STRATEGIK
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNTAD PALU
2022
1
FUNGSI, TUJUAN, RUANG LINGKUP
MANAJEMEN KEUANGAN STRATEGIK
KEUANGAN
Bidang keuangan merupakan salah satu fungsi dari fungsi-fungsi
perusahaan (fungsi personalia, fungsi operasi dan produksi, fungsi
pemasaran dan fungsi penunjang bagi lancarnya operasional suatu
organisasi (perusahaan).
2 1
Bidang
Keuangan
Aktiva Pasar
Perusahaan Manajer Keuangan
Keuangan 4b
3 4a
Hal | 12
TIME VALUE OF MONEY
CAPITAL BUDGETING
CURRENT ASSET
MANAGEMENT
COST OF CAPITAL
FINANCIAL
MANAGEMENT
CAPITAL STRUCTURE
DIVIDEND POLICY
MERGER, ACQUISITION,
LEASING, PORTFOLIO
A. LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan merupakan alat atau sarana yang dipakai
perusahaan dalam berkomunikasi dengan pihak lain yang berkepentingan
terhadap perusahaan. Pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan
perusahaan adalah tentunya manajer, pemilik perusahaan (internal),
kreditur, investor, bank dan pemerintah (eksternal). Walau kepentingan
mereka mungkin berbeda-beda, namun mereka berharap mendapat
informasi dari laporan keuangan .
Dengan mengerti kondisi keuangan perusahaan pihak yang berkepentingan
dapat mengambil keputusan terbaik yang berhubungan dengan perusahaan
yang bersangkutan. Sebelum mengambil keputusan yang menyangkut
dengan perusahaan pihak yang berkepentingan perlu memahami dan
mengerti laporan keuangan.
Agar dapat memahami dan mengerti kondisi keuangan perusahaan terlebih
dahulu harus mampu membaca, menganalisa dan menginterpretasi atau
menafsirkan kondisi keuangan perusahaan melalui laporan keuangan-nya.
Laporan keuangan perusahaan yang pokok adalah Laporan Neraca dan
Laporan Rugi Laba. Ada juga laporan keuangan lainnya yaitu laporan
perubahan modal dan laporan sumber dan penggunaan modal. Pada
kesempatan ini akan dijelaskan laporan keuangan pokok yaitu Neraca dan
dan Rugi Laba.
Laporan Neraca (balance sheet) yaitu posisi kekayaan, kewajiban
keuangan dan modal sendiri perusahaan pada saat tertentu. Kekayaan
dicantumkan pada sisi kiri (aktiva) sedangkan kewajiban dan modal sendiri
dicantumkan pada sisi kanan (passiva).
Dengan demikian akan selalu nampak bahwa kekayaan suatu
perusahaan merupakan jumlah dari utang atau kewajiban dan modal
sendiri yang dimiliki perusahaan tersebut. Secara matematis neraca
yang merupakan potret kekayaan, kewajiban dan modal sendiri suatu
perusahaan nampak seperti persamaan berikut ini
PT PUSAKA AGUNG
LAPORAN NERACA
31 DESEMBER 2011
(Dalam Milyar Rupiah)
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar % Utang Lancar %
Kas dan setara kas 4,64 Utang usaha 4,42
Piutang usaha 1,92 Utang lain-lain 1,95
Piutang lain-lain 0,06 Utang bank 3,80
Perserdiaan 63,88 Utang pajak 0,98
Total Aktiva Lancar 70,51 Total kewajiban Lancar 10,74
Aktiva Tetap Utang Jangka panjang
Banggunan (Gedung) 14,96 Total Utang Jangka 48,99
panjang
Akum Penyusutan Gedung 0,24 Modal Sendiri 39,19
Tanah 14,77 Laba ditahan 1,07
Total Aktiva Tetap 29,49 Total Modal 40,27
Total Aktiva 100,00 Total Passiva 100,00
Dari laporan Neraca yang telah dianalisa dengan analsis Common
Size, kita dapat membaca hasilnya sebagai berikut; besarnya kas yang
dimiliki perusahaan adalah 4,64% dari seluruh kekayaannya atau dengan
kata lain kekayaan perusahaan tersebut 4,64% merupakan uang tunai.
Hampir sebagaian besar (63,88%) kekayaan perusahaan tersebut
berbentuk persediaan. Demikian seterusnya interpretasi terhadap
laporan Neraca dalam bentuk Common Size dapat dilakukan, pada setiap
komponen dari aktiva maupun passiva dari laporan Neraca perusahaan.
Bila ada laporan Neraca lebih dari satu periode, maka kita dapat
melakukan analisa terhadap setiap komponen dari aktiva maupun
passiva dan kemudian membandingkannya dengan komponen yang
sejenis pada periode yang berbeda. Dari hasil perbandingan ini akan
nampak apakah suatu komponen mengalami peningkatan atau
penurunan dari periode sebelumnya. Terhadap peningkatan dan
penurunan yang terjadi kita perlu melakukan penelusuran seberapa
perubahannya dari periode sebelumnya.
