Anda di halaman 1dari 41

Tujuan Pembelajaran

1. Sejarah singkat istilah promosi Kesehatan


2. Konsep piagam Ottawa dalam konferensi
internasional promosi Kesehatan
3. Determinan-determinan yang
mempengaruhi
promosi kesehatan
SEJARAH PROMKES
• jika kita 'flashback' sejenak, perkembangan Promosi Kesehatan
tidak terlepas dari perkembangan sejarah Kesehatan Masyarakat di
Indonesia dan dipengaruhi juga oleh perkembangan Promosi
Kesehatan International yaitu dimulainya program Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) pada tahun 1975 dan tingkat
Internasional tahun 1978 Deklarasi Alma Ata tentang Primary
Health Care tersebut sebagai tonggak sejarah cikal bakal Promosi
Kesehatan (Departemen Kesehatan, 1994).
• Istilah Health Promotion (Promosi Kesehatan) sebenarnya sudah
mulai dicetuskan setidaknya pada tahun 1986, ketika
diselenggarakannya Konferensi Internasional pertama tentang
Health Promotion di Ottawa, Canada pada tahun 1986.
• Pada waktu itu dicanangkan ”the Ottawa Charter”, yang didalamnya
memuat definisi serta prinsip-prinsip dasar Promosi kesehatan.
Namun istilah tersebut pada waktu itu di Indonesia belum terlalu
populer seperti sekarang. Pada masa itu, istilah yang cukup
terkenal hanyalah Penyuluhan Kesehatan, selain itu muncul pula
istilah-istilah populer lain seperti KIE (Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi), Social Marketing (Pemasaran Sosial) dan Mobilisasi
Sosial.
Perkembangan PROMKES

1. Sebelum Tahun 1965


•Pada saat itu istilahnya adalah Pendidikan
Kesehatan. Dalam program-program kesehatan,
Pendidikan Kesehatan hanya sebagai pelengkap
pelayanan kesehatan, terutama pada saat terjadi
keadaan kritis seperti wabah penyakit, bencana,
dsb. Sasarannya perseorangan (individu), supaya
sasaran program lebih kepada perubahan
pengetahuan seseorang.
• 2. Periode Tahun 1965-1975
Pada periode ini sasaran program mulai perhatian kepada
masyarakat. Saat itu juga dimulainya peningkatan
tenaga profesional melalui program Health Educational
Service (HES). Tetapi intervensi program masih banyak
yang bersifat individual walau sudah mulai aktif ke
masyarakat. Sasaran program adalah perubahan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.
3. Periode Tahun 1975-1985
•Istilahnya mulai berubah menjadi Penyuluhan Kesehatan. Di
tingkat Departemen Kesehatan ada Direktorat PKM. PKMD
menjadi andalan program sebagai pendekatan Community
Development.

Saat itu mulai diperkenalkannya Dokter Kecil pada program


UKS di SD. Departemen Kesehatan sudah mulai aktif
membina dan memberdayakan masyarakat. Saat itulah
Posyandu lahir sebagai pusat pemberdayaan dan mobilisasi
masyarakat.
• Oleh sebab itu, agar pendidikan kesehatan tidak
terkesan ‘tanpa arti’, maka para ahli pendidikan
kesehatan global yang dimotori oleh WHO, pada tahun
1984 merevitalisasi  pendidikan kesehatan tersebut
dengan menggunakan istilah promosi kesehatan.

