Anda di halaman 1dari 31

PERDARAHAN KALA III

PERSALINAN
Objektivitas
• Definisi
• Etiologi
• Faktor risiko
• Pencegahan
• Tatalaksana
Etiologi Perdarahan Postpartum
RETENSIO PLASENTA
• Yaitu terlambatnya kelahiran plasenta selama
setengah jam setelah kelahiran bayi
• Plasenta harus dikeluarkan karena dapat
menimbulkan perdarahan, infeksi karena
sebagai benda mati dan dapat terjadi polip
plasenta
Penyebab terjadinya retensio plasenta
• Atonia uteri
• Kandung kemih yang penuh
• Tempat perlengketan plasenta seperti
plasenta adhesiva (plasenta
akreta/inkreta/perkreta) atau plasenta
inkarserata
JENIS-JENIS PERLEKATAN PLASENTA
1. Plasenta adhesive
Macamnya:
• Plasenta akreta : Plasenta yang tumbuh lebih
dalam dan menembus endometrium
• Plasenta inkreta
plasenta yang menembus lebih dalam ke dalam
miometrium.
• Plasenta perkreta
plasenta yang menembus sampai serosa atau
perimetrium.
2. Plasenta inkarserata (Plasenta yang terperangkap di
dlm kavum uteri, sebenarnya sudah lepas tetapi
tdk bisa keluar dari kavum uteri)
Pencegahan retensio plasenta:

Penatalaksanaan kala III yang baik


Dua Metode Penatalaksanaan Kala
Tiga
• Penatalaksanaan fisiologis (“manajemen ekspektasi”)
– Oksitosika tidak digunakan
– Plasenta dilahirkan karena gaya gravitasi dan
upaya ibu
• Penatalaksanaan Aktif
– Oksitosika diberikan ---segera setelah bayi lahir
– Plasenta lahir dgn peregangan tali pusat
terkendali (PTT)  Brandt Andrew maneuver
– Masase uterus
Prosedur Penatalaksanaan Aktif
• Dalam 1 menit setelah bayi lahir, palpasi abdomen untuk meniadakan
kemungkinan adanya bayi berikut
• Suntik oksitosin 10 U i.m.
• Penegangan tali pusat terkendali :
– Tunggu kontraksi uterus
– Lakukan penegangan tali pusat terkendali sambil melakukan
penekanan berlawanan arah pada pubis
– Jika plasenta tidak turun, hentikan penegangan dan tunggu kontraksi
berikutnya
Penatalaksanaan fisiologis:
Keuntungan dan Kerugian
• Keuntungan :
– Tidak mengganggu proses persalinan normal
– Tidak memerlukan obat/bahan-bahan khusus
• Kerugian :
– Memperlama kala tiga
– Meningkatkan risiko terjadinya perdarahan pasca
persalinan (PPH)
Penatalaksanaan Aktif:
Keuntungan dan Kerugian

• Keuntungan
– Memperpendek lamanya kala tiga
– Mengurangi risiko perdarahan pasca persalinan (PPH)
• Kerugian
– Memerlukan oksitosika dan bahan-bahan untuk injeksi
– Memerlukan penolong persalinan yang trampil dalam:
• Observasi, memberikan injeksi, dan penegangan tali pusat
terkendali

13
Penatalaksanaan aktif vs. Fisioligis :
Percobaan Bristol dan
Hinchingbrooke
• Kesimpulan : penatalaksanaan aktif kala tiga
mengurangi risiko perdarahan pasca persalinan :
– Perdarahan pasca persalinan meningkat pada
penatalaksanaan fisiologis
– Kebutuhan transfusi darah meningkat pada
penatalaksanaan fisiologis
– Oksitosin adalah obat yang dipilih untuk
penatalaksanaan aktif
– Tidak ada peningkatan dalam hal terhambatnya
pengeluaran plasenta karena penatalaksanaan
aktif
14
Penilaian sebelum melakukan PTT
• Syarat melakukan PTT adlah plasenta telah lepas
• Pastikan plasenta telah lepas, yang tandanya adalah:
perdarahan menyembur, tali pusat memanjang,
uterus membulat/globuler.
• Tetapi tdk semua tanda ini muncul, OK perbedaan
cara /mekanisme lepasnya plasenta  1. cara
Schultze (mulai dari punggir  terlihat), 2. cara
Duncan (mulai dari tengahtdk terlihat)
• Pada keadaan cara Duncan (tdk ada tanda lepas
plasenta), kita harus melakukan teknik melihat
apakah plasenta telah lepas.
Teknik uji lepas plasenta
• Metode / perasat Kustner: tangan kanan mereganngkan tali
pusat, tangan kiri mendorong serviks ke superior. Bila tali
pusatnya tidak ikut tertarik ke atas, tandanya plasenta telah
lepas.
• Metode Klein: fundus uteri didorong ke bawah bersamaan
dengan kontraksi, bila FU nya dilepaskan dan tali pusat tdk ikut
naik, artinya plasenta telah lepas
• Strassmann:tangan kanan meregangkan TP, tangan kiri
mengetok-ketok uterus. Bila ada getaran pada tangan kanan,
berarti plasenta belum lepas
• CATATAN : Bila plasenta belum lepas, lalu dilakukan PTT, akan
terjadi INVERSIO UTERI !!!
Retensio Plasenta: Penatalaksanaan
• Jika plasenta terlihat, Dalam waktu yang
mintalah ibu untuk meneran; bersamaan,lakukan:
jika sudah berada di vagina, • Transfusi darah, bila perlu
keluarkan • Beri oksitosin jika memang
• Pastikan kandung kemih belum
kosong; kateterisasi bila perlu • Beri antibiotik jika plasenta
• Upayakan penegangan tali- dikeluarkan secara manual
pusat terkendali – Ampisilin 2 g IV satu dosis
• Keluarkan plasenta secara
manual