Analisis Common Size dilakukan juga terhadap laporan Rugi Laba
dengan jalan membagi angka angka yang terdapat dalam laporan Rugi
Laba dengan penjualan netto (bersih). Dari hasil analisis Common Size
terhadap laporan Rugi Laba dapat diketahui proporsi relatif setiap
komponen Rugi Laba terhadap penjualan bersih. Berikut ini adalah
contoh laporan Rugi Laba yang sudah dianalisa dengan analisis Common
Size.
PT PUSAKA AGUNG
LAPORAN RUGI LABA
1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011
(Dalam Milyar Rupiah)
%
Penjualan 100,00
Harga pokok penjualan 6,29
Laba kotor 93,71
Biaya – biaya:
o Umum 0,18
o Penjualan 0,91
o Administrasi 0,45 1,54
Laba operasi sebelum buna dan pajak 92,17
Bunga 1,45
Laba sebelum pajak 90,72
Pajak 31,75
Laba setelah pajak
58,96
Setiap satu satuan (rupiah) penjualan bersih menyumbang 0,9371
satuan (rupiah) laba kotor. Atau bila dipandang dari laba setelah pajak
bahwa setiap satu satuan (rupiah) penjualan bersih menyumbang 0,5896
laba setelah pajak. Bila dilihat dari sudut pandang harga pokok bisa
dikatakan bahwa setiap satu satuan (rupiah) penjualan bersih terkandung
0,0629 satuan (rupiah) komponen harga pokok barang dijual.
2. ANALISIS INDEKS
Analisis Indeks umumnya dilakukan terhadap laporan Neraca. Seperti
halnya dengan angka indeks lainya (misalnya indeks harga konsumen),
diperoleh dengan membagi angka-angka yang akan dijadikan indeks
dengan angka-angka yang bersesuaian pada tahun dasar. Dengan kata lain
setiap komponen dari aktiva maupun passiva yang akan dicari indeks-nya
dibagi dengan angka-angka dari aktiva maupun passiva yang bersesuaian
pada tahun dasar dikalikan dengan 100%. Analisis indeks mem-butuhkan
lebih dari satu periode laporan Neraca. Berikut ini adalah ilustrasi dari
laporan Neraca yang akan dianalisa dengan analisis indeks dengan tahun
dasar adalah tahun 2003.
Pemilihan tahun dasar tidak selalu harus tahun yang pertama dari
serangkaian laporan Neraca yang berurutan, hal ini sangat tergantung
pada pertimbangan seorang analis. Bisa saja penetapan tahun dasar dipilih
pada satu tahun dimana operasi ekonomi pada umumnya berjalan normal
atau pertimbangan lainnya. Dengan demikian laporan Neraca masa-masa
krisis ekonomi terjadi jarang ditetapkan sebagai tahun dasar.
PT PUSAKA AGUNG
LAPORAN NERACA
31 DESEMBER 2011 dan 2012
(Dalam Milyar Rupiah)
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar 2003 2004 Utang Lancar 2003 2004
Kas dan setara kas 18.94 21.52 Utang usaha 18.06 17.66
Piutang usaha 7.84 11.76 Utang lain-lain 7.98 3.99
Piutang lain-lain 0.27 0.28 Utang bank 13.81 13.81
Perserdiaan 260.80 249.59 Utang pajak 4.00 4.27
Total Aktiva Lancar 287.85 283.15 Total kewajiban Lancar 43.85 39.73
Aktiva Tetap Utang Jangka
panjang
Banggunan (Gedung) 61.06 61.06 Total Utang Jangka 200.00 226.58
panjang
Akum Penyusutan 1.00 1.50 Modal Sendiri 160.00 160.00
Gedung
Tanah 60.31 90.47 Laba ditahan 4.37 6.87
Total Aktiva Tetap 120.37 150.03 Total Modal 164.37 166.87
Total Aktiva 408.22 433.18 Total Passiva 408.22 433.18
• Likuiditas
• Solvabilitas
• Rentabilitas
• Aktivitas
• Coverage
LIKUIDITAS
CR Tingkat kemampuan
POSISI
memenuhi kewajiban
= LIKUIDITAS
jangka pendek
PERUSAHAA
AL / HL N
Quick Ratio
Tujuan Pengukuran :
• Membadingkan hutang lancar perusahaan dengan harta
lancar (kas + surat berharga yang mudah diperjualbelikan +
piutang dagang). Aktiva ini dianggap cepat karena merupakan
kas atau yang bisa dikonversi menjadi kas dalam sehari
Penjelasan :
• Ukuran rasio cepat adalah lebih baik dibandingkan rasio
lancar, karena inventori/persediaan sering tidak dapat
dikonversikan secara cepat ke dalam bentuk kas
Likuiditas
NWC =
3.783.390 849.040
3.783.390
CR =
849.040
QR =
3.783.390 3.400.800
849.040
SOLVABILITAS
Tujuan Pengukuran :
• Mengetahui persentase dari ketergantungan perusahaan dari sumber
dana eksternal dibandingkan dengan equity yang dimiliki.
Formula Pengukuran:
• Rasio Hutang Terhadap Equity = Hutang Total/Modal Sendiri (Total
Liabilities/Total Equity).
