PENYELENGGARA PEMILU
Pemahaman Utama
Sekretariat KPU :
- Pelaksana kebijakan.
- Unit pendukung teknis, administrasi & pelayanan.
KARAKTERISTIK PERAN (Lanjutan)
Sekretariat Jenderal KPU RI:
- Sekretaris Jenderal bertanggung jawab secara administratif dan fungsional
kepada Ketua KPU RI
Hierarki
Tertib Administasi
Prosedur Kerja
Lain-Lain
PETA MASALAH TATA KELOLA KPU
1. Hierarkis :
a. KPU Kabupaten/Kota konsultasi langsung ke KPU, tanpa melalui
KPU Provinsi
b. Pertanggungjawaban Sekretaris KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota
langsung ke Sekretaris Jenderal KPU tanpa melalui KPU Provinsi atau
KPU Kabupaten/Kota nya
c. Anggota KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota langsung memberikan
tugas kepada Kepala Bagian/Sub Bagian/Staf tanpa melalui Sekretaris
2. Tertib Administrasi :
a. Rapat Pleno KPU Kabupaten/Kota berlangsung tanpa undangan dan
berita acara yang memuat hasil rapat
b. Perjalanan dinas dilakukan tanpa surat tugas dan laporan hasilnya
c. Dokumen-dukumen resmi KPU Kabupaten/Kota belum sepenuhnya
disusun sesuai Peraturan KPU tentang Naskah Dinas
3. Prosedur Kerja :
a. Anggota KPU Kabupaten/Kota melaksanakan kegiatan atau rapat Pleno
tanpa melibatkan Sekretariat, begitu juga sebaliknya, sehingga menyebabkan
hasil rapat tidak terdokumentasi dengan baik.
b. Orientasi kerja Anggota KPU Kabupaten/Kota cenderung lebih kepada
pencapaian tujuan/hasil dan kecepatan, sedang Sekretariat pada ketaatan
aturan/proses dan kehatian-hatian. Kedua orientasi yang bersifat
complementer ini belum diinternalisasi bersama, bahkan cenderung
dipertentangkan.
c. Perbedaan memaknai jam kerja antara Anggota KPU Kabupaten/Kota
dengan Sekretariat.
d. Supervisi dan monitoring yang dilakukan oleh KPU Provinsi kepada KPU
kabupaten/Kota masih lemah (belum efektif) .
e. Monitoring lebih diartikan seperti jalan-jalan namun tidak memberikan hasil
positif kepada KPU Kabupaten/Kota.
f. Lemahnya supervisi dalam bimtek maupun rakor.
4. Lain-lain :
a. Adanya “distrust” serta kompetensi dan pengalaman yang asimetris antara Anggota
KPU Kabupaten/Kota dengan Sekretariat
b. Anggaran KPU Kabupaten/Kota yang belum sepenuhnya jelas membedakan mana
pos-pos pengeluaran untuk Anggota dan mana untuk Sekretariat (sharing informasi
DIPA/Satuan 3 antara komisioner dengan sekretariat)
c. Belum kuatnya etika berorganisasi/kecenderungan memanfaatkan kelemahan
peraturan, yang ditandai oleh :
o KPU Kabupaten/Kota melakukan penggantian Sekretaris tanpa alasan yang jelas, lebih
karena “like & dislike”.
o Upaya membuat tidak kourumnya rapat Pleno, dalam hal munculnya perbedaan
pendapat yang tajam/faksionalisasi di antara Anggota KPU Provinsi dan
Kabupaten/Kota
o Adanya arisan jabatan Ketua KPU Kabupaten/Kota untuk waktu tertentu dalam
periode 5 tahun, hubungan perkawinan dengan sesama Anggota maupun antara
Anggota dengan Sekretariat setelah menjabat, konflik kepentingan dengan
tugas/pekerjaan lama sebelum menjadi Anggota, dll.
Solusi