Anda di halaman 1dari 69

PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN

STRATEGIK

Dr. H. Ramli Hatma,SE,MM


ramlihatma.bri@gmail.com
085242122900

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNTAD PALU
2022
1
FUNGSI, TUJUAN, RUANG LINGKUP
MANAJEMEN KEUANGAN STRATEGIK
KEUANGAN
Bidang keuangan merupakan salah satu fungsi dari fungsi-fungsi
perusahaan (fungsi personalia, fungsi operasi dan produksi, fungsi
pemasaran dan fungsi penunjang bagi lancarnya operasional suatu
organisasi (perusahaan).

Kesinambungan suatu organisasi sangat bergantung pada bidang


keuangan, karena berdirinya organisasi (perusahaan) dan berjalannya
operasional sehari-hari organisasi membutuhkan sumber daya keuangan
(dana).
Tugas dan tanggungjawab keuangan dalam organisasi (perusahaan)
yang utama adalah

o Menggunakan dana (allocation of fund)


o Mendapatkan dana (Raising of fund).

Fungsi penggunaan dan mendapatkan dana tidak saja ditemui pada


perusahaan (corporate finance) namun juga pada keuangan orang per
orang atau individu (personal finance) dan keuangan pemerintah (publik
finance).

Untuk selanjutnya yang dipelajari dalam handout ini adalah keuangan


perusahaan (corporate finance).
MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen Keuangan (MK) adalah manajemen terhadap
fungsi-fungsi keuangan :
o Mengelola fungsi penggunaan dana
o Mengelola fungsi mendapatkan dana
Manajemen adalah suatu perpaduan ilmu dan seni dalam
merencanakan, mengorganisir, melaksanakan dan mengawasi sumber
daya keuangan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui
kegiatan orang lain.
Fungsi manajemen keuangan adalah melakukan pengelolaan
terhadap penggunaan dana (allocation of fund) dan mendapatkan
dana (rising of fund).
Dengan demikian manajemen keuangan adalah Perpaduan ilmu
dan seni dalam merencanakan, mengorganisir, melaksanakan dan
mengawasi fungsi-fungsi keuangan dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan suatu organisasi.
MANAJEMEN KEUANGAN STRATEGIK
Cakupan manajemen keuangan agak berbeda dengan
manajemen keuangan stratejik. Karena, konteks manajemen
keuangan stratejik tidak hanya mengelola keuangan tetapi
disertai tujuan untuk mencapai sasaran organisasi bisnis dan
memaksimalkan nilai pemegang saham dari waktu ke waktu.

Namun, sebelum dapat mengelola secara strategis, perlu


menentukan tujuan secara tepat, mengidentifikasi dan
mengukur sumber dana yang tersedia, serta menyusun rencana
penggunaannya

Dengan kata lain, manajemen keuangan strategis sangat terkait


dengan menciptakan laba dan memastikan ROI yang dapat
diterima.
Strategic Versus Tactical Financial Management

Istilah "strategis" mengacu pada praktik manajemen keuangan


yang berfokus pada keberhasilan jangka panjang, berlawanan
dengan keputusan manajemen "taktis", yang terkait dengan
penentuan posisi jangka pendek (Kenton, 2019).

Apabila suatu organisasi lebih strategis daripada taktis, maka


keputusan keuangan akan dibuat berdasarkan hasil yang ingin
dicapai di masa mendatang. Hal ini berarti bahwa untuk
mewujudkan pencapaian tersebut, harus mentolerir kerugian
pada saat ini.
Berikut ini adalah beberapa hal terkait manajemen keuangan
stratejik menurut Kenton (2019); 

– Manajemen keuangan strategis adalah tentang


menciptakan laba untuk bisnis,
– Manajemen keuangan yang strategis berfokus pada
keuntungan jangka panjang,
– Perencanaan keuangan strategis bervariasi menurut
perusahaan, industri, dan sektor.
When Strategic Management Is Effective (Kenton, 2019)
Manajemen keuangan strategis yang efektif mungkin melibatkan
pengorbanan atau penyesuaian kembali tujuan jangka pendek
untuk mencapai tujuan jangka panjang secara lebih efisien.

Misalnya, apabila perusahaan mengalami kerugian bersih untuk


tahun sebelumnya, maka dapat memilih untuk mengurangi basis
asetnya melalui closing facilities (menutup asset melalui
penjualan atau lainnya) atau mengurangi staf, sehingga
mengurangi biaya operasional. Langkah-langkah tersebut dapat
mengakibatkan biaya restrukturisasi yang secara negatif
mempengaruhi keuangan lebih lanjut dalam jangka pendek,
tetapi akan berdampak lebih baik dalam jangka panjang.
Pengorbanan jangka pendek versus jangka panjang ini seringkali
perlu dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai pemangku
kepentingan. Sebagai contoh, pemegang saham perusahaan
publik dapat mendisiplinkan manajemen untuk keputusan yang
berdampak negatif terhadap harga saham perusahaan dalam
jangka pendek, meskipun kesehatan jangka panjang perusahaan
menjadi lebih solid dengan keputusan yang sama.
Dengan demikian yang menjadi permasalahan utama dalam bidang
keuangan strategik :

1. Bagaimana cara perusahaan dalam memperoleh dana yang


paling menguntungkan (Raissing of Fund).
2. Bagaimana caramengalokasikan dana yang paling
menguntungkan (Allocation of Fund).
3. Bagaimana cara membagi keuntungan agar pertumbuhan (growth)
perusahaan tetap terjaga (Dividen Policy).

