasuki unsur subyektif. Oleh karena itu
pengumpulan fakta haruslah dilakukan denganm hati-hati.
 Menganalisis dan memutuskan. Dengan diketahuinya masalah
dan terkumpulnya data, manajemen haruslah mulai melakukan
evaluasi terhadap keadaan. Sering kali dari hasil analisa bisa
mendapatkan berbagai alternatif pemecahan.

 Memberikan jawaban. Meskipun manajemen kemudian sudah


memutuskan, keputusan ini haruslah dibertahukan kepada
anggota organisasi.

 Tindak lanjut. Langkah ini diperlukan untuk mengawasi akibat


dari keputusan yang telah diperbuat.

 Pendisiplinan. Konflik dalam organisasi apabila tidak ditangani


dengan baik bisa menimbulkan tindakan pelecehan terhadap
aturan main yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu
pelecehan ataupun pelanggaran terhadap peraturan permainan
(peraturan organisasi) haruslah dikenai tindakan pendisiplinan
agar peraturan tersebut memiliki wibawa.
 Manajemen Konflik
a. Manajeman konflik merupakan langkah-langkah yang diambil
para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan
perselisihan ke arah penyelesaian yang konstruktif atau
destruktif.

b. Gaya Penyelesaian Konflik


Terdapat 2 hal yang memegang peranan penting dalam
keberhasilan penyelesaian konflik, yaitu menentukan besarnya
konflik dan gaya penanganan konflik.Yang dimaksud dengan
besarnya konflik terkait dengan jumlah individu yang terlibat,
apakah konflik mengarah pada intrapersonal, interpersonal, intra
kelompok, atau antar kelompok.

 Gaya penanganan masalah yaitu: integrating, obliging,


dominating, avoiding, dan compromising.

1) Integrating (Problem Solving)


Proses integrasi berkaitan dengan mekanisme pemecahan
masalah (problem solving), menentukan diagnosis dan intervensi
yang tepat dalam suatu masalah.
Dalam gaya ini pihakpihak yang berkepentingan secara bersama-
sama mengidentifikasikan masalah yang dihadapi, bertukar
informasi, kemudian mencari, mempertimbangkan dan memilih
solusi alternatif pemecahan masalah.

2) Obliging (Smoothing)
Seseorang yang bergaya obliging lebih memusatkan perhatian
pada upaya untuk memuaskan pihak lain daripada diri sendiri.
Gaya ini sering pula disebut smothing (melicinkan), karena
berupaya mengurangi perbedaan-perbedaan dan menekankan
pada persamaan atau kebersamaan di antara pihak-pihak yang
terlibat. Kekuatan strategi ini terletak pada upaya untuk
mendorong terjadinya kerjasama. Kelemahannya, penyelesaian
bersifat sementara dan tidak menyentuh masalah pokok yang
ingin dipecahkan.

3) Dominating (Forcing)
Orientasi pada diri sendiri yang tinggi, dan rendahnya kepedulian
terhadap kepentingan orang lain, mendorong seseorang untuk
menggunakan taktik “saya menang, kamu kalah”. Gaya ini sering
disebut memaksa (forcing) karena menggunakan legalitas formal
dalam menyelesaikan masalah.
4) Avoiding
Teknik menghindar (avoiding) cocok digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang sederhana, atau jika biaya yang 17
harus dikeluarkan untuk konfrontasi jauh lebih besar daripada
keuntungan yang akan diperoleh. Gaya ini tidak cocok untuk
menyelesaikan masalah-malasah yang sulit atau “buruk”. Teknik
ini kurang tepat pada konflik yang menyangkut isu-isu penting,
dan adanya tuntutan tanggung jawab untuk menyelesaikan
masalah secara tuntas .Kekuatan dari strategi penghindaran
adalah jika kita menghadapi situasi yang membingungkan atau
mendua (ambiguous situations). Sedangkan kelemahannya,
penyelesaian masalah hanya bersifat sementara dan tidak
menyelesaikan pokok masalah.

5) Compromising
Gaya ini menempatkan seseorang pada posisi moderat, yang
secara seimbang memadukan antara kepentingan sendiri dan
kepentingan orang lain. Ini merupakan pendekatan saling
memberi dan menerima (give and take approach) dari pihak-pihak
yang terlibat. Kompromi cocok digunakan untuk menangani
masalah yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki tujuan
berbeda tetapi memiliki kekuatan yang sama.
c. Proses Manajemen Konflik
Manajemen konflik meliputi proses dari diagnosis, intervensi, dan
evaluasi (feedback). Penentuan diagnosis merupakan dasar dari
keberhasilan suatu intervensi. Dalam proses diagnosis yang perlu
dilakukan adalah pengumpulan data-data antara lain identifikasi
batasan konflik, besarnya konflik, sumber konflik, kemudian
mengkaji sumber daya yang ada apakah menjadi penghalang
atau dapat dioptimalkan untuk membantu penyelesaian konflik

Setelah proses identifikasi (measurement), selanjutnya dilakukan


proses analisis terhadap datadata yang telah dikumpulkan, hal ini
bertujuan untuk menentukan strategi resolusi konflik yang akan
diambil disesuaikan berdasarkan besarnya konflik dan gaya
manajemen konflik yang akan dipakai (integrating, obliging,
dominating, avoiding, dan compromising).
d. Outcome Resolusi Konflik
outcome conflict adalah hasil dari proses manajemen konflik
antara lain:

1) Win-lose Salah satu pihak mendominasi dan pihak yang lain


terabaikan. Yang menduduki porsi lebih besar mendapatkan
kemenangan dan sebaliknya yang lebih sedikit mengalami
kekalahan.

2) Lose-lose Semua pihak yang bertentangan mengalami


kerugian. Teknik penyuapan, memperjualbelikan,
menggunakan pihak ketiga untuk mengancam dapat
memuncullkan hasil resolusi ini.

3) Win-win Resolusi ini dicapai saat semua pihak menyetujui dan


mendapatkan manfaat dari penyelesaian konflik
THANKS A LOT

Anda mungkin juga menyukai