Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AGAMA

TARIAN SAKRAL DAN TARIAN TIDAK SAKRAL
















NAMA : KOMANG AGUNG CANDRA DINATA
KELAS : VII G
NO ABSEN : 2
TARIAN SAKRAL

Tarian Sanghyang Jaran
Pulau Bali memiliki berbagai macam tarian sakral, salah satunya adalah tarian Sanghyang
jarak. pada pertunjukan tarian Sanghyang jaran mula-mula di awali dengan beberapa orang yang
melantunkan nyanyian-nyanyian atau gending yang akan mengiringi penari Sanghyang itu
selanjutnya.
Ritual ini diiringi dengan dibakarnya sambuk atau batok kelapa, sambil terus dilantunkan
gending Sanghyang jarak. Ritual selanjutnya adalah mesolah, di mana penari yang sudah di
masuki roh kuda mulai menari tampa sadarkan diri atau rauh. Dalam atraksi Sanghyang jaran
orang yang sudah kerauhan akan terlihat menendang- nendang dan menginjak-nginjak bara api
yang ada di tengah-tengah arena dan juga di ambil menggunakan tangan tampa ada luka bakar
sedikit pun.
Proses selanjutnya adalah Ngalinggihang atau mengembalikan kondisi si penari dalam
keadaan sadar. Dan roh tadi di kembalikan ke alamnya. dalam ritual ini penari akan di perciki air
suci atau di sebut dengan Tirta.
Tarian Sanghyang jaran termasuk tarian sakral karena hanya di gelar pada saat tertentu saja.
Misalnya, saat terjadi wabah penyakit, atau piodalan upacara di pura tertentu. Bagi masyarakat
Hindu di Bali sangat percaya dengan tarian ini bisa menolak berbagai roh jahat hingga wabah
penyakit.


TARIAN SAKRAL
Tari Rejang Dewa
Tari rejang dewa, sebuah tarian sakral untuk kelengkapan kegiatan ritual umat Hindu di
Bali, ditampilkan secara berkelompok oleh wanita yang belum pernah mengalami datang bulan.
Tari rejang dewa itu melambangkan penyambutan Sang Hyang Widhi Wasa dan para
dewa yang turun ke alam duniawi.
Penari itu umumnya wanita seusia murid sekolah dasar (SD) dengan mengenakan busana
adat Bali nominasi warna putih dan kuning dengan perhiasan kepala yang dibuat sedemikian
rupa dari bahan janur.








TARIAN SAKRAL

Tari Baris Gede

Tari Baris Gede merupakan salah satu dari berbagai jenis tarian baris yang ada di Bali.
Tarian ini biasa dipentaskan saat adanya upacara di pura dan menjadi salah satu bagian
pelengkap dari upacara.
Tari Baris Gede masuk dalam kategori tari sakral yang dipentaskan di pura-pura. Tarian
ini juga hampir tersebar di seluruh daerah di Bali. Tari Baris Gede diperkirakan telah ada sejak
abad ke-8, namun sayang hingga kini tidak diketahui siapa penciptanya.
Senjata yang biasanya dipakai dalam Baris Gede juga beragam, dimana ada yang
menggunakan tombak, cakra atau tamiang (tameng). Hal ini karena Baris Gede menggambarkan
Widiadara (pengawal) yang mengiringi para dewa atau menyambut kedatangan para dewa.
Namun di sisi lain Baris Gede ini juga diartikan sebagai tarian prajurit perang





TARIAN TIDAK SAKRAL
Tari Manukrawa
Tarian Manukarawa terinspirasi dari burung Manukrawa sendiri. Manukrawa diambil
dari kata Manuk yang artinya burung. Jadi manukrawa adalah burung yang hidup di rawa. Maka
tidak heran jika tari Manukrawa menyerupai gerakan Manukarawa.
Tarian ini menggambarkan sekelompok burung rawa-rawa yang sedang bercanda ria
sambil mencari makan. Tari ini biasanya dipertunjukan atau dimainkan oleh anak kecil, bukan
unuk dewasa. Dari segi gerakan tarian Manukarawa lebih banyak jongkok-berdiri. Tari
Manukwara sendiri tidak ada tujuan khusus. Secara umum tari Manukrawa hanya sebagai
hiburan semata bagi anak-anak. Disamping sebagai media pembeljaran untuk mengenal burung
manukrawa sendiri juga sebagai menganal mengenal tradisi Bali.






TARIAN TIDAK SAKRAL
Tari Panji Semirang
Tari Panji Semirang ini adalah tarian yang menggambarkan seorang putri raja bernama
Galuh Candrakirana, yang menyamar menjadi seorang lelaki setelah kehilangan suaminya.
Dalam pengembaraannya ia mengganti namanya menjadi Raden Panji. Otomatis, untuk tarian ini
kita harus gagah, sama sekali tidak boleh ada keselip gerakan wanitanya. Namanya juga sedang
menyamar. Tarian ini ditarikan oleh wanita, bukan laki laki.
Tari Panji Semirang dalam Babad Bali, menggambarkan pengembaraan Galuh
Candrakirana yang menyamar sebagai seorang lelaki untuk mencari kekasihnya Raden Panji Inu
Kertapati. Tari ini termasuk tari putra halus biasanya ditarikan oleh penari putri. Tari Panji
Semirang adalah ciptaan I Nyoman Kaler pada tahun 1942. Tarian ini bertujuan sebagai hiburan.





TARIAN TIDAK SAKRAL
Tari Puspanjali
Tari Puspanjali diciptakan di tahun 1989 oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem dan
dengan penata tabuh I Nyoman Windha, gerakan yang lembut, ritmis memang khas dan feminim
sekali, gerakan-gerakan penari mudah dicerna, dan indah, sehingga para penari sepertinya wajib
untuk bisa menarikan tarian ini, tarian ini merupakan sebuah tari sambutan, yang melukiskan
para wanita menyambut dengan rasa hormat bagi para tamu yang datang, pada
perkembangannya, sering ditampilkan pada acara-acara resmi menyambut tamu penting, dan
sebagai tari hiburan yang indah dengan estetika seni tinggi.

Anda mungkin juga menyukai