Menjawab permasalahan utama bidang keuangan ini perlu diambil


keputusan-keputusan penting dan strategis oleh penanggungjawab
bidang keuangan (manajer keuangan), menyangkut:

4. Berapa jumlah dana yang diperlukan (Keputusan


Pendanaan/financing).
5. Berapa banyak dan dibidang apa investasi dilakukan (Keputusan
Investasi/investment).
3. Bagaimana cara mengalokasikan keuntungan (Kebijakan dividen).
RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN STRATEGIK

Dari fungsi dan permasalahan utama bidang keuangan, kegiatan


pada bidang keuangan mengarah pada upaya untuk memberikan
suatu keputusan terhadap masalah utama bidang keuangan :
1. Keputusan Pendanaan, yaitu keputusan yang mengarah pada
pemilihan sumber pendanaan yang paling menguntungkan
untuk membiayai investasi yang akan dilakukan (Tanda panah 1)
2. Keputusan Investasi, yaitu keputusan yang mengarah pada
pemberian solusi terhadap permasalahan besarnya investasi
yang akan dilakukan dan pemilihan jenis investasi yang dipilih
(aktiva lancar atau aktiva tetap). Keputusan ini menyangkut
penggunaan dana (Tanda panah 2).
3. Dari kegiatan menanamkan dana (investasi)
perusahaan mengharapkan keuntungan (Tanda panah
3).
4. Kebijakan Dividen, yaitu keputusan menyangkut
penentuan berapa porsi dari keuntungan yang
dibayarkan sebagai dividen (Tanda panah 4a) dengan
tetap memperhatikan kemampuan perusahaan
tumbuh dengan dana internal

Gambar : Ilustrasi Manajer Keuangan

2 1
Bidang
Keuangan
Aktiva Pasar
Perusahaan Manajer Keuangan
Keuangan 4b

3 4a

Sumber: Brealy R dan Myers, S, (1996)

Hal | 12
TIME VALUE OF MONEY

CAPITAL BUDGETING

CURRENT ASSET
MANAGEMENT

COST OF CAPITAL
FINANCIAL
MANAGEMENT
CAPITAL STRUCTURE

DIVIDEND POLICY

MERGER, ACQUISITION,
LEASING, PORTFOLIO

VALUE OF THE FIRM


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

A. LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan merupakan alat atau sarana yang dipakai
perusahaan dalam berkomunikasi dengan pihak lain yang berkepentingan
terhadap perusahaan. Pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan
perusahaan adalah tentunya manajer, pemilik perusahaan (internal),
kreditur, investor, bank dan pemerintah (eksternal). Walau kepentingan
mereka mungkin berbeda-beda, namun mereka berharap mendapat
informasi dari laporan keuangan .
Dengan mengerti kondisi keuangan perusahaan pihak yang berkepentingan
dapat mengambil keputusan terbaik yang berhubungan dengan perusahaan
yang bersangkutan. Sebelum mengambil keputusan yang menyangkut
dengan perusahaan pihak yang berkepentingan perlu memahami dan
mengerti laporan keuangan.
Agar dapat memahami dan mengerti kondisi keuangan perusahaan terlebih
dahulu harus mampu membaca, menganalisa dan menginterpretasi atau
menafsirkan kondisi keuangan perusahaan melalui laporan keuangan-nya.
Laporan keuangan perusahaan yang pokok adalah Laporan Neraca dan
Laporan Rugi Laba. Ada juga laporan keuangan lainnya yaitu laporan
perubahan modal dan laporan sumber dan penggunaan modal. Pada
kesempatan ini akan dijelaskan laporan keuangan pokok yaitu Neraca dan
dan Rugi Laba.
Laporan Neraca (balance sheet) yaitu posisi kekayaan, kewajiban
keuangan dan modal sendiri perusahaan pada saat tertentu. Kekayaan
dicantumkan pada sisi kiri (aktiva) sedangkan kewajiban dan modal sendiri
dicantumkan pada sisi kanan (passiva).
Dengan demikian akan selalu nampak bahwa kekayaan suatu
perusahaan merupakan jumlah dari utang atau kewajiban dan modal
sendiri yang dimiliki perusahaan tersebut. Secara matematis neraca
yang merupakan potret kekayaan, kewajiban dan modal sendiri suatu
perusahaan nampak seperti persamaan berikut ini

Kekayaan = Kewajiban + Modal Sendiri.

