Anda di halaman 1dari 64

BUDAYA KESELAMATAN,

KEAMANAN DAN PELAYANAN


(Safety, Security and Service Culture)

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
PROSEDUR KESELAMATAN,
KEAMANAN DAN PELAYANAN
Pengertian keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja

Keamanan kerja
Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa
materil maupin nonmaterial.
1. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat materil diantaranya sebagai berikut :
a). Baju kerja
b). Helm
c). Kaca mata
d) Sarung tangan
e). Sepatu
f). Penutup telinga
2. Unsur-unsur penunjang keamaan yang bersifat non materil diantaranya sebagai berikut :
a). Buku petunjuk penggunaan alat
b). Rambu-rambu dan isyarat bahaya
c). Himbauan-himbauan
3
d). Petugas keamanan
Selain unsur-unsur penunjang, lingkungan kerja juga harus aman.Syarat-syarat lingkungan
kerja yang aman adalah sebagai berikut :
a. Adanya pembagian tugas dan tanggungjawab serta wewenang yang jelas
b. Adanya peraturan kerja yang fkexible (tidak kaku)
c. Adanya penghargaan atas hak dan kewajiban pekerja selalu diberikan
d. Adanya hubungan sosial yang baik antara perusahaan dengan masyarakat setempat
e. Adanya ruang kerja yang memenuhi standart SSLK (Syarat-Syarat Lingkungan Kerja).

Syarat-syarat lingkungan kerja adalah sebagai berikut :


1. Tempat kerja steril dari debu, kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi, getaran mesin dan pealatan,
bising dan lain sebagainya
2. Tempat kerja aman dari sengatan arus listrik
3. Lampu penerangan cukup memadai
4. Vasilitas dan sirkulasi udara yang seimbang
5. Adanya aturan kerja atau aturan keprilakuan
6. Adanya prosedur kerja dengan aturan SOP (Standar Operating Procedu
4
Kesehatan Kerja

Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan sebagai unsur-unsur yang
menunjang terhadap adanya jiwa-raga dan lingkungan kerja yang sehat. Kesehatan
kerja meliputi ksehatan jasmani dan kesehatan rohani. Kesehatan rohani dan
jasmani saling berkaitan, terutama kesehatan rohani akan sangat berpengaruh
terhadap kesehatan jasmani dan kesehatan jasmani sangat dipengaruhi oleh
kesehatan lingkungan (environmental).

5
1. Unsur-unsur penunjang kesehatan jasmani ditempat kerja adalah sebagai berikut :
a. Adanya makanan dan minuman yang bergizi
b. Adanya sarana dan peralatan olahraga
c. Adanya waktu istirahat
d. Adanya asuransi kesehatan bagi anak buah kapal
e. Adanya sarana kesehatan atau ada kotak P3K diatas kapal
f. Adanya buku panduan mengenai K3

2. Unsur-unsur penunjang kesehatan rohani ditempat kerja adalah sebagai berikut :


a. Adanya sarana prasarana (Minimal diatas kapal ada tempat ibadah)
b. Penyuluhan kerohanian
c. Adanya perlakuan yang sama diatas kapal
d. Adanya tempat istirahat yang layak

3. Unsur-Unsur penunjang kesehatan lingkungan kerja ditempat kerja adalah sebagai berikut :
a. Adanya sarana dan prasarana dan peralatan kebersihan, kesehatan, keamanan dan pelayanan (Kotak SOPEP)
b. Adanya tempat sampah yang memadai
c. Adanya WC (Water Closed) yang memadai
d. Adanya air yang memenuhi kebutuhan
e. Ventilasi udara dan sirkulasi udara ke kamar dan ruangan yang cukup
6
f. Adanya air conditioner (AC)
Keselamatan kerja

Pengertian keselamatan kerja tidak dapat didefinisikan secara sebagaimana seperti ilmu-ilmu yang lainnya.
Keselamatan kerja hanya diseskrifsikan sebagai keadaan dimana seseorang merasa aman dan sehat
melaksanakan tugasnya. Masing-masing aman dan sehat disini mencangkup keamanan dari terjadinya
kecelakaan dan sehat dari berbagai faktor penyakit yang muncul dalam proses kerja.

Dengan demikian, keselamatan kerja adalah sebagai ilmu pengetahuan yang penerapannya sebagai unsur-
unsur penunjang seorang karyawan agar selamat saat sedang bekerja dan setelah mengerjakan pekerjaannya.
Unsur – unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebgai berikut :
1. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas
2. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja
3. Teliti dalam bekerja
4. Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja

7
8
II. Tujuan keselamatan kerja, Keamanan dan pelayanan

9
III. Sumber hukum dan Undang-Undang ketenagakerjaan

I. Sumber Hukum keselamatan, keamanan kerja secara nasional

Sumber hukum yaitu segala sesuatu dari mana orang dapat mengenal bermacam-macam peraturan yang berlaku di
dalam masyarakat dan oleh hukum dianggap sebagai peraturan yang pada hakikatnya merupakan peraturan-
peraturan yang mempunyai ketentuan hukum. Sumber hukum dapat berupa tulisan-tulisan, dokumen-dokumen,
naskah-naskah dari mana dapat diketahui hukumyang berlaku di suatu bangsa dalam masa tertentu.
Bunyi pasal 9 Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang pokok-pokok nketenaga kerjaan “ Setiap tenaga kerja
berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan dan pemeliharaan moril kerja perlakuan yang sesuia
dengan harkat, martabat manusia dan moral agama.” Yang akhirnya keluar Undang-undang No. 1 Tahun 1970
tentang keselamatan kerja.

UNDANG-UNDANG
Merupakan sumber hukum yang utama, yaitu setiap keputusan pemerintah yang menentukan peraturan-peraturan
yang mengikat. Peraturan keselamatan, keamanan dan pelayan kapal termasuk undang-undang dalam arti luas,
sedangkan definisi undang-undang dari segi formil adalah ketetapan yang diputuskan berdasarkan undang-undang
10dasar oleh pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat.
11
12
Sumber hukum dan Undang-Undang ketenagakerjaan

2. Hukum keselamatan, keamanan dan pelayanan kerja secara internasional

Kesehatan dan keselamatan kerja secara Internasional telah dirumuskan badan Internasional Labour
Organization (ILO) dan badan World Health Organization (WHO) pada tahun 1950. Badan-badan
tersebut menyepakati bahwa keselamatan dan kesehatan kerja merupakan promosi dan pemeliharaan
fisik, mental dan sosial pekerja pada jabatan apapun dengan sebaik-baiknya.

