Anda di halaman 1dari 3

Tari Teruna Jaya

Asal : Bali Utara Kabupaten Buleleng,

Makna : Menceritakan seorang pemuda yang menginjak dewasa dengan tampilan ekspresi kuat,
emosional tinggi, serta ulahnya yang energik dalam memikat hati seorang wanita.

Jenis : Tari putra tunggal keras yang biasanya ditarikan oleh penari putri.

Pencipta : Pan Wadres dalam bentuk Kebyar Legong yang kemudian disempurnakan oleh I Gede Manik.

Tari Kuntulan (trengganom)

Asal : Banyuwangi.

Musik : musik rebana dan kendang dengan tembang yang di lantunkan adalah baid-baid burdah,
(sholawatan)

Nilai : Musik dan tarian mengandung nilai-nilai yang sangat religius

Keunikan : tampil pada waktu maulid nabi, isra miraj

Kostum : pakaian yang memenuhi syarat islam, seperti memakai kerudung dan sarung tangan, hingga
memakai kaos kaki yang menutupi seluruh aurat pada tubuh (berbentuk seperti burung kuntul)

Koreografi : terinspirasi dari gerakan bela diri yang kemudian di modifikasi

Tari Garuda Nusantara /Sliwedari

Asal : Pulau Jawa

Durasi : 5-6 menit

Koreografi : gerakan burung garuda yang sedang terbang dan memamerkan sayap indahnya, dengan
gerak tampak keras, tegas, gagah, lincah, dan sedikit erotis.

Kostum : Baju layaknya burung garuda yang biasanya berlapis emas, merah, perak, dan hitam.

Tata Rias : alis tebal yang menyerupai burung garuda yang tegas dengan lipstik merah

Penari : 2 orang atau lebih dengan gerakan gerakan dan pola lantai yang asimetris,

Iringan musik : gamelan, bonang, gong, rebab dan lain sebagainya.

Makna : Tarian ini menggambarkan tentang burung garuda yang memamerkan keindahan, kegagahan
dan kelincahanya.

Jenis tari : Tari Berkelompok, tari Kreasi


Keunikan : Tarian ini memiliki memiliki khas gerakan yang adakalanya nampak lincah, tangkas, dan ada
sedikit gerak erotis. Ciri khas penari adalah adanya gelang kaki selain sebagai aksesoris pemanis, yang
juga berfungsi sebagai penegasan gerak dan penanda hitungan.

Tari Gatotkaca Gandrung

Asal : Jawa Tengah

Makna : Kata gandrung dapat diartikan ‘cinta’, ‘tertarik’, atau ‘terpesona', Tarian ini menggambarkan
tingkah laku Gatotkaca tatkala berangan-angan ingin mempersunting seorang putri menjadi istrinya.

Tata Rias dan Busana :

1. Mahkota berwarna emas yang menggambarkan bahwa ia adalah seorang pangeran serta gelang
berwarna kuning keemasan.

2. Kain / baju dan celana setengah panjang , terbuat dari kain beledu hitam. Ikat pinggang terbuat dari
logam berkilauan, disebut pending.

3. Selendang, sampur. Hiasan di belakang berupa sayap.

4. Gatotkaca bermata telengan (membelalak), hidung dempak, berkumis dan bernanggut.

Musik : alat iringan (semacam kentongan) yang disebut keprak, serta tembang yaitu lagu gunungsari.
Biasanya dilengkapi gendang dan gong

Keunikan Tari : Tari ini ingin menunjukkan sisi romantisme Gatotkaca yang selalu diidentikkan dengan
ksatria yang gagah perkasa di medan perang.

Tari Mesatya

Tari Bondan

Makna : menggambarkan tentang kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.

Asal : Surakarta, Jawa Tengah.

Properti : payung kertas, kendil dan boneka bayi yang di gendong penari.

Sejarah : zaman dulu Tari Bondan ini merupakan tarian yang wajib dimainkan oleh para kembang desa
untuk menunjukan jati dirinya sebagai seorang ibu

Macam : Tari Bondan Cindogo (rasa sayang ibu terhadap anaknya yang sudah meninggal), Tari Bondan
Mardisiwi dan Tari Bondan Pegunungan/ Tari Bondan Tani.

Koreografi : gerakan menggendong boneka bayi dengan satu tangan, sementara tangan satunya
memegang payung kertas.
Ciri khas : Penari menari di atas sebuah kendil.

Musik : iringan musik gending. Pada awalnya tarian ini di iringi dengan lagu dolanan, namun dalam
perkembangannya tarian ini di iringi dengan gending lengkap.

Kostum : balutan kain wiron, jamang, baju kutang dan Pada bagian atas memakai sanggul.

Tari Mappadendang

Anda mungkin juga menyukai