Anda di halaman 1dari 53

Perkembangan dan Tantangan

Manajemen RS Kedepan
Dr. Syahrir A. Pasinringi, MS

Pelatihan Penyusunan Sistem


Remunerasi Rumah Sakit
13 Juni 2022
Outline

PENDAHULUAN
01 03 BLU DAN REMUNERASI
Tantangan dan perkembangan
Badan Layanan Umum dan
manajemen RS kedepan
Badan Layanan Umum Daerah

JKN DAN SISTEM KEBIJAKAN


02 REMUNERASI 04 TERBARU BIDANG
PERUMAHSAKITAN
Sistem Jaminan Kesehatan
Dampaknya pada rumah sakit
Nasional
dan sistem remunerasi
01 PENDAHULUAN
Tantangan dan perkembangan manajemen RS
kedepan
Tujuan Normatif
Pembangunan Kesehatan
Untuk mewujudkan layanan yang
Layanan Kesehatan yang berkualitas, pelayanan Kesehatan
berkualitas : harus:

Effective  Timely 
Memberikan layanan kesehatan berbasis Mengurangi waktu tunggu dan penundaan
bukti kepada yang membutuhkan pelayanan
Equitable 
Safe  Tidak membedakan pemberian pelayanan
Mencegah terjadinya bahaya dalam kesehatan berdasarkan jenis kelamin, etnis,
pemberian pelayanan kesehatan lokasi geografis, status sosial dan ekonomi
kepada yang membutuhkan
Integrated 
People centred Memberikan pelayanan kesehatan yang
Memberikan pelayanan kesehatan menyediakan berbagai layanan sepanjang
dengan memperhatikan preferensi, kehidupan
kebutuhan dan nilai individu Efficient 
Memaksimalkan sumber daya yang tersedia
dan mengurangi pemborosan
Pengertian Rumah Sakit

Pasal 1 Ayat 1
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.

(UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit)


Tugas Rumah Sakit

Pasal 4

Rumah Sakit mempunyai tugas


memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna.

(UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit)


Fungsi Rumah Sakit

Pasal 5
Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4, Rumah Sakit mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan
pemulihan kesehatan sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit;
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
perorangan melalui pelayanan kesehatan yang
paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis;

(UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit)


Bersambung....
Fungsi Rumah Sakit

Pasal 5
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber
daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan
dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta


penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan;

(UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit)


BAB IV
TANGGUNG JAWAB
PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH

Pasal 6
1. Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab
untuk:

a. Menyediakan Rumah Sakit berdasarkan kebutuhan


masyarakat;
b. Menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
bagi fakir miskin, atau orang tidak mampu sesuai ketentuan
peraturan perundangundangan;
c. Membina dan mengawasi penyelenggaraan Rumah Sakit;
(UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit)
Tekanan Lingkungan Strategik Perumahsakitan di Indonesia

Tuntutan Masyarakat

Kebijakan Moneter dan


Mutu, Safety, Equity Fiskal

Peraturan
Akreditasi RS Perundang-
undangan

Kebijakan Pemerintah
Politik, Sosial, Budaya

Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi kesehatan/IT
Kegagalan Organisasi Pelayanan Kesehatan Pemerintah

RS Swasta
Masyarakat
Kelas Atas

Masyarakat
Kelas Menengah

Masyarakat
Kelas Bawah

RS Pemerintah Subsidi kecil dan sistem pengeloaan keuangan yang belum


bertransformasi sesuai BLUD, Budaya birokrasi umum,
Permasalahan Organisasi RS

1 Competitive Market (Persaingan Pasar Yang Sangat Ketat)


2 Capital Intensif (Padat Modal)
3 Labour Intensif (Padat Karya), Yang Bersifat Heterogen - Highly
Specialized
4 Multi Product (Berbagai Produk) Dan Bersifat Heterogen
5 Perubahan Regulasi, teknologi dan ekspektasi masyakarat yang
semakin meningkat
Competitive Market

1. Manajemen Mutu (TQM)/CQI


2. Manajemen Pembiayaan
(Cost Containtment)
3. Manajemen Pemasaran, Inovasi Produk

(Positioning - Brand Image)