Promosi kesehatan tidak hanya mengupayakan


perubahan perilaku saja tetapi juga perubahan
lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku
tersebut. Disamping itu promosi kesehatan lebih
menekankan pada peningkatan kemampuan hidup sehat
bukan sekedar berperilaku sehat.
SEJARAH PROMKES

• Di zaman pra dan awal kemerdekaan dulu propaganda masalah kesehatan itu sudah
dilakukan. Pada waktu itu cara propaganda itulah yang dilakukan untuk memberi
penerangan kepada masyarakat tentang kesehatan. Propaganda pada waktu itu
dilakukan dalam bentuknya yang sederhana melalui pengeras suara atau dalam
bentuk gambar dan poster.
• Juga melalui film layar tancap. Cara-cara itu kemudian berkembang, karena propaganda
dirasakan kurang efektif apabila tidak dilakukan upaya perubahan atau perbaikan perilaku
hidup sehari-hari masyarakat.
SEJARAH PROMKES

• Maka dilancarkanlah upaya pendidikan kesehatan masyarakat (health


education) yang dipadukan dengan upaya pembangunan masyarakat
(community development) atau upaya pengorganisasian masyarakat
(community organization).
SEJARAH PROMKES
• Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain
bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang
fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut
dan tingkat sosial ekonominya.
• Reformasi di bidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang berpengaruh
terhadap pembangunan kesehatan.
1.Pertama, perubahan pada dinamika kependudukan.
2.Kedua, Temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran.
3.Ketiga, Tantangan global sebagai akibat dari kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi,
telekomunikasi dan transportasi.
4.Keempat, Perubahan lingkungan .
5.Kelima, Demokratisasi.
SEJARAH PROMKES
INTERNASIONAL
• Sebelum menjadi promosi kesehatan pengertiannya di samakan dengan pendididkan kesehatan,
pada pendidikan kesehatan di tekankan pada perubahan perilaku masyarakat dengan cara
memberikan informasi kesehatan melalui berbagai cara dan teknologi.
• Mengenai istilah Promosi Kesehatan sendiri juga mengalami perkembangan. Mula-mula
dicetuskan di Ottawa, Canada pada tahun 1986 merupakan konferensi Internasional promosi
kesehatan yang pertama kali dilaksanakan yang berlangsung tanggal 17 sampai dengan 21
November 1986 dikenal dengan Ottawa Charter.
SEJARAH PROMKES INTERNASIONAL
• Pada konferensi Internasional promosi kesehatan yang pertama mengambil tema
Menuju Kesehatan Masyarakat Baru, namun pada konferensi ini tidak terlepas dari
Deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Pelayanan Kesehatan Dasar atau Primary
Health Care oleh WHO promosi kesehatan didefinisikan sebagai: the process of
enabling people to control over and improve their health.
• Tetapi definisi tersebut diaplikasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Proses
pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya.
KONFERENSI PROMOSI
KESEHATAN
• Lawrence Green (1984) mendefinisi promosi kesehatan sebagai berikut:
Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan
kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan
organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
KONSEP PIAGAM OTTAWA
• Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa-Canada (1986) menghasilkan piagam
Ottawa Charter yang rumusan strateginya dikelompokkan menjadi 5 butir,yaitu: 
1) Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public Policy)
• Adalah ͢kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat keputusan/ penentu kebijakan yang
berwawasan kesehatan. Setiap kebijakan pembangunan di bidang apa saja harus
mempertimbngkan dampak kesehatannya bagi masyarakat. Misalnya, orang yang mendirikan
pabrik/ industri, sebelumnya harus dilakukan analisis dampak lingkungan agar tidak tercemar
dan tidak berdampak kepada masyarakat.

2) Lingkungan Yang Mendukung (Supportive environment)


• Adalah kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung
yang ditujukan pada: pemimpin organisasi masyarakat pengelola tempat–tempatumum.
PIAGAM OTTAWA

3) Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)


