0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
41 tayangan27 halaman
Teks tersebut membahas latar belakang penelitian tentang ajaran Nur Muhammad menurut perspektif guru-guru tasawuf di Sungai Pandan. Ia menjelaskan perkembangan konsep Nur Muhammad, tujuan penelitian, rumusan masalah, tinjauan pustaka, dan kerangka teori.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Ajaran Nur Muhammad Dalam Perspektif Guru-guru Tasawuf Di
Teks tersebut membahas latar belakang penelitian tentang ajaran Nur Muhammad menurut perspektif guru-guru tasawuf di Sungai Pandan. Ia menjelaskan perkembangan konsep Nur Muhammad, tujuan penelitian, rumusan masalah, tinjauan pustaka, dan kerangka teori.
Teks tersebut membahas latar belakang penelitian tentang ajaran Nur Muhammad menurut perspektif guru-guru tasawuf di Sungai Pandan. Ia menjelaskan perkembangan konsep Nur Muhammad, tujuan penelitian, rumusan masalah, tinjauan pustaka, dan kerangka teori.
DI SUNGAI PANDAN Proposal Thesis by Abdul Wahid Latar Belakang Masalah Þ Ajaran Nur Muhammad eksis diajarkan di berbagai majelis taklim. Þ Selain di sampaikan lewat ceramah di majelis taklim juga disampaikan dari lisan ke lisan baik terhadap teman atau terhadap keluarga. Selanjutnya untuk memudahkan proses pembelajaran dan penyebaran ajarannya, ilmu tersebut biasanya ditulis kembali oleh pengarang dan disebarkan ke murid-murid utama, yang dianggap mampu merahasiakan isi kitab tersebut. Þ Dampak setelah mengkaji Nur Muhammad bermacam- macam, diantaranya: ada yang meninggalkan syariat, seperti tidak mengerjakan shalat lagi, ada juga yang menjadi gila setelah mengkaji Nur Muhammad. Akan tetapi ada juga yang tetap kokoh dengan keimanannya dan tetap mengerjakan syariat, dan bahkan ada yang memperoleh kasyaf setelah mengkaji Nur Muhammad. Þ Pada penelitian ini penulis tertarik untuk mengkaji tentang Nur Muhammad dengan subjek penelitian guru- guru tasawuf yang mengajarkan Nur Muhammad di Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Ketertarikan ini disebabkan karena minimnya penelitian- penelitian ilmiah yang membahas pengajian tasawuf yang mengajarkan Nur Muhammad di Kecamatan Sungai Pandan, dan juga dari pengamatan penulis bahwa pengajian dan penyebaran Nur Muhammad di Kecamatan Sungai Pandan berkembang pesat. Þ Hal ini dibuktikan dari temuan kitab yang dikarang guru Fahmi yang berjudul Kitab Bul Wujud yang berisi ajaran mengenal diri dan Nur Muhammad yang beliau ajarkan kepada murid-murid beliau, ajaran Nur Muhammad juga diajarkan oleh KH Midhansyah pada majelis taklim Ar- Rahmah desa Rantau Karau Raya yang mana beberapa pengajian beliau ada dipublikasikan di YouTube, ajaran Nur Muhammad juga diajarkan oleh KH. Abdur Rasyid pimpinan majelis taklim Nurul Muhibbin desa Hambuku Pasar yang memiliki ratusan bahkan ribuan jamaah yang tersebar di berbagai wilayah seperti Alabio, Danau Panggang, Sungai Tabukan dan Nagara. Þ Kajian Nur Muhammad di ajarkan di majelis taklim dan di rumah-rumah Tuan Guru atau orang yang dianggap mumpuni penguasaan ilmu tasawufnya (Nur Muhammad). Berawal dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang ajaran Nur Muhammad dengan judul “Ajaran Nur Muhammad dalam Perspektif Guru-guru Tasawuf di Sungai Pandan”. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pemahaman ajaran Nur Muhammad perspektif guru-guru tasawuf di Sungai Pandan? 2. Bagaimana pengaplikasian ajaran Nur Muhammad perspektif guru-guru tasawuf di Sungai Pandan? Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian => Mengetahui ajaran Nur Muhammad dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari menurut perspektif guru-guru tasawuf di Sungai Pandan. Signifikansi Penelitian Signifikansi Penelitian Þ Memberi masukan ilmiah tentang ajaran Nur Muhammad dan pengaplikasiannya. Þ Memberikan informasi kepada akademisi atau masyarakat tentang ajaran Nur Muhammad. Þ Memberi informasi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji penelitian serupa. Þ Memperkaya Khazanah Kepustakaan UIN Antasari Banjarmasin. Definisi Operasional Þ Ajaran, berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Petunjuk yang dimaksud ialah Nur Muhammad. Þ Nur Muhammad, merupakan ciptaan Tuhan yang pertama dan daripadanya bersumber segala sesuatu atau asal segala kejadian. al- Hallaj dikenal sebagai orang yang pertama yang menyatakan bahwa kejadian alam pada mulanya berasal dari Nur Muhammad. Þ Guru Tasawuf, dalam KBBI diartikan sebagai orang yang pekerjaannya mengajar. Dalam perspektif sufistik guru memiliki padanan kata (dalam bahasa Arab) sebagai berikut: Mualim, Muadhib, Murobbiy, dan Mursyid. Dari padanan atau peran guru berdasarkan keempat kata di atas, guru tidak hanya berperan mentransfer ilmu (Mualim) melainkan juga harus berperan sebagai teladan yang mengajarkan adab (Muadhib), menjadi pembimbing, pengasuh, pendidik (Murobbiy), dan menjadi penunjuk jalan kebaikan, penasehat (Mursyid). Jadi guru tasawuf disini ialah guru yang mentransfer ilmu tasawuf (Nur Muhammad) kepada muridnya, mengajarkan adab, membimbing dan mendidik serta memberi petunjuk kebaikan kepada murid-muridnya. Þ Sungai Pandan, merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan. Di Kecamatan Sungai Pandan terdapat 33 desa, salah satunya desa Hambuku Pasar, Rantau Karau Raya dan Rantau Karau Hilir yang menjadi lokasi penelitian penulis. Penelitian Terdahulu Þ Sahabuddin “Nur Muhammad dalam Tradisi Sufisme” Jurnal Al-Qalam, Vol. 19, No. 92, tahun 2002. Þ Nur Fauzan Ahmad “Sejarah Timbulnya Gagasan Nur Muhammad sampai Masuknya ke Nusantara” artikel Jurnal. Þ Zulfa Jamalie “Syekh Ahmad Syamsuddin Al-Banjari dan Kitab Hikayat Nur Muhammad” artikel yang dipaparkan pada AICIS ke 14 di STAIN Samarinda tahun 2014. Þ Nur Fauzan Ahmad “Struktur Naratif Hikayat Nur Muhammad” Jurnal NUSA, Vol.12, No. 2, tahun 2017. Þ Nur Kolis “Nur Muhammad dalam Pemikiran Sufistik Datu Abulung di Kalimantan Selatan” Jurnal Al-Banjari, Vol. 11, No. 2, tahun 2012. Þ Abdul Hakim, M. Rusydi, dan Abdul Khaliq “Urang Banjar dan Kosmologi Nur Muhammad: Analisis Filosofis tentang Materi, Ruang dan waktu”Jurnal Tashwir Vol. 1 No. 1, tahun 2013. Þ Ahmad Fakhrurrazi, dkk. “Pemetaan Konseptual Nur Muhammad Menurut Perpsektif Kosmologi Sufi dan Kosmologi Fizik”Jurnal Afkar Vol. 24 Issue 1, tahun 2022. Þ Firdaus Noor berupa skripsi “Nur Muhammad dalam Kitab Insân Kamîl Karya Abdul Karim Al-Jilli dan Kitab Al-Durr Al-Nafis Karya Muhammad Nafis Al-Banjari”. Þ Muhammad Lazuardi berupa skripsi “Konsep Nur Muhammad dalam Perspektif Ibn ‘Arabi: Studi Penafsiran Surah Al-Nuur ayat 35”. Þ Ahmad berupa thesis yang dijadikan buku “Pengajian Tasawuf Sirr di Kalimantan Selatan”. Þ Sahabuddin berupa disertasi yang dijadikan buku “Nur Muhammad: Pintu Menuju Allah (Telaah Sufistik atas Pemikiran Syekh Yusuf al-Nabhani)”. Þ Imam Abdurrohim bin Ahmad Qodhi dengan judul “Daqooiqul Akhbar” terj.