4. Kesadaran Seluruh Staf/ Budaya
Capital Intensif

1. Manajemen Pembiayaan
(Cost Containtment)
2. Aliansi Strategis - Jaringan Kerjasama
3. Strategi Pengadaan
4. Manajemen Mutu, CQI
Labour Intensif

1. Menciptakan Budaya Organisasi


(Corporate Culture) menata mindset
2. Standardisasi Input - Process - Output -
Outcomes (Penataan Sistem)
3. Penerapan Human Resource
Management (HRD)/ Human Capital
4. Manajemen Konflik & Perubahan
Multi Product

1. Manajemen Mutu (TQM)/budaya


keselamatan pasien, pengukuran
pengalaman pasien
2. Manajemen Pembiayaan
(Cost Containtment)
3. Manajemen Pemasaran, Inovasi Produk
(Positioning - Brand Image)
4. Pengembangan IT
A. LEVEL MAKRO (Societal and system-wide)
a. Transisi Demografi dan Epidemiologi
Tantangan bagi b. Pergeseran pola penawaran dan
permintaan
Manajer c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi
Kesehatan d. Perubahan Politik dan Ekonomi
secara Global e. Corporatisation and privatisation
f. Increasing costs
g. Krisis SDM Kesehatan

Sumber : Figueroa et al. BMC Health Services Research (2019) 19:239


B. LEVEL MIDDLE (Organizational)
a. Tantangan Manajemen Sumber
Tantangan bagi Daya Manusia/Human Capital
Manajer b. Perubahan struktur dan ukuran
organisasi
Kesehatan c. Intensifikasi pekerjaan bagi
secara Global front-line dan middle
management

Sumber : Figueroa et al. BMC Health Services Research (2019) 19:239


C. LEVEL MICRO (Individual)
1. Pergantian peran manajer kesehatan
Tantangan bagi a. Tidak ada definisi standar universal atau
Manajer standar kompetensi yang ditetapkan
untuk manajer kesehatan
Kesehatan b. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas
c. Meningkatnya peran ganda dokter dan
secara Global manajer
d. Lebih banyak dokter yang menjadi
manajer senior

Sumber : Figueroa et al. BMC Health Services Research (2019) 19:239


02
JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL DAN SISTEM
REMUNERASI
Jaminan Kesehatan Nasional

UU No. 40/2004 UU No. 24/2011 Jaminan Kesehatan


tentang SJSN tentang BPJS Nasional

Program jaminan Penyelenggara


sosial wajib bagi jaminan sosial
seluruh penduduk
Kendali Mutu dan Kendali
Indonesia Biaya bagi RS

Pola pembayaran untuk


RS yaitu INA-CBG’s
(Metode Prospective
Payment)
MULAI 1 JANUARI 2014
IMPLEMENTASI JKN: TERJADI
PERUBAHAN PARADIGMA

RETROSPECTIVE
PAYMENT
PROSPECTIVE
Fee for service PAYMENT
INA CBG’s
Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Pemerintah
Kesehatan

Kendali Biaya & kualitas Yankes


Per
Regulasi Sistem Pelayanan
Kesehatan (rujukan, dll)

jan
Pem
an
an

jian
***Regulasi (standarisasi)
luh
ur

Aju yaran
ba
Kualitas Yankes, Nakes, Obat,
ri

ke

kan Kla
Ker
ya

Alkes
Regulator
an
Ba

jasa
k la i m
Regulasi Tarif Pelayanan
an
ng

Kesehatan,

im
ma
na

Single payer, regulated, equity


Pe

Memberi Pelayanan
Peserta Fasilitas
Jaminan Kes Mencari Pelayanan Kesehatan
Sistem Rujukan
Perubahan Konsep & Regulasi Pelayanan
Kesehatan

Ada Pembatasan; Rumah Sakit


JKN Ada Pengaturan;
di PAKSA
untuk berubah
Ada Persyaratan.
Oleh 1. Konsumen;
Eksternal RS: 2. Utilisasi;
3. Biaya.
Perubahan Konsep Yankes;
Perubahan Konsep Mutu;
Perubahan Konsep Logistik.
Perubahan Konsep Mutu

