(TERM OF REFERENCE)
1. LATAR BELAKANG
Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Permasalahan sampah saat ini sudah menjadi isu nasional yang harus
diselesaikan permasalahannya, terbukti dengan adanya Perpres No 97 Tahun 2017 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah sejenis
Sampah Rumah Tangga, yang kemudian dijabarkan pada Perbup Tangerang Nomor 80
Tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi Kabupaten Tangerang dalam Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, yang dimana
berdasarkan perpres dan perbup tersebut pada tahun 2025 target pengelolaan sampah
mencapai 100%, dengan target persentase pengurangan 30% dan Penanganan 70%. Oleh
karena tersebut Pemerintah Daerah harus Concern dan Fokus menghadapi permasalahan
sampah di Kabupaten Tangerang.
Persampahan di Kabupaten Tangerang saat ini masih menjadi masalah yang belum
terpecahkan, khususnya permasalahan di TPA Jatiwaringin yang masih menggunakan
system Pembuangan Terbuka (Open Dumping) yang dimana berdasarkan aturan yang
berlaku seharusnya ssudah tidak ada lagi TPA yang menggunakan system Open Dumping
karena akan menciptakan pencemaran baik pencemaran air, tanah maupun udara juga akan
berdampak buruk terhadap kesehatan warga sekitar.
Setiap harinya masyarakat Kabupaten Tangerang menghasilkan sampah sebanyak
2.660 Ton/hari, hal tersebut diketahui dari Jumlah Penduduk Kabupaten Tangerang Tahun
2020 mencapai 3.800.787 (BPS Kabupaten Tangerang tahun 2020) dengan acuan setiap
orang menghasilkan sampah 0,7 Kg/hari (SNI). Hal tersebut akan terus bertambah seiring
dengan adanya pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pola hidup serta
perilaku masyarakat merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulan sampah di kota-
kota besar. Sementara yang berhasil diangkut oleh kendaraan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Tangerang dan Kecamatan ke TPA Jatiwaringin yaitu sebesar 1.063
Ton/hari (41% sampah terangkut).
Dengan banyaknya sampah yang masuk ke TPA Jatiwaringin setiap harinya tentu
akan menjadi suatu permasalahan apabila secara terus menerus menggunakan system Open
Dumping, yang dimana lambat laun TPA Jatiwaringin akan terpenuhi oleh sampah dan akan
menjadi permasalahan ke depannya apabila tidak ditemukan solusi penyelesaiannya. Melihat
kondisi TPA Jatiwaringin saat ini yang sudah menggunung diperlukan teknologi pengolahan
sampah yang dapat mengolah sampah baru maupun sampah yang sudah lama yang ada di
TPA Jatiwaringin. Kondisi eksisting saat ini luas lahan TPA Jatiwaringin yaitu 31 Ha,
dengan luas lahan yang tertimbun sampah yaitu ±17 Ha dengan ketinggian mencapai 5-15m,
artinya masih tersisa lahan ±14 Ha yang masih belum terisi oleh sampah. Pemerintah
Kabupaten Tangerang saat ini akan memanfaatkan lahan tanah TPA yang belum terisi
sampah untuk dijadikan sebagai lokasi tempat pengolahan sampah dengan menggunakan
teknologi yang ramah lingkungan, sehingga dengan adanya teknologi pengolahan sampah
tersebut dapat menangani permasalahan sampah baik sampah baru maupun sampah lama
yang ada di di TPA Jatiwaringin.
2. Dasar Hukum
1. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten
2. Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
3. Peraturan Presiden No 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah sejenis Sampah Rumah Tangga;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah dan Lumpur Tinja.
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang.
7. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 4 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja
Sama Daerah;
8. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 96 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Tangerang.
9. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 80 Tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi
Kabupaten Tangerang dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga.
