1
Ayuubiyah
A. DINASTI AYYUBIYAH
Dinasti Ayyubiyah adalah sebuah daulah besar yang berbentuk dinasti atau kerajaan,
berkuasa di Timur Tengah antara abad ke-12 sampai abad ke-13. Namun daulah ini mungkin
asing bagi umat Islam bahkan nama Daulah ini kalah tenar dibandingkan sultan mereka
sendiri.
Dinasti Ayyubiyah sejak awal hingga akhir, adalah dinasti penakluk dalam jihad.
Pendiri sekaligus penguasa pertamanya adalah Salahuddin al-Ayyubi dan penguasa
Terakhirnya adalah Turansyah. Sultan dari kerajaan ini sangat berperan dalam upaya
mematahkan gempuran musuh dalam perang Salib. Andai saja tidak ada Dinasti Ayyubiyah
yang menghalau gempuran Kristen-Eropa, Islam pasti sudah tercerabut dari bumi Syam,
Jazirah, Mesir dan Afrika Utara. Begitu juga dengan keluarga Zangki yang menjadi guru
pertama dalam mengusir pasukan Salib.
Adanya kesempatan dan kemampun yang dimiliki oleh pemimpinnya, Salahuddin
menunjukkan eksistensinya sebagai Sultan sekaligus penakhluk yang cakap hingga dapat
mendirikan Dinastinya sendiri. Kedudukannya sebagai seorang Sultan menandai
bertambahnya tantangan yang harus ia hadapi. Tidak hanya itu, problematika selepas
meninggalnya Salahuddin menjadi hal yang menarik untuk dikaji. Dari penjelasan di atas,
termuat beberapa pembahasan yang terangkum dalam rumusan masalah di barah ini.
Semenjak kemenangan melawan pasukan Salib di Alleppo ini, terbukalah jalan bagi tugas
dan perjuangan Salahuddin di masa-masa mendatang sehingga ia berhasil mencapai
kedudukan sultan. Semenjak tahun 578 H/1182 M, Kesultanan Saljuk di pusat mengakui
kedudukan Salahuddin sebagai Sultan.[6].
5. Bidang perdagangan
Dalam hal perekonomian, dinasti bekerja sama dengan penguasa muslim di wilayah
lain. Di samping itu, ia juga menggalakkan perdagangan dengan kota-kota di Laut
Tengah, lautan Hindia dan menyempurnakan sistem perpajakan. Pada bidang
perdagangan, dinasti ini membawa pengaruh bagi Eropa dan negara-negara yang
dikuasainya. Di Eropa terdapat perdagangan arikultur dan industri. Hal ini menimbulkan
perdagangan internasional melalui jalur laut, sejak saat itu dunia ekonomi dan perdangan
sudah menggunakan sistem kredit bank.[15].
H. PENUTUP
Ayyubiyah berasal dari keturunan Kurdi dari Azarbaijan yang melakukan migrasi ke
Irak. Pendiri pemerintahan ini adalah Salahuddin al-Ayyubi. lahir di takriet 532 H/1137 M.
dan meninggal 589 H/1193 M. pada perjuangan dan proses berdirinya Dinasti Ayyubiyah ini
meliputi faktor intern dan ekstern. Faktor intern antara lain perjuangan Salahuddin sebagai
seorang panglima dari Nuruddin yang berhasil menakhlukkan Dinasti Fatimiyah kemuian
berhasil mengalahkan perlawanan dari anak Nuruddin yaitu Sultan Ismail Malik Syah.
Periode berikutnya masuk dalam permasalahan ekstern ketika Salahuddin menjadi seorang
Sultan. Kemuian yaitu perang Salib atas perebutan Yerussalem yang dimenangkan oleh
pasukan Salahuddin.
Tantangan setip Sultan memang berbeda-beda namun ada tiga tokoh Sultan yang
menonjol pada Dinasti Ayyubiyah yaitu Salahuddin al-Ayyubi, al-Adil I, dan al-Kamil. Pada
masanya banyak memberikan pengaruh besar terhadap perang salib serta perkembangan dan
kemajuan peradaban islam pada bidang pendidikan dan arsitektur, ilmu pengetahuan,
filsafat, sastra, pertanian dan industri hingga bidang militer.
Adapun penyebab dari keruntuhan Dinasti Ayyubiyyah adalah selain dari faktor intern
juga karena faktor ekstern. Faktor intern dari keruntuhan Ayyubiyyah ini adalah adanya
perselisiah dikalangan keluarga yang memperebutkan wilayah kekuasaan. Sedangkan faktor
ekstern keruntuhan Ayyubiyyah adalah karena serangan bangsa Mongol dan Dinasti
Mamluk.
Sejarah Berdiri dan Runtuhnya Dinasti
8
Ayuubiyah
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, dkk.Taufik.Ensiklopedia Tematis Dunia Islam Jilid II. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2002.
Ali, K. Sejarah Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1996.
Al-Usairy, Ahmad. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media, 2013.
Bosworth,C. E.Dinasti-Dinasti Islam.terj. Ilyas Hasan. Mizan: Bandung, 1993.
Hitti, Philip K. History of the Arabs. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008.
Karim, M. Abdul. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Publiser.2009.
Ibrahim, Qasim dan Muhammad A. Saleh. Buku Pintar Sejarah Islam. Jakarta: Zaman, 2014.
Susanto, Musyrifah. Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Prenada Media, 2004.
[1] Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam (Jakarta: Akbar Media, 2013), hlm. 295-296
[2] Philip K. Hitti, History Of The Arabs (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2008), hlm. 824
[3] M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam(Yogyakarta:Bagaskara, 2014),
hlm. 208
[4] Ibid.,
[5] Taufik Abdullah, dkk, Ensiklopeia Tematis Dunia Islam Jilid II (Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2002), hlm. 137
[6] K. Ali, Sejarah Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1996), hlm. 146
[11] Taufik Abdullah, dkk, Ensiklopeia.., hlm. 138
[12] Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Buku Pintar Sejarah Islam (Jakarta: Zaman,
2014), hlm. 622-625
[13]Ibid. ,hlm. 626-627
[14] Musyrifah Susanto, Sejarah Islam Klasik (Jakarta: Prenada Meia, 2004), hlm. 146
[15] Ibid.,
[16] C. E. Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam, terj. Ilyas Hasan, (Mizan: Bandung, 1993), hlm. 87
[17] Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Buku Pintar.., hlm, 628-630