• Memberikan pemahaman ketika ada kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan,
tanggung jawab pelayanan kesehatan kadang hanya untuk pemberi pelayanan (health provider ),
tetapi  pelayanan kesehatan  juga merupakan  tanggung jawab  bersama antara pemberi
pelayanan kesehatan ( health provider ) dan pihak yang mendapatkan pelayanan.
4) Gerakan Masyarakat (Community Action)
• Derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-unsur yang ada di masyarakat tersebut
bergerak bersama-sama. Dari kutipan piagam Ottawa, dinyatakan bahwa: Promosi Kesehatan
adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan sendiri. 
PIAGAM OTTAWA
5) Keterampilan Individu (Personal Skill)
• Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan sosial
melalui penyediaan informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan
keterampilan hidup. Dengan demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang
tersedia bagi masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan
lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan yang kondusif bagi
kesehatan. Keterampilan Individu adalah kemapuan petugas dalam
menyampaikan informasi kesehatan dan kemampuan dalam mencontohkan
(mendemostrrasikan). Contoh : melalui penyuluhan secara individu atau
kelompok seperti di Posyandu, PKK. Adanya pelatihan kader kesehatan,
pelatihan dokter kecil, pelatihan guru UKS, dll.
SEJARAH PROMOSI KESEHATAN NASIONAL
1. Masa Penjajahan.
Mula-mula Belanda, untuk kepentingan mereka sendiri, membentuk Jawatan Kesehatan Tentara
(Militair Geneeskundige Dienst) pada tahun 1808. Itu terjadi pada waktu pemerintahan
Gubernur Jendral H.W. Daendels, yang terkenal dengan pembuatan jalan dari Anyer sampai
Banyuwangi, yang membawa banyak korban jiwa penduduk. Pada waktu itu ada tiga RS
Tentara yang besar, yaitu di Batavia (Jakarta), Semarang dan Surabaya. Usaha kesehatan
sipil mulai diadakan pada tahun 1809, dan Peraturan Pemerintah tentang Jawatan Kesehatan
Sipil dikeluarkan pada tahun 1820.
SEJARAH PROMOSI KESEHATAN
NASIONAL
“Medisch Hygienische Propaganda”
•          Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene. Kegiatan
pertamanya berupa pemberantasan cacing tambang di daerah Banten..Lambat laun
pemberantasan cacing tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan “Medisch
Hygienische Propaganda”. Propaganda ini kemudian meluas pada penyakit perut
lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di sekolah-sekolah dan
pengobatan kepada anak-anak sekolah yang sakit. Timbullah gerakan, untuk
mendirikan “brigade sekolah” dimana-mana.
SEJARAH PROMOSI KESEHATAN
NASIONAL
• Baru pada tahun 1933 dapat dimulai organisasi higiene tersendiri, dalam bentuk Percontohan
Dinas Kesehatan Kabupaten di Purwokerto. Dinas ini terpisah dari Dinas Kuratif tetapi dalam
pelaksanaannya bekerjasama erat.
• Sebagai pelaksana kegiatan pendidikan kesehatan dalam bidang Hygiene dan Sanitasi, seorang
dokter pribumi bernama Dr. Soemedi, kemudian mendirikan Sekolah Juru Hygiene di
Purwokerto. Usaha ini kemudian dilanjutkan oleh Dr. R. Mochtar yang kemudian menjabat
sebagai Kepala Bagian Pendidikan Kesehatan Rakyat (Medisch Hygienische Propaganda
Dienst).
SEJARAH PROMOSI KESEHATAN
NASIONAL
“Prevention is better than cure”
•          Apa yang telah dirintis oleh Hydrick tersebut kemudian ternyata dilanjutkan oleh
Pemeritah (Belanda). Perhatian Pemerintah Belanda terhadap usaha preventif dilaksanakan
melalui berbagai kegiatan, tindakan dan peraturan (perundang-undangan). Motto yang berbunyi
“Prevention is better than cure” diwujudkan dalam berbagai kegiatan a.l. :
1.Vaksinasi cacar, typus, cholera, desentri, pes
2.Pendaftaran kelahiran, kematian
3.Pelaporan tentang penyakit menular, sakit jiwa
4.Pengawasan : air minum, pabrik, tempat pembuatan makanan dan minuman, saluran limbah