13
14
Sumber hukum dan Undang-Undang ketenagakerjaan
3. Hak dan Kewajiban
a. Hak dan kewajiban pimpinan diatas kapal
• Terhadap anak buah kapal yang baru bekerja, ia berkewajiban menunjukan dan menjelaskan tentang hal-hal berikut :
- Kondisi dan bahaya yang timbul diatas kapal
- Semua alat pengamanan dan pelindung yang diharuskan
- Cara dan sikap dalam melakukan pekerjaan
- Memeriksa kesehatan baik fisik mauful mental anak buah kapal

• Terhadap anak buah kapal yang telah/sedang dipekerjakan, ia berkewajiban melakukan hal-hal sebagai berikut :
- Melakukan drill atau latihan dalam hal pencegahan kecelakaan, penanggulangan kebakaran, pemberian pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K), sekoci, orang jatuh kelaut, kemudi darurat dan meloloskan diri dari kamar mesin.
- Pemeriksaan kesehatan baik fisik maupun mental secara berkala
- Penyediaan semua alat pelindung diri yang harus dipakai dikapal bagi seluruh anak buah kapal
- Memasang gambar-gambar keselamatan dan keamanan kerja sebagai petunjuk anak buah kapal, Pengawas, dan ahli
keselamatan dan kesehatan kerja dari pelabuhan
- Melaporkan setiap peristiwa kecelakaan termasuk ledakan, kebakaran, orang jatuh kelaut dan penyakit dikapal kepada
instansi yang berwenang.
- Mentaati semua persyaratan keselamatan dan keamanan serta pelayanan kerja baik yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan
15 maupin yang ditetapkan oleh pegawai pengawas.
b. Kewajiban anak buah kapal terhadap keselamatan, keamanan dan pelayanan kerja
• Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pengawas pelabuhan atau
perusahan ntentang keselamatan, keamanan dan pelayanan kerja
• Memakai alat pelindung diri yang diwajibkan ketika bekerja
• Memenhi dan mentaati persyaratan keselamatan, keamanan dan pelayanan kerja yang
berlaku dikapal

c. Hak-hak anak buah kapal


• Meminta kepada nakhoda (Pimpinan Diatas kapal) agar dilaksanakan semua
syarat keselamatan, keamanan dan pelayanan kerja yang diwajibkan diatas kapal
• Menyatakan keberatan melakukan pekerjaan bila syarat keselamatan, keamanan
dan kesehatan kerja serta alat pelindung diri yang diwajibkan tidak memenuhi
persyaratan, kecuali dalam hal khusus ditetapkan pengawas dalam batas yang
masih dapat dipertanggungjawabkan.

16
IV. Prosedur Bekerja dengan aman dan tertib

Prosedur bekerja dengan aman dan tertib yang berlaku dikapal atau dunia
industri biasanya telah dibuat dalam bentuk tatattertib dan aturan keprilakuan
(Code of Conduct)

17
a. Tata Tertib Bekerja

1. Secara umum tata tertib awak kapal yang bekerja diatas kapal sebagai berikut :
2. Setiap awak kapal wajib melaksanakan tugas jaga aatu kerja harian tepat waktu yang telah ditetapkan
3. Setiap anak buah kapal wajib mengikuti memenuhi seluruh petunjuk atau intruksi yang ada diatas kapal yang
dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran
4. Setiap awak kapal wajib melaksanakan semua tugas dan kewajiban yang diberikan kepadanya oleh perusahaan
5. Setiap anak buah kapal wajib menjaga dan memelihara dengan baik semua milik perusahan (kapal), dan agar
segera melapor kepimpinan (Kepala Kamar Mesin) apabila mengetahui hal-hal yang dapat menimbulkan
bahaya atau kerugian perusahaan
6. Setiap anak buah kapal wajib memelihara dan memegang teguh rahasia perusahaan
7. Setiap anak buah kapal wajib memeriksa semua alat-alat kerja, mesin-mesin dan sebagainya sebelum memulai
kerja atau akan meninggalkan pekerjaan sehingga benar-benar tidak menimbulkan kerusakan/bahaya yang akan
mengganggu
8. Setiap anak buah kapal dilarang melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya (disesuaikan dengan sijil diatas
kapal)
9. Setiap anak buah kapal dilarang minum-minuman keras, mabuk, menyimpan dan menyalahgunakan obat
terlarang, melakukan peerjudian, pertengkaran dan berkelahi sesama anak buah kapal diatas kapal
10. Setiap anak buah kapal dilarang membawa senjata api, senjata tajam keatas kapal
11. Setiap anak buah kapal dilarang melakukan ntindak asusila
18
b. Pelanggaran terhadap tata tertib bekerja

1. Alasan yang diperbolehkan untuk menjadi dasar pemutusan hubungan kerja adalah sebagai berikut :
2. Anak buah kapal melakukan pelanggaran berat
3. Anak buah kapal ditahan pihak berwajib
4. Anak buah kapal diberikan surat peringatan ke tiga
5. Adanya perubahan status kapal
6. Perusahan ditutup dan kapal dijual
7. Perusahaan pailit
8. Anak buah kapal meninggal dunia
9. Anak buah kapal tidak menjalankan tugasnya dengan baik diatas kapal
10. Anak buah kapal mengundurkan diri
11. Sakit berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan
12. Habis kontrak

19
Pelanggaran tatatertib diatas dapat dikenakan hal-hal berikut :

1. Surat peringatan
Peeringatan lisan maupun tulisan bila anak buah kapal melanggar tatat tertib sebagai berikut :
a. Sering tidak melaksanakan tugas/ kerja diatas kapal sesuai jadwal yang telah ditentukan
b. Tidak mematuhi ketentuan-ketentuan keselamatan kerja, petunjuk-petunjukan atasan dan sebagainya
c. Menolak perintah atasan sesuai jabatannya
d. Melalaikan kewajiban sebagai anak buah kapal
e. Tidak cakap melakukan pekerjaan sesuai kompetensinya diatas kapal
f. Surat peringatan terdiri atas, surat peringatan I, surat peringatan II dan surat peringatan III. Masa berlaku surat
peringatan 6 bulan dan apabila masih melakukan ppelanggaran maka perusahaan dapat memutuskan kerjanya yang
dilaksanakan sesuai undang-undang.