1. Extra  Sesuai Standar;


2. Selera  Persyaratan;
3. Kebebasan  Kecepatan,
Ketepatan dan Keamanan.
Fee For Service Vs Prospective Payment

Di Era JKN terjadi


Perubahan metode
Sistem pembayaran
pembayaran RS dari
jasa pelayanan RS
retrospektif
selama ini
menggunakan fee for (fee for service)
service menjadi prospektif
(casemix INA-CBGs)
Sistem INA-CBG’s

1. Sistem Casemix INA-CBG’S adalah suatu pengklasifikasian dari episode


perawatan pasien yang dirancang untuk menciptakan kelas-kelas yang
relatif homogen dalam hal sumber daya yang digunakan dan berisikan
pasien dengan karakteristik klinik yang sejenis (George Palmer, Beth
Reid).

2. Case Base Groups (CBG’s), yaitu cara pembayaran perawatan pasien


berdasarkan diagnosis atau kasus yang relatif sama. Rumah Sakit akan
mendapatkan pembayaran berdasarkan rata-rata biaya yang dihabiskan
untuk suatu kelompok diagnosis

3. Sistem INA-CBGs telah memaksa rumah sakit untuk tidak dapat lagi
menggunakan sistem remunerasi tradisional yang hanya
berdasarkan pembagian jasa langsung ke pemberi pelayanan saja
TARIF PAKET JKN (INA CBG’s)

BANGUNAN, ALAT
GAJI, HONORARIUM

OBAT, BHP, ZAT KIMIA


INSENTIF
Strategi RS dengan Adanya INA-CBGs

1 AUDIT MANAJEMEN

2 MANAJEMEN MUTU DAN BIAYA KLINIK

3 PENINGKATAN KINERJA DAN ANALISIS DATA

4 MANAJEMEN REVENUE

5 PELATIHAN DAN PENDIDIKAN

6 STRATEGIC PLANNING AND FINANCIAL


MANAGEMENT

7 SISTEM KOMPENSASI DARI FEE FOR SERVICE


MENJADI REMUNERASI
BLUD DAN
03 REMUNERASI
Badan Layanan Umum (BLU) dan Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD)
Pasal 20 Ayat 3
“Rumah Sakit publik yang
dikelola Pemerintah dan
Pemerintah Daerah
diselenggarakan
Click icon to addberdasarkan
picture

pengelolaan
Badan Layanan Umum atau
Badan Layanan Umum Daerah
sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.”

Sumber: UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


STATUS BLUD DI RUMAH SAKIT

1. Dana tersedia di RS
Strategi 2. Pelayanan dapat dilakukan dengan dengan cepat
Pimpinan 3. Sarana dan prasarana meningkat
RS 4. Motivasi pegawai (dokter, perawat, penunjang,
dan tenaga lainnya)  Remunerasi
Pentingnya Pengusulan
Remunerasi Rumah Sakit

1. Mendukung strategi usaha RS dalam menjalankan visi dan misinya


2. Memacu motivasi karyawan agar memiliki komitmen tinggi dalam bekerja
3. Membangun Tim kerja yang solid
4. Program BPJS dimana Klaim berbentuk Paket
KEBIJAKAN

04 TERBARU BIDANG
PERUMAHSAKITAN
Peraturan Pemerintah Nomor 47/2021
Regulasi di Bidang Perumahsakitan

UU No. 44
Tahun 2009

Sumber: UU No. 44/2009 Tentang Rumah sakit


Perkembangan Regulasi Terkait SDM
di Bidang Perumahsakitan

Dulu

PMK No. 147/2010 Jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia


PMK No. 340/2010 ditentukan sesuai dengan kelas Rumah
PMK No. 56/2014 Sakit

Sekarang

Jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia


disesuaikan dengan hasil analisis beban kerja,
PMK No. 3/2020  serta kebutuhan dan kemampuan
PP No. 47/2021 pelayanan Rumah Sakit  Mekanisme
Pasar.
PP TENTANG PENYELENGGARAAN BIDANG PERUMAHSAKITAN

