LINGKUNGAN FISIK
RANGSANG
INTERNAL
INTERAKSI
INDIVIDU
SEJAK LAHIR
RANGSANG
EXTERNAL
LINGKUNGAN SOSIAL
2
MELALUI PENGAMATAN
Individu Mampu
- Mengenal obyek satu demi satu
- Membedakan satu benda dengan
benda yang lain
- Mengelompokkan benda yang
berdekatan maupun yang serupa.
3
Selanjutnya individu dapat :
• Menitik beratkan perhatiannya pada satu
obyek, sedangkan obyek lain yang ada
disekitarnya merupakan latar belakang.
• Akhirnya individu dapat, mengenal,
membedakan mengelompokan, dan
memfokuskan obyek yang diamati meliputi
wujud dan latarnya, warna, bentuk, ukuran,
letaknya dan lain-lain.
4
• Proses akhir dari pengamatan disebut :
PERSEPSI
• Dengan persepsi individu menyadari
dan dapat mengerti tentang keadaaan
lingkungan yang ada disekitarnya
maupun tantang hal-hal yang ada
dalam diri individu yang bersangkutan.
5
Stimulus Indera Attention Otak Persepsi
Menyadari Mengerti
8
3. Persepsi atau kemampuan mengorganisasikan
pengamatan, batasan pengertiannya kurang lebih
adalah kemampuan individu untuk membeda-
bedakan, mengelompokan, memfokuskan
pengamatan. (Sarlito Wirawan Sarwono, 1983)
9
Pengertian
10
Macam-macam persepsi
1. External perception
Stimulus datang dari luar individu
2. Internal Perception
Stimulus berasal dari diri individu
11
ORGANISASI DALAM PERSEPSI
Menururut Sarlito Wirawan Sarwono bahwa
organisasi persepsi mengikuti prinsip-
prinsip :
1. Wujud dan Latar,
2. Pola Pengelompokan (prinsip kedekatan,
Prinsip kesempurnaan, Prinsip
kesamaan),
3. Pola Pengamatan Menetap dan
4. Pola Salah Penafsiran
5. Pola Perbedaan Persepsi.
12
1. Wujud dan latar
Setiap obyek yang kita amati disekitar kita, akan
muncul sebagai wujud, sedangkan obyek lain yang
lepas dari pengamatan kita, akan dimaknai sebagai
latar.
Contoh :
– Seorang perawat yang sedang merawat seorang pasien yang
terbujur ditempat tidur, maka pasien tersebut akan menjadi
fokus perhatian sebagai wujud, sedangkan alat-alat
disekitarnya seperti : tempat tidur, kasur, bantal, sprei,
meja, almari, TV dan lain-lain sebagai latar.
– Seorang mahasiswa yang mengikuti kuliah dan
memperhatikan dosennya mempresentasikan bahan ajar
dengan LCD, maka bahan ajar yang terlihat di layar sebagai
wujud, sedangkan layar dan suara dosen yang sedang
menjelaskan merupakan latar. 13
2. Pola Pengelompokan
Pola pengelompokan mencakup prinsip kedekatan,
kesempurnaan, dan kesamaan.
Gambar 5.1. Bujursangkar diatas akan kita lihat sebagai empat kelompok
bujursangkar yang masing-masing terdiri 30 buah, yaitu 3 x 10 buah, dan yang
10 buah seolah-olah membentuk kelompok sendiri. 14
b. Prinsip kesempurnaan, yaitu persepsi yang menggunakan
pola pengelompokan obyek, sehingga dalam pengamatan
ada obyek yang saling mendekat membentuk gambaran
yang sama dan ada obyek yang berdiri sendiri.
• Dari gambar 5.1. Kalau kita amati lebih dalam formasi 3 kelompok
pesawat masing-masing 10 pesawat terdiri formasi 2 x 5, membentuk
segi empat yang sama, sedangkan 5 pesawat yang terpisah tidak
membentuk segi empat seperti 3 kelompok lainnya.
15
c. Prinsip kesamaan, yaitu persepsi yang menggunakan pola
18
4. Pola Salah Penafsiran, yaitu kesalahan penafsiran
terhadap obyek yang diamati dalam organisasi
persepsi. Kesalahan persepsi ini disebut Illusi.
• Contoh :
22
c. Kebutuhan, yaitu perbedaan persepsi
yang timbul karena perbedaan kebutuhan
individu.
Contoh :
• Ada dua orang pasien, yang masing-masing opname di
suatu Rumah Sakit dan ruang perawatan yang sama.
Pasien yang satu sudah diperiksa dokter, tinggal
menunggu keluarganya berkunjung. Sedangkan satunya
belum diperiksa dokter. Apabila terdengar orang datang
dan masuk ke ruangan, pasien yang satu
mempersepsikan keluarganya yang datang berkunjung,
sedangkan pasien satunya mempersepsikan dokter
datang untuk memeriksa dirinya.
23
d. Sistem nilai, yaitu perbedaan persepsi yang
timbal karena perbedaan nilai-nilai yang dianut
masyarakat.