2. Pemutusan hubungan kerja


g. Diberikan kepada anak buah kapal yang melakukan pelanggaran besar atau sudah dapat surat peringatan tiga kali.
h. Bagi anak buah kapal yang mengundurkan diri dapat mengajukan permohonan secara resmi sekurang-kurangnya 1
bulan

3. Penyelesaian keluh kesah


i. Bila terjadi keluh-kesah / kurang puasan dari anak buah kapal atas keadaan tertentu maka akan diselesaikan secara
musyawarah dengan prosedur yang tertib
j. 20
Bila tidak ada titik temu untuk masalah yang diselesaikan secara intern maka baru dibenarkan mendapat meminta
bantuan kepada syahbandar dimana perusahaan tersebut berada.
V. Prosedur Pencegahan agar tujuan keselamatan, keamanan dan
pelayanan dapat tercapai

Hal-hal yang perlu dilaksanakan menurut ILO (International Labour Organization) untuk menghindari dan
menanggulangi kecelakan ditempat kerja (kapal) adalah sebagai berikut :
a. Perbaikan peraturan perundang-undangan
Memperbaiki peraturan perundang-undangan yang bermuatan hukum dan mengatur para pekerja, pengusaha dan
pemerintah.perbaikan secara menyeluruh dan kontinuitas dalam pembentukan /pembuatan undang-undang dan
pengawasannya.
b. Standarisasi
Standar yang digunakan oleh perusahaan pelayaran harus baik menurut penilaian dari standar nasional maupun
internasional. Misalnya SNI (Standar Nasional Indonesia) dan ISO (International Standarization Organization)
c. Pengawasan
Ada kesinambungan dalam bentu pengawasan antara perusahaan dan pemerintah terhadap pelaksanaan perundang-
undangan.
d. Pelatihan
Program pendidikan keterampilan baik dengan penyelesaian sendiri maupin melalui badan-badan lain
21
22
VI. Hal-hal yang berkaitan dengan keamanan kerja

Hal yang perludiperhatikan saat bekerja yang aman adalah melalui ergonomi, ergometri,automasi dan mekanisasi,
peralatan perlindungan diri, waktu kerja, linkungan kerja, faktor manusia yang berupaya melindungi tenaga kerja,
a. Ergonomi
Ergonomi adalah peraturan atau hukum kerja yang mengatur tenaga kerja, sarana kerja, dan pekerjaannya.
Prinsip-prinsip ergonomi adalah sebagai berikut :
1. Sikap tubuh dipengaruhi oleh bentuk kapal, ukuran, penempatan permesinan, kamar mesin, alat penunjuk, cara
mengoperasikan mesin.
2. Normalisasi permesinan
3. lmu tentang ukuran tubuh digunakan sebagai ukuran kerja diatas kapal
b. Ergometri
Ergometri adalah ilmu untuk mengukur kemampuan kerja atau pemakian tenaga sendiri oleh pekerja untuk
pekerjaannya dan daya kerja fisik dari tenaga kerja.
c. Automasi
Automasi adalah seni penggunaan alat-alat mekanik untuk melakukan pekerjaan.
23
d. Peralatan perlindungan diri

1. Perlindungan mata dan muka


Hal-hal yang mengganggu pada kesehatan mata antara lain sebagai berikut :
• Dampak partikel kecil yang terlempar
• Dampak partikel berat
• Percikan cairan panas atau korosif
• Kontak mata dengan gas atau uap
• Radiasi elektromagnetik

2. Jenis-jenis perlindungan mata


Macam-macam model kacamata yang dipergunakan untuk perlindungan mata adalah sebagai berikut :
• Kaca mata keselamatan biasa, jenis kacamata cocok untuk bahaya berenergi rendah (Komputer, radiasi matahari)
• Kacamata pelindung (goggles), jenis kaca mata tersebut cocok untuk macam-macam bahaya (Ketika melakukan
pekerjaan pengelasan, menghaluskan permukaan dengan gerinda tangan dan lain-lain)
• Tameng muka, jenis alat perlindungantersebut cocok untuk melindungi mata dan seluruh muka (ketika melakukan
pengelasan)

3. Perlindungan telinga
Ketika pekerjaan dilakukan dikamar mesin keselamatan yang harus diperhatikan adalah telingan karena suara bisig yang
diakibatkan
24 mesin mesin yang beroperasi maka harus memakai penyumbat telinga (ear plug).
4. Perlindungan kulit dan tubuh
Penyebab terganggunya kesehatan kulit dan tubuh adalah sebagai berikut :
• Kerusakan akibat bahan korosif
• Panas radiasi
• Terkena cairan kimia
• Panas dari permesinan yang beroperasi
• Kurangnya istirahat dan menimbulkan kelelahan

25
Pemilihan dan pemakian pakaian kerja dilakukan berdasarkan ketentuan berikut :
• Pemakaian pakaian mempertimbangkan bahaya yang mungkin dialami (pakai
wearpack)
• Pakian longgar, sobek, dasi dan arloji tidak boleh dipakai didekat bagian mesin
• Baju lengan pendek lebih baik dari pada baju lengan Panjang
• Benda tajam atau runcing tidak boleh dibawa dalam kantong