Berikut ini sebuah ilustrasi laporan Neraca, dari PT Pusaka Agung


keadaan keuangan posisi pada saat 31 Desember 2011. Sebuah
laporan Neraca minimal harus berisi:
1. Nama Perusahaan (PT Pusaka Agung).
2. Nama Laporan (Neraca)
3. Tanggal periode pelaporan (31 Desember 2011).
PT PUSAKA AGUNG
LAPORAN NERACA
31 DESEMBER 2011
(Dalam Milyar Rupiah)
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar Utang Lancar
Kas dan setara kas 18.94 Utang usaha 18.06
Piutang usaha 7.84 Utang lain-lain 7.98
Piutang lain-lain 0.27 Utang bank 13.81
Perserdiaan 260.80 Utang pajak 4.00
Total Aktiva Lancar 287.85 Total kewajiban Lancar 43.85
Aktiva Tetap Utang Jangka panjang
Banggunan (Gedung) 61.06 Total Utang Jangka 200.00
panjang
Akum Penyusutan 1.00 Modal Sendiri 160.00
Gedung
Tanah 60.31 Laba ditahan 4.37
Total Aktiva Tetap 120.37 Total Modal 164.37
Total Aktiva 408.22 Total Passiva 408.22

Laporan keuangan yang tergolong pokok lainya adalah laporan


Rugi Laba (Income Statement). Laporan Rugi Laba yaitu laporan yang
menunjukan keuntungan atau kerugian yang diperoleh suatu
perusahaan dari hasil operasi selama satu periode. Satu periode
laporan Rugi Laba umumnya satu tahun. Laba (atau Rugi) adalah selisih
antara penghasilan dari penjualan atau pendapatan dengan biaya
biaya atau ongkos yang dikeluarkan. Berikut ini adalah contoh Laporan
Rugi Laba dari PT Sumber Agung untuk periode 2011.
Berikut ini adalah contoh Laporan Rugi Laba PT Sumber Agung periode 2011.
PT PUSAKA AGUNG
LAPORAN RUGI LABA
1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011
(Dalam Milyar Rupiah)
Penjualan 110.12
Harga pokok penjualan 6.92
Laba kotor 103.20
Biaya – biaya:
o Umum 0.20
o Penjualan 1.00
o Administrasi 0.50 1.70
Laba operasi sebelum buna dan pajak 101.50
Bunga 1.60
Laba sebelum pajak 99.90
Pajak 34.97
Laba setelah pajak
64.93

1. Nama perusahaan (PT. Sumber Agung).


2. Nama laporan (Laporan Rugi Laba)
3. Periode pelaporan (1 Januari sampai 31 Desember 2011).
4. Isi laporan (Pendapatan/penjualan, biaya-biaya / ongkos / harga pokok
penjualan, laba kotor, biaya operasional, bunga jika ada, pajak jika
kena dan posisi keuntungan dan atau kerugian).
Laporan Rugi Laba satu perusahaan dengan yang lainya mungkin saja
nampak sangat berbeda, hal itu disebabkan oleh perbedaan dalam
operasional, skala dan aktivitas usaha. Namun paling tidak setiap laporan
Rugi Laba mengandung ke empat unsur - unsur di atas.
Setelah dapat membaca laporan keuangan baik Neraca maupun Rugi
Laba serta memahami isi laporan tersebut, seseorang baru bisa mengambil
keputusan yang berhubungan dengan usaha (bisnis) yang memiliki laporan
keuangan tersebut. keputusan baru bisa diambil setelah melakukan analisa
dan interpretasi terhadap laporan keuangan baik Neraca maupun Rugi
Laba. Penekanan pada evaluasi dan analisa laporan keuangan dimaksudkan
sebagai evaluasi terhadap kinerja keuangan perusahaan secara historis
sebagai masukan/pertimbangan dalam mengambil keputusan. Sedangkan
B. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis Laporan Keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik


analitis yang bertujuan umum dan menghasilkan data yang
dapat digunakan untuk melakukan estimasi.

Laporan Keuangan mengungkapkan :


o Bagaimana dan dimana sumber dana digunakan
(invesment)
o Bgaimana prusahaan memperoleh sumber dana
(financing)
o Seberapa efektif penggunaaan sumber dana tersebut
(profitability)
Kegunaan Laporan Keuangan, bagi stakeholders :

o Individu & perusahaan, untuk meningkatkan keputusan bisnis


o Investor & kreditor, untuk menilai prospek perusahaan untuk
keputusan investasi dan pinjaman
o Dewan direksi, untuk memonitor keputusan dan tindakan
manager
o Pemasok, untuk menentukan sistem pembayaran
(tunai/kredit)
o Penasehat investasi, untuk rekomendasi beli atau jual saham
perusahaan
o Bankir investasi, untuk menetukan nilai perusahaan dalam
IPO (merger atau akuisisi)
o Pegawai & serikat pekerja, untuk negosiasi tenaga kerja
Dalam rangka pengambilan keputusan finansial didahului oleh suatu
analisis sederhana mengenai kondisi finansial perusahaan melalui analisis
laporan keuangan. Analisis yang umum dipakai adalah analisis Common
Size, analisis Indeks dan analisis Rasio.

