Anda di halaman 1dari 16

KERANGKA ACUAN KERJA

(TERM OF REFERENCE)

PENGELOLAAN SAMPAH TPA JATIWARINGIN

DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN


KABUPATEN TANGERANG
Jl. Atik Soewardi No. 01 Tigaraksa Kab. Tangerang

TAHUN ANGGARAN 2019


KERANGKA ACUAN KERJA
(TERM OF REFERENCE)

Pengelolaan Sampah TPA Jatiwaringin

1. LATAR BELAKANG

Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Permasalahan sampah saat ini sudah menjadi isu nasional yang harus
diselesaikan permasalahannya, terbukti dengan adanya Perpres No 97 Tahun 2017 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah sejenis
Sampah Rumah Tangga, yang kemudian dijabarkan pada Perbup Tangerang Nomor 80
Tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi Kabupaten Tangerang dalam Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, yang dimana
berdasarkan perpres dan perbup tersebut pada tahun 2025 target pengelolaan sampah
mencapai 100%, dengan target persentase pengurangan 30% dan Penanganan 70%. Oleh
karena tersebut Pemerintah Daerah harus Concern dan Fokus menghadapi permasalahan
sampah di Kabupaten Tangerang.
Persampahan di Kabupaten Tangerang saat ini masih menjadi masalah yang belum
terpecahkan, khususnya permasalahan di TPA Jatiwaringin yang masih menggunakan
system Pembuangan Terbuka (Open Dumping) yang dimana berdasarkan aturan yang
berlaku seharusnya ssudah tidak ada lagi TPA yang menggunakan system Open Dumping
karena akan menciptakan pencemaran baik pencemaran air, tanah maupun udara juga akan
berdampak buruk terhadap kesehatan warga sekitar.
Setiap harinya masyarakat Kabupaten Tangerang menghasilkan sampah sebanyak
2.660 Ton/hari, hal tersebut diketahui dari Jumlah Penduduk Kabupaten Tangerang Tahun
2020 mencapai 3.800.787 (BPS Kabupaten Tangerang tahun 2020) dengan acuan setiap
orang menghasilkan sampah 0,7 Kg/hari (SNI). Hal tersebut akan terus bertambah seiring
dengan adanya pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pola hidup serta
perilaku masyarakat merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulan sampah di kota-
kota besar. Sementara yang berhasil diangkut oleh kendaraan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Tangerang dan Kecamatan ke TPA Jatiwaringin yaitu sebesar 1.063
Ton/hari (41% sampah terangkut).
Dengan banyaknya sampah yang masuk ke TPA Jatiwaringin setiap harinya tentu
akan menjadi suatu permasalahan apabila secara terus menerus menggunakan system Open
Dumping, yang dimana lambat laun TPA Jatiwaringin akan terpenuhi oleh sampah dan akan
menjadi permasalahan ke depannya apabila tidak ditemukan solusi penyelesaiannya. Melihat
kondisi TPA Jatiwaringin saat ini yang sudah menggunung diperlukan teknologi pengolahan
sampah yang dapat mengolah sampah baru maupun sampah yang sudah lama yang ada di
TPA Jatiwaringin. Kondisi eksisting saat ini luas lahan TPA Jatiwaringin yaitu 31 Ha,
dengan luas lahan yang tertimbun sampah yaitu ±17 Ha dengan ketinggian mencapai 5-15m,
artinya masih tersisa lahan ±14 Ha yang masih belum terisi oleh sampah. Pemerintah
Kabupaten Tangerang saat ini akan memanfaatkan lahan tanah TPA yang belum terisi
sampah untuk dijadikan sebagai lokasi tempat pengolahan sampah dengan menggunakan
teknologi yang ramah lingkungan, sehingga dengan adanya teknologi pengolahan sampah
tersebut dapat menangani permasalahan sampah baik sampah baru maupun sampah lama
yang ada di di TPA Jatiwaringin.