5. Perlindungan pernapasan

Jenis-jenis perlindungan pernapasan diantaranya sebagai berikut :


a. Respirator
• Respirator sekali pakai
• Respirator separuh masker
• Respirator seluruh muka
b. Alat bantu pernapasan
• Alat saluran udara segar, pasokan udara segar dimasukan kemuka, topeng atau baju melalui
pipa lentur berdiameter lebar
• Alat pipa udara bertekanan.
• Alat pernapasan yang dapat mengisi sendiri.
26  
VII. Membuat laporan mengenai kejadian pencurian

Segala bentuk perilaku dan kejadian-kejadian yang mencurigakan harus segera dilaporkan kepada
nakhoda diatas kapal. Tahap laporannya sebagai berikut :
• Melapor kepada Chief engineer dan akan diteruskan kepada nakhoda selanjutnya keperusahaan baik
secara lisan atau tulisan
• Staff yang berwenang diperusahaan segera melapor pada kepolisian secara tertulis dan lisan bila
masalah sudah tidak bis aditanggulangi lagi

27
Diantara tindak kriminal adalah pencurian. Pelaku pencurian bisa dari anak buah kapal itu
sendiri maupun orang luar kapal atau perusahaan. Barang yang dicuri bisa milik pribadi
maupun perusahaan. Tindak pencurian dapat dideteksi dari alarm pencurian yang berbunyi
atau melihat kejadian secara langsung atau pakai kamera pengawas (CCTV).

Apabila terjadi pencurian, maka prosedur yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
• Melaporkan kejadian kepada Nakhoda
• Memutar kembali CCTV jika sudah dilengkapi dengan kamera pengawas tersebut
• Menyiapkan diri untuk menghadapi kemungkonan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan
• Jika ditemukan pencurinya bawa keruang introgasi dengan nakhoda
• Membuat laporan kejadian pencurian

28
29

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
MENGHADAPI SITUASI-SITUASI
DARURAT/EMERGENCY
I. Definisi
• Prosedur : suatu tata cara atau urutan kerja / pedoman yang harus diikuti untuk melaksanakan suatu kegiatan sehingga
mendapatkan hasil yang baik.
• Keadaan Darurat : Suatu keadaan diluar keadaan normal yang terjadi diatas kapal yang mempunyai kecenderungan
atau potensi yang dapat membahayakan jiwa manusia, harta benda dan lingkungan dimana kapal berada.
• Prosedur Darurat ( Emergency Procedure ) adalah Pedoman kerja dalam menanggulangi suatu keadaan darurat, untuk
mencegah atau mengurang kerugian yang lebih besar.
• Ship Board Emergency Contingency Plans.
Rencana penanggulangan segala macam kemungkinan akan timbulnya keadaan darurat diatas kapal yang didasarkan
pada suatu pola terpadu, yang mampu mengintegrasikan upaya penanggulangan secara cepat, tepat aman dan terkendali
atas dukungan instansi terkait , SDM dan fasilitas yang tersedia.

• Sijil Keadaan Darurat ( Muster List )


Suatu daftar yang berisikan nama dan jabatan anak buah kapal beserta tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakanuntuk
mengatasi keadaan-keadaan darurat yang mungkin akan terjadi di atas Kapal

• Muster Stasion
Suatu tempat digeladak terbuka (biasanya didek sekoci) yangdigunakan untuk mengumpulkan semua orang yang ada
diatas kapal pada waktu terjadi keadaan darurat.
31
II. Langkah-langkah Penanganan Situasi Darurat

a. Jenis-jenis keadaan darurat diatas kapal:


Tubrukan (Collision)
Kebakaran (Fire on Board)
Kandas (Stranding)
Tenggelam (Sinking)
Kebocoran (Flooding)
Pencemaran (Pollution)
Orang Jatuh kelaut (Man Over Board)

32
1. Tubrukan

Bisa dengan kapal, dermaga atau benda lain


yang dapat menimbulkan kerusakan, korban
manusia, tumpahan minyak kelaut,
pencemaran dan kebakaran
Situasi lain yang mungkin timbul adalah
kepanikan atau ketakutan ABK yang justru
akan memperlambat tindaka pengamanan,
penyelamatan dan penaggulangan keadaan
darurat tersebut.

33
2. Kebakaran

Dapat terjadi diberbagai lokasi yang rawan


terhadap kebakaran : kamar mesin, ruang muatan,
gudang, instalasi listrik, atau kamar-kamar.
Ada yang mengakibatkan ledaka atau sebaliknya
kebakaran terjadi karena ledakan.
Situasi demikian akan tercipta kondisi panas,
ruang gerak yang terbatas, dan kadang-kadang
kepanikan atau ketidaksiapan ABK untuk
bertindak mengatasi keadaan, baik karena
peralatan yang sudah tidak layak atau tempat
penyimpanan telah berubah.

34
3. Kandas

Pada umumnya didahului dengan putaran baling-


baling terasa berat , asap dicerobong tiba-tiba
menghitam, badan kapal bergetar, kecepatan
berubahdan kemudian berhenti mendadak.
Pada saat kapal tidak bergerak, sangat tergantung
kondisi dasar laut / sungai.
Kemungkinan kapal bcor yang dapat
menimbulkan pencemaran bahaya tenggelam
kalau air yang masuk tidak dapat diatasi.
Bahaya kebakaran terjadi bila bahan baker
terkontaminasi dengan jaringan listrik.
Sifat : dapat permanent atau sementara.

35
4. Kebocoran/Tenggelam

Dapat terjadi karena : tubrukan, kebakaran, atau


karat, yang kal;au tidak segera diatasi kapal akan
tenggelam.

Keadaan darurat ini akan lebih rumit apabila


keputusan dan pelaksanaannya tidak didukung
sepenuhnya oleh seluruh, karena upaya utuk
mengatasi keadaan tidak didasarkan pada azas
keselamatan dan kebersamaan.

36
5. Orang Jatuh ke Laut

Merupakan suatu bentuk kecelakaan yang


membuat situasi menjadi darurat.
Pertolongan yang diberikan tidak mudah
dilakukan karena sangat tergantung pada keadaan
cuaca saat itu karena kemampuan yang memberi
pertolongan dan fasilitas yang tersedia.

37
5. Pencemaran

Karena buangan sampah, tumpahan minyak


waktu banker, membuang ballast lebih dari 15
ppm, muatan kapal tanker
yang tumpah kelaut akibat tubrukan atau
kebocoran.