b. Tujuan
1. tersedianya teknologi pengolahan/pemusnahan sampah di TPA Jatiwaringin yang
dapat diandalkan untuk memusnahkan sampah yang ada di TPA Jatiwaringin;
2. Memperpanjang usia TPA sehingga tidak memerlukan lahan yang lebih luas lagi;
3. Meminimalisir resiko pencemaran lingkungan yang berdampak pada kesehatan
Masyarakat sekitarTPA Jatiwaringin;
4. Target/Sasaran
Target atau sasaran yang ingin dicapai dengan adanya teknologi pengolahan sampah yaitu:
a. Meningkatkan pelayanan dan pengelolaan sampah oleh Pemerintah Kabupaten
Tangerang;
b. Sampah TPA Jatiwatingin dapat dikelola dengan tepat dan benar;
c. Terciptanya sistem pengelolaan sampah yang menerapkan konsep minimasi sampah
tertimbun di TPA dengan mengembangkan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan;
Lokasi kegiatan pengadaan teknologi pengolahan sampah TPA Jatiwaringin yaitu terletak di
TPA Jatiwaringin, Desa Jatiwaringin Kecamatan Mauk
Tim Seleksi bertugas menyelenggarakan proses pelelangan badan hukum calon mitra
kerja sama, antara lain melaksanakan:
menyusun jadual dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi tempat seleksi;
menyiapkan dokumen prakualifikasi dan dokumen seleksI mitra kerja sama;
mengumumkan rencana kerja sama;
menilai kualifikasi badan hukum calon mitra kerja sama;
melakukan evaluasi penawaran badan hukum calon mitra kerja sama yang
masuk;
membuat laporan mengenai proses dan hasil seleksi;
mengusulkan penetapan badan hukum hasil seleksi.
Masa tugas Tim Seleksi berakhir dengan ditetapkannya badan hukum yang menjadi
mitra kerja sama. Tim seleksi berjumlah gasal (ganjil) dan beranggotakan
sekurangnya 3 (tiga) orang yang memahami tata cara pengadaan, substansi kerja
sama dan bidang lain yang diperlukan.
Dalam hal kerja sama tersebut menggunakan dana dari APBD maka peran dan
fungsi Tim Seleksi dimaksud adalah sama dengan Panitia Pengadaan sesuai
Peraturan Perundang – Undangan.
10. SKPD menyusun dan menetapkan kerangka acuan kerja sama untuk dijadikan acuan
oleh Tim Seleksi. Kerangka acuan kerja sama sekurang-kurangnya memuat:
a. latar belakang;
b. maksud dan tujuan;
c. objek dan ruang lingkup kerja sama;
d. bentuk kerja sama;
e. jangka waktu;
f. analisis manfaat dan biaya (pra studi kelayakan);
g. sumberdaya yang harus disediakan oleh badan hukum.
Untuk menyusun kerangka acuan kerja sama, SKPD dapat dibantu oleh Tim Teknis.
b. Penawaran
1. Tim Seleksi mengumumkan rencana kerja sama dengan badan hukum melalui media
cetak dan papan pengumuman resmi. Isi pengumuman prakualifikasi memuat sekurang
- kurangnya:
a. nama dan alamat kantor yang akan mengadakan seleksi;
b. maksud dan tujuan kerja sama;
c. obyek dan ruang lingkup kerja sama;
d. bentuk kerja sama;
e. sumber pembiayaan;
f. syarat-syarat badan hukum peserta seleksi;
g. tempat, tanggal, hari dan waktu untuk pengambilan dokumen prakualifikasi.
2. Pengambilan dokumen prakualifikasi
Pengambilan dokumen prakualifikasi dimulai sejak tanggal pengumuman sampai
dengan satu hari sebelum batas akhir pemasukan dokumen prakualifikasi.
3. Pemasukan dokumen prakualifikasi
Batas akhir pemasukan dokumen prakualifikasi ditentukan oleh Tim Seleksi.
4. Evaluasi dokumen prakualifikasi
Badan hukum peserta seleksi dinyatakan lulus prakualifikasi apabila memenuhi
persyaratan, antara lain dengan menilai kinerja dan bonafiditas badan hukum
berdasarkan:
a. Akte Pendirian,
b. Kedudukan/alamat perusahaan/LSM/Yayasan,
c. Copy anggaran dasar (AD) perusahaan/LSM/Yayasan,
d. Referensi bank,
e. Cash flow laporan rugi-laba 3 (tiga) tahun terakhir (bila perusahaan), Susunan
pimpinan (Direksi, Komisaris, dsb).
f. Pengalaman kerja/rekomendasi,
g. Copy NPWP.
h. Informasi lain yang menunjang.
5. Penetapan hasil prakualifikasi
Tim Seleksi menenetapkan daftar pendek calon mitra kerja sama, yang terdiri dari 5
(lima) badan hukum yang mempunyai nilai tertinggi.
6. Pengumuman hasil prakualifikasi
Hasil prakualifikasi setelah ditetapkan oleh Tim Seleksi disampaikan keseluruh badan
hukum peserta seleksi dan diumumkan melalui papan pengumuman resmi. Masa
sanggah prakualifikasi Badan hukum peserta seleksi yang merasa keberatan terhadap
hasil prakualifikasi dapat mengajukan surat sanggahan kepada Tim Seleksi.
