Anda di halaman 1dari 3

Tari Bedhaya Ketawang

Kelompok 5 :
 Moammar Abyan Azizidane
 Abizar Al Ghifari
 Muhammad Muntaz Yusuf
 Fahrul Abdul W.L
 Muhammad Ajie
 Muhammad Figo Prakoso
Tari Bedhaya

Tari Bedhaya Ketawang merupakan tarian sakral atau suci yang dimiliki oleh Keraton
Kasunanan Surakarta yang memiliki sarat makna.

Tari Bedhaya, Ketawang sebuah tari lambang kebesaran yang hanya ditarikan ketika upacara
peringatan kenaikan atau penobatan tahta raja atau disebut Tingalandelam Jumaenang

Nama Tari Bedhaya Ketawang diambil dari kata “bedhaya” yang memilki arti penari wanita di
istana. Kata ketawang berasal dari kata tawang yang berarti langit
Tari Bedhaya Ketawang merupakan satu tarian khusus yang di anggap sakral sebagai lambang
kesabaran raja. Tari Bdedhaya Ketawang adalah tarian tradisional keraton yang sarat makna dan
erat hubungannya dengan upacara adat, sakral religi.

Tari sakral tersebut dapat dikasiifikasikan pada tarian yang mengandung unsur dan makna yang
erat hubungannya dengan upacara adat, sakral atau religius, dan tarian percintaan.

Busana yang digunakan penari saat menari Bedhaya Ketawang adalah busana para pengantin
perempuan Jawa, yaitu dodot ageng atau disebut basahan.

Pada rambut menggunakan gelung bokor mengkurep , yaitu gelungan yang ukurannya lebih
besar dari gelungan Yogyakarta.

Untuk aksesoris perhiasan yang di gunakan seperti cethung, garuda mungkur, sisir jeram saajar,
cundhuk mentul, dan tiba dhada (rangkaian bungan yang di kenakan pada gelungan yang
memanjang hingga dada bagian kanan)

Anda mungkin juga menyukai