Anda di halaman 1dari 56

1

LINGKUNGAN FISIK

RANGSANG
INTERNAL

INTERAKSI
INDIVIDU
SEJAK LAHIR
RANGSANG
EXTERNAL

LINGKUNGAN SOSIAL

2
MELALUI PENGAMATAN

Individu Mampu
- Mengenal obyek satu demi satu
- Membedakan satu benda dengan
benda yang lain
- Mengelompokkan benda yang
berdekatan maupun yang serupa.

3
Selanjutnya individu dapat :
• Menitik beratkan perhatiannya pada satu
obyek, sedangkan obyek lain yang ada
disekitarnya merupakan latar belakang.
• Akhirnya individu dapat, mengenal,
membedakan mengelompokan, dan
memfokuskan obyek yang diamati meliputi
wujud dan latarnya, warna, bentuk, ukuran,
letaknya dan lain-lain.

4
• Proses akhir dari pengamatan disebut :
PERSEPSI
• Dengan persepsi individu menyadari
dan dapat mengerti tentang keadaaan
lingkungan yang ada disekitarnya
maupun tantang hal-hal yang ada
dalam diri individu yang bersangkutan.

5
Stimulus Indera Attention Otak Persepsi

Menyadari Mengerti

Lingkungan Diri individu ybs


6
Pengertian
1. Persepsi adalah proses
penngorganisasian, penginterpretasian
terhadap stimulus yang diterima oleh
organisme atau individu, sehingga
merupakan sesuatu yang berarti dan
merupakan aktivitas yang integrated
dalam diri individu (Bimo Walgito,
2001)
7
2. Persepsi adalah daya mengenal
barang, kwalitas atau hubungan
serta perbedaan antara hal ini
melalui proses mengamati,
mengetahui atau mengartikan
setelah panca inderanya mendapat
rangsang (Maramis, 1990)

8
3. Persepsi atau kemampuan mengorganisasikan
pengamatan, batasan pengertiannya kurang lebih
adalah kemampuan individu untuk membeda-
bedakan, mengelompokan, memfokuskan
pengamatan. (Sarlito Wirawan Sarwono, 1983)

4. Persepsi adalah pengamatan global, belum disertasi


kesadaran, sedangkan subyek dan obyeknya belum
terbedakan satu dari lainnya (Kartini Kartono, 1996)

9
Pengertian

”Proses diterimanya rangsang melalui


pancaindra yang didahului oleh
perhatian sehingga individu mampu
mengetahui, mengartikan, dan
menghayati tentang hal yang diamati,
baik yang berasal dari luar maupun dari
dalam diri ” (Sunaryo, 2004)

10
Macam-macam persepsi

1. External perception
Stimulus datang dari luar individu

2. Internal Perception
Stimulus berasal dari diri individu

11
ORGANISASI DALAM PERSEPSI
Menururut Sarlito Wirawan Sarwono bahwa
organisasi persepsi mengikuti prinsip-
prinsip :
1. Wujud dan Latar,
2. Pola Pengelompokan (prinsip kedekatan,
Prinsip kesempurnaan, Prinsip
kesamaan),
3. Pola Pengamatan Menetap dan
4. Pola Salah Penafsiran
5. Pola Perbedaan Persepsi.
12
1. Wujud dan latar
Setiap obyek yang kita amati disekitar kita, akan
muncul sebagai wujud, sedangkan obyek lain yang
lepas dari pengamatan kita, akan dimaknai sebagai
latar.

Contoh :
– Seorang perawat yang sedang merawat seorang pasien yang
terbujur ditempat tidur, maka pasien tersebut akan menjadi
fokus perhatian sebagai wujud, sedangkan alat-alat
disekitarnya seperti : tempat tidur, kasur, bantal, sprei,
meja, almari, TV dan lain-lain sebagai latar.
– Seorang mahasiswa yang mengikuti kuliah dan
memperhatikan dosennya mempresentasikan bahan ajar
dengan LCD, maka bahan ajar yang terlihat di layar sebagai
wujud, sedangkan layar dan suara dosen yang sedang
menjelaskan merupakan latar. 13
2. Pola Pengelompokan
Pola pengelompokan mencakup prinsip kedekatan,
kesempurnaan, dan kesamaan.

