Anda di halaman 1dari 17

MENELADANI SIKAP

KEPERWIRAAN
SHALAHUDDIN AL-AYYUBI
Kompetensi Dasar :
7.5. Sikap keperwiraan Shalahuddin Al
Ayyubi
7.5.1. Mengkatagorikan/mengelompokkan
nilai-nilai positif yang bisa diteladani
dari sikap keperwiraan Shalahuddin Al
Ayyubi
7.5.2. Mengubah prilaku nilai-nilai negatif ke
nilai nilai positif yang bisa diteladani
dari sikap keperwiraan Shalahuddin Al
Ayyubi
7.5.3. Mendemonstrasikan sikap para tokoh
keperwiraan Shalahuddin Al Ayyubi
 Salahuddin Al Ayyubi lahir pada tahun 532 H/1138 M di
Tikrit, Tigris, sebuah kota yang terletak antara Baghdad
dan Mosul.
 Nama lengkapnya adalah Abdul Muzaifar Yusuf bin
Najmuddin bin Ayyub. Nama pendeknya Salahuddin Al
Ayyubi.
 Bangsa-bangsa Barat ( Tentara Salib ) mengenalnya dengan
nama Saladin.
 Salahuddin Al Ayyubi terkenal di seluruh dunia, berkat
kepemimpinannya dalam Perang Salib, di mana ia menjadi
Panglima Perang Islam yang sangat disegani.
 Ayahnya bernama Najmuddin Ayyub, seorang penguasa
Benteng Tikrit yang berasal dari Suku Kurdi Azerbaijan
 Pendidikan Salahuddin dimulai dengan mempelajari Al
Qur’an, Hadist, Fiqh, Bahasa, Nahwu (tata bahasa Arab ),
Tarikh ( sejarah ) dan Adab (sastra) di Syria.
 Dia gemar berolahraga seperti menunggang kuda
dan berburu. Hobinya membaca dan mendalami
masalah-masalah keagamaan, terutama Ilmu Kalam
( Tauhid)
 Karier Salahuddin sebagai militer mulai terlihat
ketika ia pergi ke Mesir, mendampingi pamannya,
Asaduddin Syirkuh pada tahun 1164 M.
 Sejak itu, timbulah dua keinginan (ambisi)
terbesarnya, yaitu mengganti paham Syiah di Mesir
dengan paham Suni dan mengusir tentara Salib dari
wilayah Islam.
 Setelah Salahuddin diangkat sebagai Perdana
menteri dengan gelar Al malik An Nashir, Khalifah
Abbasiyah kemudian menyerahkan wilayah Mesir,
Naubah, Yaman, Tripoli, Palestina, Syria, Maghribi (
Maroko ) ke bawah kekuasaan Salahuddin.
 Khalifah Abbasiyah juga memberinya gelar Al Mu’izz li Amiril
Mu’minin (penguat kedudukan Amirul Mukminin).
 Hal ini dilakukan setelah Salahuddin menyebut nama Khalifah
Abbasiyah dalam setiap khotbah Jum’at di setiap masjid di
wilayah Mesir.
 Pada bulan Mei 1175 M, Salahuddin meminta Khalifah
Abbasiyah untuk melantiknya sebagai Sultan (penguasa) atas
wilayah Mesir, Maroko, Nubia, Arab Barat, Palestina dan Syria
bagian tengah. Selanjutnya, Salahuddin memproklamasikan
dirinya sebagai Sultan (penguasa ) tunggal di wilayah tersebut.
 Sejarah kehidupan Salahudin Al Ayyubi penuh dengan
perjuangan dan peperangan. Hal itu dilakukannya dalam
rangka menunaikan tugas negara untuk memadamkan
pemberontakan dan menghadapi tentara Salib yang berusaha
menyerang wilayah-wilayah Islam.
 Semua peperangan yang ia alami berhasil dimenangkannya
 Salah satu keistimewaan yang dimiliki oleh Salahudin Al
Ayyubi adalah meskipun ia selalu menang dalam setiap
pertempuran,namun ia bukanlah pemimpin yang tamak,
ambisius, haus kekuasaan dan kekayaan.
 Perang hanya ia lakukan untuk membela dan
mempertahankan agama Alloh.
 Selain itu, salahudin Al Ayyubi juga memiliki sikap toleransi
yang tinggi terhadap umat agama lain.
 Sebagai contoh ketika ia menguasai kota Iskandariyah, ia
selalu mengunjungi orang-orang Kristen dan ketika
perdamaian tercapai antara pasukannya dengan tentara
Salib, ia mengizinkan orang-orang Kriten untuk berziarah ke
Baitul Maqdis.
 Setelah perang melawan tentara Salib selesai, kemudian
Salahuddin Al Ayyubi memindahkan pusat pemerintahannya
ke Damascus.
 Ia meninggal di sana pada tahun 1193 M dalam usia 57 tahun.
Ia dimakamkan di Syria dekat Masjid Umayyah. Ketika
meninggal ia hanya memiliki 47 Dirham dan 1 keping emas
 Selain menghadapi pemberontakan dari kalangan sendiri,
Salahuddin al Ayyubi juga menghadapi ancaman yang besar
dari Tentara Salib. Mereka adalah orang-orang Kristen Franka
(nenek moyang bangsa Prancis saat ini ).
 Perang melawan Tentara Salib terjadi beberapa kali, yaitu :
1. Perang pertama melawan Amalic I (Raja Yerussalem).
2. Perang kedua melawan Baldwin IV ( Putra Amalic I ).
3. Perang ketiga melawan Raynald Dechtillan ( Penguasa
Benteng Karak di sebelah timur Laut mati ).
4. Perang keempat melawan Raja Baldwin
 Dalam setiap pertempuran Salahuddin Al Ayyubi selalu
mendapatkan kemenangan, sehingga ia dapat menguasai
kota-kota penting, diantaranya : Kota Tiberias, Nasirah,
Samaria, Sudan, Beirut, Batrun, Ramalah, Gaza, Hebron,
Baitul Maqdis, Bail Al Lahn dan Gunung Zaitun
 Setelah kota Baitul Maqdis ( Yerussalem ) dikuasai oleh
Salahuddin Al Ayyubi pada tanggal 2 Oktober 1187, maka Paus
Gregory mengumandangkan Perang Salib untuk merebut kembali
kota-kota yang dikuasai Salahuddinn terutama kota Baitul
Maqdis (Yerussalem).
 Diantara Raja / penguasa Eropa yang terlibat / membantu dalam
perang salib melawan Salahuddin Al Ayyubi adalah :
1. Raja Philip II ( Prancis ).
2. Raja Richard I ( Inggris ), sebutan lainnya aadalah Richard
The Lion Heart (Richard yang berhati Singa ).
3. Raja William ( Sisilia ).
4. Kaisar Frederick Barbarussa ( Jerman ).
 Dari keempat musuh Salahuddin Al Ayyubi di atas, pertempuran
yang paling dahsyat adalah ketika komando tertinggi tentara
Salib berada di tangan Raja Richard.
 Pertempuran terjadi di darat dan di laut, berlangsung dalam
waktu yang cukup lama yaitu mulai tanggal 27 Agusutus 1187
sampai 12 juli 1191 M.
 Pertempuran inilah yang disebut dalam sejarah sebagai Operasi
Militer terbesar sepanjang Abad Pertengahan
 Dampak yang ditimbulkan akibat Perang Salib :
1. Kehancuran kaum muslim beserta kota-kotanya,
kehancuran bagi kaum Kristen Timur dan gereja-
gerejanya termasuk Konstantinopel serta kehancuran
bagi kaum Yahudi di sepanjang jalur Perang salib.
2. Kebencian antara kaum Kristen Eropa dan kaum
Yahudi, Islam dan Kristen di Timur. Sehingga
terbentuk gambaran yang buruk tentang Islam di
mata umat Kristen Eropa.
3. Terjadinya arus budaya masuk dari Timur ke Barat (
dari Islam ke Eropa ).
 Pasukan Salib membawa pulang ilmu kedokteran,
Astronomi, Geometri, Rumah Sakit, Seni Sastra,
peralatan musik, ilmu militer, serta hasil peradaban
yang berkembang di dunia Islam pada waktu itu,
kemudian dikembangkan oleh ilmuwan Barat hingga
sekarang.
 Setelah pertempuran berjalan bertahun-tahun, akhirnya
dilakukan perdamaian yang dimulai dari dinikahkannya
adik Raja Richard I dengan adik Salahuddin Al Ayyubi yang
bernama Al Malikul Adil.
 Keduanya dinikahkan dengan menerima Baitul Maqdis
(Yerussalem) sebagai hadiah pernikahan. Pernikahan ini
mengakhiri perselisihan antara Kristen dan Islam pada
waktu itu.
 Perjanjian damai akhirnya ditanda tangani oleh kedua
belah pihak pada tanggal 2 November 1192 M dengan isi
perjanjian sebagai berikut :
1. Yerussalem ( Baitul Maqdis ) tetap di bawah kekuasaan
Islam dan umat Kristen yang akan berziarah ke
Yerussalem tidak boleh diganggu.
2. Daerah pesisir Syria mulai dari Tyre sampai Jaffa dikuasai
oleh Pasukan Salib.
3. Harta rampasan perang umat Kristen harus dikembalikan
kepada mereka.
1.Salahuddin Al Ayyubi dikenal memiliki jiwa
pemurah dan penyayang terhadap pihak yang
lemah.
 Hal ini terlihat ketika ia rela membebaskan para
tawanannya dalam perang Salib, tanpa meminta
tebusan sama sekali.
 Berbeda dengan Richard, raja Inggris pada waktu
itu, untuk membebaskan tawanan maka harus
dipenuhi dua syarat, yaitu Membayar tebusan
sebesar 200.000 keping emas, dan tawanan
muslim harus memperbaiki salib suci.
 Ketika sampai akhir bulan (waktu yang ditentukan)
uang tebusan itu tidak dibayar, maka Raja Richard
memerintahkan 2700 tawanan itu untuk dibunuh
2.Salahuddin Al Ayyubi Adalah Seorang Perwira Yang
Pemberani, Adil ,Tegas, Serta Memiliki Jiwa Ksatria.
 Terhadap orang yang lemah atau telah mengaku kalah, ia
akan menghormati dan melindunginya. Namun
sebaliknya, ia selalu tegas dalam menyikapi segala
bentuk pembangkangan dan pengkhianatan.
 Sifat ini terlihat ketika Salahuddin memperlakukan para
tawanannya pada masa kota Yerussalem (Baitul Maqdis)
jatuh ke tangan umat Islam, Raja Yerussalem, Guy de
Lusignan, yang menjadi salah satu tawanannya
diperlakukan dengan baik dan terhormat.
 Tetapi sebaliknya, terhadap tawanan lainnya, yakni
penguasa Chattilom bernama Reginald yang terkenal
dengan “si perusak perdamaian”, Salahuddin
memperlakukannya secara berbeda. Hal ini dikarenakan
Reginald melanggar perjanjian.
3.Salahuddin adalah perwira sejati yang
mencurahkan segala daya upayanya semata-mata
demi kejayaan agama Alloh SWT dan negara.
 Ia bukanlah tipe penguasa yang gila harta.
 Hal ini dapat dilihat setelah penggulingan Dinasti
Fathimiyah, Salahuddin membagikan harta benda
yang dikumpulkan pemerintahannya kepada para
nelayan dan tentara.
 Sedangkan untuk dirinya sendiri, ia tidak
menyimpan apapun. Pada saat meninggal, ia hanya
memiliki 17 dirham dan satu keeping emas.
4.Salahuddin adalah pemimpin yang cinta terhadap ilmu
pengetahuan dan ilmu keagamaan.
 Hal ini dapat dilihat dari perhatiannya terhadap
pendidikan, yaitu dengan mendirikan Madrasah-Madrasah
di negara yang ia pimpin.
 Disamping itu ia juga gemar mempelajari ilmu-ilmu
agama khuusunya Ilmu Kalam ( Tauhid ).
 Ia juga dikenal sebagai pelindung para sarjana,
intelektual dan ilmuwan serta selalu menyokong setiap
kajian yang dilakukan para ilmuwan dan ulama.
5.Salahuddin Al Ayyubi dikenal memiliki sifat toleransi
yang tinggi terhadap umat agama lain.
 Hal ini dapat kita lihat ketika Ia telah berhasil menguasai
kota Iskandariyah dan Yerusslaem ia selalu mengunjungi
orang-orang Kristen dan setelah tercipta perdamaian, ia
memberi kesempatan dan mengizinkan orang-orang
Kristen untuk berziarah ke Yerussalem ( Baitul Maqdis ).
Ibrah / pelajaran yang dapat diambil dari mempelajari
sejarah dan biografi Salahuddin Al Ayyubi untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya :
1. Kita harus memiliki sifat As Saja’ah ( pemberani ),
terlebih dalam menegakkan kebenaran.
2. Kita harus memiliki jiwa pemurah dan penyayang
terhadap siapa saja, terutama kepada orang-orang yang
lemah.
3. Kita harus bersikap tegas terhadap segala bentuk
kemaksiatan dan kemungkaran.
4. Kita harus mencintai ilmu, baik ilmu pengetahuan
maupun ilmu agama dengan cara belajar dengan
sungguh-sungguh dan tekun.
5. Kita harus memiliki sikap toleransi terhadap
siapa saja, selama dalam batas-batas yang
diperbolehkan agama.
6.Kita harus bersikap adil terhadap siapa saja.
7.Kita harus memiliki jiwa perwira dan ksatria.
8.Kita harus menanamkan pada diri kita
bahhwa semua yang kita lakukan dalam
kehidupan ini semata-mata hanya untuk
mencari Keridloan Alloh SWT.

Anda mungkin juga menyukai