2. Dasar Hukum
1. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten
2. Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
3. Peraturan Presiden No 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah sejenis Sampah Rumah Tangga;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah dan Lumpur Tinja.
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang.
7. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 4 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja
Sama Daerah;
8. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 96 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Tangerang.
9. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 80 Tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi
Kabupaten Tangerang dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga.

3. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Maksud dari adanya teknologi pengolahan sampah di TPA Jatiwaringin yaitu sebagai
bentuk tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam rangka penyelesaian
permasalahan sampah di TPA Jatiwaringin dengan mengolah atau memusnahkan
sampah yang baru maupun lama yang ada di TPA Jatiwaringin.

b. Tujuan
1. tersedianya teknologi pengolahan/pemusnahan sampah di TPA Jatiwaringin yang
dapat diandalkan untuk memusnahkan sampah yang ada di TPA Jatiwaringin;
2. Memperpanjang usia TPA sehingga tidak memerlukan lahan yang lebih luas lagi;
3. Meminimalisir resiko pencemaran lingkungan yang berdampak pada kesehatan
Masyarakat sekitarTPA Jatiwaringin;
4. Target/Sasaran
Target atau sasaran yang ingin dicapai dengan adanya teknologi pengolahan sampah yaitu:
a. Meningkatkan pelayanan dan pengelolaan sampah oleh Pemerintah Kabupaten
Tangerang;
b. Sampah TPA Jatiwatingin dapat dikelola dengan tepat dan benar;
c. Terciptanya sistem pengelolaan sampah yang menerapkan konsep minimasi sampah
tertimbun di TPA dengan mengembangkan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan;

5. Sumber Dana dan Perkiraan Biaya


Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pengadaan teknologi pengolahan sampah
TPA Jatiwaringin berasal dari APBD Kabupaten Tangerang.
6. Ruang Lingkup Pekerjaan dan Lokasi Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan dari kegiatan pengadaan teknologi pengolahan sampah TPA
Jatiwaringin meliputi Study Kelayakan (Fisiebility Study), jumlah investasi, metode
kerjasama yang akan dilaksanakan, pembangunan hanggar/Tempat pengolahan sampah,
pengadaan mesin teknologi dan Tipping Fee yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah.

Lokasi kegiatan pengadaan teknologi pengolahan sampah TPA Jatiwaringin yaitu terletak di
TPA Jatiwaringin, Desa Jatiwaringin Kecamatan Mauk

7. Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga


a. Tahap Persiapan
1. Pembentukan TKKSD;
2. TKKSD membentuk tim teknis kerjasama antar daerah.
a. Tugas tim teknis tercantum dalam Keputusan Ketua TKKSD.
b. Tim teknis dibentuk sesuai dengan kebutuhan yang akan dikerjasamakan
3. Bupati menerima usulan kerja sama dari badan hukum. Objek kerja sama yang
diusulkan oleh badan hukum dapat tidak termasuk dalam daftar prioritas kerja sama
daerah;
4. Bupati selanjutnya menugaskan TKKSD untuk membahas dan mengevaluasi usulan
kerja sama dari badan hukum tersebut.
5. Apabila dipandang perlu TKKSD atas nama Bupati dapat mengundang badan hukum
tersebut untuk menjelaskan rencana kerja sama yang diusulkan dan dapat
mengundang badan hukum lain yang mempunyai kualifikasi sama untuk
memberikan pendapat dan saran tentang isu yang ditawarkan.
6. Dalam melakukan evaluasi atas usulan rencana kerja sama tersebut, TKKSD perlu
mempertimbangkan:
a. kesesuaian dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional/daerah dan
rencana strategis sektor infrastruktur;
b. kesesuaian lokasi proyek dengan rencana tata ruang wilayah;
c. keterkaitan antar sektor infrastruktur dan antar wilayah;
d. kelayakan biaya dan manfaatnya;
e. dampak terhadap pembangunan daerah.
7. TKKSD melaporkan hasil evaluasinya kepada Bupati. Apabila hasil evaluasi
menunjukan bahwa usulan kerja sama tersebut memenuhi persyaratan kelayakan,
maka badan hukum pemprakarsa menyampaikan Pernyataan Minat (Letter of Intent)
kerja sama dengan pemerintah daerah. Isi pernyataan minat antara lain memuat:
a. menyatakan kehendak untuk berpartisipasi dalam pengembangan pelayanan
publik melalui kerja sama,
b. kesanggupan tunduk pada ketentuan yang berlaku dalam
c. proses pelaksanaan kerja sama,
d. kesanggupan untuk memenuhi ketentuan teknis dan keuangan yang diperlukan
dalam pelaksanaan kerja sama.
8. Selain menugaskan TKKSD sebagaimana dimaksud huruf d, pada waktu yang
bersamaan Bupati:
a. dapat menugaskan masing-masing SKPD sesuai bidang tugasnya untuk
melakukan inventarisasi dan mengusulkan objek yang akan dikerjasamakan.
b. objek yang akan dikerjasamakan adalah merupakan urusan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Kabupaten, dengan berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD).
c. dalam hal objek kerja sama belum ada dalam RPJMD, maka objek yang akan
dikerjasamakan wajib dicantumkan dalam RKPD sesuai dengan prioritas.
d. hasil inventarisasi objek kerja sama dari SKPD yang mengusulkan, dibahas
dalam sidang TKKSD, yang hasilnya melalui oleh Ketua TKKSD disampaikan
kepada Bupati untuk ditetapkan skala prioritas.
9. Bupati menetapkan SKPD yang bidang tugasnya menjadi objek kerja sama, sebagai
SKPD penanggung jawab. Tugas SKPD penanggung jawab adalah:
a. mempersiapkan kerangka acuan/proposal/kajian dan atau pra-studi kelayakan;
b. melakukan sosialisasi rencana kerja sama;
c. mempersiapkan rancangan perjanjian kerja sama;
d. menetapkan Tim Seleksi.

Tim Seleksi bertugas menyelenggarakan proses pelelangan badan hukum calon mitra
kerja sama, antara lain melaksanakan:
 menyusun jadual dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi tempat seleksi;
 menyiapkan dokumen prakualifikasi dan dokumen seleksI mitra kerja sama;
 mengumumkan rencana kerja sama;
 menilai kualifikasi badan hukum calon mitra kerja sama;
 melakukan evaluasi penawaran badan hukum calon mitra kerja sama yang
masuk;
 membuat laporan mengenai proses dan hasil seleksi;
 mengusulkan penetapan badan hukum hasil seleksi.

Masa tugas Tim Seleksi berakhir dengan ditetapkannya badan hukum yang menjadi
mitra kerja sama. Tim seleksi berjumlah gasal (ganjil) dan beranggotakan
sekurangnya 3 (tiga) orang yang memahami tata cara pengadaan, substansi kerja
sama dan bidang lain yang diperlukan.

Dalam hal kerja sama tersebut menggunakan dana dari APBD maka peran dan
fungsi Tim Seleksi dimaksud adalah sama dengan Panitia Pengadaan sesuai
Peraturan Perundang – Undangan.

10. SKPD menyusun dan menetapkan kerangka acuan kerja sama untuk dijadikan acuan
oleh Tim Seleksi. Kerangka acuan kerja sama sekurang-kurangnya memuat:
a. latar belakang;
b. maksud dan tujuan;
c. objek dan ruang lingkup kerja sama;
d. bentuk kerja sama;
e. jangka waktu;
f. analisis manfaat dan biaya (pra studi kelayakan);
g. sumberdaya yang harus disediakan oleh badan hukum.
Untuk menyusun kerangka acuan kerja sama, SKPD dapat dibantu oleh Tim Teknis.

