Anda di halaman 1dari 23

TRAUMATIC BRAIN INJURY

AGUS MANGUN
HASMANIAR
MARDIANA
NURPINA DARPIN
SALNASE
WAHYUNI IDRIS

Kelompok III
• Cedera otak traumatic (TBI / Traumatic Brain Injury) atau
cedera kepala (HI / Head Injury) adalah cedera eksternal
pada kepala yang menyebabkan kerusakan pada jaringan
otak dan menghasilkan beragam manifestasi defisit
neurologis bergantung pada area otak yang terganggu.

DEFENISI
 5 besar kasus neurologi pada otak
 Insiden di berbagai negara bervariasi (contoh
Australia: 180-200/100 ribu per tahun dan 5-10%
kasusnya berat; Inggris: 1 jt kec. Lalin, 5000 fatal
1500 selamat dgn kerusakan otak)
 Umumnya laki-laki : wanita = 2 : 1
 Menurut CDC, total 1.4 juta orang ditemui di ruang
gawat darurat setiap tahun karena TBI. Sebanyak
5,3 juta orang di Amerika Serikat mengalami efek
jangka panjang akibat TBI.

Epidemiologi
etiologi
Menurut CDC, penyebab TBI yang paling sering terjadi adalah
jatuh dan kecelakaan di jalan raya. Penyebab lain mencakup
tubrukan langsung ke kepala dan penyerangan. Cedera karena
olahraga menyebabkan beberapa insiden TBI, yang paling sering
adalah olahraga bersepeda dan bermain sepak bola.

•Trauma Blunt (masif)


–Kecelakaan lalu lintas (65%)
–Kecelakaan olahraga (misal Tinju)
–Kecelakaan kerja (Jatuh dari ketinggian)
–Percobaan bunuh diri
–Perkelahian, dll
•Trauma lokal
–Luka tembakan
–Tertusuk pisau
–Lemparan batu, dll
Strokes, infections, birth
trauma, and cancer are not
considered traumatic brain
injury.
TIPE TRAUMA KEPALA
Trauma kepala terbuka

Trauma kepala tertutup


(Komusio serebri/Gegar otak, Kontusio serebri /Memar
otak, Perdarahan sub dural, Perdarahan Intraserebral )
Trauma kepala ini menyebabkan fraktur tulang
tengkorak dan laserasi duramater. Kerusakan
otak dapat terjadi bila tulang tengkorak
menusuk otak
Fraktur longitudinal sering menyebabkan
kerusakan pada meatus akustikus interna,
foramen jugularis dan tuba eustachius. Setelah
2-3 hari akan tampak battle sign (warna biru
dibelakang telinga diatas os mastoid) dan
otorrhoe (liquor keluar dari telinga). Perdarahan
dari telinga dengan trauma kepala hampir
selalu disebabkan oleh retak tulang dasar
tengkorak.