7. Penyampaian undangan
Badan hukum yang lulus prakualifikasi dan badan hukum pemprakarsa kerja sama dan
telah menyampaikan pernyataan minat (Letter of Intent) diundang untuk mengambil
dokumen seleksi.
8. Pengambilan dokumen seleksi
Pengambilan dokumen dilakukan satu hari setelah dikeluarkann undangan sampai
dengan satu hari sebelum batas waktu pemasukan dokumen seleksi. Dokumen seleksi
terdiri dari:
a. Surat undangan kepada badan hukum calon mitra kerja sama yang lulus
prakualifikasi dan pemprakarsa untuk memasukan penawaran kerja sama,
b. Kerangka acuan kerja sama telah disetujui oleh SKPD,
c. Ketentuan lain yang diperlukan seperti penggunaan barang/jasa produksi dalam
negeri dan preferensi harga, unsur-unsur penilaian termasuk apabila ada preferensi
khusus untuk badan hukum, formula evaluasi yang akan digunakan, termasuk
contoh formulir yang perlu diisi oleh badan hukum.
9. Penjelasan (Aanwijzing)
Tim Seleksi memberikan penjelasan rencana kerja sama mengenai segala sesuatu
terkait dengan dokumen seleksi badan hukum calon mitra kerja sama di tempat dan
waktu yang ditentukan, dihadiri oleh badan hukum calon mitra kerja sama.
Ketidakhadiran badan hukum calon mitra kerja sama pada saat penjelasan kerja sama
tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan penawaran. Apabila
dipandang perlu, Tim Seleksi dapat memberikan penjelasan lanjutan dengan cara
melakukan peninjauan lapangan.
Pemberian penjelasan kerja sama ini serta keterangan lain termasuk pertanyaan,
tanggapan dan tinjauan lapangan dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan (BAP)
yang ditandatangani oleh Tim Seleksi dan minimal 1 (satu) wakil calon mitra kerja
sama yang hadir, dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari dokumen seleksi badan
hukum calon mitra kerja sama.
c. Penyiapan Kesepakatan
1. Bupati setelah menerima Surat Penunjukan Badan Hukum hasil seleksi,
memerintahkan kepada SKPD untuk bersama-sama dengan TKKSD dan menyusun
kesepakatan bersama yang ditanda tangani oleh masing-masing pihak.
2. Kesepakatan bersama merupakan pokok-pokok kerja sama yang memuat:
a. Identitas para pihak;
b. Maksud dan tujuan;
c. Objek dan ruang lingkup kerja sama;
d. Bentuk kerja sama;
e. Sumber biaya;
f. Tahun anggaran dimulainya pelaksanaan kerja sama;
g. Jangka waktu berlakunya kesepakatan bersama, paling lama 12 bulan, dan Rencana
kerja yang memuat:
Tanggal pembahasan bersama rancangan perjanjian kerja sama,
Jadwal penandatanganan perjanjian,
Rencana kerja tersebut dijadikan lampiran dalam
kesepakatan bersama dan ditandatangani oleh masing masingnpihak.
d. Penandatanganan Kesepakatan
1. Kesepakatan bersama daerah dengan badan usaha ditandatangani oleh Bupati dan
pimpinan badan usaha.
2. Penandatanganan kesepakatan bersama dilaksanakan sesuai kesepakatan para pihak.
Penandatanganan kesepakatan bersama dapat disaksikan oleh Menteri Dalam Negeri dan
Menteri/pimpinan LPND yang terkait dengan obyek kerja sama.
e. Penyiapan Perjanjian
1. SKPD penanggung jawab bersama TKKSD menyusun rancangan perjanjian kerja
sama. Dalam menyusun rancangan perjanjian kerja sama dapat meminta bantuan
pakar/tenaga ahli dan atau berkonsultasi dengan Departemen Dalam Negeri atau
Departemen Teknis terkait. Rancangan perjanjian kerja sama, memuat sekurang -
kurangnya:
a. Subjek kerja sama;
b. Objek kerja sama;
c. Ruang lingkup kerja sama;
d. Hak dan kewajiban;
e. Jaminan pelaksanaan kerja sama;
f. Alokasi resiko kerja sama;
g. Jangka waktu kerja sama;
h. Larangan pengalihan perjanjian kerja sama;
i. Keadaan memaksa/force majeure;
j. Penyelesaian perselisihan; dan
k. Pengakhiran kerja sama.