b. Penawaran
1. Tim Seleksi mengumumkan rencana kerja sama dengan badan hukum melalui media
cetak dan papan pengumuman resmi. Isi pengumuman prakualifikasi memuat sekurang
- kurangnya:
a. nama dan alamat kantor yang akan mengadakan seleksi;
b. maksud dan tujuan kerja sama;
c. obyek dan ruang lingkup kerja sama;
d. bentuk kerja sama;
e. sumber pembiayaan;
f. syarat-syarat badan hukum peserta seleksi;
g. tempat, tanggal, hari dan waktu untuk pengambilan dokumen prakualifikasi.
2. Pengambilan dokumen prakualifikasi
Pengambilan dokumen prakualifikasi dimulai sejak tanggal pengumuman sampai
dengan satu hari sebelum batas akhir pemasukan dokumen prakualifikasi.
3. Pemasukan dokumen prakualifikasi
Batas akhir pemasukan dokumen prakualifikasi ditentukan oleh Tim Seleksi.
4. Evaluasi dokumen prakualifikasi
Badan hukum peserta seleksi dinyatakan lulus prakualifikasi apabila memenuhi
persyaratan, antara lain dengan menilai kinerja dan bonafiditas badan hukum
berdasarkan:
a. Akte Pendirian,
b. Kedudukan/alamat perusahaan/LSM/Yayasan,
c. Copy anggaran dasar (AD) perusahaan/LSM/Yayasan,
d. Referensi bank,
e. Cash flow laporan rugi-laba 3 (tiga) tahun terakhir (bila perusahaan), Susunan
pimpinan (Direksi, Komisaris, dsb).
f. Pengalaman kerja/rekomendasi,
g. Copy NPWP.
h. Informasi lain yang menunjang.
5. Penetapan hasil prakualifikasi
Tim Seleksi menenetapkan daftar pendek calon mitra kerja sama, yang terdiri dari 5
(lima) badan hukum yang mempunyai nilai tertinggi.
6. Pengumuman hasil prakualifikasi
Hasil prakualifikasi setelah ditetapkan oleh Tim Seleksi disampaikan keseluruh badan
hukum peserta seleksi dan diumumkan melalui papan pengumuman resmi. Masa
sanggah prakualifikasi Badan hukum peserta seleksi yang merasa keberatan terhadap
hasil prakualifikasi dapat mengajukan surat sanggahan kepada Tim Seleksi.
7. Penyampaian undangan
Badan hukum yang lulus prakualifikasi dan badan hukum pemprakarsa kerja sama dan
telah menyampaikan pernyataan minat (Letter of Intent) diundang untuk mengambil
dokumen seleksi.
8. Pengambilan dokumen seleksi
Pengambilan dokumen dilakukan satu hari setelah dikeluarkann undangan sampai
dengan satu hari sebelum batas waktu pemasukan dokumen seleksi. Dokumen seleksi
terdiri dari:
a. Surat undangan kepada badan hukum calon mitra kerja sama yang lulus
prakualifikasi dan pemprakarsa untuk memasukan penawaran kerja sama,
b. Kerangka acuan kerja sama telah disetujui oleh SKPD,
c. Ketentuan lain yang diperlukan seperti penggunaan barang/jasa produksi dalam
negeri dan preferensi harga, unsur-unsur penilaian termasuk apabila ada preferensi
khusus untuk badan hukum, formula evaluasi yang akan digunakan, termasuk
contoh formulir yang perlu diisi oleh badan hukum.

9. Penjelasan (Aanwijzing)
Tim Seleksi memberikan penjelasan rencana kerja sama mengenai segala sesuatu
terkait dengan dokumen seleksi badan hukum calon mitra kerja sama di tempat dan
waktu yang ditentukan, dihadiri oleh badan hukum calon mitra kerja sama.
Ketidakhadiran badan hukum calon mitra kerja sama pada saat penjelasan kerja sama
tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan penawaran. Apabila
dipandang perlu, Tim Seleksi dapat memberikan penjelasan lanjutan dengan cara
melakukan peninjauan lapangan.
Pemberian penjelasan kerja sama ini serta keterangan lain termasuk pertanyaan,
tanggapan dan tinjauan lapangan dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan (BAP)
yang ditandatangani oleh Tim Seleksi dan minimal 1 (satu) wakil calon mitra kerja
sama yang hadir, dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari dokumen seleksi badan
hukum calon mitra kerja sama.

