Minggu 7
Pendahuluan
Transmisi digital : mentransmisikan sinyal digital
Sinyal digital diperoleh dari :
Konversi data digital menjadi sinyal digital (proses
pengkodean)
Konversi data analog menjadi sinyal digital (proses
digitalisasi)
Konversi :
Digital to digital : line coding, block coding, scrambling
Analog to digital : PCM, DM
Dasar, 1
Mengkonversi data digital (sekumpulan bit)
menjadi sinyal digital
Pada sender, data di-encode menjadi sinyal digital
Pada receiver, sinyal di-decode menjadi data
digital kembali
Dasar, 2
Karakteristik
Karakteristik line coding :
Data element dan signal element
Data rate dan signal rate
Bandwidth
Synchronization
Komponen DC
Signal element & Data element (1)
Data element / elemen data :
Entitas terkecil untuk menyatakan informasi (bit)
Signal element / elemen sinyal :
Membawa data element
Data element are being carried, signal element are
the carries
Analogi :
Data element adalah orang yang akan naik kendaraan,
signal element adalah kendaraannya
Signal element & Data element (2)
Data rate & Signal rate (1)
Data rate :
Disebut juga bit rate
Banyaknya data element (bit) yang dikirim per detik
Satuan : bps
Signal rate :
Disebut juga signal rate, baud rate
Banyaknya signal element yang dikirim per detik
Satuan : baud
Data rate & Signal rate (2)
Yang diharapkan : data rate tinggi, signal rate rendah
Meningkatkan data rate akan meningkatkan kecepatan
transmisi
Mengurangi signal rate akan mengurangi kebutuhan
bandwidth, karena terdapat keterbatasan bandwidth
dalam sistem transmisi
Analogi :
Yang diharapkan adalah membawa banyak orang dengan
jumlah kendaraan yang sedikit sehingga dapat
mengurangi kepadatan trafik
Bandwidth
Kebutuhan bandwidth pada transmisi digital dinyatakan
dengan baud
Analogi :
Kebutuhan jalan sebagai media transportasi ditentukan oleh
banyaknya kendaraan yang lewat, bukan oleh banyaknya orang
pada kendaraan tersebut
Hubungan antara baud rate (signal rate) dengan bandwidth :
Lebih banyak perubahan pada signal element akan menyebabkan
frekuesi lebih tinggi pada sinyal
Bandwidth berhubungan dengan range frekuensi yang diperlukan
Synchronization (1)
Supaya dapat secara tepat menginterpretasikan
sinyal yang diterima dari sender maka receiver
perlu menyesuaikan dengan interval bit pada
sender
Jika clock receiver lebih cepat atau lambat dari
clock sender maka interval bit menjadi tidak
sesuai dan menjadikan mis-interpretasi sinyal
Untuk itu diperlukan sinkronisasi yang berisi
informasi timing pada sinyal yang dikirimkan
Synchronization (2)
Komponen DC, 1
DC component = zero frequency
Sebaiknya dihindari
Menjadi masalah jika dalam sistem transmisi
terdapat perangkat yang tidak mampu meloloskan
frekuensi rendah (misal transformator)
Komponen DC, 2
The first has a DC component; the positive voltages are not
canceled by the negative voltages
The second has no DC component; the positive voltages are
canceled by the negative voltages
Skema Line Coding
Unipolar
Semua level sinyal berada pada satu sisi sumbu,
atas saja atau bawah saja
Tegangan lebih positif (bit 1), tegangan lebih
negatif (bit 0)
Termasuk kategori NRZ (Non-Return to Zero)
karena sinyal tidak kembali ke 0 pada bagian
tengah bit
Polar-NRZ (1)
Level
sinyal berada di atas dan bawah sumbu
NRZ-L (level)
Misal level teg 0 (di atas sumbu/positif), level teg 1
(di bawah sumbu/negatif)
NRZ-I (invert)
Jika bit berikutnya adalah 1, ada transisi
Jika bit berikutnya adalah 0, tidak ada transisi (tetap)
Polar-NRZ (2)
Polar-NRZ (3)
NRZ-L, kemungkinan kesalahan interpretasi pada
receiver terjadi jika terdapat deretan bit 1 dan bit
0
NRZ-I, kemungkinan kesalahan interpretasi terjadi
jika terdapat deretan bit 0
Terjadi masalah sinkronisasi pada keduanya
Polar-RZ (1)
Masalah yang terjadi pada NRZ lebih banyak
disebabkan oleh karena tidak adanya sinkronisasi
pada sender dan receiver
RZ (Return to Zero) mengatasi masalah ini dengan
menggunakan 3 value (+, -, 0)
Perubahan sinyal tidak terjadi antara bit tetapi di
dalam bit
Sinyal menuju ke 0 (RZ) di pertengahan bit
Polar-RZ (2)
Tidak terjadi masalah sinkronisasi
Kelemahan RZ adalah diperlukannya perubahan 2
sinyal untuk menyatakan bit, hal ini akan
meningkatkan kebutuhan bandwidth
Polar-Biphase-Manchester
Kombinasi RZ dan NRZ-L
0 : perubahan level tinggi ke rendah
1 : perubahan level rendah ke tinggi
Perubahan / transisi terjadi di pertengahan bit,
digunakan sebagai sinkronisasi
Polar-Biphase-Diff.Manchester
Kombinasi RZ dan NRZ-I
Jika bit selanjutnya adalah 0, terjadi transisi
Jika bit selanjutnya adalah 1, tidak terjadi transisi
Polar - Biphase