ait/riolering, pembuangan sampah, perumahan.
5.Termasuk upaya pendidikan kepada rakyat tentang peraturan dalam pemeliharaan kesehatan
diri dan lingkungan.
MASA PENDUDUKAN JEPANG
DAN AWAL KEMERDEKAAN
• Disorganisasi Usaha Kesehatan Masyarakat yang sejak zaman pendudukan Jepang sudah
kacau, berlangsung terus dalam periode revolusi fisik (1945 – 1949). Banyak fasilitas
Kesehatan tidak dapat dipergunakan karena rusak, bahkan para petugas kesehatan pun banyak
yang meninggalkan posnya, bergabung dalam barisan gerilyawan melawan Belanda, Amerika
dan Inggris.
• Dalam periode revolusi fisik itu (Agustus 1945 – Desember 1949), masih ada dua sistem
pemeritahan, yaitu Belanda yang berpusat di Jakarta, dan Republik Indonesia yang berpusat di
Yogyakarta. Dengan demikian maka selama 8 tahun (1942 – 1949), Indonesia mengalami masa
yang sangat memprihatinkan. Banyak fasilitas kesehatan yang tidak dapat dipergunakan,
karena rusak, ditinggalkan.
MASA KEMERDEKAAN
• Baru setelah penyerahan Kedaulatan (27 Desember 1949), Pemerintah memberikan perhatian
pada kesehatan rekyat. Pemerintah (RI) juga memberikan perhatiannya pada kesehatan
masyarakat di desa. Pada waktu itu dikembangkan Usaha Pembangunan Masyarakat Desa yang
antara lain melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Pada waktu itu ada yang
disebut Gerakan Kebersihan, Pekan Kerja Bakti, dll.
ERA PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN
KESEHATAN
(KURUN WAKTU 1960-1980)
• Istilah Pendidikan Kesehatan dan UU Kesehatan 1960
• Pasal 1, yang menyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya dan perlu diikut sertakan dalam usaha-usaha Kesehatan Pemerintah.
• Pasal 4, yang menetapkan Tugas Pemerintah untuk memelihara dan mempertinggi derajat
kesehatan rakyat dengan menyelenggarakan dan menggiatkan usaha-usaha dalam
lapangan......... butir c. Penerangan dan Pendidikan Kesehatan Rakyat......dst
ERA PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN
KESEHATAN
• Pendidikan kesehatan merupakan upaya yang ditekankan pada terjadinya perubahan perilaku,
baik pada individu maupun masyarakat. Bahkan dalam salah satu jargonnya, yang bermula dari
Ruskin sebagaimana dikutip di awal bab ini, ditegaskan bahwa fokus Health Education adalah
pada perubahan perilaku itu, bukan hanya pada peningkatan pengetahuan saja. Oleh karena itu
area Pendidikan Kesehatan adalah pada Knowledge (Pengetahuan), Attitude (Sikap) dan
Practice (Perilaku), yang disingkat menjadi K.A.P.
PENETAPAN HARI KESEHATAN
NASIONAL
• Pada sekitar tahun 1960-an malaria merupakan salah satu penyakit rakyat yang berkembang
dengan subur. Ratusan ribu jiwa mati akibat malaria. Berdasarkan penyelidikan dan
pengalaman, sebenarnya penyakit malaria di Indonesia dapat dilenyapkan. Untuk itu cara kerja
harus dirubah dan diperbarui. Maka pada September 1959 dibentuk Dinas Pembasmian
Malaria (DPM) yang kemudian pada Januari 1963 dirubah menjadi Komando Operasi
Pembasmian Malaria (KOPEM). Pembasmian malaria tersebut ditangani secara serius oleh
pemerintah dengan dibantu oleh United States Agency for International Development (USAID)
dan WHO. Direncanakan bahwa pada tahun 1970 malaria hilang dari bumi Indonesia.
ERA PKMD, POSYANDU DAN
PENYULUHAN KESEHATAN MELALUI
MEDIA ELEKTRONIK
(KURUN WAKTU 1975 - 1995)
• Banyak batasan pengertian tentang peran serta masyarakat. Berdasarkan pertemuan Alma Ata
(1978), WHO memberi rumusan tentang peran serta masyarakat adalah suatu proses dimana
individu dan keluarga:
1.Bertanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan diri, keluarga dan masyarakat.
2.Berkembang kemampuannya untuk berkontribusi dalam pembangunan.
3.Mengetahui keadaannya dengan lebih baik dan termotivasi untuk memecahkan masalahnya.
4.Memungkinkan menjadi penggerak pembangunan (agent of develepment).
KESEHATAN DALAM GBHN

