Jawa: Bedhaya Ketawang) adalah sebuah daripada gelungan gaya Yogyakarta. serta berbagai
aksesoris perhiasan yang terdiri atas centhung, garudha
tarian kebesaran yang hanya mungkur, sisir jeram saajar, cundhuk mentul, dan tiba
dhadha (rangkaian bunga melati yang dikenakan
dipertunjukkan ketika penobatan di gelungan yang memanjang hingga dada bagian
serta Tingalandalem Jumenengan Sunan kanan). Perangkat gamelan yang digunakan untuk
membawakan gending ini terdiri dari lima jenis,
Surakarta (upacara peringatan kenaikan yaitu kethuk, kenong, kendhang, gong,
dan kemanak, yang sangat mendominasi
tahta raja) Nama Bedhaya Ketawang keseluruhan irama gending. Bedhaya Ketawang
sendiri berasal dari kata bedhaya yang dibagi menjadi tiga adegan (babak). Di tengah-
tengah tarian, laras (nada) gending berganti
berarti penari wanita di istana. menjadi nada slendro selama dua kali, kemudian
nada gending kembali lagi ke laras pelog hingga
Sedangkan ketawang berarti langit, tarian berakhir. Pada bagian pertama tarian diiringi
identik dengan sesuatu yang tinggi, dengan tembang Durma, selanjutnya berganti
ke Retnamulya. Pada saat mengiringi jalannya
keluhuran, dan kemuliaan. Tari Bedhaya penari masuk kembali ke Dalem Ageng
Ketawang menjadi tarian sakral yang suci Prabasuyasa, alat gamelan yang dimainkan
ditambah dengan rebab, gender, gambang,
karena menyangkut Ketuhanan, di mana dan suling. keselarasan suasana.