1. ANALISIS COMMON SIZE


Analisis Common Size yaitu analisa terhadap laporan keuangan baik
Neraca maupun Rugi Laba yang dilakukan dengan jalan menjadikan angka-
angka yang terdapat di Neraca dan Rugi Laba sebagai persentase dari suatu
nilai dasar (Common Based). Angka-angka yang ada di laporan Neraca nilai
dasarnya adalah total aktiva yang dinyatakan sebagai 100%.
Sedangkan angka-angka yang ada di laporan Rugi Laba nilai dasarnya
adalan penjualan netto (bersih) yang dinyatakan sebagai 100%.
Dengan melakukan analisis Common Size baik terhadap Neraca maupun
Rugi Laba pada setiap periode dan membandingkanya dengan analisa
Common Size dari Neraca dan Rugi Laba periode yang lain, maka
dengan mudah kita dapat melakukan berbagai interpretasi dan
penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Berikut ini adalah contoh laporan Neraca yang
sudah dianalisis dengan Common Size.

PT PUSAKA AGUNG
LAPORAN NERACA
31 DESEMBER 2011
(Dalam Milyar Rupiah)
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar % Utang Lancar %
Kas dan setara kas 4,64 Utang usaha 4,42
Piutang usaha 1,92 Utang lain-lain 1,95
Piutang lain-lain 0,06 Utang bank 3,80
Perserdiaan 63,88 Utang pajak 0,98
Total Aktiva Lancar 70,51 Total kewajiban Lancar 10,74
Aktiva Tetap Utang Jangka panjang
Banggunan (Gedung) 14,96 Total Utang Jangka 48,99
panjang
Akum Penyusutan Gedung 0,24 Modal Sendiri 39,19
Tanah 14,77 Laba ditahan 1,07
Total Aktiva Tetap 29,49 Total Modal 40,27
Total Aktiva 100,00 Total Passiva 100,00
Dari laporan Neraca yang telah dianalisa dengan analsis Common
Size, kita dapat membaca hasilnya sebagai berikut; besarnya kas yang
dimiliki perusahaan adalah 4,64% dari seluruh kekayaannya atau dengan
kata lain kekayaan perusahaan tersebut 4,64% merupakan uang tunai.
Hampir sebagaian besar (63,88%) kekayaan perusahaan tersebut
berbentuk persediaan. Demikian seterusnya interpretasi terhadap
laporan Neraca dalam bentuk Common Size dapat dilakukan, pada setiap
komponen dari aktiva maupun passiva dari laporan Neraca perusahaan.
Bila ada laporan Neraca lebih dari satu periode, maka kita dapat
melakukan analisa terhadap setiap komponen dari aktiva maupun
passiva dan kemudian membandingkannya dengan komponen yang
sejenis pada periode yang berbeda. Dari hasil perbandingan ini akan
nampak apakah suatu komponen mengalami peningkatan atau
penurunan dari periode sebelumnya. Terhadap peningkatan dan
penurunan yang terjadi kita perlu melakukan penelusuran seberapa
perubahannya dari periode sebelumnya.
Analisis Common Size dilakukan juga terhadap laporan Rugi Laba
dengan jalan membagi angka angka yang terdapat dalam laporan Rugi
Laba dengan penjualan netto (bersih). Dari hasil analisis Common Size
terhadap laporan Rugi Laba dapat diketahui proporsi relatif setiap
komponen Rugi Laba terhadap penjualan bersih. Berikut ini adalah
contoh laporan Rugi Laba yang sudah dianalisa dengan analisis Common
Size.
PT PUSAKA AGUNG
LAPORAN RUGI LABA
1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011
(Dalam Milyar Rupiah)