Trauma kepala terbuka


 Fraktur basis tengkorak tidak selalu dapat
dideteksi oleh foto rontgen, karena terjadi
sangat dasar. Tanda-tanda klinik yang
dapat membantu mendiagnosa adalah :
 Battle sign ( warna biru/ekhimosis dibelakang telinga
di atas os mastoid )
 Hemotipanum ( perdarahan di daerah gendang
telinga )
 Periorbital ecchymosis ( mata warna hitam tanpa
trauma langsung )
 Rhinorrhoe ( liquor keluar dari hidung )
 Otorrhoe ( liquor keluar dari telinga)
 Komplikasi pada trauma kepala terbuka
adalah infeksi, meningitis dan
perdarahan / serosanguinis.
Berdasarkan atas lokasi benturan, lesi dibedakan
atas koup kontusio dimana lesi terjadi pada sisi
benturan, dan tempat benturan. Pada kepala yang
relatif diam biasanya terjadi lesi koup, sedang bila
kepala dalam keadaan bebas bergerak akan terjadi
kontra koup.
1. Komusio serebri ( Gegar otak )
Merupakan bentuk trauma kapitis ringan, dimana
terjadi pingsan (kurang dari 10 menit ). Gejala lain
mungkin termasuk pusing, noda-noda didepan
mata dan linglung
2. Kontusio serebri (Memar otak )
Merupakan perdarahan kecil / ptechie pada
jaringan otak akibat pecahnya pembuluh darah
kapiler. Hal ini bersama-sama dengan rusaknya
jaringan saraf atau otak yang akan menimbulkan
edema jaringan otak di daerah sekitarnya
3. Perdarahan
a. Perdarahan epidural (di luar duramater)
 Perdarahan epidural yang klasik atau temporal
berupa kesadaran yang makin menurun, disertai
oleh anisokoria pada mata ke sisi dan mungkin
terjadi hemiparese kontralateral.
 Perdarahan epidural di daerah frontal dan parietal
atas tidak memberikan gejala khas selain
penurunan kesadaran (biasanya somnolen) yang
tidak membaik setelah beberapa hari.
b. Perdarahan sub dural
Merupakan perdarahan antara duramater
dan arakhnoid, yang biasanya meliputi
perdarahan vena.
 Perdarahan subdural akut
sering dihubungkan dengan cedera otak besar dan
cedera batang otak. Tanda-tanda akan gejala klinis
berupa sakit kepala, perasaan kantuk, dan
kebingungan, respon yang lambat, dan gelisah.
Keadaan kritis terlihat dengan adanya perlambatan
reaksi ipsilateral pupil.
 Perdarahan subdural subakut
Biasanya berkembang 7 sampai 10 hari setelah cedera
dan dihubungkan dengan kontusio serebri yang agak
berat. Tekanan serebral yang terus-menerus
menyebabkan penurunan tingkat kesadaran yang
dalam
 Perdarahan subdural kronik
Terjadi karena luka ringan. Mulanya perdarahan kecil
memasuki ruang subdural. Beberapa minggu
kemudian menumpuk di sekitar membran vaskuler
dan pelan-pelan meluas. Gejala mungkin tidak terjadi
dalam beberapa minggu tetapi bulan. Keadaan ini
pada proses yang lama akan terjadi penurunan reaksi
pupil dan motorik.
c. Perdarahan Intraserebral (dalam jaringan
otak
atau di bawah piamater)
Merupakan penumpukan darah pada jaringan
otak. Perdarahan mungkin menyertai contra
coup phenomenon. Kebanvalan dihubungkan
dengan kontusio dan terjadi dalam area frontal
dan temporal. Akibat adanya substansi darah
dalam jaringan otak akan menimbulkan edema
otak. Gejala neurologik tergantung dari ukuran
dan lokasi perdarahan.
Tanda & gejala
Gejala khas yang umumnya terjadi dapat mencakup :
kehilangan kesadaran

sakit kepala dan pening

perubahan perilaku, alam perasaan, dan pola tidur

perubahan dalam fungsi kognitif (seperti konfusi,


penurunan memori, dan konsentrasi dan perhatian yang
buruk),
keletihan berat dan letargi (tidak memiliki keinginan

untuk melakukan sesuatu).


masalah sensori seperti pandangan kabur
Tanda & gejala
TBI sedang hingga berat dapat mengalami :
mual dan muntah, kejang, dan perubahan tingkat

kesadaran termasuk koma,


dilatasi pada satu atau kedua pupil mata,

perubahan kognisi,

perubahan kepribadian dan gangguan emosional,

defisit sensoris (kehilangan atau penurunan sensasi kulit),

kehilangan pendengaran, penglihatan, pengecapan dan

penciuman, serta kesulitan bicara seperti bicara pelo


Defisit motorik dengan beragam tingkat disabilitas
fungsional termasuk hemiplegi
Kelemahan otot ekstremitas

Kehilangan koordinasi gerakan,

Dan gejala mental tambahan seperti konfusi dan agitasi.


Tanda & gejala

Efek jangka panjang TBI yang berat dapat mencakup :


Masalah perilaku seperti depresi,

Perubahan kepribadian

Perilaku sosial yang tidak tepat dan agresi.