a. Prinsip kedekatan, yaitu persepsi yang menggunakan pola


pengelompokkan obyek, sehingga dalam pengamatan ada obyek
yang saling mendekat dan ada yang berdiri sendiri.
• Contoh :

Gambar 5.1. Bujursangkar diatas akan kita lihat sebagai empat kelompok
bujursangkar yang masing-masing terdiri 30 buah, yaitu 3 x 10 buah, dan yang
10 buah seolah-olah membentuk kelompok sendiri. 14
b. Prinsip kesempurnaan, yaitu persepsi yang menggunakan
pola pengelompokan obyek, sehingga dalam pengamatan
ada obyek yang saling mendekat membentuk gambaran
yang sama dan ada obyek yang berdiri sendiri.

• Dari gambar 5.1. Kalau kita amati lebih dalam formasi 3 kelompok
pesawat masing-masing 10 pesawat terdiri formasi 2 x 5, membentuk
segi empat yang sama, sedangkan 5 pesawat yang terpisah tidak
membentuk segi empat seperti 3 kelompok lainnya.

15
c. Prinsip kesamaan, yaitu persepsi yang menggunakan pola

pengelompokkan obyek terhadap hal-hal yang sama.

• Gambar 5.2. Pola pengelompokan obyek pengamatan.

• Pola pengelompokkannya cenderung mengelompokkan


bulatan besar dengan bulatan besar dan bulatan kecil
dengan bulatan kecil.
16
3. Pola Pengamatan Menetap, yaitu pola pengamatan
yang terbentuk karena selalu belajar dari pengalaman
masa lalu, sehingga terbentuk pola pengamatan yang
tetap.
Pola pengamatan tetap terdiri dari :
• Ketetapan warna, karena pola pengamatan yang
tetap ini, maka sesuatu yang sekarang terlihat
berwarna merah, maka lusa dan seterusnya akan
tetap terlihat merah, tidak akan berubah menjadi
biru atau hijau.
• Ketetapan bentuk, karena pola pengamatan yang
tetap ini, maka bola yang bundar, maka lusa dan
seterusnya akan terlihat bundar, tidak akan
berubah menjadi bentuk kubus atau kerucut.
17
• Ketepatan ukuran, karena pola pengamatan yang
tetap ini, maka tiang listrik yang tingginya 20
meter, kalau dilihat dari jauh akan terlihat pendek,
tapi kita tetap mempersepsikan tiang yang tinggi.
• Ketepatan letak, karena pola pengamatan yang
tetap ini, maka apabila kita melihat pohon berjalan
pada saat naik kereta, persepsi kita pohon tersebut
tetap pada tempatnya.

18
4. Pola Salah Penafsiran, yaitu kesalahan penafsiran
terhadap obyek yang diamati dalam organisasi
persepsi. Kesalahan persepsi ini disebut Illusi.

• Contoh :

• Rel kereta api yang semakin jauh semakin menyempit, padahal


19
sebenarnya tetap tidak berubah.
• Gambar 5.4 Segiempat ditengah pada gambar kiri dan kanan sama besar,
tapi persepsi kita lebih besar gambar segiempat ditengah kiri
20
5. Pola Perbedaan Persepsi, yaitu obyek yang sama
dipersepsikan berbeda oleh dua atau lebih individu
yang berbeda.
Sebab-sebab terjadinya perbedaan persepsi :
a. Perhatian, yaitu adanya perbedaan fokus obyek
yang diamati.
Contoh :
• Obyek yang diamati perawat A dan B adalah pasien yang
sedang sakit keras. A mengamati mukanya yang pucat,
sedang B mengamati kakinya yang bengkak.
• Pada saat keduanya ditanya oleh Kepala Ruangan, tanda-
tanda obyektif apa yang dapat anda lihat. Si A menjawab
muka pucat, sedang si B, kakinya bengkak.
21
b. Set, yaitu adanya harapan individu
terhadap rangsang yang akan timbul.
Contoh :
• Seorang mahasiswa sebut si A biasa memfoto copy materi
pelajaran di suatu tempat foto copy dengan harga Rp.
100,-/ lbr. Sedangkan mahasiswa lain yaitu B memfoto
copy ditempat yang berbeda, dengan harga Rp. 150,-/lbr.
Kemudian si A dan B keduanya ketemu memfoto copy
bersama di lain tempat dengan harga Rp.125,-/lbr. Pasti
persepsi A, harga foto copy ditempat itu mahal, akan
tetapi sebaliknya si B mengatakan murah.