%
Penjualan 100,00
Harga pokok penjualan 6,29
Laba kotor 93,71
Biaya – biaya:
o Umum 0,18
o Penjualan 0,91
o Administrasi 0,45 1,54
Laba operasi sebelum buna dan pajak 92,17
Bunga 1,45
Laba sebelum pajak 90,72
Pajak 31,75
Laba setelah pajak
58,96
Setiap satu satuan (rupiah) penjualan bersih menyumbang 0,9371
satuan (rupiah) laba kotor. Atau bila dipandang dari laba setelah pajak
bahwa setiap satu satuan (rupiah) penjualan bersih menyumbang 0,5896
laba setelah pajak. Bila dilihat dari sudut pandang harga pokok bisa
dikatakan bahwa setiap satu satuan (rupiah) penjualan bersih terkandung
0,0629 satuan (rupiah) komponen harga pokok barang dijual.
2. ANALISIS INDEKS
Analisis Indeks umumnya dilakukan terhadap laporan Neraca. Seperti
halnya dengan angka indeks lainya (misalnya indeks harga konsumen),
diperoleh dengan membagi angka-angka yang akan dijadikan indeks
dengan angka-angka yang bersesuaian pada tahun dasar. Dengan kata lain
setiap komponen dari aktiva maupun passiva yang akan dicari indeks-nya
dibagi dengan angka-angka dari aktiva maupun passiva yang bersesuaian
pada tahun dasar dikalikan dengan 100%. Analisis indeks mem-butuhkan
lebih dari satu periode laporan Neraca. Berikut ini adalah ilustrasi dari
laporan Neraca yang akan dianalisa dengan analisis indeks dengan tahun
dasar adalah tahun 2003.
Pemilihan tahun dasar tidak selalu harus tahun yang pertama dari
serangkaian laporan Neraca yang berurutan, hal ini sangat tergantung
pada pertimbangan seorang analis. Bisa saja penetapan tahun dasar dipilih
pada satu tahun dimana operasi ekonomi pada umumnya berjalan normal
atau pertimbangan lainnya. Dengan demikian laporan Neraca masa-masa
krisis ekonomi terjadi jarang ditetapkan sebagai tahun dasar.
PT PUSAKA AGUNG
LAPORAN NERACA
31 DESEMBER 2011 dan 2012
(Dalam Milyar Rupiah)
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar 2003 2004 Utang Lancar 2003 2004
Kas dan setara kas 18.94 21.52 Utang usaha 18.06 17.66
Piutang usaha 7.84 11.76 Utang lain-lain 7.98 3.99
Piutang lain-lain 0.27 0.28 Utang bank 13.81 13.81
Perserdiaan 260.80 249.59 Utang pajak 4.00 4.27
Total Aktiva Lancar 287.85 283.15 Total kewajiban Lancar 43.85 39.73
Aktiva Tetap Utang Jangka
panjang
Banggunan (Gedung) 61.06 61.06 Total Utang Jangka 200.00 226.58
panjang
Akum Penyusutan 1.00 1.50 Modal Sendiri 160.00 160.00
Gedung
Tanah 60.31 90.47 Laba ditahan 4.37 6.87
Total Aktiva Tetap 120.37 150.03 Total Modal 164.37 166.87
Total Aktiva 408.22 433.18 Total Passiva 408.22 433.18

Dari laporan Neraca dua periode di atas, setelah


dilakukan analisis dengan analisis Indeks nampak menjadi
sebagai berikut:
PT PUSAKA AGUNG
LAPORAN NERACA
31 DESEMBER 2011 dan 2012
(Dalam Milyar Rupiah)
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar 2003 2004 Utang Lancar 2003 2004
Kas dan setara kas 100.00 113.60Utang usaha 100.00 97.80
Piutang usaha 100.00 150.00 Utang lain-lain 100.00 50.00
Piutang lain-lain 100.00 103.50 Utang bank 100.00 100.00
Perserdiaan 100.00 95.70Utang pajak 100.00 106.75
Total Aktiva Lancar 100.00 98.37Total kewajiban Lancar 100.00 90.61
Aktiva Tetap Utang Jangka
panjang
Banggunan (Gedung) 100.00 100.00 Total Utang Jangka 100.00 113.29
panjang
Akum Penyusutan 100.00 150.00 Modal Sendiri 100.00 100.00
Gedung
Tanah 100.00 150.00 Laba ditahan 100.00 157.21
Total Aktiva Tetap 100.00 124.64 Total Modal 100.00 101.52
Total Aktiva 100.00 106.11 Total Passiva 100.00 106.11