Penjelasan :
• Rasio hutang terhadap modal merupakan indikator pengungkit
keuangan (financial leverage), yang memberitahukan tentang
presentase dari dana eksternal/hutang dibandingkan dengan modal
yang dimiliki
Solvabilitas
Tujuan Pengukuran :
• Mengetahui persentase dari aset total yang dibiayai dengan pinjaman,
kewajiban-kewajiban dan hutang.
Formula Pengukuran:
• Rasio Hutang Terhadap Aset Total = Hutang Total/Harta Total (Total
Liabilities/Total Assets).
Penjelasan :
• Rasio Hutang Terhadap Aset Total merupakan indikator pengungkit
keuangan (financial leverage), yang memberitahukan tentang
presentase dari aset total yang dibiayai dengan hutang
Solvabilitas
849.040
6.505.590
849.040
5.656.550
RENTABILITAS
Tujuan Pengukuran :
• Mengetahui berapa besar keuntungan kotor yang diperoleh
dari setiap rupiah nilai penjualan produk
Formula Pengukuran:
• Marjin keuntungan kotor = (keuntungan kotor / penjualan) x
100 %
Penjelasan :
• Marjin keungtungan kotor (Gross Profit Margin) selalu lebih
besar dari marjin keuntungan bersih (net profit margin),
• Keuntungan kotor merupakan jumlah penjualan bersih (net
sales) dikurangi biaya penjualan/harga pokok penjualan
Rentabilitas
Tujuan Pengukuran :
• Untuk memproyeksikan laba bersih berdasarkan perkiraan
penjualan
• Melakukan perbandingan antara hasil aktual dalam menjalankan
rencana bisnis dengan hasil aktual pada waktu lalu, apakah semakin
meningkat atau menurun.
Penjelasan :
• Marjin keuntungan bersih merupakan indikator kunci tentang
kemampuan perusahaan berjalan dengan tingkat efisiensi yang baik
• Bagi manajer, Marjin keuntungan bersih, bermanfaat sebagai
bahan perbandingan dengan perusahaan lain yang sejenis
Rentabilitas
Kemampuan
NPM = EFISIENSI Manajemen
PERUSAHAAN Perusahaan dalam
Laba Bersih memanfaatkan
MEMANFAATKA
Penjualan N SUMBERDAYA sumberdaya yang ada
Return on Equity (ROE)
Tujuan Pengukuran :
• Mengetahui efisiensi penggunaan investasi yang dimiliki oleh
pemegang saham dalam menciptakan keuntungan bersih (net
income or net profit)
Penjelasan :
• ROE merupakan rasio laba bersih sesudah pajak terhadap
modal sendiri (equity/net worth), yang mengukur tingkat
pengembalian dari modal pemegang saham (modal sendiri)
yang diinvestasikan ke dalam perusahaan
• Banyak analisis financial menjadikan ROE sebagai rasio
keuangan yang paling penting untuk investor dan merupakan
ukuran terbaik untuk kinerja tim manajemen perusahaan.
Kemampuan
ROE = Perusahaan dalam
EFISIENSI
menghasilkan laba dari
Laba Bersih PENGGUNAAN
setiap rupiah modal
MODAL
Modal yang ditanamkan
Return on Asset (ROA)
Tujuan Pengukuran :
Kemampuan
ROA = EFISIENSI Perusahaan
PENGGUNAAN memanfaatkan
Laba Bersih KEKAYAAN / kekayaan yang
Kekayaan AKTIVA ditanamkan untuk
mendapatkan laba
AKTIVITAS
Tujuan Pengukuran :
• Menilai likuiditas dari piutang perusahaan selama periode
tertentu, biasanya selama satu tahun
• Mengukur efisiensi dari manajemen finansial dalam
mengumpulkan penjualan kreditnya
• Mengetahui rasio penjualan kredit bersih terhadap rat-rata
piutang.
Penjelasan :
• Perputaran piutang mengindikasikan peningkatan kinerja
perusahaan dalam proses pengumpulan uang tunai terhadap
penjulan kredit
Aktivitas
Piutang Dagang
X Periode
Penjualan
PERPUTARAN PIUTANG ;
UKURAN YANG MENGGAMBARKAN LAMANYA WAKTU
YANG DIBUTUHKAN PIUTANG USAHA TERTAGIH MENJADI
KAS
Tujuan Pengukuran :
• Mengukur efektifitas penggunaan dana yang dibelanjakan untuk inventory
• Mengukur tingkat perputaran rata-rata rupiah yang diinvestasikan pada
inventory selama setahun
Formula Pengukuran:
• Rasio Perputaran Inventory (Inventory Turnover Ratio) = Harga Pokok
Penjualan (Cost of Goods Sold )/Laba (Income Statement) dan Neraca
(Balance Sheet).
Penjelasan :
• Rasio perputaran inventori yang tinggi menunjukkan penjualan yang
meningkat, sehingga semakin tinggi nilai perputaran inventori akan
semakin baik
Aktivitas
325.000
DOR = X 360
18.532.800
3.400.800
DOI X 360
= 17.050.175
85.650
DOP = X 360
17.050.175
66
COVERAGE
EBITDA
Biaya Bunga