22
c. Kebutuhan, yaitu perbedaan persepsi
yang timbul karena perbedaan kebutuhan
individu.

Contoh :
• Ada dua orang pasien, yang masing-masing opname di
suatu Rumah Sakit dan ruang perawatan yang sama.
Pasien yang satu sudah diperiksa dokter, tinggal
menunggu keluarganya berkunjung. Sedangkan satunya
belum diperiksa dokter. Apabila terdengar orang datang
dan masuk ke ruangan, pasien yang satu
mempersepsikan keluarganya yang datang berkunjung,
sedangkan pasien satunya mempersepsikan dokter
datang untuk memeriksa dirinya.
23
d. Sistem nilai, yaitu perbedaan persepsi yang
timbal karena perbedaan nilai-nilai yang dianut
masyarakat.

Contoh :
• Nilai-nilai yang dianut masyarakat kita umumnya di
pedesaan, menganggap bahwa makan sambil berdiri
dipersepsikan tidak sopan, tapi pada masyarakat
kota yang biasa menghadiri pesta perkawinan
dengan makan parsmanan sambil berdiri,
mempersepsikan bahwa hal tersebut tidak
melanggar kesopanan.
24
e. Ciri kepribadian, yaitu perbedaan persepsi
karena adanya perbedaan kepribadian pada
diri individu.

Contoh :
• Si A berkepribadian introvers sedangkan si B
ekstravers. Si A mau pinjam uang kepada
temannya karena sangat membutuhkan, tapi takut
diketahui teman-temannya. Persepsi A, pinjam
uang bila diketahui teman, membikin malu,
sehingga waktu meminjam dilakukan secara diam-
diam dan hati-hati. Sebaliknya si B, tidak peduli
omongan teman, kalau butuh uang langsung
ngomong pinjam pada temannya.
25
f. Gangguan kejiwaan,

Umumnya menimbullkan halusinasi


berupa halusinasi suara maupun
penglihatan.

26
Gg. Persepsi atau Dispersepsi

Dispersepsi = Disperception

Yaitu kesalahan persepsi atau


gangguan persepsi

27
1. Kerusakan otak 1. Sosbud berbeda
2. Keracunan 1. Emosi 2. Asal orang
3. Obat halusino- 2. Psikosa dari sosbud
genik berbeda

Pengaruh ling-
Gg. Otak Gg. Jiwa
kungan sosbud

Penyebab 28
MACAM-MACAM GANGGUAN
PERSEPSI

1. HALUSINASI ATAU MAYA


2. ILLUSI
3. DEPERSONALISASI
4. DEREALISASI
5. GG. SOMATOSENSORIK PADA REAKSI
KONVERSI (bentuk histeri dgn konflik
didalamnya).
6. GG. PSIKOFISIOLOGIK
7. AGNOSIA
29
HALUSINASI

Adalah pencerapan (persepsi) tanpa


adanya rangsang apapun pada
pancaindera seseorang, yang terjadi pada
keadaan sadar/bangun, dasarnya
mungkin organik, fungsional, psikotik
atau histerik (Maramis, 1990)

30
Jenis-jenis Halusinasi
1. Auditif/acustik halusinasi
2. Visual/Optic halusinasi
3. Olfactoric halusinasi
4. Gostatoric halusinasi
5. Tactil halusinasi
6. Kinestic halusinasi
7. Visceral halusinasi
8. Hipnagogic halusinasi
9. Hipnopompic halusinasi
10. Histeric halusinasi
31
a. Halusinasi yang terkait dengan indera pendengaran
(Auditif/acustik halusinasi

