Anda di halaman 1dari 46

KELOMPOK I

BAB I KONSEP DASAR ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN


PENDIDIKAN

• Marselus bobii (ketua kelompok)


• Melkiana adii (sekertaris)
Anggota:
1. Maria badii
2. Penina tenouye
3. Sem kotouki
4. Kristina dou
5. Yusup kotouki
BAB 1
KONSEP DASAR ADMINISTRASI
DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
• A. PENDAHULUAN

KEBERHASILAN sekolah dalam melaksanakan fungsi kependidikannya perlu didukung dengan


manajemen yang baik indikator manejemen sekolah dapat dilihat dari budaya sekolah dengan
suasana dan iklim kerja positif dan inovatif.Demikian pula penataan fisik,administrasi atau
ketatalaksanaan sekolah Manajemen sekolah yang profesional dan berdaya saing global, menjadi
impian setiap institusi dan satuan pendidikan bahkan para pemangku kepentingan. Karena
kualitas sekolah sangat berpengaruh terhadap animo masyarakat untuk meyekolahkan anak-
anaknya pada institusi dan/atau satuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan berbagai pemikiran di atas, maka dapat dikatakan bahwa studi tentang manajemen
pendidikan sangat penting dengan berbagai argumen dan/atau alasan mendasar, seperti dikatakan
Akdon (2009) yaitu:
1. Pengelolaan lembaga pendidikan
2. Pelaksanaan kepemimpinan dalam kependidikan
3. Pengembangan profesionalitas
4. Kerjasama antar lingkungan pendidikan
5. Pemusatan kinerja dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar
6. Pengawasaan dan evaluasi pendidikan akan memberikan
gambaran tentang keberhasilan pendidikan, sehingga
dapat dirumuskan perencanaan yang baik di masa depan.
• Hasibuan, (2007) bahwa pada dasarnya kemampuan
manusia itu terbatas baik fisik, pengetahuan, waktu,
dan perhatian, sedangkan kebutuhannya tidak terbatas.
Karena itu manusia perlu berbagi pekerjaan, tugas dan
tanggung jawab.
• Paradigma menekankan bahwa seorang manajer harus yang
professional pada kajian tentang analisis kebutuhan SDM
Seiring dengan perkembangan di era revolusi industri 4.0, maka
beberapa hal yang perlu diperhatikan selain yang telah disebutkan di atas,
beberapa indicator:
1. Adanya pergeseran paradigma, tata kelola lembaga pendidikan,
2. Perubahan pengelolaan harus seirama dengan tuntutan zaman,
3. Rendahnya daya saing SDM Indonesia di pasar global menyimpan
suatu pertanyaan apa yang harus dibenahi dengan pendidikan kita?,
salah satunya adalah tata kelolanya; dan
4. Rendahnya kompetensi manajemen di lembaga
pendidikan / Selain itu pengangkatan kepala sekolah yang
tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti yang
telah diamanatkan dalam Permendikbud Nomor 6 Tahun
2018 ditegaskan bahwa calon kepala sekolah harus lulus
Pelatihan Calon Kepala kepala sekolah hrs ada (STTPL)
calon Kepala Sekolah wajib mengikuti dan lulus
pendidikan dan pelatihan penguatan kepala sekolah.
Penyelenggaraan diklat dimaksudkan untuk penyiapan dan
memantapkan kompetensi.
B. PENGERTIAN ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

• Pengertian Administrasi
• Administrasi menurut asal katanya (etimologis) yaitu berasal dari Bahasa
Latin, administrare. Ad berarti intensif, sedangkan
• ministrare berarti melayani, membantu, dan memenuhi. Jadi,
• tugas utama administrator adalah memberi pelayanan prima (nyata,
pantas, ahli, sopan, ramah, mudah, dan empati).
• Administrasi dalam Bahasa Inggris yaitu administration ;
• Bahasa Belanda administratie dalam arti sempit, yaitu pekerjaan yang
berhubungan dengan ketatausahaan (surat-menyurat), pembukuan ringan,
ketik-mengetik yang berkaitan dengan masalah teknis ketatausahaan.
Dalam lingkungan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, administrasi dimaknai dalam
arti sempit yaitu administrasi sekolah
meliputi:
administrasi
kurikulum,
administrasi hubungan
administrasi
sekolah dengan
kepegawaian,
masyarakat (humas),

administrasi kesiswaan, administrasi


keuangan,

administrasi umum, sarana dan


prasaran,
administrasi
persuratan dan
administrasi layanan pengarsipan
khusus
.