17
Obat-Obat Oksitosika
• Oksitosin- ekstrak dari pituitari posterior
• Misoprostol- analog dengan prostoglandin E1
(alternatif saja, karena harganya mahal)
PERSIAPAN PLASENTA MANUAL DAN CARA
PELAKSANAANNYA

• ALAT-ALAT
- Phantom ibu hamil
- Plasenta
- Peralatan sarung tangan
- Arteri klem
- Desinfektan untuk
genitalia eksterna
- Larutan desinfeksi
• CARA PELAKSANAAN
- Kaji ulang indikasi
- Persetujuan tindakan medis
- Kaji ulang prinsip dasar perawatan dan
pasang infuse
- Pasang sarung tangan DTT
- Jepit tali pusat dengan kocher dan
tegangkan sejajar lantai
TATALAKSANA_1
- Setelah persiapannya cukup, lakukan MANUAL
PLASENTA, dengan cara sbb:
Masukkan tangan secara obstetric , sambil
menelusuri bagian bawah tali pusat, mencapai tepi
plasenta, dilanjutkan pelepasan plasenta dari tepi
dengan menggunakan pinggir telapak tangan sampai
diyakini semua plasenta telah lepas. Selanjutnya
plasenta ditarik keluar.
- Tangan sebelah menyusuri tali pusat ke
dalam kavum uteri, sementara itu tangan
yang sebelah lagi menahan fundus uteri,
sekaligus untuk mencegah inversion uteri.
- Dengan bagian lateral jari-jari tangan dicari
insersi pinggir plasenta
- Buka tangan obstetric menjadi seperti
memberi salam, jari-jari dirapatkan
- Tentukan implantasi plasenta, temukan
tepi plasenta yang paling bawah
- Gerakkan tangan kanan ke kiri dan
kanan sambil bergeser ke kranial
sehingga semua permukaan maternal
plasenta dapat dilepaskan.
- Jika plasenta tidak dapat dilepaskan dari
permukaan uterus, kemungkinan plasenta akreta
dan siapkan laparotomi untuk histerektomi
supravaginal

MENAHAN FUNDUS SEWAKTU


MELEPAS PLASENTA
- Pegang plasenta dan keluarkan tangan
bersama plasenta
- Pindahkan tangan luar ke suprasimfisis
untuk menahan uterus saat plasenta di
keluarkan
- Eksplorasi untuk memastikan tidak ada
bagian plasenta yang masih melekat
pada dinding uterus
- Beri oksitosin 20 IU dalam 500 ml cairan
(garam fisiologik atau Ringer Laktat) 20
tetes / menit dan masase uterus untuk
merangsang kontraksi
- Periksa apakah plasenta lengkap atau
tidak. Jika tidak lengkap, lakukan ekplorasi
ke dalam kavum uteri
- Periksa dan perbaiki robekan serviks,
vagina atau episiotomi
MENGELUARKAN TANGAN DARI UTERUS
• PENANGANAN PASCATINDAKAN
- Pantau kesadaran, tensi, nadi,
pernafasan setiap 30 menit selama 6 jam.
- Tentukan tinggi fundus, jumlah
perdarah dan pastikan kontraksi tetap
baik
- Teruskan infuse dan berikan tranfuse
darah bila perlu

Anda mungkin juga menyukai