1. Kota Payakumbuh. 2.Kota Bukittinggi 3.Kota Padang Panjang 4.Kabupaten Lima Puluh Kota 5.Kabupaten Agam 6.Kabpaten Tanah Datar
Kesepakatan Kerjasama
Ber rk r t esepakatan Bersama tanggal 7 esember antara Bupati Agam, Bupati anah atar, Bupati Lima uluh ta, Walik ta Bukittinggi, Walik ta adang anjang dan Walik ta ayakumbuh yang diketahui leh Gubernur umatera Barat di adang, telah disepakati sebagai berikut: Melakukan kerjasama untuk mewujudkan pengel laan A Regi nal. L kasi disepakati di Baso abupaten Agam dan apabila tidak layak secara teknis akan diajukan lokasi lain. embiayaan berasal dari A BN,A BD rovinsi dan A BD abupaten/ ota. rinsip kerjasama mengacu kepada kepentingan umum, saling menguntungkan, saling membutuhkan, saling memperkuat, keterbukaan, kepastian hukum dan akuntabilitas. Realisasi rencana kegiatan lebih rinci dan terarah diatur lebih lanjut sesuai dengan keputusan para pihak. Dalam perjalanannya, ternyata lokasi yang direncanakan di Baso tidak dapat diwujudkan, sementara kota ayakumbuh bersedia menyediakan lahan untuk tahap awal seluas HA dari 7 HA lahan yang dimiliki emko ayakumbuh yang juga sudah direncanakan untuk A.
Kesepakatan Kerjasama
Berdasar an notulen rapat Bupati/ ali ota yang a an mela u an erjasama TP egional pada tanggal 14 Juni di Ja arta, salah satu esepa atan wa tu itu adalah masing-masing abupaten/ ota yang be erjasama, mela u an 3 untu mengurangi jumlah sampah yang diang ut e TP , dengan ata lain yang masu e TP hanya residu apabila masing-masing abupaten/ ota mampu mengolah hasil pemilahan.
Pembangunan
Pembangunan TP dibiayai dengan PBN melalui S TKE . P P. Sumatera Barat mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Pembangunan fisi TP sudah hampir selesai dan diper ira an a an dapat rampung a hir tahun 2011, sementara peralatan dan mesin sudah ditempat an dilo asi dan tera hir pada tanggal Juli telah didatang an 1(satu) unit Excavator, 1 (satu) unit Bulldozer dan 1 (satu) unit Dump Truc .
ela u an pende atan dan sosialisasi secara informal terhadap to oh, pemu a dan warga masyara at dise itar lo asi dan yang ba al dilalui oleh armada pengang ut sampah menuju TP egional.
Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan provinsi mempunyai kewenangan: a. menetapkan kebijakan dan strategi dalam pengelolaan sampah sesuai dengan kebijakan Pemerintah; b. memfasilitasi kerja sama antardaerah dalam satu provinsi, kemitraan, dan jejaring dalam pengelolaan sampah; c. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan kinerja kabupaten/kota dalam pengelolaan sampah; dan d. memfasilitasi penyelesaian perselisihan pengelolaan sampah antar kabupaten/antar kota dalam 1 (satu) provinsi.
UU. No. 18 Tahun 2008 Pasal 9 Tentang Pengelolaan 1) Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, Sampah pemerintahan kabupaten/kota mempunyai kewenangan: a. menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi. b. menyelenggarakan pengelolaan sampah skala kabupaten/kota sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah; c. melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain; d. menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan/atau tempat pemrosesan akhir sampah; e. melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua puluh) tahun terhadap tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem pembuangan terbuka yang telah ditutup; dan f. menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai dengan kewenangannya.
2) Penetapan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyusunan sistem tanggap darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f diatur dengan peraturan menteri.
Pembagian Kewenangan Pasal 10 Pembagian kewenangan pemerintahan di bidang pengelolaan sampah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1. Segera membentuk TKKSD, agar wadah yang melakukan pembahasan dan kesepakatan kerja sama sesuai dengan regulasi yang ada (Permendagri No.22 Tahun 2009). 2. Menyediakan anggaran dalam APBD masing-masing untuk biaya operasional TPA, serta konsistensi pembayaran sesuai dengan timbulan sampah yang diantar ke TPA serta disiplin jadwal pembayaran yang disepakati. 3. Memahami Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria pengelolaan sampah khususnya TPA Sanitary Landfill dari segi Cost Benefit Analysis. 4. Menyediakan armada pengangkut sampah yang layak dan memenuhi persyaratan.
Kesimpulan
Dalam mewujudkan kerjasama pemanfaatan TPA Regional Payakumbuh, seluruh Kabupaten/kota yang bekerjasama berkewajiban: 1. Memahami Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Pengelolaan sampah di TPA, sesuai dengan fasilitas yang tersedia. 2. Menyediakan Anggaran setiap tahunnya pada APBD masing-masing , untuk biaya operasional TPA secara berkelanjutan. 3. Payakumbuh selaku pemilik lahan dan daerah yang menerima dampak negatif dengan operasional TPA Regional, harus mendapatkan kompensasi dari kabupaten/kota lain melalui pembiayaan yang dikonversi kedalam tonase sampah yang diantar ke TPA.