10. Pemasukan dan pembukaan penawaran


Metode pemasukan dan cara pembukaan dokumen penawaran dari calon mitra kerja
sama harus mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan dalam dokumen seleksi badan
hukum calon mitra kerja sama. Tim Seleksi mencatat waktu, tanggal dan tempat
penerimaan dokumen penawaran yang diterimanya, baik yang dikirim langsung atau
melalui pos.
Pada akhir batas waktu penyampaian, Tim Seleksi membuka rapat pembukaan
dokumen penawaran. Pembukaan dokumen penawaran yang masuk dilaksanakan
sebagai berikut:
1. Tim Seleksi meminta sekurang-kurangnya 1 (satu) wakil badan hukum calon mitra
kerja sama yang hadir sebagai saksi. Apabila tidak ada saksi, Tim seleksi menunda
pembukaan sampai waktu tertentu. Apabila sampai waktu tertentu tetap tidak ada
yang hadir, acara pembukaan tetap dilanjutkan;
2. Tim Seleksi meneliti dokumen penawaran yang masuk, memeriksa dan
membacakan dihadapan peserta mengenai kelengkapan dokumen penawaran, untuk
kemudian dinilai keabsahannya;
3. Tim Seleksi mencatat seluruh proses pembukaan penawaran dan memasukannya ke
dalam Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP). BAPP ditandatangani oleh
Tim Seleksi dan salah satu wakil peserta.

11. Evaluasi Penawaran


a. Tim Seleksi melaksanakan evaluasi terhadap semua dokumen penawaran yang
masuk dan dilampiri surat jaminan penawaran. Evaluasi tersebut meliputi evaluasi
administrasi teknis, dan biaya berdasarkan kriteria, metoda dan tata cara evaluasi
yang telah ditetapkan dalam dokumen seleksi.
b. Dalam evaluasi penawaran, badan hukum yang memprakarsai kerja sama yang
telah dibuktikan surat pernyataan minat (Letter of Intent) menjadi salah satu
kelengkapan dalam dokumen penawaran, kepada badan hukum tersebut diberikan
kompensasi/insentif dalam bentuk:
 Pemberian tambahan nilai setinggi - tingginya 10% (sepuluh persen) dari nilai
pemprakarsa;
 Pembelian prakarsa kerja sama termasuk hak kekayaan intelektual yang
menyertainya oleh Bupati atau pemenang seleksi;
 Besarnya tambahan nilai dan biaya penggantian ditetapkan oleh Bupati
berdasarkan pertimbangan penilai independen, sebelum proses seleksi;
 Ketentuan khusus pemberian kompensasi ini harus tercantum dalam dokumen
seleksi badan hukum calon mitra kerja sama dan diumumkan secara terbuka
pada saat penawaran umum.

12. Penetapan Pemenang


Tim Seleksi menetapkan daftar peringkat 3 (tiga) badan hukum calon mitra kerja sama,
dengan peringkat 1 (pertama) adalah penawar yang mempunyai nilai tertinggi,
peringkat kedua seterusnya mempunyai nilai tertinggi kedua dan ketiga.

13. Pengumuman Pemenang


Hasil evaluasi setelah ditetapkan Tim Seleksi disampaikan kepada seluruh peserta dan
diumumkan melalui papan pengumuman resmi.

14. Masa sanggah


Tim Seleksi menetapkan masa sanggah, untuk memberi kesempatan kepada badan
hukum calon mitra kerja sama menyampaikan keberatan apabila ada hal-hal dalam
proses seleksi yang dianggap tidak sesuai dengan ketentuan.