Dari hasil analisis indeks terhadap laporan Neraca di atas dapat


dilihat dengan mudah perubahan yang terjadi pada setiap komponen baik
pada sisi aktiva maupun pada sisi passiva. Dan dengan mudah pula kita
dapat mengatakan bahwa dalam satu periode (2011- 2012) telah terjadi
penambahan dalam aktiva kas dan setara kas sebesar 13,60%. Demikian
juga pada piutang usaha kepada pihak lain meningkat tajam dari
Tahun sebelumnya sebesar 50%. Interpretasi analisis indeks seperti ini
dapat diteruskan dengan cara seperti di atas hingga setiap komponen
dari aktiva maupun passiva, semua dianalisis.
Analisa laporan keuangan dengan analisis indeks akan lebih baik
bila data keuangan yang tersedia lebih dari dua periode. Dengan data
keuangan dengan periode yang berbeda dalam jumlah banyak kita
dapat mempelajari lebih seksama mengenai flukuasi operasional dari
perusahaan yang bersangkutan.
3. ANALISIS RASIO
Evaluasi terhadap laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan
dengan menggunakan analisis Rasio. Dari analisis Rasio didapatkan hasil
ukuran relatif mengenai operasional perusahaan.
Analisis Rasio Keuangan dilakukan dengan jalan memanfaatkan
angka-angka yang ada pada laporan Neraca maupun laporan Rugi Laba.
Ada rasio keuangan yang hanya menggunakan angka-angka pada
lapaoran Neraca, ada rasio keuangan yang menggunakan angka-angka
pada laporan Rugi Laba dan ada rasio keuangan yang dihitung
menggunakan angka-angka baik laporan Neraca maupun laporan Rugi
Laba.
Untuk dapat melakukan analisis rasio perlu dilakukan perhitungan
rasrio-rasio keuangan dari angka-angka yang ada pada laporan keuangan.
Setiap angka rasio mencerminkan suatu aspek tertentu dari perusahaan.
Sehingga dari sebuah laporan keuangan sangat bisa dibuat angka rasio
yang beragam. Umumnya rasio-rasio keuangan yang sering digunakan
adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage) dan rasio rentabilitas
atau produktivitas.
Pandangan beberapa pakar tentang analisis rasio
keuangan : kondisi keuangan perusahaan
merupakan faktor fundamental yang harus
diperhatikan, karena merupakan proxy kinerja
manajemen
o Altman (1993) dan Sinkey (1975) : Kondisi
keuangan suatu perusahaan pada umumnya
dapat diuji melalui analisis rasio keuangan
o Meyer (1970) : bahwa variabel-variabel
keuangan merupakan cerminan dari
kemampuan manajemen dan integritas
karyawan
Rasio keuangan dapat dibagi menjadi lima jenis
rasio dasar :

• Likuiditas
• Solvabilitas
• Rentabilitas
• Aktivitas
• Coverage
LIKUIDITAS

Mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam


memenuhi kewajiban jangka pendeknya ;

Net Working Capital (NWC)


Current Ratio (CR)
Quick Ratio (QR)
Net Working Capital
Tujuan Pengukuran :
• Mengetahui likuiditas dari perusahaan, yaitu kemampuan
membayar kewajiban/hutang jangka pendek, yang akan
terjadi pada periode satu tahun mendatang atau pada
periode oparasional
• Mengelola modal kerja yang berkaitan dengan persediaan
(inventory), piutang (receivable) dan hutang (payable)
• Mempertimbangkan kebutuhan untuk modal kerja,
mendapatkan tingkat optimum dari modal kerja dimana
profitabilitas dan risiko berbeda dalam keseimbangan, dan
menggunakan likuiditas dan profitabilitas kebijakan modal
kerja
Penjelasan :

• Apabila harta lancar (current assets) > hutang lancar (current


liabilities), maka rasio lancar (current ratio) atau rasio modal
kerja (working capital) akan bernilai positif, kemungkinan
besar perusahaan mampu membayar hutang jangka
pendeknya.

• Apabila harta lancar (current assets) < hutang lancar (current


liabilities), maka rasio lancar (current ratio) atau rasio modal
kerja (working capital) akan bernilai negatif, kemungkinan
besar perusahaan tidak mampu membayar hutang jangka
pendeknya.
Likuiditas

Net Working Capital (NWC)

NWC SHARE Tingkat Proteksi


= MODAL Kreditur Jangka
AL - KERJA Pendek
HL
Current Ratio
Tujuan Pengukuran :
• Mengetahui posisi kas perusahaan dan kemampuan memenuhi
kewajiban/hutang jangka pendek
Penjelasan :
• Apabila harta lancar (current assets) > hutang lancar (current
liabilities), maka rasio lancar (current ratio) atau rasio modal kerja
(working capital ratio) akan bernilai lebih besar dari satu,
kemungkinan besar perusahaan mampu membayar hutang jangka
pendeknya.
• Apabila harta lancar (current assets) < hutang lancar (current
liabilities), maka rasio lancar (current ratio) atau rasio modal kerja
(working capital ratio) akan bernilai lebih kecil dari satu,
kemungkinan besar perusahaan tidak mampu membayar hutang
jangka pendeknya
Likuiditas

Current Ratio (CR)

CR Tingkat kemampuan
POSISI
memenuhi kewajiban
= LIKUIDITAS
jangka pendek
PERUSAHAA
AL / HL N
Quick Ratio

Tujuan Pengukuran :
• Membadingkan hutang lancar perusahaan dengan harta
lancar (kas + surat berharga yang mudah diperjualbelikan +
piutang dagang). Aktiva ini dianggap cepat karena merupakan
kas atau yang bisa dikonversi menjadi kas dalam sehari

Penjelasan :
• Ukuran rasio cepat adalah lebih baik dibandingkan rasio
lancar, karena inventori/persediaan sering tidak dapat
dikonversikan secara cepat ke dalam bentuk kas
Likuiditas

Quick Ratio (QR)

Persediaan * : Pos persediaan dan pos Aktiva Lancar lain


dibawahnya
Likuiditas

NWC =

3.783.390 849.040

3.783.390
CR =
849.040

QR =

3.783.390 3.400.800

849.040
SOLVABILITAS

Mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam


memenuhi seluruh kewajibannya
(jangka pendek + Jangka Panjang) ;