Persepsi yang seolah-olah mendengar suara padahal


suara tersebut sebenarnya tidak ada. Suara yang
terdengar dapat suara manusia, suara hewan, suara
musik, suara barang, suara mesin dan suara kejadian
alami.
Contoh :
• Pada malam hari seolah-olah terdengar ada bayi menangis di
dekat kuburan.
• Seolah-olah mendengar suara harimau mengaum, di dekat
desa tempat tinggalnya.
• Di ruang tengah rumah tua sering terdengar suara barang
berjatuhan.
• Pabrik yang sudah lama tidak beroperasi, sering terdengar
suara mesin pabrik bekerja pada malam hari.
• Rumpun bambu yang berbunyi akibat angin, seolah-olah
didengar suara orang memanggilnya.
32
b. Halusinasi yang terkait dengan indra penglihatan
(halusinasi optik, halusinasi visual) , yaitu suatu
persepsi yang seolah-olah melihat sesuatu, tapi pada
kenyataannya tidak ada apa-apa.

• Apa yang dilihat seolah-olah berbentuk : orang,


binatang, barang, atau benda.

• Contoh :
• Daun pisang yang patah, pada malam hari dilihat
sebagai seorang penjahat yang sedang
menghadang dirinya.
• Batu besar di tepi kuburan, pada malam hari
dilihat sebagai harimau yang sedang duduk.

33
- Apa yang dilihat seolah-olah tidak berbentuk :
sinar, kilatan, atau pola cahaya.
Contoh :
• Pada saat berjalan sendirian pada malam hari,
seolah-olah dia melihat sinar putih yang terang
benderang mendekati dirinya.

– Apa yang dilihat seolah-olah berwarna atau


tidak berwarna.
• Contoh :
• Karena pikiran sedang kacau, uang ratusan yang
berwarna merah terlihat kelabu.
34
c. Halusinasi yang terkait dengan indra pengecap
(Halusiansi gustatorik) yaitu suatu halusinasi yang
seolah-olah mengecap suatu zat atau rasa tentang
sesuatu yang dimakan.
Contoh :
Diberi minum obat seolah-olah terasa diminumi racun.

d. Halusinasi yang terkait dengan indera penciuman


(Halusinasi olfaktorik). Halusinasi yang seolah-olah
mencium suatu bau tertentu.
Contoh :
Bau bunga sedap malam, dirasakan sebagai bau bangkai.
35
e. Halusinasi yang terkait dengan indera peraba
(Halusinasi taktil), yaitu halusinasi yang seolah-olah
merasa diraba-raba, disentuh, dicolek-colek, ditiup,
dirambati ular, dan disinari.
f. Halusinasi yang terkait dengan gerak (Halusinasi
kinestik), yaitu halusinasi yang seolah-olah merasa
badannya bergerak di sebuah ruang tertentu dan merasa
anggota badannya bergerak dengan sendirinya.
g. Halusinasi yang terkait dengan alat tubuh bagian dalam
(Halusinasi viseral) yaitu halusinasi yang seolah-olah
ada perasaan tertentu yang timbul di tubuh bagian
dalam, misalnya lambung seperti ditusuk-tusuk jarum).
36
h. Halusinasi hipnogogik – Persepsi sensorik
bekerja yang salah, pada orang normal, terjadi
tepat sebelum tidur.
i. Halusinasi hipnopompik – Persepsi sensorik
bekerja yang salah, pada orang normal, terjadi
tepat sebelum bangun tidur.
j. Halusinasi histerik yaitu halusinasi yang timbul
pada neurosis histerik karena konflik
emosional.

37
Isi Halusinasi

1. Merupakan tema halusinasi


2. Interpretasi pasien tentang halusinasinya
mengancam membesarkan hati
menyalahkan membujuk
keagamaan menghinakan
kebesaran seksual

38
Hal-hal Yang Dapat Menimbulkan
Halusinasi

1. SKIZOFRENIA (reaksi psikotis dengan ciri pengrungan


diri, gg emosional dan perasaan --- t.l. negatif)
2. PSIKOSA FUNGSIONAL (penyakit mental yg parah dgn
disorganisasi proses berpikir,
gg.emosional,disorientasi waktu,ruang dan orang)
3. SYNDROMA OTAK ORGANIK
4. EPILEPSI (Ayan)
5. NEUROSA HISTERIK (gg.mental yan lunak/ringan
ditandai dng histeri)
6. INTOKSIKASI (keracunan) ATROPIN ATAU KECUBUNG
7. ZAT HALUSINOGENIC (Zat yang menimbulkan
halusinasi)