15. Klarifikasi dan negosiasi


a. Setelah masa sanggah berakhir, Tim Seleksi mengundang badan hukum calon mitra
kerja sama peringkat pertama untuk melakukan klarifikasi dan negosiasi.
b. Apabila pada waktu klarifikasi dan negosiasi dengan peringkat pertama tidak
tercapai kesepakatan maka proses klarifikasi dan negosiasi diulang untuk peringkat
kedua, dan seterusnya.
c. Apabila badan hukum calon mitra kerja sama tidak ada yang sepakat pada saat
klarifikasi dan negosiasi, maka proses seleksi diulang sebanyak dua kali, sebelum
akhirnya diputuskan dengan penunjukan langsung.
d. Badan hukum yang akan diusulkan sebagai pemenang seleksi badan hukum calon
mitra kerja sama, dilakukan verifikasi terhadap semua data dan informasi yang ada
dalam formulir isian kualifikasi dengan meminta rekaman atau asli dokumen yang
sah dan bila perlu dilakukan konfirmasi dengan instansi terkait.

16. Surat Penunjukan Badan Hukum


a. Tim Seleksi menyampaikan usulan kepada SKPD, untuk ditetapkan dengan Surat
Penunjukan Badan Hukumnsebagai pemenang seleksi calon mitra kerja sama,
dengan melampirkan Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS).
b. BAHS memuat laporan hasil pelaksanaan seleksi, cara penilaian, dan penetapan
urutan pemenang. BAHS ditandatangani oleh Ketua dan semua anggota Tim
Seleksi.
c. BAHS bersifat rahasia sampai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama.
d. Kepala SKPD menerbitkan Surat Penunjukan Badan Hukum sebagai mitra kerja
sama, apabila kepala SKPD tidak sependapat dengan hasil seleksi yang diusulkan
oleh Tim Seleksi, maka Kepala SKPD membahas hasil seleksi dengan Tim Seleksi
untuk mengambil keputusan dengan :
 Melakukan evaluasi ulang; dan
 Menyerahkan keputusan akhir kepada Bupati, untuk penunjukan badan hukum
yang menjadi mitra kerja sama.

Dalam memutuskan, Bupati dapat meminta pendapat dari TKKSD.

c. Penyiapan Kesepakatan
1. Bupati setelah menerima Surat Penunjukan Badan Hukum hasil seleksi,
memerintahkan kepada SKPD untuk bersama-sama dengan TKKSD dan menyusun
kesepakatan bersama yang ditanda tangani oleh masing-masing pihak.
2. Kesepakatan bersama merupakan pokok-pokok kerja sama yang memuat:
a. Identitas para pihak;
b. Maksud dan tujuan;
c. Objek dan ruang lingkup kerja sama;
d. Bentuk kerja sama;
e. Sumber biaya;
f. Tahun anggaran dimulainya pelaksanaan kerja sama;
g. Jangka waktu berlakunya kesepakatan bersama, paling lama 12 bulan, dan Rencana
kerja yang memuat:
 Tanggal pembahasan bersama rancangan perjanjian kerja sama,
 Jadwal penandatanganan perjanjian,
 Rencana kerja tersebut dijadikan lampiran dalam
 kesepakatan bersama dan ditandatangani oleh masing masingnpihak.

d. Penandatanganan Kesepakatan
1. Kesepakatan bersama daerah dengan badan usaha ditandatangani oleh Bupati dan
pimpinan badan usaha.
2. Penandatanganan kesepakatan bersama dilaksanakan sesuai kesepakatan para pihak.