Contoh :
• Nilai-nilai yang dianut masyarakat kita umumnya di
pedesaan, menganggap bahwa makan sambil berdiri
dipersepsikan tidak sopan, tapi pada masyarakat
kota yang biasa menghadiri pesta perkawinan
dengan makan parsmanan sambil berdiri,
mempersepsikan bahwa hal tersebut tidak
melanggar kesopanan.
24
e. Ciri kepribadian, yaitu perbedaan persepsi
karena adanya perbedaan kepribadian pada
diri individu.
Contoh :
• Si A berkepribadian introvers sedangkan si B
ekstravers. Si A mau pinjam uang kepada
temannya karena sangat membutuhkan, tapi takut
diketahui teman-temannya. Persepsi A, pinjam
uang bila diketahui teman, membikin malu,
sehingga waktu meminjam dilakukan secara diam-
diam dan hati-hati. Sebaliknya si B, tidak peduli
omongan teman, kalau butuh uang langsung
ngomong pinjam pada temannya.
25
f. Gangguan kejiwaan,
26
Gg. Persepsi atau Dispersepsi
Dispersepsi = Disperception
27
1. Kerusakan otak 1. Sosbud berbeda
2. Keracunan 1. Emosi 2. Asal orang
3. Obat halusino- 2. Psikosa dari sosbud
genik berbeda
Pengaruh ling-
Gg. Otak Gg. Jiwa
kungan sosbud
Penyebab 28
MACAM-MACAM GANGGUAN
PERSEPSI
30
Jenis-jenis Halusinasi
1. Auditif/acustik halusinasi
2. Visual/Optic halusinasi
3. Olfactoric halusinasi
4. Gostatoric halusinasi
5. Tactil halusinasi
6. Kinestic halusinasi
7. Visceral halusinasi
8. Hipnagogic halusinasi
9. Hipnopompic halusinasi
10. Histeric halusinasi
31
a. Halusinasi yang terkait dengan indera pendengaran
(Auditif/acustik halusinasi
• Contoh :
• Daun pisang yang patah, pada malam hari dilihat
sebagai seorang penjahat yang sedang
menghadang dirinya.
• Batu besar di tepi kuburan, pada malam hari
dilihat sebagai harimau yang sedang duduk.
33
- Apa yang dilihat seolah-olah tidak berbentuk :
sinar, kilatan, atau pola cahaya.
Contoh :
• Pada saat berjalan sendirian pada malam hari,
seolah-olah dia melihat sinar putih yang terang
benderang mendekati dirinya.
37
Isi Halusinasi
38
Hal-hal Yang Dapat Menimbulkan
Halusinasi
39
ILLUSI
40
41
42
Contoh :
43
DEPERSONALISASI
44
Contoh :
45
DEREALISASI
Contoh :
Segala sesuatu dirasakan seperti dalam
mimpi
46
GG. SOMATOSENSORIK
Contoh :
Anasthesia
Paresthesia
Gg. Penglihatan atau pendengaran
Makropsia
Mikropsia
47
GG. PSIKOFISIOLOGIK
Catatan :
Syaraf vegetatif adalah syaraf yg
berhubungan dengan kehidupan.
48
Contoh :
• Kulit : radang kulit (dermatitis), biduran
(urtikaria), gatal-gatal (pruritis), dan banyak
carian pada kulit (hiperhidrosis).
• Otot dan tulang : otot tegang sampai kaku
(tension headache), otot tegang dan kaku di
punggung (lowback pain)
• Alat pernapasan: sindrom hiperventilasi
(bernapas berlebihan yang mengakibatkan
rasa pusing, kepala enteng, parestesia pada
tangan dan sekitar mulut, merasa berat di
dada, napas pendek, perut gembung, tetani,
dan asthma bronchiale.
49
• Jantung dan pembuluh darah : debaran jantung yang cepat
(palpitasi), TD meningkat (hipertensi), dan vascular
headache.
• Alat pencernaan : lambung perih, mual dan muntah,
kembung (meteorisme), sembelit (konstipasi), dan mencret
(diare).
• Alat kemih dan alat kelamin : sering berkemih, ngompol
(enuresis), memancarkan air mani secara dini (evaculation
precox), hubugan seksual yang sakit pada wanita
(dispareunia), sakit waktu menstruasi (dismenore), tidak
mampu menikmati rangsangan seksual pada wanita
(frigiditas), dan impoten.
• Mata : mata berkunang-lunang dan telinga berdenging
(tinitus).
50
AGNOSIA
• Agnosia adalah ketidakmampuan untuk mengenal dan
mengartikan persepsi, baik sebagian maupun total
sebagai akibat kerusakan otak.
51
SYARAT AGAR DAPAT
MENGADAKAN PERSEPSI
1. ADA OBJEK
2. ALAT INDERA
3. SARAF SENSORIS
4. ATTENTION
52
PROSES TERJADINYA PERSEPSI
1. PROSES FISIK
Objek , stimulus, receptor (alat indera)
2. PROSES FISIOLOGIS
Proses dalam otak sehingga individu menyadari
stimulus yang diterima
3. PROSES PSIKOLOGIS
Proses dalam otak sehingga individu menyadari
tentang keadaan lingkungan disekitarnya
53
Objek Stimulus Receptor
Sy. Motorik
54
55
56