• Undang-Undang Kesehatan No. 9/1960 yang menyebutkan bahwa Kesehatan bukan hanya
sekedar bebas penyakit dan cacat, tetapi merupakan keadaan sempurna baik fisik, mental dan
sosial. Kesehatan adalah hak setiap warga Negara untuk mecapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan derajat kesehatan seperti ini, maka perlu dilaksanakan
pembangunan kesehatan masyarakat desa, sebagai bagian dari pembanguan
nasional.
PKMD DAN DEKLARASI ALMA
ATA
•           PKMD adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan dengan berazaskan gotong
royong dan swadaya. PKMD dilaksanakan dalam rangka menolong diri (masyarakat) sendiri
untuk mengenal dan memecahkan masalah/kebutuhan yang dirasakan mayarakat. Kegiatan
PKMD ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuaan masyarakat dalam bidang
kesehatan maupun dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan.
• Tujuan umum PKMD adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri
mereka sendiri dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan
masyarakat.
PKMD DAN DEKLARASI ALMA
ATA
• Sedangkan tujuan khusus PKMD adalah:
1.Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki untuk menolong diri sendiri
dalam meningkatkan mutu hidup mereka.
2.Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan serta aktif dan
berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.
3.Menghasilkan tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu, trampil serta mau berperan
aktif dalam kegiatan pembangunan.
4.Meningkatnya kesehatan masyarakat.
ERA PROMOSI KESEHATAN DAN
PARADIGMA SEHAT