“Nur Muhammad (Menyingkap Asal Mula Kejadian Makhluk)”. Þ Diktat atau risalah “al-Qami’ah”yang ditulis oleh ‘Abdullah bin Napiah al-Alabi. Berisi dalil-dalil dalam kitab-kitab Mu’tabar beserta pendapat- pendapat ulama-ulama terdahulu. Kajian Teori Þ Nur Muhammad merupakan ciptaan Tuhan yang pertama dan daripadanya bersumber segala sesuatu. Þ Asal mula berkembangnya ajaran Nur Muhammad dari Muqattil seorang teolog abad ke-6 M yang menafsirkan Al-Qur’an surat An-Nuur ayat 35 yang terkenal dengan ayat cahaya. Þ 35. Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. Þ Menurutnya kata mishbah (lampu/pelita) dalam ayat itu dianggap sebagai lambang yang tepat bagi Muhammad. Melalui Muhammadlah cahaya ilahi dapat menyinari dunia. Melalui Muhammad juga umat manusia dituntun menuju sumber cahaya itu. Kata “tidak dari timur dan dari barat” mengacu tugas kerasulan Nabi Muhammad saw yang rahmatan lil ‘alamiin. Ide Muqattil itu diambil oleh Sahl al-Tustari, tokoh sufi Irak (w. 896 M) yang mengatakan adanya lajur cahaya, yaitu sejenis timbunan yang terdiri dari segenap jiwa-jiwa yang suci. Berdasarkan teori Muqattil, esensi Muhammad menurut Tustari disebut ‘amud al-nur’ (tiang cahaya) yakni jasad halus dari keyakinan yang diemanasi dari Tuhan sendiri yang membungkuk kepada-Nya selama satu juta tahun sebelum diciptakan-Nya makhluk-makhluk. Þ Jadi, pada awal kemunculannya Nur Muhammad pengertiannya dikaitkan dengan kemuliaan, keagungan dan kebesaran yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw. Pengertian Nur Muhammad berkembang pada abad III H/IX M oleh al-Hallaj (224-309 H/858-922 M), menurut al-Hallaj yang paling awal diciptakan Allah adalah Nur Muhammad, Nur Muhammad dalam bentuk hakikatnya adalah Nur Allah bersifat azali dan qadim mendahului setiap makhluk. Sedangkan kedudukannya sebagai rasul Allah adalah manusia bersifat baharu, menjadi penutup segala Nabi. Þ Selanjutnya Nur Muhammad dikembangkan lagi oleh Ibnu Arabi (560-638 H/1165-1240 M) dengan teori wahdat al-wujud yang menjelaskan Nur Muhammad dengan tiga tahapan manifestasi Tuhan yakni ahadiyah, wahdah, wahidiyah. Ibnu Arabi dalam kitabnya Futuhat al-Makkiyah dan Fushus al-Hikam menyebut Nur Muhammad sebagai al-Hakikatu Muhammadiyyah. ÞSelanjutnya Nur Muhammad dikembangkan lagi oleh Abdul Karim al-Jilli (767-811 H/1365-1409 M) dalam karyanya yang terkenal Insan Kamil. Abdul Karim al-Jilli dengan konsep Insan Kamil menjelaskan Nur Muhammad dengan menguraikan manifestasi Tuhan menjadi lima bagian yakni uluhiyyah, ahadiyyah, wahidiyyah, rahmaniyyah dan rububiyyah. Þ Sufi selanjutnya yang mengembangkan ajaran Nur Muhammad ialah Burhanpuri (w. 1030 H/1620 M), ajaran Burhanpuri terkenal dengan teori Martabat Tujuh dalam menjelaskan Nur Muhammad yakni martabat ahadiyyah, wahdah, wahidiyah, alam arwah, alam mitsal, alam ajsam dan jâmi’ah (penghimpun). Burhanpuri mengarang kitab tentang Nur Muhammad yang berjudul Tuhfah al-Mursalah ila Ruh an-Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa salam yang menjadi rujukan oleh ulama Nusantara yang mengkaji Nur Muhammad. => Sufi selanjutnya yang mengembangkan tentang ajaran Nur Muhammad ialah Syekh Yusuf an-Nabhani (1265-1350 H/1849-1932 M), pandangan al-Nabhani tentang Nur Muhammad agak berbeda dengan ulama sufi sebelumnya, bagi al-Nabhani, Nur Muhammad itu “tercipta” dan tidak “melimpah” sebagaimana teori emanasi. Sebab ia bukanlah kaifiyah; ia bukan zat yang berbentuk; ia hanya sebuah nama. Itulah sebabnya, al-Nabhani tidak menggunakan istilah al-Hulul, al-Lahut, al-Nasut, dan wahdat al- wujud dalam melabeli konsepsi Nur Muhammad yang digagasnya. Di samping itu ia hendak menunjukkan bahwa konsep Nur Muhammad bersumber dari Islam, bukan dari Filsafat Yunani. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Þ Berdasarkan sifatnya merupakan Penelitian Kualitatif. Þ Jenis penelitian berdasarkan tempat atau sumbernya merupakan penelitian lapangan (field research). Þ Jenis penelitian berdasarkan tujuan merupakan penelitian deskriptif. Þ Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan induktif yang mana kesimpulan muncul dari data untuk kemudian diverifikasi dengan teori yang ada. 2. Lokasi, Subjek dan Objek Penelitian a. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sungai Pandan,
sebuah Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sebagai sampel lebih tepatnya di Majelis Taklim Nurul Muhibbin desa Hambuku Pasar, Majelis Taklim Ar-Rahmah desa Rantau Karau Raya, dan di rumah Guru Fahmi desa Rantau Karau Hilir. b. Subjek Penelitian Guru-guru tasawuf, jema’ah atau muridnya dan kitab- kitab yang digunakan dalam mengajar Nur Muhammad. c. Objek Penelitian Objek penelitian ada dua. Pertama, ajaran-ajaran Nur Muhammad. Kedua, amaliah-amaliah yang disampaikan guru tasawuf agar bisa meresapi ajaran Nur Muhammad (Pengaplikasian ajaran Nur Muhammad). 3. Data dan Sumber Data a. Data Data pada penelitian ini terkait pengajian dan pengajaran Nur Muhammad meliputi: ajaran tasawuf yang disampaikan, bentuk pengajian, metode penyampaian, amaliah-amaliah yang disampaikan, motivasi ikut pengajian, serta kesan, pengalaman dan pengamalan mereka terhadap pelajaran yang diterima, pengaruhnya dalam keberagamaan mereka terutama dalam melaksanakan ibadah, pergaulan sosial, dan akhlak mereka sehari-hari. b. Sumber data 1) Data primer Guru-guru yang mengajarkan Nur Muhammad, para jama’ah atau murid yang mengikuti pengajian atau pengajaran, kitab- kitab yang digunakan, ajaran dan amalan yang disampaikan. 2) Data Sekunder Segala informasi terkait penelitian-penelitian tentang pengajian dan pengajaran tasawuf yang mengajarkan Nur Muhammad baik berupa buku ilmiah, artikel dalam jurnal ilmiah, dan penelitian- penelitian ilmiah baik berupa skripsi, thesis dan disertasi, serta para pengurus majelis taklim, para ulama dan aparat pemerintah 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dimulai dari observasi, pembuatan kuesioner, wawancara, dan dokumenter. a. Observasi Penulis akan terjun ke lapangan untuk mengamati tempat- tempat pengajian tasawuf yang ada mengajarkan Nur Muhammad di Kecamatan Sungai Pandan, untuk memperoleh data penelitian yang relevan. Melalui observasi penulis akan dapat menentukan sampel untuk di jadikan sumber data primer. b. Pembuatan kuesioner Setelah melakukan observasi dan sudah menentukan sumber data primer atau guru tasawuf yang mengajarkan Nur Muhammad dan jamaahnya yang akan di wawancarai, maka langkah selanjutnya membuat kuesioner atau pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara agar lebih terarah diskusi atau wawancaranya. c. Wawancara Penulis akan bertanya secara langsung dengan responden atau informan yang menjadi subjek penelitian untuk mendapatkan data. d. Dokumenter Teknik dokumenter atau disebut juga teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data penelitian melalui sejumlah dokumen (informasi yang didokumentasikan) berupa dokumen tertulis maupun dokumen terekam. Dokumen tertulis berupa penelaahan literatur atau bahan bacaan yang digunakan dalam pengajian Nur Muhammad tersebut dan dokumen terekam berupa rekaman hasil wawancara. 