Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Zahri Ramadhan

NIM : 11180530000083
Tugas : Sejarah Peradaban Islam

Perang salib bukanlah satu peperangan yang singkat dan khusus, sebagaimana
lazimnya suatu peperangan. Peperangan ini merupakan satu rangkaian dari pertikaian
antara Barat dan Timur ( Nasrani dan Islam), pertikaian kaum Muslimin dan kaum
Nasrani telah dimulai semenjak kekuatan Islam mulai menguasai seluruh Jazirah Arbaia.
Titik awalnya adalah saat jatuhnya Qadisyiyah pada tahun 16 H.
Faktor keagamaan memainkan peranan penting sebagai alasan peletusan kepada
Perang Salib, kronologi sejarah menyatakan bahwa kehadiran Islam di tanah suci Kristen
telah bermula sejak penaklukan Palestina oleh tentara Islam Arab pada abad ke-7.
Bahkan, orang Eropa di Barat itu sendiri tidak begitu peduli dengan kehilangan dengan
kehilangan Jerussalem disebabkan oleh kesibukan mereka dalam menghadapi serangan
orang Islam.

Nama asli beliau ialah Yusuf bin Najmuddin al-Ayyubi. Beliau biasa dikenal
dengan julukannya yaitu, Salahuddin Ayyubi atau Saladin atau Salah ad-Din, Beliau
terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan
sifatnya yang ksatria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib.
Ketika beliau lahir di muka bumi ditandai dengan kabar yang tidak baik bagi ayahnya,
dikarenakan ayah beliau kehilangan kekuasaan dan jabatan atas benteng, dan juga
kehilangan Negeri, karena mereka sekeluarga diusir dari wilayah itu.

Dari usia belasan tahun Shalahuddin selalu bersama ayahnya di medan


pertempuran melawan tentara Salib atau menumpas para pemberontakan terhadap
pemimpinnya Sultan Nuruddin Mahmud. Ketika Nuruddin berhasil merebut kota
Damaskus tahun 549 H/1154 M maka keduanya ayah dan anak ini telah menunjukkan
loyalitas yang tinggi kepada kepemimpinannya. Dalam tiga pertempuran di Mesir
bersama-sama pamannya, Asaduddin Syirkuh melawan Tentara Salib, beliau dan
pamannya berhasil mengusir mereka dari Mesir pada tahun 559-564 H. 1164-1168 M.

Sultan Shalahuddin ingin merebut Kota Yerussalem yang mana beliau mengajak
Tentara Salib untuk berdamai. Pada lahirnya, Kaum Salib mengira bahwa Shalahuddin
telah menyerah kalah, lalu mereka menerima perdamaian ini dengan sombong. Sultan
sudah menyangka bahwa orang-orang Kristen itu akan mengkhianati perjanjian itu, maka
hal ini akan menjadi alasan bagi beliau untuk melancarkan serangan. Beliau telah
membuat persiapan secukupnya, ternyata dugaan Sultan Shalahuddin tidak meleset, baru
sebentar mendatangani perjanjian tersebut, Kaum Salib telah mangadakan pelanggaran.
Penguasa Nasrani renanud atau Count Rainald de Chatillon penguasa Benteng Akkra
menyerang suatu kafilah Muslim yang lewat di dekat istananya, membunuh sejumlah
anggotanya dan merampas harta bendanya.
Maka, Sultan Shalahuddin segera bergerak melancarkan serangan kepada Pasukan
Salib yang dipimpin oleh Count Rainald de Chatillon dan Baldwin IV Raja Yerussalem,
tapi kali ini masih gagal dan beliau sendiri hampir tertawan. Perang ini terkenal dengan
nama Battle of Montgisard yang terjadi pada tahun 1177M. Beliau mengadakan gencatan
senjata dan kembali ke markasnya serta menyusun kekuatan yang lebih besar.
Suatu kejadian yang mengejutkan Sultan adalah ketika Count Rainald de Chatillon
yang bergerak dengan pasukannya untuk menyerang kota Suci Makkah dan Madinah.
Akan tetapi pasukan ini hancur binasa digempur mujahid Islam di Laut Merah dan sisa
pasukan Count Rainald kembali ke Yerussalem. Dalam perjalannya, mereka berjumpa
dengan satu rombongan kafillah kaum Muslimin yang didalamnya terdapat seorag
saudara perempuan Sultan Shalahuddin. Tanpa berpikir panjang, Count Rainald dan
prajuritnya menyerang kfilah tersebut dan menahan mereka, termasuk saudara perempuan
Shalahuddin.
Sultan sangat marah terhadap pengkhianatan genjatan senjata itu dan mengirim
utusan ke Yerussalem agar semua tawanan di bebaskan. Tapi mereka ridak memberikan
jawaban, Sultan keluar membawa pasukannya untuk menghukum kaum salib yang sering
mengkhianati janji itu dengan mengepung kota Tiberias. Maka terjadilah pertempuran
yang sangat besar di gunung Hittin sehingga dikenal dengan Perang Hittin. Pasukan Salib
dipimpin oleh Rainald de Chatillon dan Raja Guy de Lusignan, Raja Yerussalem sesudah
kematian Baldwin IV (1185). Seluruh Pasukan Salib hancur binasa dan hanya tinggal
tawanan termasuk Count Rainald de Chatillon sendiri, Pasukan Salib yang tertawan
diperlakukan dengan sangat baik oleh Shalahuddin, dengan perlakuan dan pembunuhan
secara besar-besaran yang dialami kaum Muslimin ketika dikalahkan oleh Tentara Salib
satu abad sebelumnya.
Setelah pertempuran ini, dua pemimpin Tentara Salib, Count Rainald de Chatillon
dan Guy de Lusignan dibawa kehadapan Sultan Shalahuddin, Beliau menghukum mati
Rainald de Chatillon yang telah begitu keji karena kekejamannya yang hebat yang ia
lakukan kepada orang-orang Islam dan penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kemudian Guy de Lusignan dilepaskan untuk pergi, karena ia tidak melakukan
kekejaman yang serupa. Kekalahan tentara Salib ini berdampak besar terhadap kekuatan
Tentara Islam.

Anda mungkin juga menyukai