Upaya untuk mengatasi pencemaran merupakan


hal yang sulit karena memerlukan perlatan,
tenaga manusia yang terlatih dan kemungkinan-
kemungkinan resiko yang harus ditanggung oleh
pihak yang melanggar ketentuan tentang
pencegahan pencemaran .

38
Kecelakaan kapal dapat terjadi pada waktu: Berlayar, berlabuh ataupun sandar. Keadaan darurat dikapal dapat
merugikan : Nahkoda dan ABK, pemilik kapal, lingkungan laut dan terganggunya ekosistem dasar laut. Perlu pemahaman
kondisi keadaan darurat, agar memiliki kemampuan untuk dapat mengidentifikasi tanda-tanda keadaan darurat, sehingga
situasi tersebut dapat teratasi.Untuk melindungi pelaut dan mencegah resiko dalam suatu kegiatan diatas kapal, harus
diperhatikan ketentuan dalam Health and Safety Work Act th. 1974. Kapal laut yang bergerak dengan gaya dorong pada
kecepatan yang bervariasi melintasi berbagai daerah pelayaran dalam kurun waktu tertentu, dapat saja mengalai masalah
yang disebabkan oleh berbagai factor yang tidak dapat diduga sebelumnya, yang pada akhirnya akan mengganggu
pelayaran. Gangguan tersebut dapat diatasi langsung, perlu bantuan atau bahkan awak kapal harus meninggalkan kapal.
 
Dalam setiap hal kiranya mengandung dua potensi yaitu bahaya dan manfaat. Bila kita dapat menekan sekecil mungkin
bahayanya maka kita akan lebih besar memperoleh manfaat.sebaliknya bila kita tidak terlalu memperhatikan manfaatnya
maka bahayanya akan semakin besar. Agar kita memperoleh manfaat sebesar-besarnya diatas kapal, baik untuk anak buah
kapal maupun perusahaan, maka kita harus dapat meminimalisir bahaya diatas kapal tersebut. Adapun kondisi bahaya yang
ada diatas kapal diantaranya bahaya yang bersipat khusus dan bahayanya bersifat umum.
• Bahaya yang bersifat khusus adalah bahaya yang bersifat material, bahayanya tersebut ditimbulkan dari sarana dan
prasarana dikapal misalnya kontruksi kapal yang sudah tidak laik laut tapi masih dioperasikan, minimnya peralatan
keamanan dan keselamatan saat bekerja dan yang lainnya.
• Bahaya bersifat umum adalah bahaya yang bersifat immaterial yang ditimbulkan dari proses kerja misalnya bekerja
diatas kapal tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe worker), kurangnya istirahat, memaksakan kerja selagi kondisi
unfit, terjadi konflik dan miskomunikasi yang tidak kondusif diatas kapal, lalai, tidak mengikuti prosedur kerja dan yang
lainnya.
39
Sikap dan tindakan yang perlu dilakukan oleh anak buah kapal yang profesional terhadap
keadaan bahaya diantaranya sebagai berikut :

• Bersikap cermat dan tanggap terhadap hal-hal yang diperkirakan dapat membahayakan
• Mengamati (observasi) terhadap hal-hal yang dapat membahayakan
• Mengidentifikasi satu persatu hal-hal yang akan membahayakan tersebut
• Menyimpulkan dan membuat solusi secara tertulis

40
III. Tanda Peringatan Bahaya dan tanda bahaya ditempat kerja

a. Tanda-tanda peringatan bahaya

Peringatan dan tanda bahaya merupakan tanda-tanda atau kode yang digunakan sebelum bahaya yang terjadi yaitu
sebagai usaha pencegahan agar jangan sampai terjadi bahaya.
Tanda peringatan bahaya antara lain sebagai berikut :
1. Tanda gambar
Tanda gambar adalah gambar-gambar peringatan larangan, misalnya gambar berikut :
• Gambar puntung rokok dicoret adalah larangan merokok diatas kapal
• Gambar tengkorak adalah barang beracun
• Gambar membuang sampah pada tong sampah adalah anjuran untuk membuang sampah pada tempatnya
• Gambar helm adalah anjuran memakai pelindung kepala
• Gambar sepatu boot adalah anjuran memakai sepatu kerja
2. Tanda lampu warna
Tanda lampu warna adalah lampu yang digunakan sebagai tanda peringatan keamanan, misalnya gambar berikut :
• Lampu hijau adalah menunjukan keadaan aman (mesin running)
• Lampu kuning adalah tanda peringatan/perlu perhatian (mesin standby)
• Lampu merah adalah tanda perlu perhatian khusus (mesin mati)
• Lampu
41 berkedip dengan serine adalah tanda telah terjadi bahaya atau ada hal-hal yang mencurigakan.
3. Tanda kata-kata
Tanda dengan himbauan adalah kata kata yang digunakan untuk peringatan biasa nya singkat, padat,
dan jelas seperti kata kata berikut :
• “DILARANG MEROKOK”
• “SELAIN ABK DILARANG MASUK”
• “PINTU DARURAT”
• “BEWARE OF PROPELLER”
• “GUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI”

4. Tanda isyarat tubuh


Tanda isyarat tubuh adalah symbol-simbol yang digunakan sesama anak buah kapal untuk
berkomunikasi bila ada hal-hal yang membahayakan atau peringatan, seperti tanda-tanda berikut :
• Menggelengkan kepala kekiri dan kekanan adalah menjawab tidak
• Menempelkan telunjuk dimulut adalah menyuruh diam
• Menyilangkan tangan didepan muka adalah stop atau berhenti

42
b. Tanda-Tanda bahaya

Macam-macam tanda bahaya antara lain sebagai berikut :


1. Alarm umum
Alarm darurat umum dikapal dikenal dengan 7 dering pendek dan 1 dering panjang.
Alarm umum dikapal dibunyikan untuk memberi tahu awak kapal bahwa keadaan darurat telah terjadi seperti
kebakaran tabrakan, kandas atau skenario (latihan/dril).