5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan Data Pengolahan data dipahami sebagai usaha mempersiapkan data untuk dianalisis. Adapun yang dimaksud dengan pengolahan data disini adalah pengolahan data setelah data yang dicari di lapangan penelitian telah terkumpul. Berikut ini langkah-langkah dalam pengolahan
data, yaitu: Editing atau penyaringan data dengan cara
meneliti kembali data yang telah terkumpul.
Klasifikasi data dengan mengelompokkan data
menurut jenisnya masing-masing.
Interpretasi data dengan cara memberikan uraian
dan penafsiran guna mempertajam penelitian.
b. Analisis Data Pada penelitian ini dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode perbandingan tetap ( Constant Comparative Method), metode ini membandingkan satu datum dengan datum yang lain, dan kemudian secara tetap membandingkan kategori dengan kategori lainnya. Menurut Suharsimi Arikunto mengenai penelitian komparatif yaitu: “Penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau prosedur kerja. Dapat juga membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau Negara, terhadap kasus, terhadap orang, peristiwa atau terhadap ide”. Secara umum proses analisis datanya mencakup: reduksi data, kategorisasi data, sintesisasi, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang dilakukan dengan cara memilah, memusatkan, menyederhanakan, dan memfokuskan data yang ditemukan dilapangan berdasarkan catatan-catatan yang dibuat oleh peneliti dari hasil wawancara dengan sumber data (informan). Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan. Sintesisasi yaitu mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya. Menyusun hipotesis kerja dilakukan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang proposisional, hipotesis kerja terkait dan sekaligus menjawab pertanyaan penelitian. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini yaitu pada bab I memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan signifikansi penelitian, definisi operasional, penelitian terdahulu, kajian teori, metode penelitian dan sistematika penelitian. Pada bab II membahas perihal teori Nur Muhammad dengan sub-bahasan: Konsep Nur Muhammad dan Nur Muhammad dalam perspektif Sufi. Pada konsep Nur Muhammad akan dibahas pengertian Nur Muhammad, penciptaan Nur Muhammad dan awal mula ajaran Nur Muhammad. Sedangkan, Nur Muhammad dalam perspektif Sufi akan dibahas Nur Muhammad perspektif Al-Hallaj, Nur Muhammad perspektif Ibn Arabi, Nur Muhammad perspektif Abdul Karim al-Jilli, Nur Muhammad perspektif Burhanpuri dan Nur Muhammad perspektif al- Nabhani. Pada bab III akan memaparkan tentang metode penelitian dengan sub-bahasan: Jenis dan Pendekatan Penelitian, Lokasi Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian, Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data. Pada bab IV akan dibahas tentang hasil
penelitian dan pembahasan dengan sub-
bahasan: Pemahaman dan pengaplikasian ajaran Nur Muhammad dalam perspektif Guru Fahmi, KH Midhansyah, dan KH Abdur Rasyid, serta Analisis Data. Pada bab V akan memuat kesimpulan dan