Perencanaan,
Administrasi dalam arti luas ialah suatu
proses meliputi : Pengorganisasian,

Pengarahan
Pengendalian Sumber Daya
Organisasi

Keempat Indikator Ini Merupakan


Suatu Sistem Yang Terpadu
(Terintegrasi),
• Pengertian Manajemen
• Manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu
digabung menjadi kata kerja yaitu managere yang berarti menangani.
Managere diterjemahkan dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to
manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang
melakukan kegiatan manajemen.
• Bahasa Indonesia menjadi “manajemen atau pengelolaan.”
Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/madrasah meliputi
perencanaan, kepemimpinan, pengawasan, dan sistem informasi sekolah/madrasah.
(art)seni dan ilmu (science) mengelola
(manage) sumber daya 7 M+1 I (Man,
Money, Material, Machines, Methods,
Usman, (2009) arti luas Marketing, and Minutes + Informasi)
untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
Berdasarkan pengertian
di atas maka dapat digaris
bawahi bahwa konsep mempunyai pengertian
manajemen mempunyai sama
konotasi yang lebih luas,
antara lain:
memanfaatkan manusia, material,
uang,
Tugas pendidik dan tenaga kependidikan terkait dengan
pengertian manajemen sebagai proses pengelolaan dan
pembinaan, yaitu terdapat sejumlah hal yang perlu
diperhatikan dan diimplementasi, diantaranya:

1. pengelolaan dalam arti pembimbingan;


2. pengelolaan dalam arti menciptakan situasi untuk pendidikan yang
bertujuan;
3. pengelolaan dalam arti pengembangan kecerdasan pribadi para pendidik
dan proses transmisi ilmu pengetahuan;
4. pengelolaan dalam arti peningkatan dan memajukan lembaga pendidikan
melalui kerjasama semua civitas akademik;
5. mengelola dalam arti pengembangan dan pemahaman mendasar terhadap
bakat dan minat peserta didik dalam ilmu pengetahuan; dan
6. pengelolaan dalam arti penyaluran dan pengembangan profesionalitas
peserta didik dalam kehidupan di masyarakat.
Hasibuan, (2007) memberikan
gambaran dalam mengerti dan
memahami tentang manajemen Apa yang diatur ?;
dengan beberapa pertanyaan,
yaitu

kenapa harus diatur?;

Siapa yang mengatur ?;


1. .

Bagaimana mengatur?; Dan

Dimana harus diatur ?


Berikut ini akan dipaparkan gambaran jawaban terhadap pertanyaan tersebut.
 Bahwa yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari “7M+ 1I” yaitu
Man (manusia), Money (uang), Material (bahan), Machines (mesin/alat), Methods (cara-
cara), dan Marketing (pasar), Minutes (waktu), dan information (informasi).
Maksud dan tujuan pentingnya diatur, yaitu agar “7M + 1 I ” itu lebih berdaya guna,
berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal;
Bahwa yang mengatur adalah pemimpin dengan kewenangannya melalui berbagai cara
seperti instruksi dan persuasif, sehingga “7M+1 I ” dan semua proses manajemen terarah
pada tujuan yang diharapkan bersama;
Cara mengaturnya yaitu melalui proses dari urutan fungsi-fungsi administrasi/manajemen
yaitu fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian; dan
 Pengelolaan diatur dalam suatu organisasi, karena organisasi merupakan “alat” dan
sekaligus “wadah” (tempat) untuk mengatur “7M+1 I” dan semua aktivitas proses
manajemen dalam mencapai tujuan.
• Perlu diberi catatan bahwa tugas seorang manajer tidak lain adalah mengurus
organisasi secara baik, bukan sebaliknya, organisasi mengalami mismanagement
(salah urus). Hal seperti tersebut harus dihindari, karena akan menimbulkan
sejumlah persoalan pribadi dan persoalan orang banyak termasuk persoalan
dalam organisasi. Dampak dari salah urus organisasi dapat dilihat dari kerugian,
pemborosan, bahkan tujuan organisasi tidak akan tercapai.
Berdasarkan pandangan di atas, maka jelaslah bahwa manajemen adalah suatu
proses pengaturan, dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui
kerjasama para anggota dan orang lain dengan serta memberdayakan berbagai
sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
C. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ADMINISTRASI DENGAN MANAJEMEN