2. Alarm kebakaran
1 tiupan pendek didikuti dengan 1 tiupan panjang, terus menerus.
Alat tersebut dipasang ditempat yang perlu seperti dapur, kamar mesin. Alarm kebakaran akan berbunyi secara
otomatis apabila terdeteksi adanya asap yang diterimanya (smoke detector) dan mendeteksi adanya panas (heat
detector). Tanda bahaya yang dikeluarkan oleh alat tersebut berupa bunti keras dan terus menerus.

3. Alarm man overboard


Sinyal suara alarm MOB terdiri dari alarm internal kapal untuk 3 dering panjang untuk memberitahu awak diatas
kapal, bersama dengan 3 tiupan panjang pada pluit kapal untuk memberi tahu kapal lain disekitarnya.

4. Alarm tinggalkan kapal


Ketika keadaan darurat diatas kapal sudah tidak bisa dikendalikan dan kapal sudah tidak lagi aman bagi awak diatas
kapal, sinyal untuk meninggalkan kapal diberikan secara lisan oleh nakhoda dianjungan.
43
5. Alarm ruang mesin
Ruang mesin kapal dilengkapi dengan berbagai mesin yang terus dimonitor pengoperasiannya dengan menggunakan sistem
kendali dan pemantauan.Mesin diruang mesin memiliki perangkat keselamatan dan alarm yang dipasang untuk pengoperasian
yang aman.jika kerusakan terjadi , alarm ruang mesin uum dioperasikan dan masalahnya dapat dilihat dipanel alarm ruang
kontrol yang akan menampilkan alarm

6. Alarm CO2 ruang mesin


Ruang mesin dilengkapi dengan sistem pemadaman api berbasis CO2.alarm harus aktif saat membuka pintu lemari pelepas
yang digunakan untuk membuka dan melepas isi botol CO2

7. Alarm CO2 ruang cargo


Ruang kapal cargo juga dilengkapi dengan system pemadam kebakaran tetap yang memiliki alarm berbeda saat dioperasikan.

8. Alarm keamanan kapal


Sesuai peraturan internasional Convention for the safety of life at sea Bab XI, XI-2/5, semua kapal harus dilengkapi dengan
sistem peringatan keamanan kapal.Sistem alarm keamanan kapal (SSAS) adalah sistem alarm diam yang dibunyikan dalam
keadaan darurat berupa serangan bajak laut.

9. Isyarat berkumpul dimuster station


Dengan meniup suling kapal atau bel 7 kali tiupan pendek diikuti dengan 1 tiupan panjang, terus menerus.

10. Isyarat kapal kandas


Kapal kandas
44
: lonceng jangkar dibunyikan terus menerus disusul dengan gong buritan (bila panjang kapal lebih dari 100
meter)
IV. Situasi yang dapat menimbulkan bahaya

5 (LIMA) PENYEBAB UTAMA TIMBULNYA SUATU KEADAAN DARURAT :

• Kesalahan Manusia
• Kesalahan Peralatan
• Kesalahan Prosedur
• Pelanggaran terhadap peraturan
• Kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa

45
Situasi dan kondisi yang dapa menjadi sumber sumber
b. Faktor kimia
bahaya bagi keamanan dan kesehatan awak kapal antara
Faktor-faktor kimia yang dapat berupa zat-zat
lain sebagai berikut :
berikut :
• Gas/uap
a. Faktor fisik
• Cairan
Faktor-faktor fisik meliputi hal-hal berikut :
• Debu-debuan
• Suara yang terlalu bising
• Butiran kristal dan bentuk lain
• Suhu udara yang terlalu panas atau terlalu dingin
• Bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat racun
• Penerangan yang kurang memadai
• Kelembaban udara
c. Faktor biologi
• Getaran mekanis
Faktor-faktor biologis berupa benda-benda berikut :
• Radiasi
• Bakteri/virus
• Ventilasi yang kurang memadai
• Jamur, cacing dan serangga
• Tekanan udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
• Tumbuh-tumbuhan dan lain-lain yang dapat
• Lantai/tangga kamar mesin yang kotor dan licin
hudup dikapal
• Pemakaian alat angkat tidak sesuai SWL (Safety Weight
Load)

46
d. Faktor faal Ditinjau dari segi lingkungan kerja, kondisi
Faktor-faktor faal dapat meliputi hal-hal berikut : berbahaya dilingkungan kerja dapat timbul dari
• Sikap badan yang tidak baik pada waktu kerja lingkungan khusus (Teknis) dan dari lingkungan
• Peralatan yang tidak atau tidak sesuai dengan tenaga umum (Non teknis).
kerja 1. Bahaya dari lingkungan teknis Tekno-Struktural
• Beban kerja yang melampaui batas kemampuan yaitu potensi bahaya yang terkandung dari
lingkungan kerja diantaranya lingkungan kerja
e. Faktor fsikologis yang kotor, lantai dan tangga yang licin, sarana
Faktor-faktor psikologis dapat meliputi hal-hal berikut : dan prasarana kerja yang tidak layak pakai.
• Kinerja yang terpaksa/dipaksakan yang tidak sesuai 2. Bahaya dari lingkungan non teknis yaitu
dengan kemampuan potensi bahaya yang ditimbulkan dari sikap dan
• Suasana kerja yang tidak menyenangkan tindakan bekerja, antara lain sebagai berikut :
• Pikiran yang senantiasa tertekan terutama karena sikap • Tidak mengikuti prosedur sesuai SOP
atasan atau teman kerja yang tidak sesuai • Tidak mentaati peraturan kerja
• Pekerjaan yang cenderung lebih mudah menimbulkan • Menentang kebijakan pimpinan diatas kapal
kecelakaan • Menyampaikan aspirasi dengan emosial

47
Ditinjau dari segi sifatnya, keadaan bahaya ditempat kerja dapat meliputi bahaya-bahaya berikut :

1. Bahaya yang diakibatkan karena ada kerusakan mesin induk ataupun mesin bantu
2. Bahaya yang diakibatkan oleh kesalahan awak kapal (Human Error)
3. Bahaya yang diakibatkan oleh pendukung misalnya pompa-pompa yang tidak berfungsi
4. Bahaya yang diakibatkan oleh over worker yaitu bekerja berlebihan tanpa istirahat sehingga timbul
kelelahan.