• Suatu ketika pada sekitar akhir tahun 1994, Dr. Ilona Kickbush, yang baru saja menjabat
sebagai Direktur Health Promotion WHO Headquarter Geneva, datang ke Indonesia. Sebagai
direktur baru ia mengunjungi beberapa negara, termasuk Indonesia. Kebetulan pada waktu itu
Kepala Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes juga baru saja diangkat, yaitu Drs. Dachroni
MPH, yang menggantikan Dr. IB Mantra yang purna bakti (pensiun).
• Dari serangkaian pertemuan itu serta perbincangan selama kunjungan lapangan ke Bandung,
kita banyak belajar tentang Health Promotion (Promosi Kesehatan). Barangkali karena
terkesan dengan kunjungannya ke Indonesia, ia kemudian menyampaikan usulan agar
Indonesia dapat menjadi tuan rumah Konferensi International Health Promotion yang keempat
KONFERENSI INTERNASIONAL
HEALTH PROMOTION IV DAN
DEKLARASI JAKARTA

• Konferensi ini bertema: “New players for a new era: Leading Health Promotion into the 21st
century” dan menghasilkan Deklarasi Jakarta, yang diberi nama: “The Jakarta Declaration on
Health Promotion into the 21st Century”. Selanjutnya Deklarasi Jakarta ini memuat berbagai
hal, antara lain sebagai berikut:
1.Bahwa Konferensi Promosi Kesehatan di Jakarta ini diselenggarakan hampir 20 tahun setelah
Deklarasi Alma Ata dan sekitar 10 tahun setelah Ottawa Charter, serta yang pertama kali
diselenggarakan di negara sedang berkembang dan untuk pertama kalinya pihak swasta ikut
memberikan dukungan penuh dalam konferensi.
2.Bahwa Promosi Kesehatan merupakan investasi yang berharga , yang mempengaruhi faktor-
faktor penentu di bidang kesehatan guna mencapai kualitas sehat yang setinggi-tingginya.
3. Bahwa Promosi Kesehatan sangat diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan dan
perubahan faktor penentu kesehatan. Berbagai tantangan tersebut seperti: adanya
perdamaian, perumahan, pendidikan, perlindungan sosial, hubungan kemasyarakatan,
pangan, pendapatan, pemberdayaan perempuan, ekosistem yang mantap, pemanfaatan
sumber daya yang berkelanjutan, keadilan sosial, penghormatan terhadap hak-hak azasi
manusia, dan persamaan, serta kemiskinan yang merupakan ancaman terbesar terhadap
kesehatan, selain masih banyak ancaman lainnya.
4. Bahwa untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul terhadap kesehatan diperlukan
kerjasama yang lebih erat , menghilangkan sekat-sekat penghambat, serta mengembangkan
mitra baru antara berbagai sektor, di semua tingkatan pemerintahan dan lapisan masyarakat.
5. Bahwa prioritas Promosi Kesehatan abad 21 adalah :
• Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan;

• Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan;

• Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan;

• Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat;

• Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.


6. Selanjutnya menyampaikan himbauan untuk bertindak, dengan menyusun rencana aksi serta
membentuk atau memperkuat aliansi promosi kesehatan di berbagai tingkatan, mencakup. :
7. Membangkitkan kesadaran akan adanya perubahan faktor penentu kesehatan;
8. Mendukung pengembangan kerjasama dan jaringan kerja untuk pembangunan kesehatan;
9. Mendorong keterbukaan dan tanggungjawab sosial dalam promosi kesehatan.
PROMOSI KESEHATAN DI ERA
REFORMASI DAN DESENTRALISASI

• Departemen Kesehatan dalam hal ini Promosi Kesehatan menyelenggarakan pertemuan dengan
Bupati dan Walikota seluruh Indonesia pada bulan Juli 2000 yang menyepakati tentang
perlunya perhatian Daerah secara lebih sungguh-sungguh terhadap program kesehatan,
kelembagaan, ketenagaan serta anggaran yang mendukungnya. Berbagai pertemuan khusus
untuk menjelaskan dan mendiskusikan tentang Paradigma Sehat dan Visi Indonesia sehat 2010
juga diselenggarakan kepada partai-partai politik dan anggota DPR kkhususnya komisi yang
mengurusi bidang kesehatan.
DEFINISI PROMOSI KESEHATAN

• Promosi kesehatan adalah proses advokasi kesehatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan
kemampuan baik di tingkat personal, swasta, maupun pemerintah.
• Promosi Kesehatan adalah suatu kegiatan penyampaian ilmu dan informasi kesehatan kepada
individu kelompok, keluarga dan komunitas dengan tujuan dari tidak mampu menjadi mampu
merubah kebiasaan yang sesuai dengan prinsip kesehatan dalam berbagai aspek kehidupannya
secara mandiri dan menerapkan sepanjang hidupnya.
KONSEP PROMOSI KESEHATAN

• Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dan konsep pendidikan kesehatan, yang
berkembang sejalan dengan perubahan paradigm kesehatan masyarakat ( Public Health ).
Perubahan padigma kesehatan masyarakat terjadi antara lain akibat perubahan pola penyakit,
gaya hidup kondisi kehidupan lingkungan kehidupan demografi dan lain – lain.
• Sejak saaat itu, pendidikan kesehatan menjadi perhatian dan merupakan bagian dari upaya
kesehatan masyarakat yang difokuskan kepada :
a. Perilaku beresiko seperti : Merokok, Makanan rendah serat, dan Kurang gerak
b. Pelayanan kedokteran pencegahan
c. Deteksi dini pencegahan.

Anda mungkin juga menyukai