Dalam Bahasa Inggris, kata administration dan management dipahami dan digunakan
dalam berbagai variasi. Namun dalam beberapa konteks keduanya mempunyai persamaan
arti dengan kandungan makna to control yang artinya mengatur dan/atau mengurus.
Sutisna (1987) bahwa dalam pemakaian umum administrasi diartikan sama dengan
manajemen, dan administrator sama dengan manajer. Namun sebagian ahli lainya
berpendapat bahwa administrasi berbeda dengan manajemen. Administrasi lebih cocok
digunakan untuk lembaga-lembaga pemerintah yang lebih mengutamakan kepentingan
sosial dan pelaksanaannya disebut administrator, sedangkan manajemen lebih cocok
untuk lembaga-lembaga swasta yang cenderung mengutamakan kepentingan komersial
dan pimpinannya disebut manajer.
Mantja (2000) lebih cenderung menggunakan kedua istilah itu dalam makna yang sama
dan/atau digunakan secara bergantian, karena keduanya tidak terdapat perbedaan
mendasar secara substansial atau disiplin ilmu.
• Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, istilah administrasi hanya muncul satu kali,
yaitu pada Pasal 39 ayat (1), mengatakan bahwa tenaga kependidikan bertugas
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Demikian juga istilah
manajemen muncul satu kali pula dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 pada Pasal
51 ayat (1) mengatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal
dengan prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Mencermati kedua Pasal dalam Undang-Undang Sisdiknas di atas, jelaslah bahwa tenaga
kependidikan bertugas melaksanakan administrasi dll, dan pengelola satuan pendidikan
mengacu pada prinsip-prinsip manajemen dst…. Jadi, tenaga kependidikan dan/atau pengelola
satuan pendidikan melaksanakan administrasi/ manajemen.
• Berdasarkan beberapa pemikiran di atas, maka dengan kata lain administrasi lebih
terfokus kepada pelaksanaan aspek-aspek substantif di sekolah seperti ketatausahaan,
kurikulum, perlengkapan, keuangan sekolah, kebijakan sekolah, dan aktivitas rutin
lainnya, sementara manajemen lebih memusatkan perhatian kepada upaya penggerakan
dan pemberdayaan SDM.
Dalam lembaga swasta, manajer berada pada level atas, sementara administrasi berada
pada level operasional / melaksanakan apa yang diinstruksikan manajer. Tegasnya,
manajemen dapat diartikan sebagai tindakan untuk mencapai tujuan melalui usaha-usaha
orang lain. Misalnya seorang kepala sekolah berupaya mengatur guru-guru dan karyawan,
mendayagunakan dan melakukan pembinaan terhadap mereka sehingga mereka dapat
berpartisipasi dalam berbagai aktivitas di sekolah. Agar supaya manajer dapat menjalankan
tugas dan fungsinya untuk menggerakkan berbagai sumber daya, maka diperlukan
sejumlah aturan dan/atau kebijakan-kebijakan (administrasi) agar semua kegiatan dan
upaya manajer mencapai tujuan.
• Berdasarkan kajian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan administrasi dan manajemen ada pada
objek/sumber daya dan fungsinya. Objek/sumber daya administrasi/manajemen, yaitu Man, Moey, Materials, Method,
Machines, Market, dan Minutes Information (7M +1 I). Sedangkan fungsi administrasi / manajemen, yaitu fungsi
Planning, Organizing, Leading, dan Controlling (POLC) atau sebutan lainnya, baik adminitrasi dan manajemen memiliki
fungsi dan makna yang relatif sama. Objek dan/atau sumber daya kajiannya sama yaitu dikenal dengan “7M + 1 I ”,
seperti yang telah dikemukakan sebelumnya dan dapat dijelaskan berikut ini.
• 1. Man (manusia): berperan sebagai man power dalam organisasi atau perusahaan, diperlukan untuk memimpin,
menggerakkan karyawan / bawahan, serta memberikan tenaga dan pikiran untuk kemajuan dan kontinuitas perusahaan.
• 2. Money (modal/uang): modal tanah, gedung / bangunan, mesin dan pengelola pendanaan atau pembiayaan secara
efektif dan efisien memperkecil pemborosan modal / keuangan sekolah.
• 3. Materials (bahan-bahan): diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi perlu diatur dengan baik untuk mendukung
tercapaianya tujuan organisasi;
• 4. Methods (metode): manajer menggunakan berbagai macam cara dalam upaya mencapai tujuan; 5. Machines (mesin-
mesin/alat-alat): sebagai pendukung yang diperlukan/dipergunakan untuk mencapai tujuan.
• 6. Market (pasar), tempat pertemuan untuk menjual barang dan jasa-jasa yang dihasilkan diharapkan berdaya saing,
sehingga menarik masyarakat luas terlebih untuk kepuasan pelanggan pendidikan
• 7. Minutes (waktu): waktu yang dibutuhkan untuk terselesainnya kegiatan, perlu dikelola dengan baik untuk
memperoleh hasil yang optimal dengan prinsip efisiensi dan efektivitas kegiatan organisasi.
• I. Information (informasi): data atau berita yang harus sampai ke seluruh stakeholders.
• Upaya memahami dan mengimplementasi fungsifungsi manajemen dalam organisasi
(perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian) berikut ini akan