Pasal 56 ayat (6)


perubahan terhadap Pasal 24 ayat (2),
amanah pasal 61 undang-undang Pasal 29 ayat (3), Pasal 40 ayat (4), Pasal
PEMBINAAN DAN
tentang cipta kerja 54 ayat (6) Undang-Undang Nomor 44 PENGAWASAN, SERTA
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit KRITERIA, JENIS DAN TATA
CARA PENGENAAN
Pasal 40 ayat SANKSI ADMINISTRATIF
(4) AKREDITASI
RUMAH SAKIT

Pasal 29 ayat 4
Pasal 24 ayat (3) KEWAJIBAN
(2) KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT
3

2
1 PERMENKES NO 18 TH 2018
TENTANG PENGAWASAN
BIDANG KESEHATAN DAN
BERBAGAI PUU DI BIDANG
PERUMAHSAKITAN LAINNYA

PERMENKES NO 12 TH
2020 TENTANG AKREDITASI
RUMAH SAKIT

PERMENKES NO 4 TH 2018 TTG


PERMENKES NO 3 TH 2020 KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN
TTG KLASIFIKASI DAN KEWAJIBAN PASIEN
PERIZINAN RUMAH SAKIT
Klasifikasi RS
Pelayanan yang diberikan
• RS umum meliputi pelayanan medik dan
penunjang medik, keperawatan dan
kebidanan, kefarmasian, dan pelayanan
penunjang. KEMAMPUAN
• RS khusus meliputi pelayanan medik dan PELAYANAN
penjang medik sesuai kekhususan, ,
keperawatan dan/atau kebidanan,
kefarmasian, dan pelayanan penunjang, FASILITAS KESEHATAN
DAN SARANA
Fasilitas kesehatan dan sarana penunjang Rumah Sakit
terdiri atas: a. bangunan dan prasarana; b. ketersediaan PENUNJANG
tempat tidur rawat inap; dan c. Peralatan, disesuaikan dengan
kelas RS dan kebutuhan pelayanan

Sumber daya manusia untuk setiap kelas


SUMBER DAYA
Rumah Sakit disesuaikan dengan kebutuhan MANUSIA
pelayanan yang diberikan oleh
Rumah Sakit..
KEMAMPUAN PELAYANAN RUMAH SAKIT KHUSUS
Memberikan pelayanan utama pada satu
RUMAH SAKIT bidang atau satu jenis penyakit tertentu
UMUM berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,
organ, jenis penyakit, atau kekhususan
RS yang memberikan lainnya
pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan
jenis penyakit
Dapat menyelenggarakan pelayanan lain di
luar kekhususannya (paling banyak 40% dari
seluruh jumlah tempat tidur rawat inap).

Menteri dapat menetapkan (koordinasi dg


K/L terkait) RS khusus lainnya berdasarkan
hasil kajian kebutuhan pelayanan
PELAYANAN
KESEHATAN BERUPA:

1. Pelayanan medik dan


penunjang medik KLASIFIKASI PELAYANAN KESEHATAN
2. Pelayanan keperawatan dan BERUPA:
kebidanan 1. Pelayanan medik dan penunjang
3. Pelayanan kefarmasian medik sesuai dengan kekhususan
4. Pelayanan penunjang lainnya 2. Pelayanan keperawatan dan/atau
(yang diberikan oleh nakes kebidanan
dan non nakes) 3. Pelayanan kefarmasian
4. Pelayanan penunjang lainnya
(yang
diberikan oleh nakes dan non nakes)
Dibutuhkan strategi manajemen SDM/
Human Capital yang sesuai dengan
tuntutan masyarakat serta
perkembangan regulasi, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perubahan Paradigma SDM
DEFINISI HUMAN CAPITAL
1. Human capital didefinisikan sebagai “Persediaan dari kumpulan pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, kreativitas dan atribut pekerja lainnya (Nalbantian et al (2004) dalam Armstrong
(2006)

