Persepsi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan
sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.[1] Perilaku individu seringkali
didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.[1]
Daftar isi
1 Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi
2 Kekonstanan Persepsi
3 Teori persepsi hubungan
4 Jalan pintas dalam menilai
o 4.1 Persepsi selektif
o 4.2 Efek halo
5 Pembedaan dengan sensasi
6 Jenis-jenis persepsi
o 6.1 Persepsi visual
o 6.2 Persepsi auditori
o 6.3 Persepsi perabaan
o 6.4 Persepsi penciuman
o 6.5 Persepsi pengecapan
7 Catatan kaki
8 Lihat pula
Faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain harapan pengalaman masa lalu, dan keadaan
psikologis yang mana menciptakan kumpulan perseptual. Selain hal tersebut masih ada beberapa
hal yang mempengaruhi persepsi, yaitu: 1.Yang paling berpengaruh terhadap persepsi adalah
perhatian, karena perhatian adalah proses mental ketika stimulus atau rangkaian stimulus
menjadi menonjol dalam kesadaran, pada saat stimulus lainya melemah. Dalam stimulus
mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain intensitas dan pengulangan. Diri orang yang
membentuk persepsi itu sendiri. Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan
interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karateristik individual yang turut
berpengaruh seperti sikap kepentingan, minat, kebutuhan, pengalaman, harapan dan kepribadian.
2.Stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa tertentu. Stimulus yang dimaksud mungkin
berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap
persepsi orang yang melihatnya. 3.Faktor situasi dimana pembentukan persepsi itu terjadi baik
tempat, waktu, suasana dan lain-lain..
Kekonstanan Persepsi
Di dalam pembelajaran persepsi kita perlu juga mengenal tentang kekonstanan persepsi
(konsistensi), yaitu persepsi bersifat tetap yang dipengaruhi oleh pengalaman. Kekonstanan
persepsi tersebut meliputi bentuk, ukuran, dan warna. Salah satu contoh kekonstanan persepsi,
yaitu ketika kita meminum susu ditempat yang gelap maka kita tidak akan menyebut warna susu
tersebut hitam, melainkan kita akan tetap menyebut warna susu adalah putih meski di dalam
kegelapan warna putih sebenarnya tidak tampak.
Begitu pula saat kita melihat uang logam dari arah samping, kita tetap akan menyebut uang
logam tersebut berbentuk bundar. Padahal apabila kita melihat dari samping maka sebenarnya
kita melihat uang logam tersebut berbentuk pipih. Itulah yang disebut dengan kekonstanan
persepsi, kita memberikan persepsi terhadap suatu obyek berdasarkan pengalaman yang kita
peroleh sebelumnya
Teori persepsi hubungan
Teori hubungan adalah usaha ketika individu-individu mengamati perilaku untuk menentukan
apakah hal ini disebabkan secara internal atau eksternal.[2]
persepsi selektif adalah menginterpretasikan secara selektif apa yang dilihat seseorang yang
berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman, dan SIKAP sikap seseorang.[1]
Efek halo
iPod, salah satu contoh efek halo. Produk ini memberikan persepsi terhadap produk apple
lainnya
Efek halo adalah membuat sebuah gambaran umum tentang seorang individu berdasarkan sebuah
karakteristik.[1] Ketika membuat sebuah kesan umum tentang seorang individu berdasarkan
sebuah karakteristik, seperti kepandaian, keramahan, atau penampilan, efek halo sedang
bekerja.[3] Kenyataan akan efek halo diperkuat dalam sebuah penelitian, yaitu saat para pelaku
diberi daftar sifat seperti pandai, mahir, praktis, rajin, tekun, dan ramah, kemudian diminta untuk
mengevaluasi individu dengan sifat-sifat tersebut diberlakukan.[4] Ketika sifat-sifat itu
digunakan, individu tersebut dinilai bijaksana, humoris, populer, dan imajinatif.[4] Ketika daftar
yang sama dimodifikasi diperoleh serangkaian persepsi yang sama sekali berbeda.[4]
Sebaliknya persepsi memiliki contoh meja yang tidak enak dipakai menulis, saat otak mendapat
stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang banyak coretan, dan kenangan di
masa lalu saat memakai meja yang mirip lalu tulisan menjadi jelek.[1]
Jenis-jenis persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan
persepsi terbagi menjadi beberapa jenis[5]
Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan.[5] Persepsi ini adalah persepsi yang paling
awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya.[5]
Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi
yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.[1] Persepsi kaum muslimin
harus mengacu pada Al-Qur'an dan As-Sunnah, ini yang kemudian disebut Islamic Worldview
Persepsi visual merupakan hasil dari apa yang kita lihat baik sebelum kita melihat atau masih
membayangkan dan sesudah melakukan pada objek yang dituju
Persepsi auditori
Persepsi perabaan
Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.[5]
Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.[5]
Catatan kaki
1. ^ a b c d e f g h i Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat,
2007, hal. 174-184.
2. ^ Kelley, H. "Attribution in Social Interaction," Attribution, Morristown, NJ: General
Learning Press, 1972, hal. 7-10
3. ^ Murphy, K. R. (Inggris) "Is Halo a Property of a Rater, the Ratees, or the Specific
Behaviors Observed?" Journal of Applied Psychology, Juni 1992, hal. 494-500.
4. ^ a b c Asch, S. E. (Inggris) "Forming Impressions of Personality," Journal of Abnormal
and Social Psychology, Juli 1946, hal. 258-290.
5. ^ a b c d e f g Bjorklund, D.V (2000) (Inggris) Children's Thinking: Developmental
Function and individual Differences. 3rd Ed. Belmont, CA : Wadsworth, hal. 2-13