48
V. Karakteristik tamu atau pengunjung ke kapal
yang mencurigakan

49
VI. Prosedur Penaganan Keadaan Darurat
diatas kapal dan Pelabuhan

Prosedur penangana keadaan darurat (Emergency) secara khusus disetiap kapal atau pelabuhan tidak
akan berbeda sesuai dengan kondisinya. Secara umum prosedur tersebut adalah
• Setiap anak buah kapal harus menjaga keselamatan diri dan anak buah kapal lainnya
• Wajib memakai alat-alat keselamatan kerja yang telah disediakan diatas kapal
• Mematuhi peraturan-peraturan mengenai keselamatan kerja dan perlindungan kerja yang berlaku
• Apabila ada anak buah kapal yang membahayakan terhadap keselamatan yang lainnya bisa
dilaporkan ke Nakhoda.
• Setiap anak buah kapal wajib memelihara keseluruhan kapal serta perlengkapan baik di deck
department atau engine department

50
VII. Sikap dan Tindakan Saat Menghadapi
Situasi Darurat

a. Sikap dalam menghadapi situasi darurat


1. Cepat dan tanggap dalam situasi darurat
2. Tidak panik
3. Tidak berteriak yang membuat panik orang lain
4. Adanya keinginan untuk menyelesaikan maslah
5. Tenang dalam menghadapi situasi darurat.

b. Tindakan dalam menghadapi situasi darurat


6. Tangani situasi darurat sesuai prosedur diatas kapal
7. Ketika terjadi situasi darurat bisa berkumpul di Muster station
8. Ikuti tanda-tanda bahaya diatas kapal
9. Tentukan atau rumuskan langkah dalam penangan bahaya darurat
10. Segera cari bantuan kekapal lain jika sudah tidak bisa ditangani
11. Melaporkan rincian kejadian baik secara lisan dan tulisan yang benar sesuai aturan diatas kapal
51
VIII. Langkah-langkah Penanganan Situasi Darurat

A. SHIPBOARD EMERGENCY CONTINGENCY PLAN


 
Syarat utama untuk mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan keadaan darurat adalah perencanaan dan
persiapan. Nahkoda dan ABK harus menyadari apa yang harus dilakukan pada setiap keadaan darurat
Nahkoda dan ABK harus mengambil keputusan secara cepat dan tepat untuk mengawasi / bertindak
sesuai dengan keadaan darurat yang timbul

52
Dasar penanggulangan keadaan darurat yang terjadi diatas kapal
adalah Pola terpadu yang mampu mengintegrasikan seluruh kegiatan atau upaya-upaya
penanggulangan secara cepat, tepat aanna terkendali atas dkungan dari pihak-pihak luar, sumber
daya manusia dan fasilitas-fasilitasnya.

 
Manfaat adanya pola penanggulangan keadaan darurat :
• Mencegah / menghilangkan kemungkinan kerusakan akibat meluasnya keadaan darurat.
• Memperkecil kerusakan-kerusakan materi dan lingkungan.
• Menguasai keadaan / under control.

53
Isi pokok dari Ship Board Emergency Contingency Plans :
 
1. Organisasi keadaan darurat : Organisasi yang dibentuk diatas kapal untuk menanggulangi
keadaan darurat
2. Isyarat-isyarat bahaya : isyarat-isyarat yang dapat dipakai untuk memberitahukan bahwa
kapal kita sedang dalam keadaan darurat dan minta pertolongan.
3. Lintas penyelamatan diri / Escape route : jalur-jalur yang ditetapkan untuk menuju ketempat
berkumpul waktu kapal mengalami keadaan darurat.
4. Nomor- nomor tele pon yang dapat dihubungi pada waktu kapal mengalami keadaan
darurat :
• Pejabat-pejabat perusahan pelayaran dari kapal yang bersangkutan, seperti : DPA ( designated
Person Ashore ), Bagian Operasi kapal/agen, Direktur utama dan lain-lain
• Pejabat dari Port Authority.
• Stasion Radio Pantai terdekat.
• Kapal-kapal lain.

54
B. ORGANISASI KEADAAN DARURAT :
 
Maksud : untuk memberikan arah / pedoman pada ABK dalam mengatasi terjadinya keadaan darurat
Tujuan : agar dalam mengatasi keadaan darurat dapat dilaksanakan secara cepat, tepat, aman dan
terkendali.
Empat petunjuk perencanaan (Organisasi keadaan darurat) :
 
1. Pusat Komando ; Kelompok yang mengontrol kegiatan dibawah pimpinan Nahkoda atau perwira senior
serta dilengkapi dengan perangkat komunikasi intern dan extern
2. Satuan Keadaan Darurat : Kelompok ini dibawah seorang perwira senior yang dapat menaksir keadaan,
melaporkan kepusat komando, menyarankan tindakan apa yang harus diambil, jenis bantuan apa dan
darimana bantuan tersebut didatangkan.
3. Satuan pendukung : Kelompok ini dibawah seorang perwira, harus selalu siap membantu
kelompokinduk dengan perintah pusat komando dan menyediakan bantuan pendukung sepertiperalatan,
perbekalan, P3K dsb.
4. Kelompok Ahli Mesin Kapal : Kelompok ini dibawah satuan pendukung ahli mesin kapal, menyiapkan
bantuan atas perintah pusat komando. tanggung jawab utamanya dikamar mesin dan dapat memberikan
bantuan lain bila diperlukan.
55
56
57
Organisasi keadaan darurat harus disusun untuk pelaksanaan keadaan darurat agar jelas
siapa yang bertanggung jawab dan bertindak apa :
1. Menghidupkan tanda bahaya
2. Menemukan dan menaksir besarnya kejadian dan
3. kemungkinan bahayanya
4. mengorganisasikan sumber daya termasuk tenaga dan peralatan
 