Penandatanganan kesepakatan bersama dapat disaksikan oleh Menteri Dalam Negeri dan
Menteri/pimpinan LPND yang terkait dengan obyek kerja sama.

e. Penyiapan Perjanjian
1. SKPD penanggung jawab bersama TKKSD menyusun rancangan perjanjian kerja
sama. Dalam menyusun rancangan perjanjian kerja sama dapat meminta bantuan
pakar/tenaga ahli dan atau berkonsultasi dengan Departemen Dalam Negeri atau
Departemen Teknis terkait. Rancangan perjanjian kerja sama, memuat sekurang -
kurangnya:
a. Subjek kerja sama;
b. Objek kerja sama;
c. Ruang lingkup kerja sama;
d. Hak dan kewajiban;
e. Jaminan pelaksanaan kerja sama;
f. Alokasi resiko kerja sama;
g. Jangka waktu kerja sama;
h. Larangan pengalihan perjanjian kerja sama;
i. Keadaan memaksa/force majeure;
j. Penyelesaian perselisihan; dan
k. Pengakhiran kerja sama.

Dalam perjanjian kerja sama, Bupati dapat menyatakan bahwa pelaksanaan yang
bersifat teknis ditangani oleh Kepala SKPD.

2. Pelaksanaan Perjanjian kerja sama, apabila membebani daerah dan masyarakat


sebelum ditandatangani para pihak terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
DPRD.
3. Rancangan perjanjian kerja sama yang telah disetujui oleh DPRD kemudian
diberikan kepada badan hukum yang akan menjadi mitra kerja sama untuk dipelajari.
4. Badan hukum yang akan menjadi mitra kerja sama tersebut dapat menolak atau
mengubah/mengkoreksi rancangan perjanjian kerja sama.
5. Apabila perubahan/koreksi tersebut dinilai wajar maka SKPD dapat langsung
menyetujuinya. Akan tetapi bila perubahan/koreksi tersebut sangat prinsip maka
SKPD perlu berkonsultasi dengan TKKSD dan meminta persetujuan Bupati yang
selanjutnya dikomunikasikan kembali kepada badan hukum.
6. Apabila badan hukum menolak, maka Bupati dapat menawarkan kepada badan
hukum peringkat ke dua untuk menjadi mitra kerja sama.
7. Apabila badan hukum peringkat kedua juga menolak, maka Bupati dapat
menawarkan kepada badan hukum peringkat ketiga, sebelum diputuskan untuk
melakukan penawaran ulang.
8. Apabila tidak ada keberatan dari badan hukum/calon mitra kerja sama, maka badan
hukum dan Kepala SKPD memberikan paraf pada rancangan perjanjian kerja sama.

f. Penandatanganan Perjanjian
1. Setelah rancangan perjanjian kerja sama diberi paraf masingmasing pihak, SKPD
menyiapkan penanda tanganan perjanjiannkerja sama, dengan ketentuan:
a. Dalam hal kerja sama diperlukan jaminan pelaksanaan kerja sama, maka SKPD
wajib meminta kepada badan hukum pemenang seleksi calon mitra kerja sama;
b. Besarnya jaminan pelaksanaan adalah 5% (lima persen) dari nilai kontrak dan
diterbitkan oleh bank umum;
c. Masa berlakunya jaminan adalah sejak tanggal penandatangan perjanjian kerja
sama sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah masa pemeliharaan berakhir.
2. Perjanjian kerja sama daerah dengan badan hukumnditandatangani oleh Bupati dan
pimpinan badan hukum.
3. Penandatanganan perjanjian kerja sama dilaksanakan sesuai kesepakatan dari para
pihak