39
ILLUSI

Adalah interorientasi atau penilaian yang


salah tentang pencerapan yang sungguh
terjadi, karena rangsang pada
pancaindera

40
41
42
Contoh :

1. Bayangan daun dilihatnya


seperti seorang penjahat
2. Bunyi angin seperti memanggil
namanya

43
DEPERSONALISASI

Ialah perasaan yang aneh tentang dirinya


atau perasaan bahwa pribadinya sudah
tidak seperti biasa lagi, tidak menurut
kenyataan

44
Contoh :

1. Out of the body experiences


2. Salah satu bagian tubuh bukan miliknya
lagi

45
DEREALISASI

Ialah perasaan aneh tentang lingkungannya


atau tidak menurut kenyataan

Contoh :
Segala sesuatu dirasakan seperti dalam
mimpi

46
GG. SOMATOSENSORIK

Ialah suatu keadaan yang secara simbolik


menggambarkan suatu konflik emosional

Contoh :
Anasthesia
Paresthesia
Gg. Penglihatan atau pendengaran
Makropsia
Mikropsia
47
GG. PSIKOFISIOLOGIK

Ialah gangguan pada tubuh yang disarafi oleh


susunan saraf vegetatif dan yang disebabkan
oleh gangguan emosi

Catatan :
Syaraf vegetatif adalah syaraf yg
berhubungan dengan kehidupan.

48
Contoh :
• Kulit : radang kulit (dermatitis), biduran
(urtikaria), gatal-gatal (pruritis), dan banyak
carian pada kulit (hiperhidrosis).
• Otot dan tulang : otot tegang sampai kaku
(tension headache), otot tegang dan kaku di
punggung (lowback pain)
• Alat pernapasan: sindrom hiperventilasi
(bernapas berlebihan yang mengakibatkan
rasa pusing, kepala enteng, parestesia pada
tangan dan sekitar mulut, merasa berat di
dada, napas pendek, perut gembung, tetani,
dan asthma bronchiale.
49
• Jantung dan pembuluh darah : debaran jantung yang cepat
(palpitasi), TD meningkat (hipertensi), dan vascular
headache.
• Alat pencernaan : lambung perih, mual dan muntah,
kembung (meteorisme), sembelit (konstipasi), dan mencret
(diare).
• Alat kemih dan alat kelamin : sering berkemih, ngompol
(enuresis), memancarkan air mani secara dini (evaculation
precox), hubugan seksual yang sakit pada wanita
(dispareunia), sakit waktu menstruasi (dismenore), tidak
mampu menikmati rangsangan seksual pada wanita
(frigiditas), dan impoten.
• Mata : mata berkunang-lunang dan telinga berdenging
(tinitus).
50
AGNOSIA
• Agnosia adalah ketidakmampuan untuk mengenal dan
mengartikan persepsi, baik sebagian maupun total
sebagai akibat kerusakan otak.

Contoh : seorang penderita tidak dapat mengenali lagi


alat-alat rumah tangga yang ada di rumahnya, seperti
meja, kursi, almari, gelas, cangkir dan, piring meskipun
visus, retina, dan syaraf matanya dalam keadaan  baik.

51
SYARAT AGAR DAPAT
MENGADAKAN PERSEPSI

1. ADA OBJEK
2. ALAT INDERA
3. SARAF SENSORIS
4. ATTENTION

52
PROSES TERJADINYA PERSEPSI

1. PROSES FISIK
Objek , stimulus, receptor (alat indera)
2. PROSES FISIOLOGIS
Proses dalam otak sehingga individu menyadari
stimulus yang diterima
3. PROSES PSIKOLOGIS
Proses dalam otak sehingga individu menyadari
tentang keadaan lingkungan disekitarnya

53
Objek Stimulus Receptor

Sy. Sensorik Otak

Sy. Motorik

Proses sensoris Persepsi

54
55
56

Anda mungkin juga menyukai