Istilah Pancasila berasal dari bahasa Sangsekerta. Menurut
Muhammad Yamin, dalam bahasa Sangsekerta perkataan memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu “Panca” artinya lima dan ”syila” vokal i pendek artinya bantu sendi, alas, atau dasar, sedangkan “syiila” vocal i panjang artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh. KRONOLOGIS PERUMUSAN PANCASILA BPUPKI dibentuk oleh Jepang tanggal 29 April 1945 BPUPKI mengadakan sidang paripurna dua kali, sidang yang pertama tanggal 29 Mei s.d 1 Juni 1945. Sedangkan sidang yang kedua tanggal 10 s.d 17 Juli 1945. Sidang BPUPKI yang pertama tanggal 29 Mei s.d 1 Juni 1945 Sidang II BPUPKI tanggal 10 s.d 17 Juli 1945 Tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan kemudian dibentuklah PPKI Tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu Tanggal 18 Agustus 1945 PPKI menyelenggarakan sidang FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA
Filsafat pendidikan Pancasila merupakan tuntunan nasional,
karena cita dan karsa bangsa atau tujuan nasional dan harkat luhur rakyat tersimpul dalam pembukaan UUD 1945 sebagai perwujudan jiwa Pancasila, cita dan karsa ini diusahakan secara melembaga didalam pendidikan nasional sebagai sistem bertumpu dan dijiwai oleh suatu keyakinan, pandangan hidup atau filosofi tertentu. ASPEK ONTOLOGIS PANCASILA
Aspek Ontologis Pancasila
Ontologi adalah cabang filsafat yang persoalan pokoknya adalah mempertanyakan mengenai kenyataan atau realitas. Persoalan-persoalan ni identik dengan pembicaraan mengenai hakikat “ada”. Demikian hal nya dengan Pancasila sebagai filsafat, ia memiliki isi yang abstrak umum dan universal. Aspek Epistimologis Pancasila Epistemologi merupakan studi filsafat yang berfokus pada sumber, syarat, dan proses terjadinya ilmu pengetahuan, batas validitas, serta hakikat ilmu penegtahuan. Pancasila sebagai suatu ideoelogi bersumber pada nilai-nilai dasarnya yaitu filsafat Pancasila ( Poespowardojo, 1991:50). Aspek Aksiologis Pancasila Aksiologi merupakan cabang filsafat yang memfokuskan perhatian pada persoalan nilai. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila merupakan cita-cita, harapan, dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya. LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN PANCASILA
Kebijaksanaan pemerintah sebagai tercermin di dalam Garis-garis Besar
Haluan Negara (GBHN) merupakan landasan hukum atau landasan Konstitusional dilaksanakannya pendidikan Pancasila, demikian pula pada peraturan perundangan yang berlaku. Pelaksanaan Pancasila sesuai dengan landasan hukum yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu: Ketetapan MPR No.II/MPR/1988 tentang GBHN Undang-undang No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Tujuan pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral
yang diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari, yaitu prilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas golongan agama, kebudayaan, dan beraneka ragam kepentingan,prilaku yang bersifat kemanusian yang adil dan beradab, prilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran, diarahkan pada prilaku yang mendukung upaya terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. FUNGSI PENDIDIKAN PANCASILA
Sebagai program pendidikan nilai, moral,
dan norma. Sebagai program pendidikan politik. Sebagai program Pendidikan Studi Lanjutan. PROGRAM PENDIDIKAN PANCASILA
Pendidikan Pancasila Persekolahan
Pendidikan Pancasila sebagai Program Terpadu yang utuh, Bulat, dan Berkesinabungan. Pendidikan sebagai pendidikan Nilai dan Moral Masa Depan Filsafat Pendidikan Pancasila