dipaparkan dalam tiga bentuk kajian/pertanyaan, yaitu pengertiannya, urgensinya, dan
cara-cara mengimplementasi masing-masing fungsi tersebut dalam mengelola
institusi/organisasi.
• 1. FUNGSI PERENCANAAN (PLENNING)
a. Pengertian perencanaan.
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian keputusan untuk mengambil
tindakan di masa yang akan datang dalam mencapai tujuan.
b. Mengapa perlu perencanaan ?
1. Manajer Memiliki Kerangka Kerja Dan Adanya Pedoman Penyelesaian,
2. Mencegah Pemborosan Uang, Tenaga Dan Waktu,
3. Mencegah Hambatan Dalam Pekerjaan, Efisiensi Dan Efektivitas Pekerjaan,
4. Memungkinkan Terjadinya Pemanfaatan Semua Sumberdaya Sehingga Ada Efisiensi Biaya,
Tenaga, Dan Waktu, Dan
5. Agar Tidak Terjadi Duplikasi Pelaksanaan.
C. Bagaimana cara melakukan perencanaan ?
1. perencanaan harus dijabarkan dari tujuan yang ditetapkan dan dirumuskan
secara jelas,
2. perencanaan tidak muluk-muluk, tetapi sederhana, realistik, praktis yang dapat
dilaksanakan,
3. dijabarkan secara terperinci, memuat uraian kegiatan dan urutan dan rangkaian
tindakan,
4. memiliki fleksibilitas, sehingga memungkinkan untuk dimodifikasi,
5. ada petunjuk mengenai urgensi dan/atau tingkat kepentingan untuk bagian
bidanag atau kegiatan,
6. Disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya pemanfaatan
semua sumberdaya sehingga ada efisiensi biaya, tenaga, dan waktu, dan
7. Diusahakan agar tidak terjadi duplikasi pelaksanaa
2. FUNGSI PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
a. Pengertian pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu usaha bersama oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya, dengan mendayagunakan sumber-sumber untuk capai tujuan efektif dan
efisien.
b. Mengapaa perlu pengorganisasian ?
1. untuk diketahuinya batas-batas bidang yang satu dengan bidang yang lain
2. adanya singkronisasi program/kegiatan,
3. masing-masing orang mengetahui wewenang dan kewajibannya,
4. diketahui hubungan dan tata kerja yang bersifat vertikal dan horizontal,
5. memperkokoh kebersamaan dalam tugas dan fungsi masing-masing
c. Bagaimana cara pengorganisasian ?
Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait dengan cara melakukan pengorganisasian, yaitu
6. Organisasi perlu memiliki tujuan yang jelas, dipahami dan diterima seluruh anggota serta hanya
terdapat satu kesatuan arah,
7. Memiliki struktur organisasi menggambarkan adanya satu perintah, keseimbangan tugas, bagi
habis tugas, dan tidak menangani rangkap tugas.
• 3. FUNGSI PENGARAHAN (LEADING)
a. Pengertian pengarahan
Suatu usaha yang dilakukan oleh pimpinan untuk memberikan penjelasan, petunjuk serta bimbingan kepada
orang-orang yang menjadi bawahannya sebelum dan selama melaksanakan tugas.
b. Mengapa perlu pengarahan ?
Alasan pentingnya pengarahan, yaitu,
1. agar supaya pekerjaan dapat dilaksanakan secara baik sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) diperlukan
adanya penjelasan, petunjuk dan pembimbingan terhadap para petugas yang terlibat agar kegiatan berjalan lancar
(berupa mengingatkan dan meluruskan bila terjadi penyimpangan)
c. Bagaimana cara pengarahan ?
Cara-cara yang dilakukan manajer dalam upaya pengarahan, yaitu
2. Mengadakan orientasi sebelum seseorang memulai melaksanakan tugas untuk mengenal tempat, situasi, alat-alat
kerja, dan teman sejawat,
3. Memberikan petunjuk pekerjaan yang akan dilakukan secara lisan dan tertulis (aturan dan tata kerja),
4. Memberi kesempatan untuk berpartisipasi berupa pemberian sumbangan pikiran dan peningkatan mutu,
5. Memberi kesempatan untuk berpartisipasi berupa pemberian sumbangan pikiran dan peningkatan mutu,
6. Mengikutsertakan pegawai dalam membuat perencanaan, dan
• 4. FUNGSI PENGENDALIAN (CONTROLLING)
a. Pengertian Pengendalian
Usaha pimpinan untuk mengetahui semua hal yang menyangkut pelaksanaan kerja, khususnya untuk mengetahui
kelancaran kerja para pegawai dalam melakukan tugas mencapai tujuan. Fungsi pengendalian sering juga disebut fungsi
evaluasi dan controlling.
b. Mengapa perlu ada pengendalian ?
1. Beberapa alasan pentingnya seorang manajer melakukan pengawasan, yaitu Untuk mengetahui jalannya kegiatan dan
tingkat keberhasilan, tidak terjadi penyimpangan dan kalau ada masalah tidak berlarut-larut diselesaikan dan/atau
dikendalikan;
2. untuk mengetahui strategi metode dan teknik yang telah ditetapkan cocok dengan risiko sekecil-kecilnya.
c. Bagaimana cara pengendalian ?
Beberapa cara yang dapat dilakukan manajer dalam upaya pengawasan, yaitu
3. Pekerjaan pengawasan dilakukan terbuka dan terang-terangan, dilakukan terhadap semua bawahan, tidak pilih kasih,
objektif, tidak disertai dengan sentimen pribadi,
4. Menggunakan pengamatan melalui mata dan alat indra lainnya,
5. Dilakukan di segala tempat dan waktu,
6. Menggunakan catatan secermat mungkin agar data yang terkumpul lengkap untuk menghindari subjektivitas,

7. Jika terjadi penyimpangan harus segera ditangani.


• D. PENGERTIAN PENDIDIKAN

Kajian dan pemikiran tentang pendidikan, dikenal andanya dua istilah yang
hampir sama bentuknya yaitu : kata paedagogie dan paedagogiek. Purwanto, (1995)
mengatakan Paedagogie bermakna “pendidikan”, sedangkan paedagogiek bermakna
“ilmu pendidikan,” Pedagogik berasal dari kata Yunani paedagogia yang berarti
“pergaulan dengan anak-anak.” Sedangkan Paedagogos berasal dari kata paedos
(anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin) yaitu seorang pelayan atau
bujang pada zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput
anak-anak ke sekolah. Juga di rumahnya, anak-anak tersebut selalu dalam
pengawasan dan penjagaan dari para paedagogos itu. Jadi, paedagoog (pendidik
atau ahli didik) ialah seseorang yang tugasnya membimbing anak dalam
pertumbuhan agar dapat berdiri sendiri (mandiri).
• George F. Kneller (Suwarno 2006) mengatakan pendidikan memiliki arti luas dan sempit.
Dalam arti luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi
perkembangan jiwa, watak, ataupun kemauan fisik individu. Sedangkan pendidian dalam arti
sepit, yaitu suatu proses mentranspormasikan pengetahuan, nilainilai, dan keterampilan dari
genderasi ke genderasi, yang dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga
pendidikan seperti satuan pendidikan/sekolah dan pendidikan tinggi.
• John S. Brubacher (Suwarno 2006) berpendapat pendidikan adalah proses pengembangan
potensi, kemampuan, dan kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan,
kemudian disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, didukung dengan alat
(media) yang disusun sedemikian rupa, sehingga pendidikan dapat digunakan untuk
menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
• Ditinjau dari aspek regulasi secara nasional, batasan pendidikan telah ditetapkan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya
sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan batasan-batasan pendidikan yang telah dikemukakan di atas, maka pada dasarnya setiap ahli
memiliki sudat pandangan yang berbeda-beda tetapi maksud dan tujuannya sama dan atau mirip, yakni makna
pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi bawaan baik
jasmani maupun rohani sesuai dengan nilainilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Mengacu dari kerakteristik pendidikan yang telah dipaparkan di atas, maka berikut ini dikemukakan
batasan pendidikan berdasarkan fungsinya, yaitu:
 pendidikan sebagai proses transformasi budaya,
 pembentukan pribadi,
 penyiapan warga negara,
 penyiapan tenaga kerja, dan
 pengembangan potensi diri
 pendidikan sebagai proses transformasi budaya,
Pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu genderasi ke genderasi lain. Ketika bayi lahir, ia sudah
berada di dalam suatu lingkungan budaya dan kebiasaan tertentu seperti larangan-larangan yang dikehendaki masyarakat,
cara menerima tamu, dan tata cara perkawinan. Kesemuanya ini akan mengalami proses transformasi dari genderasih tua
ke genderasi muda. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan peserta didik dengan mentrasformasikan nilai-nilai yang
masih cocok dikembangkan, seperti nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, gotong royong, kesopanan, dan kepekaan
sosial. Perlu diperhatikan terkait dalam transformasi nilai-nilai adalah bahwa tidak semua nilai yang ada dan berkembang
dalam masyarakat perlu ditransformasikan dari genderasih ke genderasih, misalnya pendidikan seks yang dahulu
ditabukan diganti dengan pendidikan seks melalui pendidikan formal.

 pembentukan pribadi,
Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik yang diarahkan kepada pembentukan
kepribadian peserta didik. Dikatakan sistematis oleh karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap-tahap
(prosudural) yang berkesinambungan. Sementara dikatakan suatu kegiatan sistemik olah karena berlangsung dalam semua
situasi kondisi, di semua lingkungan yang saling mengisi dan bersinergis antara lingkungan pendidikan informal, formal,
dan non formal. Bayi yang baru lahir kepribadiannya belum terbentuk, belum mempunyai warna dan corak kepribadian
tertentu. Ia baru merupakan individu, belum suatu pribadi. Untuk menjadi suatu pribadi perlu upaya dari berbagai pihak,
berupa bimbingan, latihan-latihan, dan pengalaman melalui bergaul dengan lingkungan di mana anak itu berada. Upaya
pembentukan pribadi diarahkan pada pembentukan cipta, rasa, dan karsa (kognitif, afektif, dan psikomotor). Tentunya
untuk mencapai hal tersebut bukan hanya diperoleh dalam waktu sesaat tetapi perlu waktu yang lama.
penyiapan warga negara,
Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana
untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara
yang baik. Warga negara yang baik dapat dilihat sebagai suatu
pribadi yang mengetahui hak dan kewajiban sebagai warga
negara, hal ini ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 27 mengatakan bahwa segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tak ada
kecualinya. Pendidikan mempunyai tanggungjawab untuk
menyiapkan peserta didik menjadi warga negara yang akan
memberi kontribusi terhadap pembangunan bangsa dan
 penyiapan tenaga kerja, dan
Pendidikan diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal
dasar untuk bekerja. Bekal dasar yang dimaksud berupa bekal pengetahuan, sikap, dan
keterampilan secara seimbang. Dikatakan seimbang karena kunci keberhasilan dalam
bekerja tidak semata-mata hanya ditentukan salah satu dari bekal tersebut di atas, misalnya
IQ saja, tetapi merupakan kompilasi dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Bahkan
Daniel Goleman mengatakan bahwa keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 %
dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 % ditentukan oleh kecerdasan otak
Intelligence Quotien (IQ). Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan
emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya.
Anakanak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau tidak
ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Dikatakan Wijaya, (2007) bahwa Intelligence
Quotien (IQ) tinggi bukan jaminan seseorang sukses dalam pekerjaan, melainkan harus pula
didukung dengan Emotional Quotient (EQ), bahkan orang yang memiliki EQ tinggi mampu
mengatasi konflik yang sedang dihadapi. Berdasarkan kajian ini, menunjukkan bahwa
sekolah diharapkan mampu menyiapkan peserta didik yang memiliki kompetensi dan/atau
kemampuan ganda
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 mengatakan bahwa
tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusian. Pasal ini menunjukkan bahwa peserta didik
perlu dipersiapkan agar dikemudian hari mereka mendapatkan pekerjaan
dan kehidupan yang layak. Untuk mencapai maksud tersebut, peserta
didik perlu disiapkan sedemikian rupa melalui berbagai program-
program pendidikan dengan melibatkan berbagai pihak, sebagaimana
dikatakan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa
pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara sekolah, masyarakat
dan pemerintah. Itu berarti dalam upaya memajukan pendidikan, semua
komponen bagsa mestinya dilibatkan. Salah satu contoh bentuk
perhatian bersama akan pendidikan, ialah terbentuknya Komite Sekolah
di tingkat satuan pendidikan, dan Dewan Pendidikan di tingkat
Kabupaten/Kota.
pengembangan potensi diri
Pendidikan diartikan sebagai upaya untuk mengembangkan potensi
peserta didik, yang dilakukan secara terencana dan penuh kesadaran.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa pendidikan pada dasarnya
adalah mengembangkan potensi dan karakteristik peserta didik. Potensi yang
dimaksud antara lain kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Upaya mengembangkan potensi
peserta didik, lingkungan pendidikan (non formal, formal maupun in formal)
perlu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan peserta didik.
Karena dengan kondisi demikianlah akan memungkinkan potensi peserta
didik berkembang secara maksimal. Peserta didik akan menggunakan
potensinya untuk kehidupan pribadinya dan memberi kontribusi bagi
kehidupan orang lain.
E. Konsep Manajemen Pendidikan

• 1. Pengertian Manajemen Pendidikan


Berkaitan dengan itu, terdapat tiga pandangan berbeda; pertama, mangartikan
administrasi lebih luas dari padangan manajemen (manajemen merupakan inti dari
administrasi); kedua, melihat manajemen lebih luas dari pada administrasi (administarsi
merupakan inti dari manajemen); dan ketiga, menganggap bahwa manajemen identik
dengan administrasi. Pengertian dari manajemen pendidikan itu sendiri merupakan
gabungan dari dua kata yaitu “manajemen” dan “pendidikan”. Secara sederhana
manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai manajemen yang dipraktikan dalam
dunia pendidikan dengan spesifikasi dan ciri-ciri khas yang ada dalam pendidikan
• Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alatalat yang diperlukan dalam
usaha mencapai tujuan pendidikan. Unsur manajemen dalam pendidikan
merupakan penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam bidang pendidikan,
bahwa manajemen pendidikan merupakan rangkaian proses yang terdiri dari,
perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan, dan pengawasan yang dikaitkan
dengan bidang pendidikan. Berbagai pandangan ahli mengenai manajemen
pendidikan dapat dikemukakan berikut ini.
a) Usman (2009) mengatakan manajemen pendidikan sebagai seni dan ilmu
mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak muia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara
b) Tim Dosen UPI (2009) mengatakan manajemen pendidikan adalah suatu penataan bidang
garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
pemotivasian, penganggaran, pengendalian, pengawasan, penilaian, dan pelaporan secara
sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.
c) Mulyani (Mutari, 2018) mengatakan manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau
rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusia
yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.
Manajemen pendidikan sebagai ilmu mempunyai karakteristik tersendiri yang agak
berbeda dengan ilmu manajemen lain. Perbedaan manajemen pendidikan dan manajemen
lainnya terletak pada prinsip-prinsip operasionalnya, bukan pada prinsip-prinsip yang sifatnya
umum. Dengan demikian, meskipun untuk memahami manajemen pendidikan diperlukan
pemahaman atau penguasaan prinsip-prinsip manajemen secara umum, tidak berarti bahwa
pengetahuan manajemen lain dapat diterapkan dalam manajemen pendidikan.
• Para pendidik dan tenaga kependidikan akan menerapkan ilmu manajemen pendidikan
dalam melakukan aktivitasnya di sekolah. Berbagai aktivitas dikelola dengan baik dalam
upaya mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang telah dikemukakan di
atas, yaitu mengembangkan potensi peserta didik, agar peserta didik memiliki enam hal,
yaitu : kekuatan spiritual keagamaan; pengendalian diri; kepribadian; kecerdasan; akhlak
mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, manajer sekolah dan berbagai
pihak bekerjasama secara sinergis, yang dapat dilihat dari indikator-indikator berikut ini:
a) Proses pengarahan dan pengintegrasian segala hal, baik personal, spiritual, dan materill
yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan;
b) Proses keseluruhan pelaksanaan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan, meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoodinasian, pengawasan, pembiayaan,
dan pelaporan dengan menggunakan atau memanfaatkan fasiltas yang tersedia;
c) Proses bekerja dengan orang-orang. Dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang
efektif, yang berarti mendatangkan hasil yang baik dan tepat, sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah ditentukan
d) Proses pelaksanaan kepemimpinan untuk mewujudkan aktivitas kerja sama yang efektif
bagi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
e) Proses pelaksanaan semua kegiatan sekolah dari usaha-usaha besar seperti perumusan
kurikulum, koordinasi, konsultasi, korespondensi, control, dan seterusnya, sampai pada
usaha-usaha kecil dan sederhana, seperti penjaga sekolah, pembersih halaman dan
sebagainya.
f) Proses pembinaan atau supervisi pendidikan
g) Proses pengawasan seluruh kinerja kependidikan.
• manajemen pendidikan merupakan suatu cabang ilmu yang usianya relatif masih
muda sehingga tidaklah aneh apabila banyak yang belum mengenal. Istilah lama
yang sering digunakan adalah „administrasi‟ pendidikan. Dahulu ada dua jurusan
namanya menggunakan istilah “administrasi” yaitu jurusan administrasi perkantoran
di bawah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan jurusan administrasi perkantoran
pendidikan di bawah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
Berbagai pertemuan dan perbincangan mengenai program manajemen dan
administrasi pendidikan di kalangan akademisi dan praktisi, bahwa untuk sementara
disepakati penggunaan istilah manajemen/administrasi pendidikan, dan ditindaklanjuti
dengan membentuk wadah bidang tersebut yang diberi nama Asosiasi Program
Manajemen/Administrasi Pendidikan Indonesia (APMAPI).
• Beberapa pengertian tersebut memberikan gambaran bahwa manajemen pendidikan
merupakan keseluruhan proses semua sumberdaya yang ada yang dikelola untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien dan produktif. Persamaan
administasi pendidikan dan manajemen pendidikan berada pada fungsi-fungsinya,
yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Perbedaanya
terletak pada bidang cakupan kajian substansinya. Manajemen pendidikan dalam arti
sempit adalah manajemen sekolah/madrasah meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan sekolah.
2. Manfaat dan Tujuan Manajemen Pendidikan
Manfaat dan tujuan mempelajari dan memahami manajemen pendidikan antara lain
memberi nilai guna bagi hal-hal berikut.
a) Membantu manajer membuat strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematis, logis,
rasional pada pilihan strategis;
b) Merupakan sebuah proses bukan keputusan atau dokumen. Tujuan utama dari proses adalah mencapai pengertian
dan komitmen dari apa yang kita rencanakan;
c) Proses yang kita laksanakan menyediakan pemberdayaan individual. Pemberdayaan adalah tindakan memperkuat
pengertian diri sendiri mengenai efektivitas dengan mendorong dan menghargai usaha kita untuk berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan dan latihan inisiatif serta imajinasi;
d) Meningkatkan kesadaran kita akan ancaman eksternal sehingga kita akan terbiasa mempersiapkan rencana lain atas
kejadian yang tidak diinginkan dari faktor luar;
e) Kita dapat mengetahui dengan lebih baik mengenai strategi pesaing sehingga kita akan lebih mudah menghadapinya;
f) Berkurangnya penolakan kita terhadap perubahan karena kita telah mempersiapkan rencana atas perubahan tersebut;
g) Memungkinkan kita untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan eksploitasi peluang yang terbaik atas permasalahan
dan pilihan keputusan;
h) Kita dapat merepresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas kontrol dalam kehidupan seharihari dengan lebih baik
yang dapat mengatur rencana kegiatan kita;
i) Memungkinkan alokasi sumber daya dan waktu yang lebih sedikit bagi kita untuk mengoreksi keputusan yang salah
atau tidak terencana;
j) Menciptakan kerangka kerja komunikasi internal dengan orang lain;
k. Membantu mengintegrasikan perilaku individu kita kedalam kelompok atau
golongan;
l. Mendorong pemikiran ke masa depan, sebab dengan mempelajari manajemen kita
telah belajar menganalisa rencana;
m. Menjadikan kita kooperatif, terintegrasi, dan antusias untuk menghadapi masalah
dan peluang;
n. Mendorong terciptanya sikap positif akan perubahan dalam diri kita;
o. Memberikan tingkat kedisiplinan dan formalitas kepada manajemen kegiatan kita.