Dalam perjanjian kerja sama, Bupati dapat menyatakan bahwa pelaksanaan yang
bersifat teknis ditangani oleh Kepala SKPD.
f. Penandatanganan Perjanjian
1. Setelah rancangan perjanjian kerja sama diberi paraf masingmasing pihak, SKPD
menyiapkan penanda tanganan perjanjiannkerja sama, dengan ketentuan:
a. Dalam hal kerja sama diperlukan jaminan pelaksanaan kerja sama, maka SKPD
wajib meminta kepada badan hukum pemenang seleksi calon mitra kerja sama;
b. Besarnya jaminan pelaksanaan adalah 5% (lima persen) dari nilai kontrak dan
diterbitkan oleh bank umum;
c. Masa berlakunya jaminan adalah sejak tanggal penandatangan perjanjian kerja
sama sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah masa pemeliharaan berakhir.
2. Perjanjian kerja sama daerah dengan badan hukumnditandatangani oleh Bupati dan
pimpinan badan hukum.
3. Penandatanganan perjanjian kerja sama dilaksanakan sesuai kesepakatan dari para
pihak
g. Pelaksanaan
1. Para pihak bertanggung jawab atas pelaksanaan kerja sama sesuai dengan perjanjian
kerja sama.
2. Apabila dalam kerja sama ada pengadaan barang dan jasa yang menjadi kewajiban
daerah dalam perjanjian kerja sama, dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
3. Apabila dalam pelaksanaan kerja sama ada alasan yang kuat dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundangundangan, maka Bupati dapat melakukan
perubahan/adendum atas materi perjanjian kerja sama. Materi perubahan perjanjian
disiapkan oleh SKPD dengan berkonsultasi kepada TKKSD.
4. Apabila materi perubahan/adendum menyebabkan atau mengakibatkan penambahan
pembebanan kepada masyarakat, maka penambahan pembebanan tersebut harus
dimintakan persetujuan DPRD.
5. Hasil kerja sama Pemerintah Daerah dengan badan hukum dapat berupa uang, surat
berharga, dan asset, atau non material berupa keuntungan.
6. Hasil kerja sama sebagaimana dimaksud pada huruf e yang menjadi hak daerah yang
berupa uang, harus disetor ke kas daerah sesuai dengan peraturan perundangan.
7. Untuk kerja sama pengelolaan, mitra kerja sama harus membayar kontribusi ke
rekening kas daerah setiap tahun selama jangka waktu pengelolaan dan pembagian
keuntungan hasil kerja sama pengelolaan.
8. Besaran pembayaran kontribusi dan pembagian keuntungan hasil kerja sama
pengelolaan ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh TKKSD.
9. Jenis Kontrak
Tender
10. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
pengadaan Pengadaan Teknologi Pengolahan Sampah TPA Jatiwaringin pada Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang. Hal-hal yang belum diatur dalam
KAK ini akan ditetapkan lebih lanjut.
KEPALA DINAS
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN
KABUPATEN TANGERANG
Drs. H. SUJATMIKO, MM
NIP. 19651201 199202 1 002
SPESIFIKASI ARMROLL
KAPASITAS 6 M³
MAIN FRAME UNP 200
ARM FRAME UNP 120
ARM
PLAT ARM Plat Profil 5,8 mm
HOOK Plat Hitam 40,0 mm
AS Asetal Ø 50,0 mm
PROTECTOR
BODY PROTECTOR Pipa Ø 2 Inch
SPARKBOARD Plat Hitam 2,0 mm
PERISAI Plat Hitam 2, 0 mm
Drs. H. SUJATMIKO, MM
NIP. 19651201 199202 1 002
Pejabat Pembuat Komitmen
Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang
Drs. H. SUJATMIKO, MM
NIP. 19651201 199202 1 002
SPESIFIKASI CONTAINER TERBUKA
UKURAN BAK 6 M³
Panjang 3200 mm
Lebar 1900 mm
Tinggi 1000 mm
DINDING SAMPING
PLAT Plat Hitam 2,3 mm
TIANG UNP 100
TIANG TENGAH UNP 80
COVERAN ATAS UNP 100
PINTU BELAKANG
MODEL Buka Atas
PLAT Plat Hitam 2,3 mm
PILAR PINTU UNP 65
ENGSEL Swing
KUNCI Behel 19 mm
RODA
FRAME RODA UNP 100
RODA Pipa Hitam Ø 5
LAIN-LAIN
SEPATU UNP 100
KAITAN Asetal Ø 1,25
Drs. H. SUJATMIKO, MM
NIP. 19651201 199202 1 002
Pejabat Pembuata Komitmen
Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang
Drs. H. SUJATMIKO, MM
NIP. 19651201 199202 1 002