2. Human capital adalah akumulasi pengetahuan, keahlian, pengalaman, serta beberapa atribut
kekuatan pekerja yang relevan pada kekuatan pekerja suatu organisasi juga dapat memacu
produktivitas, kinerja serta tercapainya tujuan strategis (Matthewman & Matignon dalam
Gaol, 2015: 696-697)

3. Simkovic, M. (2013) mendefinisikan human capital sebagai elemen kunci dalam


meningkatkan aset perusahaan dan karyawan untuk meningkatkan produktivitas serta
mempertahankan keunggulan kompetitif
Perbedaan Dasar Human Capital Management
dan Human Resource Management

HUMAN CAPITAL MANAGEMENT HUMAN RESOURCE MANAGEMENT

Manusia dianggap sebagai aset, Manusia merupakan sumber pengeluaran


bukan sumber pengeluaran biaya biaya yang signifikan dan harus dikelola

Sumber: Amstrong, 2006


1. Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi
2. Peningkatan kompetensi individu
3. Pengembangan kompetensi organisasi dan
Atribut 4. Kemampuan kerja individu
Dasar
Human Meningkatkan value individu dan organisasi:
Capital - Kinerja yang lebih tinggi dan keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan
- Komitmen organisasi yang lebih tinggi
- Peningkatan retensi organisasi

Sumber: Alnachef and Alhajjar, 2015


Strategi Human Capital terdiri dari 6 (enam) faktor
yang saling terkait:

1. Orang

Strategi 2.
3.
Proses Kerja
Struktur Manajerial

Human 4.
5.
Informasi dan Pengetahuan
Pengambilan Keputusan

Capital 6. Imbalan  bagaimana insentif moneter dan


non-moneter digunakan; berapa banyak gaji;
penghargaan individu versus kelompok;
penghargaan karir saat ini versus jangka panjang

Sumber: Mercer Human Resource Consulting (2004)


Pembentuk Human Capital Dengan Kinerja
dan Komitmen Tinggi

Trust

Merasa
Inisiatif Pimpinan Kinerja tinggi/ Remunerasi
dihargai/diperlakukan
Komitmen Tinggi
secara adil

Iklim organisasi yang


baik (terbuka)
Sumber: The High Performance Organization, Creating dynamic stability and sustainable Success, 2005
Remuneration System

 Merupakan sistem peng-UPAH-an atau imbal jasa bagi


karyawan dan dituangkan dalam suatu aturan yang baku
didalam suatu organisasi.
 REMUNERASI terdiri dari gaji, tunjangan, insentif,
honorarium, merit/bonus.
 Merupakan salah satu fleksibiltas BLU yang berkekuatan
hukum, PP No 74 tahun 2012 dan Permendagri no 79
tahun 2018.
 Sistem Remunerasi berbasis KINERJA
Kinerja (Performance)

Remunerasi berbasis KINERJA

Kinerja adalah proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai


oleh individu atau organisasi dalam memberikan jasa
pelayanan atau produk kepada pelanggan (Fitzpatrick, 1994)
Prinsip Remunerasi

1 PROPORSIONALITAS
2
KESETARAAN
3 KEPATUTAN
4 KINERJA OPERASIONAL  BLU
Tujuan Remunerasi

Building Good Image

i o n
ra t
Motivasi ne ms Kesejahteraan
u
m ste
e
R sy

Retaining Personnel
Kesetaraan, Kepatutan, Keadilan
Konflik dalam Remunerasi

1. Merasa tidak adil, karena menganggap sudah


berkontribusi besar dalam pendapatan (akibat
“by name” dalam billing rumah sakit), namun
yang diterima relatif kecil.

2. Sudah sangat terbiasa dengan pembayaran


“fee
for service” (murni berbasis kinerja, gaji tetap
dianggap “bonus”).
Konflik dalam Remunerasi

3. Egois, mau mendapat gaji besar tanpa


memperhatikan kebutuhan karyawan lain.

4. Hanya melihat hasil pendapatan total,


tanpa mau memperhitungkan faktor
kinerja dan disiplin.
.Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai