Anda di halaman 1dari 3

A.

Sejarah Terbentuknya Dinasti Ayyubiyah


Ahmad fathin irfan

Daulah Ayyubiyah merupakan sebuah daulah besar yang terbentuk dinasti. Wilayah kekuasaan
nyameliputi timur tengah antara abad ke-12 sampai abad ke-13. Dinasti ini didirikan oleh Salahuddin
al-Ayyubi pada tahun 1171 M. Nama lengkapnya adalah Salahuddin Yusuf bin Ayyub, ia berasal dari suku
Kurdi. Ayahnya bernama Najmudin Ayyub dan Asadduddin Syirkuh melakukan migrasi dari kampong
halamamnya yang berada di Danau Fan ke Tikrit, irak.

Salahudin lahir di benteng Tikrit tahun 532 H atau 1137 M. ketika ayahnya menjadi penguasa selljuk
di Tikrit. Pada saat itu ayah nya dan pamannya mengapdi kepada Imaddudin Zanky, seorang gubernur
Saljuk untuk kota Mosul, irak. Sebelumnya, Imaddudin dia dianggkat sebagai penguasa Alppo, al-Jazirah,
dan Harran, selama kurang lebih 10 tahun(512 H/1118 M-522 H/1128 M). Imaduddin dikenal sebagai
salah seorang panglima yang mengerahkan kekuatan umat islam untuk menghadapin tentara salib.

Farel Yudha Oktavian

Keberhasilan Salahuddin al-Ayyubi sebagai tentara mulai terlihat ketika ia mendampingi paman
nya, Asadudin Syirkuh , yang mendapatkan tugas dari Nuruddin Zanki untuk membantu perdana mentri
Fatimayah di Mesir yang bernama Syawar saat diserang Dirgam. Salahuddin al-Ayyubi berhasil
mengalahkan Dirgam sehingga beliau dan pamannya mendapatkan hadiah dan perdana mentri berupa
sepertiga pajak tanah Mesir. Akihirnya, Perdana Mentri Syawar berhasil menduduki kebali jabatanya
padatahun 1164 M

Tiga tahun kemudin Salahuddin al-Ayyubi kembali menyertai pamanaya ke mesir Hal ini dilakukan
karena perdana Mentri Syawar bersekutu/bekerja sama dengan Amauri, yaitu seorang pangilima perang
tentara salib yang dulu pernah membantu Dirgam. oleh karena itu, tejadilah peperangan yang sangat
sengit antra pasukan Salahuddin dan pasukan Syawar yang dibantu oleh Amuri. dalam peerangan
tersbut, pasukan menduduki iskandariyah, tetapi ia dikepung dari barat dan laut oleh tentara salib
pimpinan Amuari. peperangan ini pun berakhir dengan perjanjian damai padabulan agustus 1167 M.
yang isi nya sebagia berikut.

1. Pertukaran tawanan perang.


2. Salahuddin al-Ayyubi harus kembali ke Syria.
3. Amauri harus kembali ke Yerussalem.
4. Kota Iskandariyah diserahkan kembali kepada Syawar

Rizky rahmatullah

Pada tahun 1169 M, tentara salib yang dipimpin oleh Amauri melanggar perjanjian damai yang
dahulu telah disepakati, dia menyerang Mesir dan bermaksud untuk menguasainya.Hal itu tentu saja
sangat membahayakan keadaan umat Islam di Mesir karena mereka banyak membunuh rakyat di Mesir
dan berusaha menurunkan Khalifah Bani Fatimiyyah, al-Adid, dari jabatannya.
Khalifah al-Adid kemudian meminta bantuan Asaduddin Syirkuh dan Salahuddin. Akhirnya,
Amauri berhasil dikalahkan dan diusir dari Mesir. Keberhasilan Salahuddin dan Asanuddin menimbulkan
kedengkian Syawar. Syawar berencna membunuh Salahuddin dan Asanuddin, namun gagal. Bahkan , ia
ditangkap oleh pasukan Salahuddin. Atas perintah Khalifah al-Adid, Syawar dijatuhi hukuman mati.

Syfa gunawan fadli

Setelah tentra Salib berhasil dikalahkan, khalifah al-Adid mengangkat paman Salahuddin al-
Ayyubi, yaitu Asaduddin Syirkuh sebagai Perdana Mentri Mesir pada tahun 1169 M. Ini merupakan
pertama kali nya keluarga al-Ayyubin menjadi perdana menteri, tetapi beliau menjadi perdana menteri
hanya 2 bulan karena meninggal dunia. Khalifah al-Adid akhirnya menganggkat Salahuddin al-Ayyubi
menjadi perdana mentri ,tetapi beliau menjadi perdana menteri hanya dua bulan karena meninggal
dunia. Khalifah Al-adit akhirnya mengangkat salahuddin al-Ayyubi menjadi perdana menteri
menggantikan pamannya, Asaduddin Syirkhu. Pada saat itu, Salahuddin berusia 32 th.sebagai perdana
menteri, beliau mendapatkan gelar al-Malik an-Nasir artinya penguasa yg menjadi penolong.

Setelah khalifah al-Adit wafat pada tahun 1171 M, Salahuddin al-Ayyubi berkuasa penuh
menjalankan peran keagamaan dan politik. Sejak saat itu daullah Ayubiyah mulai berkuasa pada tahun
567 H atau 1171 M sampai 648H/1250M. Daulah Ayyubiyah menggantikan paman syi’ah yg
berkembang pada masa kuasa Fatimiah dengan paman Sunni. Hal ini merupakan kabar gembira bagi
penganut ahli sunah wal jamah.

Muhammad salim sidiq

Salahhudin sebenarnya mulai menguasai mesir pada tahun 564/1169 M,akan tetapi ia baru
dapat menghapuskan kekuasaan Daulah fatimiyah pada tahun 567 H/1171 M. dalam masa tiga tahun
itu,ia telah menjadi penguasa penuh, namun tetap tunduk kepada Nuruddin Zankidan tetap mengakui
kekhalifahan Daulah Fatimiyah. Jatuhnya Daulah Fatimiyah ditandai dengan pengakuan Salahuddin atas
kahlifah Abbasiyah ,Al-mustadi’,dan penggantian Qadi Syi’ah dan Sunni. Pada bulan Mei 1175
M,salahuddin mendapat pengakuan dari Daulah Abbasiyah sebagai penguasa Mesir, Afrika Utara, Nubia,
hejaz, dan Syria. Kemudian, ia menyebut dirinya sebagai sultan. Sepuluh tahun kemudian ia
menaklukkan Mesopotamia dan menjadikan para penguasa setempat sebagai pemimpinnya.

Selain memperluas daerah kekuasaanya, sebagian besar usianya juga dihabiskan untuk
melawan kekuatan tentara salib. Dalam kaitan itu ,pada tahun 1170 M salahuddin telah berhasil
menaklukkan wilayah Masyhad dari tangan Rasyidin sinan. Kemudian pada bulan juli 1187 M,ia juga
berhasil merebut Tiberias dan melancarkan perang Hittin untuk menangkis serangan tentara Salib.
Dalam peperangan ini,pasukan perancis dapat dikalahkan, Yerussalem sendiri kemudian menyerah tiga
bulan berikutnya, tepatnya pada bulan Oktober 1187 M,pada saat itulah suara azan menggema kembali
di masjid Yarussalem.
Ridho Nepriadi

Jatuhnya pusat kerajaan hittin ini memberi peluang bagi Salahuddin Al-Ayyubi untuk
menaklukan kota-kota lainnya di Palestina dan Syria. Kota-kota di wilayah tersebut dapat ditaklukkan
pada tahun 1189 M, sementara kota-kota lainnya , seperti Tripoli, Antioch, Tyre, dan beberapa kota kecil
lainnya masih dibawah kekuasaan tentara salib.

Setelah perang besar memperebutkan kota Acre yang berlangsung dari 1189 – 1191 M, kedua
pasukan hidup damai. Untuk itu, kedua belah pihak mengadakan perjanjian damai secara penuh pada 2
November 1192 M. Dalam perjanjian itu disebutkan bahwa daerah pesisir dikuasai tentara Salib,
sedangkan daerah pedalaman dikuasai oleh kaum Muslimin. Dengan demikian, tidak ada lagi gangguan
terhadap umat Kristen yang akan berziarah ke Yerusallem. Keadaan ini benar-benar membawa
kedamaian yang daapat dinikmati oleh Salahuddin Al-Ayyubi hingga menjelang akhir hayatnya karena
pada tanggal 19 Febuari 1193 M ia jatuh sakit di Damaskus dan wafat dua belas hari kemudian (3 Maret
1193 M) dalam usia 57 tahun.

Setelah wafat nya Salahuddin al-Ayyubi, wilayah kekuasaan nya yang terbentang dari sungai
tigris ingga sungai nillitu kemudian di bagi-bagi kepada keturunan nya. Al-malik al-afdhal ali, putra
salahuddin memperoleh kekuasaan untuk memerintah di damaskus, alaziz berkuasa di kairu, al-malik al-
jahir berkuasa di Aleppo (halap), dan al-adil, adik Salahuddin, memperolah kekusasaan di alkarak dan
asy-syaubak. Antara tahun 1196 M sampi 1199 M, Al-‘Adid berhasil meguasai beberapa daerah lainnya
sehingga ia mejadi penguasa tunggal untuk Mesir dan sebagaian besar Syria. Al-‘Adid yang bergelar
Saifuddin itu mngutamakan politik perdamaian dan memajukan perdaganagan dengan koloni Prancis.
Setelah ia wafat pada tahun 1281 M, beberapa cabang Bani Ayyubi menegakkan kekuasaan sendiri di
mesir, Damaskus, Mesopotamia, Hitms, Hama, dan Yaman. Sejak saat itu, sering terjadi konflik internal
di antara Keluarga Ayyubiyah di Mesir dengan Ayyubiyah di Damaskus untuk memperebutkan Syria

Ilham riski saputra

Kemudian al-Kamil Muhammad ,putra al-adil atau keponakan salahuddin yang menguasai
Mesir (615-635H/1218-1238 M) termasuk tokoh Bani Ayyub yg paling menonjol. ia bangkit untuk
melindungi daerah kekuasaanya dari rongrongan tentara salib yg telah menaklukkan dimyati,tepi sungai
nil,utaara kairo pd maasa pemerintahan ayahnya,Tentara salib tampaknya memang terus berusaha
menaklukan Mesir dengan bantuan Italia.

Penaklukan mesir menjadi sangat penting karna dari nengri itulah mereka akan dapat
menguasai jalur perdagangan samudra hindia melalui laut merah. Setelah hampir dua tahun (November
1219 hingga Agustus 1221M) terjadi konflik antara tentara salib dan pasukan mesir, tetapi al kamin
dapat memaksa tentara salib

Anda mungkin juga menyukai