Halo, teman-teman! Kami Kelompok 11! Anggota Kami Lulu Sarah Rangga D.A Rizma N Latar Belakang Agama (Islam) dan budaya mempunyai independensi masing-masing, di antara keduanya terjadi tumpang tindih dan sekaligus perbedaan-perbedaan. Agama (Islam) bersumberkan wahyu dan memiliki norma-normanya sendiri. Karena bersifat normatif, maka ia cenderung menjadi permanen. Sedangkan budaya adalah buatan manusia, karenanya ia berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan cenderung untuk selalu berubah. Tumpang tindih antara agama dan budaya akan terjadi terus-menerus sebagai suatu proses yang akan memperkaya kehidupan dan membuatnya tidak gersang. Upaya rekonsiliasi antara budaya dan agama bukan karena kekhawatiran terjadinya ketegangan antara keduanya, sebab kalau manusia dibiarkan pada fitrah rasionalnya, ketegangan seperti itu akan reda dengan sendirinya. A. PRIBUMISASI ISLAM
Pribumisasi Islam adalah suatu konsepsi Islam di Indonesia yang membedakan
dirinya dengan Islam di kawasan Arab. Pribumisasi Islam merupakan suatu bentuk dalam upaya penyesuaian ajaran Islam dengan budaya Nusantara. Konsep tersebut bukanlah hal yang dapat meninggalkan ajaran agama demi budaya dan sebaliknya. Akan tetapi, pribumisasi Islam sebagai konsep yang tetap mempertahankan budaya dengan ajaran Islam yang bersumber pada ushul fikih dan kaidah fikih. Pada intinya, pribumisasi Islam merupakan konsep yang "mempertimbangkan kebutuhan- kebutuhan lokal dalam menguraikan hukum dalam ajaran Islam dengan tidak menghilangkan unsur agama tersebut" Pemikiran pribumisasi islam Gus Dur telah muncul sejak era 80-an. Maksud dari pribumisasi itu sendiri menurut Gus Dur ialah perwujudan kehidupan Islam, bukan ajaran yang menyinggung kepercayaan dan peribadatan. Di manapun islam berada, islam tetaplah islam. Tak perlu landasan Al-Quran maupun Hadits. Namun, bukan berarti semuanya disamaratakan. Inti dari pemikiran Gus Dur yaitu bagaimana caranya untuk memayungi agama islam sebagai budaya dengan cara memanifestasikan kepentingan seluruh bangsa. Gus Dur ingin meluruskan bahwa islam yang perlu beradaptasi terhadap kebudayaan sesuai dengan tempatnya dikarenakan segala sesuatu itu tidak bisa secara langsung harus mengikuti islam. Dengan kata lain, kehadiran Islam di Indonesia harus bisa menyesuaikan diri dengan cara melakukan akulturasi dengan konteks Indonesia Kontekstual Islam
Ada beberapa karakter yang Gagasan Pribumisasi Islam
menjadi ciri dalam ‘’Pribumisasi Islam’’ atau Menghargai Adanya Tradisi ‘’Islam Pribumi’’. Dalam Bukunya Islam Pribumi Mendialogkan Agama Membaca Progresif Adanya Perubahan Realitas, M. Imdadun Rahmat menyatakan ada 5, di antaranya: Gagasan Gus Dur Pemikiran-pemikiran Gus Dur Dalam bidang Dalam bidang keagamaan Dalam bidang politik kebudayaan Kesimpulan Menurut kami, warisan Gus Dur tentang gagasan Pribumisasi Islam ini sangat penting kita hayati dalam konteks hari ini. Gus Dur amat menyadari tentang betapa pentingnya menegosiasikan antara Islam dan budaya-budaya setempat. Warisan Gus Dur ini saya kira masih sangat relevan diimplementasikan dalam kehidupan sekarang. Mengingat, adanya berbagai upaya dari kelompok- kelompok Islam tertentu yang ingin melakukan pemurnian terhadap ajaran-ajaran Islam, yang pada saat yang sama ingin menghapus semua tradisi-tradisi yang ada. Terima kasih! Ada pertanyaan untuk kami?