Debt to Equity Ratio (DER)


Debt to Asset Ratio (DAR)
Debt to Equity Ratisset Ratio (DAR)
Debt to Total Equity Ratio (DER)

Tujuan Pengukuran :
• Mengetahui persentase dari ketergantungan perusahaan dari sumber
dana eksternal dibandingkan dengan equity yang dimiliki.
Formula Pengukuran:
• Rasio Hutang Terhadap Equity = Hutang Total/Modal Sendiri (Total
Liabilities/Total Equity).
Penjelasan :
• Rasio hutang terhadap modal merupakan indikator pengungkit
keuangan (financial leverage), yang memberitahukan tentang
presentase dari dana eksternal/hutang dibandingkan dengan modal
yang dimiliki
Solvabilitas

Debt to Equity Ratio (DER)


Debt to Equity Ratio (ebt to Asset Ratio (DAR)
Debt to Total Assets Ratio (DAR)

Tujuan Pengukuran :
• Mengetahui persentase dari aset total yang dibiayai dengan pinjaman,
kewajiban-kewajiban dan hutang.
Formula Pengukuran:
• Rasio Hutang Terhadap Aset Total = Hutang Total/Harta Total (Total
Liabilities/Total Assets).
Penjelasan :
• Rasio Hutang Terhadap Aset Total merupakan indikator pengungkit
keuangan (financial leverage), yang memberitahukan tentang
presentase dari aset total yang dibiayai dengan hutang
Solvabilitas

Debt to Asset Ratio (DAR)


Solvabilitas

Debt-to-Asset Ratio (DAR)

849.040

6.505.590

Debt-to-Equity Ratio (DER)

849.040

5.656.550
RENTABILITAS

Mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam


menghasilkan laba selama periode tertentu

Gross Profit Margin (GPM)


Net Profit Margin (NPM)
Return on Equity (ROE)
Return on Asset (ROA)
Gross Profit Margin (GPM)

Tujuan Pengukuran :
• Mengetahui berapa besar keuntungan kotor yang diperoleh
dari setiap rupiah nilai penjualan produk
Formula Pengukuran:
• Marjin keuntungan kotor = (keuntungan kotor / penjualan) x
100 %
Penjelasan :
• Marjin keungtungan kotor (Gross Profit Margin) selalu lebih
besar dari marjin keuntungan bersih (net profit margin),
• Keuntungan kotor merupakan jumlah penjualan bersih (net
sales) dikurangi biaya penjualan/harga pokok penjualan
Rentabilitas

Gross Profit Margin (GPM)

EFISIENSI Sensitifitas Perusahaan


GPM = PRODUKSI terhadap perubahan
Laba Kotor dan daya beli konsumen dan
PENENTUAN HPP
Penjualan HARGA JUAL
Net Profit Margin (NPM)

Tujuan Pengukuran :
• Untuk memproyeksikan laba bersih berdasarkan perkiraan
penjualan
• Melakukan perbandingan antara hasil aktual dalam menjalankan
rencana bisnis dengan hasil aktual pada waktu lalu, apakah semakin
meningkat atau menurun.
Penjelasan :
• Marjin keuntungan bersih merupakan indikator kunci tentang
kemampuan perusahaan berjalan dengan tingkat efisiensi yang baik
• Bagi manajer, Marjin keuntungan bersih, bermanfaat sebagai
bahan perbandingan dengan perusahaan lain yang sejenis
Rentabilitas

Net Profit Margin (NPM)

Kemampuan
NPM = EFISIENSI Manajemen
PERUSAHAAN Perusahaan dalam
Laba Bersih memanfaatkan
MEMANFAATKA
Penjualan N SUMBERDAYA sumberdaya yang ada
Return on Equity (ROE)

Tujuan Pengukuran :
• Mengetahui efisiensi penggunaan investasi yang dimiliki oleh
pemegang saham dalam menciptakan keuntungan bersih (net
income or net profit)

Penjelasan :
• ROE merupakan rasio laba bersih sesudah pajak terhadap
modal sendiri (equity/net worth), yang mengukur tingkat
pengembalian dari modal pemegang saham (modal sendiri)
yang diinvestasikan ke dalam perusahaan
• Banyak analisis financial menjadikan ROE sebagai rasio
keuangan yang paling penting untuk investor dan merupakan
ukuran terbaik untuk kinerja tim manajemen perusahaan.

• Semakin tinggi ROE menunjukkan kinerja perusahaan semakin


baik, berarti bisnis itu memberikan return bagi pemilik modal
(investor)

• ROE banyak dipergunakan untuk membandingkan kinerja


profitabilitas perusahaan-perusahaan dalam industri yang
sama
Rentabilitas

Return on Equity (ROE)

Kemampuan
ROE = Perusahaan dalam
EFISIENSI
menghasilkan laba dari
Laba Bersih PENGGUNAAN
setiap rupiah modal
MODAL
Modal yang ditanamkan
Return on Asset (ROA)

Tujuan Pengukuran :

• Mengetahui kemampuan perusahaan menciptakan


keuntungan dari aset-aset yang dikendalikan oleh
manajemen.