g. Pelaksanaan
1. Para pihak bertanggung jawab atas pelaksanaan kerja sama sesuai dengan perjanjian
kerja sama.
2. Apabila dalam kerja sama ada pengadaan barang dan jasa yang menjadi kewajiban
daerah dalam perjanjian kerja sama, dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
3. Apabila dalam pelaksanaan kerja sama ada alasan yang kuat dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundangundangan, maka Bupati dapat melakukan
perubahan/adendum atas materi perjanjian kerja sama. Materi perubahan perjanjian
disiapkan oleh SKPD dengan berkonsultasi kepada TKKSD.
4. Apabila materi perubahan/adendum menyebabkan atau mengakibatkan penambahan
pembebanan kepada masyarakat, maka penambahan pembebanan tersebut harus
dimintakan persetujuan DPRD.
5. Hasil kerja sama Pemerintah Daerah dengan badan hukum dapat berupa uang, surat
berharga, dan asset, atau non material berupa keuntungan.
6. Hasil kerja sama sebagaimana dimaksud pada huruf e yang menjadi hak daerah yang
berupa uang, harus disetor ke kas daerah sesuai dengan peraturan perundangan.
7. Untuk kerja sama pengelolaan, mitra kerja sama harus membayar kontribusi ke
rekening kas daerah setiap tahun selama jangka waktu pengelolaan dan pembagian
keuntungan hasil kerja sama pengelolaan.
8. Besaran pembayaran kontribusi dan pembagian keuntungan hasil kerja sama
pengelolaan ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh TKKSD.

8. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan selama 1 (Satu) Tahun, dengan waktu pelaksanaan yang akan diatur
dalam Surat Perjanjian/Kontrak.

9. Jenis Kontrak
Tender

10. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
pengadaan Pengadaan Teknologi Pengolahan Sampah TPA Jatiwaringin pada Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang. Hal-hal yang belum diatur dalam
KAK ini akan ditetapkan lebih lanjut.

Tigaraksa, Maret 2021

KEPALA DINAS
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN
KABUPATEN TANGERANG

Drs. H. ACHMAD TAUFIK, M.Si


NIP. 19670315 198603 1 003
GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN TRUCK ARMROLL
HINO DUTRO 130 HD 6.4 PTO

Pejabat Pembuat Komitmen


Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang

Drs. H. SUJATMIKO, MM
NIP. 19651201 199202 1 002
SPESIFIKASI ARMROLL
KAPASITAS 6 M³
MAIN FRAME UNP 200
ARM FRAME UNP 120
ARM
 PLAT ARM Plat Profil 5,8 mm
 HOOK Plat Hitam 40,0 mm
 AS Asetal Ø 50,0 mm

PROTECTOR
 BODY PROTECTOR Pipa Ø 2 Inch
 SPARKBOARD Plat Hitam 2,0 mm
 PERISAI Plat Hitam 2, 0 mm

GEAR PUMP Jaguar


HIDRAULIC 50 – 100
PTO Standar Unit
BAN SEREP Belakang Kabin
LAIN-LAIN -

Pejabat Pembuat Komitmen


Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang

Drs. H. SUJATMIKO, MM
NIP. 19651201 199202 1 002
Pejabat Pembuat Komitmen
Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang

Drs. H. SUJATMIKO, MM
NIP. 19651201 199202 1 002
SPESIFIKASI CONTAINER TERBUKA

UKURAN BAK 6 M³
 Panjang 3200 mm
 Lebar 1900 mm
 Tinggi 1000 mm

MAIN FRAME UNP 150


SIDE FRAME UNP 100
CROSS MEMBER UNP 80
PLAT LANTAI Plat Hitam 2, 6 mm

DINDING SAMPING
 PLAT Plat Hitam 2,3 mm
 TIANG UNP 100
 TIANG TENGAH UNP 80
 COVERAN ATAS UNP 100

PINTU BELAKANG
 MODEL Buka Atas
 PLAT Plat Hitam 2,3 mm
 PILAR PINTU UNP 65
 ENGSEL Swing
 KUNCI Behel 19 mm

RODA
 FRAME RODA UNP 100
 RODA Pipa Hitam Ø 5

LAIN-LAIN
 SEPATU UNP 100
 KAITAN Asetal Ø 1,25

Pejabat Pembuat Komitmen


Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang

Drs. H. SUJATMIKO, MM
NIP. 19651201 199202 1 002
Pejabat Pembuata Komitmen
Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang

Drs. H. SUJATMIKO, MM
NIP. 19651201 199202 1 002

Anda mungkin juga menyukai