0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1 tayangan11 halaman
Dinasti Al-Ayyubiyah didirikan oleh Sultan Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi pada tahun 1171 M setelah menggantikan kekuasaan Dinasti Fatimiyah di Mesir. Salahuddin memperluas wilayah kekuasaannya hingga meliputi Yaman, Irak, Syam, dan melawan Tentara Salib. Dinasti ini berdiri hingga tahun 1252 M.
Dinasti Al-Ayyubiyah didirikan oleh Sultan Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi pada tahun 1171 M setelah menggantikan kekuasaan Dinasti Fatimiyah di Mesir. Salahuddin memperluas wilayah kekuasaannya hingga meliputi Yaman, Irak, Syam, dan melawan Tentara Salib. Dinasti ini berdiri hingga tahun 1252 M.
Dinasti Al-Ayyubiyah didirikan oleh Sultan Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi pada tahun 1171 M setelah menggantikan kekuasaan Dinasti Fatimiyah di Mesir. Salahuddin memperluas wilayah kekuasaannya hingga meliputi Yaman, Irak, Syam, dan melawan Tentara Salib. Dinasti ini berdiri hingga tahun 1252 M.
al-ayyubiyah Pendiri Dinasti Al-Ayyubiyah Dinasti Al-Ayyubiyah (569 H/1174 M – 650 H/1252 M)
Pendiri : Sultan Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi
Di Eropa lebih dikenal dengan sebutan Saladdin. Kematian khalifah Al-Adid dari Fatimiyah pada tahun 567 H/1171 M adalah tanda berakhirnya Dinasi Fatimiyah dan kekuasaan diambil oleh Salahuddin Al- Ayyubi. Salahuddin Al-Ayyubi membangun benteng bukit di Mukattam, untuk mengantisipasi pemberontakan dari pengikut Fatimiyah dan serangan dari tentara Salib. Mukattam menjadi pusat pemerintahan dan kemiliteran. Sejarah Salahudin Al-Ayyubi Salahuddin Al-Ayyubi merupakan panglima perang dan pejuang Muslim Kurdi dari Tikrit ( bagian Utara Irak sekarang). Daerah kekuasaannya : o Yaman o Irak o Mekkah Hejaz o Diyar Bakr Selain itu melebar menguasai Aleppo dan Mosul Salahudin juga terkenal di kalangan Kristen karena sifatnya yang ksatria dan pengampun, terutama pada saat ia melawan tentara Salib. SultanSalahuddin juga seorang ulama, beliau memberikan catatan kaki dan berbagai macam penjelasan dalam Kitab hadis Abu Daud Ayahnya : Najmuddin Ayyub Pamannya : Asaduddin Syirkuh Ayah dan pamannya meninggalkan kampung halamannya dekat Danau Fan dan pindah ke daerah Tikrit (Irak).
Salahuddin Al-Ayyubi berasal dari bangsa Kurdi.
Dilahirkan di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/ 1313 M, ketika ayahnya menjadi penguasa Seljuk di Tikrit. Paman dan Ayahnya mengabdi pada Immanuddi Zangi, Gubernur Seljuk, yang kemudian merebut wilayah Balbek, lebanon tahun 534 H/ 1139 M. Lalu ayah Salahudin pun diangkat menjadi Gubernur Balbek. Selama di Balbek inilah Salahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi dan politik. Setelah itu, melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk mempelajari Teoligi Sunni selama 10 tahun. Pada tahun 1169 Salahuddin Al-Ayyubi diangkat menjadi seorang Wazir (konselor)
Setelah meninggalnya Nuruddin, Salahuddin menerima gelar
Sultan di Mesir (1174) kemudian: o mendirikan Dinasti Al-Ayyubi o mengembalikan ajaran Sunni ke Mesir, o memperlebar wilayah ke sebelah barat di Maghreb o melanjutkan ke Laut Merah untuk menaklukan Yaman. Asaduddin diangangkat menjadi Perdana Menteri Khilafah Fatimiyah setelah 3 pertempuran melawan Tentara Salib di Mesir dan berhasil mengusirnya pada tahun 559-564 H/ 1164-1168 M. Kemudian.. Salahuddin berhasil mematahkan serangan Tentara Salib dan pasukan Romawi Bizantium. Sultan Nuruddin memerintahkan Salahuddin mengambil kekuasaan dari tangan Khalifah Fatimiyah dan mengembalikan pada Khalifah Abbasiyah di Bagdad mulai tahun 567 H/1171 M. Khalifah Al-’Adid meninggal Kekuasaan Khalifah Fatimiyah di tangan Salahuddin. Sultan Nuruddin meninggal tahun 659 H/1174 M, terjadi perselisihan perebutan kekuasaan, sehingga wilayah kekuasaan Nuruddin menjadi terpecah- pecah. Salahuddin pun ke Damaskus untuk membersekan keadaan, tetapi mendapat perlawanan dari pengikut Nuruddin. Akhirnya, Salahuddin Al-Ayyubi melawannya dan menyatakan diri menjadi raja untuk wilayah Mesir dan Syam pada tahun 671 H/ 1176 M. Dan berhasil memperluas wilayahnya hingga Mousul, Irak bagian utara Sejarah Pribadi Salahuddin Al-Ayyubi
Sifat-sifat Sultan Salahuddin : berani, wara’, zuhud, khusyu’, pemurah,
pemaaf, tegas, dan sifat terpuji lainnya. Sifat-sifat Salahuddin pun disebutkan pada buku The Historians’ History of the World.
“ Hari kematiannya merupakan kehilangan besar bagi agama Islam
Seorang penulis dan kamu Muslimin kaena mereka tidak pernah menderita semenjak sejarah kehilangan kesempat khalifat yang pertama. Istana, kerajaan, dan dunia diliputi oleh wajah-wajah yang tertunduk, seluruh kota mengatakan terbenam dalam dukacita, dan rakyat dengan khidmat mengantar jenazahnya sambil diiringi dengan tangisan dan ratapan. “ Sekian dan Terimakasih Rosita Aisyah