Manfaat lain dengan mempelajari manajemen pendidikan, diharapkan setiap


orang/kelompok (organisasi/lembaga) minimal akan mendapat hal-hal berikut,
diantaranya;
a) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, dan
Bermakna (PAKEMB);
b) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara;
c) Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya kompetensi manajerial
tenaga kependidikan sebagai manajer);
d) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien;
e) Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan
(tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan);
f) Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalah mutu disebabkan oleh manajemennya;
g) Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel; meningkatnya citra
positif pendidikan;
h) Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang kita pilih secara efektif dan efisien;
i) Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai penyesuaian dan
koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi;
j) Memperbaharui strategi yang kita rumuskan agar sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal;
k) Meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman peluang yang ada;
l) Melakukan inovasi atas kegiatan sehingga hidup kita lebih teratur.
• Tujuan manajemen pendidikan menurut Tim Dosen UPI (2009) yaitu (1) produktivitas,
(2) kualitas, (4) efektivitas, dan (5) efisiensi. Produktivitas maksudnya adanya
perbandingan antara hasil yang peroleh (output) dengan jumlah sumber yang
dipergunakan (input). Kualitas out put berupa jumlah tamatan dan kualitas input berupa
jumlah tenaga kerja dan sumber daya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan,
dsb). Produktivitas biasanya digambarkan dari ketepatan menggunakan metode atau
cara kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia dan mendapat respons
positif bahkan pujian dari orang lain atas hasil kerjanya. Kualitas menunjukkan kepada
suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada
pelayanan tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot kinerjanya.. jasa
pelayanan harus menyamai atau melebihi kebutuhan atau harapan pelanggan sehingga
pelanggan mendapat kepuasan. Efektivitas adalah ukuran keberhasilan tujuan
organisasi dan/atau kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan.
• Pandangan Engkoswara (Tim Dosen UPI, 2009) mengatakan bahwa efektivitas dapat juga
ditelaah dari :
1. masukan yang merata,
2. keluaran yang banyak dan bermutu,
3. ilmu dan keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat yang sedang
membangun,
4. pendapatan tamatan yang memadai. Sedangkan efisiensi berkaitan dengan cara
membuat sesuatu secara benar dan berdampak. Suatu kegiatan dikatakan efisien bila
tujuan dapat dicapai secara optimal dengan menggunakan dan/atau memakai sumber
daya yang minimal, efisiensi pendidikan berhubungan degan tercapaian tujuan dengan
tingkat efisiensi waktu, biaya, tenaga dan sarana.
KESIMPULAN
• Administrasi menurut asal katanya (etimologis) yaitu berasal dari Bahasa Latin, administrare. Ad berarti intensif, sedangkan ministrare
berarti melayani, membantu, dan memenuhi. Jadi, tugas utama administrator adalah memberi pelayanan prima (nyata, pantas, ahli, sopan,
ramah, mudah, dan empati).
• Pengertian dari manajemen pendidikan itu sendiri merupakan gabungan dari dua kata yaitu “manajemen” dan “pendidikan”. Secara
sederhana manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai manajemen yang dipraktikan dalam dunia pendidikan dengan spesifikasi dan
ciri-ciri khas yang ada dalam pendidikan.
• George F. Kneller (Suwarno 2006) mengatakan pendidikan memiliki arti luas dan sempit. Dalam arti luas, pendidikan diartikan sebagai
tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi perkembangan jiwa, watak, ataupun kemauan fisik individu. Sedangkan pendidian dalam
arti sepit, yaitu suatu proses mentranspormasikan pengetahuan, nilainilai, dan keterampilan dari genderasi ke genderasi, yang dilakukan
oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti satuan pendidikan/sekolah dan pendidikan tinggi.
• Keberhasilan suatu lembaga pendidikan berhubungan dengan menajemen yang diterapkan, sebagai pemaknaan yang universal dari
manajemen sebagai seni dan ilmu dalam melaksanakan fungsi Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, dan Pengendalian (P4).
Dengan demikian, makna manajemen pendidikan adalah suatu proses secara terusmenerus yang dilakukan oleh organisasi pendidikan
melalui fungsionalisasi fungsi-fungsi menajemen tersebut, yang di dalamnya terdapat upaya saling mempengaruhi, saling mengarahkan,
dan saling mengawasi, sehingga seluruh aktivitas dan kinerja organisasi tercapai sesuai tujuan diharapkan bersama.
• Manajemen sekolah yang profesional dan berdaya saing global, menjadi impian setiap institusi dan satuan pendidikan bahkan para
pemangku kepentingan. Karena kualitas sekolah sangat berpengaruh terhadap animo masyarakat untuk meyekolahkan anak-anaknya
pada institusi dan/atau satuan pendidikan tertentu.
SEKIAN DAN
TERIMAH
KASIH

Anda mungkin juga menyukai