• Semakin tinggi presentase nilai ROA menunjukkan bahwa


kinerja perusahaan semakin baik
Rentabilitas

Return on Asset (ROA)

Kemampuan
ROA = EFISIENSI Perusahaan
PENGGUNAAN memanfaatkan
Laba Bersih KEKAYAAN / kekayaan yang
Kekayaan AKTIVA ditanamkan untuk
mendapatkan laba
AKTIVITAS

Ukuran yang menggambarkan kinerja


Perusahaan dalam mengelola Piutang dan
Persediaan sebagai penggunaan dana dan
Hutang sebagai sumber dana

Days of Receivable (DOR)


Days of Inventory (DOI)
Days of Payable (DOP)
Aktivitas
Days of Recievable (DOR)

Tujuan Pengukuran :
• Menilai likuiditas dari piutang perusahaan selama periode
tertentu, biasanya selama satu tahun
• Mengukur efisiensi dari manajemen finansial dalam
mengumpulkan penjualan kreditnya
• Mengetahui rasio penjualan kredit bersih terhadap rat-rata
piutang.

Penjelasan :
• Perputaran piutang mengindikasikan peningkatan kinerja
perusahaan dalam proses pengumpulan uang tunai terhadap
penjulan kredit
Aktivitas

Days of Recievable (DOR)

Piutang Dagang
X Periode
Penjualan

PERPUTARAN PIUTANG ;
UKURAN YANG MENGGAMBARKAN LAMANYA WAKTU
YANG DIBUTUHKAN PIUTANG USAHA TERTAGIH MENJADI
KAS

Kemampuan Perusahaan mengelola modal


kerja usaha dan strategi untuk mendukung
peningkatan penjualan
Days of Inventory (DOI)

Tujuan Pengukuran :
• Mengukur efektifitas penggunaan dana yang dibelanjakan untuk inventory
• Mengukur tingkat perputaran rata-rata rupiah yang diinvestasikan pada
inventory selama setahun

Formula Pengukuran:
• Rasio Perputaran Inventory (Inventory Turnover Ratio) = Harga Pokok
Penjualan (Cost of Goods Sold )/Laba (Income Statement) dan Neraca
(Balance Sheet).

Penjelasan :
• Rasio perputaran inventori yang tinggi menunjukkan penjualan yang
meningkat, sehingga semakin tinggi nilai perputaran inventori akan
semakin baik
Aktivitas

Days of Inventory (DOI)


Persediaan
X Periode
HP
P
PERPUTARAN PERSEDIAAN ;
UKURAN YANG MENGGAMBARKAN LAMANYA WAKTU
YANG DIBUTUHKAN PERSEDIAAN BARANG DIPRODUKSI
DAN MENGENDAP HINGGA TERJUAL KEMBALI

Kemampuan Perusahaan mengelola modal


kerja usaha, kualitas produk dan
kemampuan bersaing
Aktivitas

Days of Payable (DOP)


Hutang Dagang
X Periode
HP
P
PERPUTARAN HUTANG DAGANG ;
UKURAN YANG MENGGAMBARKAN LAMANYA WAKTU
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MEMBAYAR HUTANG
DAGANG DARI HASIL PENJUALAN

Kemampuan Perusahaan mengelola sumber


pembiayaan eksternal dan strategi memelihara
relationship dengan supplier
Aktivitas

325.000
DOR = X 360
18.532.800

3.400.800
DOI X 360
= 17.050.175

85.650
DOP = X 360
17.050.175
66
COVERAGE

Ukuran yang menggambarkan kemampuan


Perusahaan dalam memenuhi kewajiban biaya
dana yang bersumber dari hasil kegiatan
operasional usaha

Interest Coverage Ratio (ICR)


EBITDA to Total Debet
Coverage

Interest Coverage Ratio (ICR)

EBITDA
Biaya Bunga

UKURAN YANG MENGGAMBARKAN KEMAMPUAN HASIL


OPERASIONAL USAHA UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN
BIAYA DANA

Kemampuan hasil operasional Perusahaan untuk


memenuhi kewajiban atas biaya dana yang
menjadi beban selama periode tertentu
Coverage

EBITDA to Total Debt


EBITDA
Interest on Total Debt +
Current portion on All
long-term Debt

UKURAN YANG MENGGAMBARKAN KEMAMPUAN HASIL


OPERASIONAL USAHA UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN BIAYA
DANA DAN PEMBAYARAN POKOK PINJAMAN YANG AKAN JATUH
TEMPO DALAM JANGKA PENDEK (12 BULAN)

Kemampuan Perusahaan untuk memenuhi kewajiban bunga dan


angsuran pinjaman (jangka pendek maupun panjang) yang
menjadi beban selama periode tertentu yang bersumber dari
hasil operasional usaha

Anda mungkin juga menyukai