Keuntungan dibuatnya organisasai penanggulangan keadaan darurat ;
5. tugas dan tanggung jawab tidak terlalu berat
6. tugas dan tanggung jawab tertulis dengan jelas
7. hanya ada satu pimpinan atau komando
8. terhindar dari hambatan herarki formal
9. bila gagal dapat segera dievaluasi untuk perbaikan
10. semua individu merasa saling terkait

58
Langkah utama dalam mengatasi keadaan darurat yang terjadi diatas kapal
• Pendataan
- Dalam menghadapi setiap keadaan darurat harus diputuskan tindakan apa yang akan diambil
untuk mengatasinya.
- Perlu dilakukan pendataan sejauh mana keadaan darurat dapat membahayakan awak kapal, kapal
dan lingkungan serta bagaimana cara mengatasinya disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang
tersedia.
- Langkah-langkah pendataan :
1. Tingkat kerusakan kapal
2. Gangguan keselamatan kapal / stabilitas
3. Keselamatan manusia
4. Kondisi muatan
5. Pengaruh kerusakan pada lingkungan
6. Kemungkinan bahaya terhadap dermaga atau kapal lain
 
• Menetapkan / menyiapkan peralatan yang cocok untuk dipakai mengatasi keadaan darurat yang sedang
terjadi beserta para personilnya.
 
• Melaksanakan tata kerja khusus dalam keadaan darurat yang telah ditetapkan, yaitu melaksanakan Ship
Board Emergency Contingency Plan yang ada diatas kapal.
59
Mekanisme Kerja Penanggulangan keadaan darurat :
1. Persiapan : yaitu menetapkan langkah-langkah persiapan yang diperlukan untuk mengatasi suatu
keadaan darurat diatas kapal
2. Pelaksanaan ; yaitu menetapkan tata cara kerja khusus pada setiap keadaan darurat yang mungkin
terjadi diatas kapal
3. Evaluasi : yaitu menetapkan metode evaluasi terhadap hasil pelaksnaannya
 
Alasan-alasan penting akan perlunya dibuat organisasi penanggulangan keadaan darurat diatas
kapal :
4. Daerah operasi dari kapal-kapal laut adalah dilaut bebas maupun di perairan-perairan sempit yang
penuh dengan tantangan alamnya, yang ini berarti bahwa disetiap waktunya operasi dari kapal-kapal
laut selalu dihadapkan dengan yang bahaya bahaya baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.
5. Pada waktu kapal mengalami keadaan darurat ditengah-tengah lautan, bantuan dari pihak luar tidak
dapat diharapkan sepenuhnya
6. Melaksanakan aturan-aturan nasional / internasional berkaitan dengan keselamatan / keamanan
pelayaran

60
C. ISYARAT & ALARM
Pada saat mengalami marabahaya , panggilan marabahaya harus dikirimkan melalui semua perangkat yang ada sampai
isyarat marabahaya tersebut diterima.
 
Alat-alat isyarat bahaya (Distress Signal) yang dapat dipakai pada saat kapal mengalami keadaan darurat dan
memerlukan pertolongan dengan segera :
1. Semboyan ledak yang dibunyikan secara terus-menerus dengan selang waktu satu menit.
2. Bunyi-bunyian yang diperdengarkan dengan alat-alat isyarat kabut terus menerus.
3. Cerawat atau peluru-peluru cahaya yang memancarkan bintang-bintang merah.
4. Isyarat yang dibuat oleh radio telegraphy atau sistem pengisyaratan lain yang terdiri atas kelompok SOS dari kode
morse.
5. Isyarat yang dipancarkan menggunakan pesawat radio telephony yang terdiri atas kata ” Mede ”.
6. Kode Isyarat bendera NC.
7. Bendera segi empat yang dibawah atau diatasnya dilengkapi dengan bola-bola hitam atau bentuk yang menyerupai bola-
bola.
8. Lidah-lidah api yang dapat menyala secara terus menerus diatas kapal.
9. Cerawat payung/cerawat tangan yang memancarkan cahaya merah.
10. Isyarat asap berwarna jingga.
11. Isyarat alarm Radio telegraphy.
12. Isyarat alarm radio telephony.
13. Isyarat dipancarkan oleh rambu-rambu Radio petunjuk posisi darurat.
14. Menaikturunkan
61
lengan tangan yang terentang kesamping secara perlahan-lahan dan berulang-ulang.
62
LINTAS PENYELAMATAN DIRI

 Mengetahui lintas penyelamatan diri ( Escape Routes )


Didalam keadaan darurat dimana kepanikan sering terjadi maka kadang-kadang untuk mencapai suatu tempat,
misalnya sekoci sering kesulitan. Untuk itu pada pelayar terutama awak kapal harus mengenal / mengetahuidengan
lintas penyelamatan diri ( escape routes ), komunikasi di dalam kapal itu sendiri dan sistem alarmnya. Untuk itu
sesuai ketentuan SOLAS 1974 BAB II-2 tentang konstruksi perlindungan penemuan dan pemadam kebakaran dalam
peraturan 53 dipersyaratkan untuk di dalam dan dari semua ruang awak kapal dan penumpang dan ruangan – ruangan
yang biasa oleh awak kapal untuk bertugas, selain terdapat tangga-tangga diruang permesinan harus ditata sedemikian
rupa tersedianya tangga yang menuju atau keluar dari daerah tersebut secara darurat.

 Dikapal lintas penyelamatan diri secara darurat atau secape route dapat ditemui pada tempat tempat tertentu :
1. Kamar mesin
Adanya lintas darurat menuju kegeladak kapal melalui terowongan poros baling-baling yang sepanjang lintasan
tersebut didahului oleh tulisan ” Emergency Exit ” dan disusul dengan tanda panah atau simbol orang berlari.
2. Ruang Akomodasi
Pada ruangan akomodasi, khususnya pada ruangan rekreasi ataupun ruangan makan atau daerah berkumpulnya awak
kapal selalu dilengkapi dengan pintu darurat atau jendela daurat yang bertuliskan ” Emergency Exit ”. Setiap awak
kapal harus mengetahui dan terampil menggunakan jalan-jalan atau lintas darurat.
63
Terima Kasih.

64

Anda mungkin juga menyukai