Tanda & gejala
Cedera kepala tertutup dapat menyebabkan kontusio
yang menyebabkan gejala sementara berupa perubahan
kemampuan mental termasuk amnesia retrograde
(kehilangan memori ttg sebelum kecelakaan yang bersifat
permanen atau sementara), atau amnesia pascatraumatik.
Tekanan intrakranial memiliki tanda dan gejala mencakup :
Sakit kepala berat

Penurunan frekuensi jantung dan peningkatan tekanan

darah
Perubahan tingkat kesadaran

Mual dan muntah

Ganggguan penglihatan seperti pandangan kabur.

Gejala ini dapat terjadi dalam beberapa minggu setelah


cedera kepala, meskipun gejala tsb biasa terjadi dalam 1
minggu setelah cedera.
Tanda & gejala

Cedera kepala terbuka menyebabkan banyak manifestasi


khas yang sama seperti cedera kepala tertutup. Namun
biasanya terjadi seperti :
Laserasi pada kepala dan wajah

Kehilangan darah secara bermakna

Jika tengkorak mengalami fraktur, fragmen tulang

dapat langsung merusak jaringan otak.


PROGNOSIS

Gejala individu yang mengalami kasus TBI ringan dapat


selesai dalam periode beberapa hari atau minggu, dan jarang
menyebabkan kematian.
Individu yang mengalami TBI sedang dan berat
cenderung akan mengalami masalah residual dalam berbagai
derajat disfungsi kognitif dan motorik bergantung pada lokasi
kerusakan pada otak.
PROSES PATOLOGI GANGGUAN
GERAK DAN FUNGSI.

 Menurut Tarwoto (2007 : 127) adanya cedera kepala dapat


mengakibatkan kerusakan struktur, misalnya kerusakan pada
paremkim otak, kerusakan pembuluh darah,perdarahan, edema
dan gangguan biokimia otak seperti penurunan adenosis
tripospat,perubahan permeabilitas faskuler. Patofisiologi cedera
kepala dapat di golongkan menjadi 2 yaitu cedera kepala primer
dan cedera kepala sekunder.  Cedera kepala primer merupakan
suatu proses biomekanik yang dapat terjadi secara langsung saat
kepala terbentur dan memberi dampak cedera jaringan otak.
Cedera kepala primer adalah kerusakan yang terjadi pada masa
akut, yaitu terjadi segera saat benturan terjadi. Kerusakan
primer ini dapat bersifat ( fokal ) local, maupun difus. Kerusakan
fokal yaitu kerusakan jaringan yang terjadi pada bagian tertentu
saja dari kepala, sedangkan bagian relative tidak terganggu.
Kerusakan difus yaitu kerusakan yang sifatnya berupa disfungsi
menyeluruh dari otak dan umumnya bersifat makroskopis.
LANJUTAN…
.
Cedera kepala sekunder terjadi akibat cedera
kepala primer, misalnya akibat hipoksemia, iskemia
dan perdarahan.Perdarahan cerebral menimbulkan
hematoma, misalnya Epidoral Hematom yaitu
adanya darah di ruang Epidural diantara periosteum
tengkorak dengan durameter,subdural hematoma
akibat berkumpulnya darah pada ruang antara
durameter dengan sub arakhnoit dan intra cerebal
hematom adalah berkumpulnya darah didalam
jaringan cerebral.
PENDEKATAN PEMERIKSAAN FT

1. Pemeriksaan FT
 Pemeriksaan fisik
 Vital sign
 Inspeksi : stasis dan dinamis
 Palpasi
 Pemeriksaan spesifik
 Skala Koma Glasgow
 Tes MMT
 Tes sensorik
 Tes motorik
 Tes keseimbangan
 Tes koordinasi
 Tes kontraktur
 Tes ADL,
 Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Radiograf
 CT dan MRI kepala
PENDEKATAN INTERVENSI FT
 Latihan ambulasi fungsional
 Latihan gait analysis
 Positioning pada pasien tirah baring
Untuk mencegah kontraktur dan dekubitus
 Drainase postural
 Prosedur hygiene pulmonal
 Latihan aktif-assisted
 Latihan mobilisasi di tempat tidur
 Latihan strengthening dan gerakan fungsional
 Terapi aquatik
 NDT, PNF, dan teknik fisioterapi neurologis lainnya
 Stretching dan latihan endurance.
 Latihan keseimbangan dan koordinasi
 Latihan reedukasi fungsional

Anda mungkin juga menyukai