1
Hamas, Edgar: Lost Islamic Victory:Menyingkap Sebab Kalah, Mengulangi Kemenangan Bersejarah,Penerbit
Gensa Berilmu,Depok.Juli 2023, hal.17.
2
Ibid,hal.21.
3
Ibid, hal.24.
4
Ibid, hal.26-27.
5
Ibid, hal.39-41.
Selanjutnya Pasukan Salib bergerak ke Tripoli dan Yerusalem serta menguasai Ramallah.Pada
13 Juni 1099 M, Pasukan Salib mengepung Yerusalem dan bertempur melawan Pasukan
Fathimiyyah yang menjaga kota itu dibawah pimpinan Ifthikar Ad-Daulah.Karena Yerusalem
kala itu berada dibawah naungan Khilafah Fathimiyyah.Kota itu berhasil direbut dan
penduduknya dibantai.6
Setelah menuntaskan ekspedisi ini,Pasukan Salib mendirikan pemerintahan di Syam antara
lain Kerajaan Yerusalem atau Al-Quds, Kepangeranan Antiokhia, Kepangeranan Edessa dan
Kepangeranan Tripoli.
2.Perang Salib Kedua, dilatar belakangi oleh bangkitnya Kekuatan Muslim.Pada 1127 M,
seorang abdi Kesultanan Saljuk yang bernama Imaduddin Zanki memegang tampuk
pemerintahan Mosul dan Aleppo, serta mempersatukan kota-kota diantara keduanya.
Zanki dikenal sebagai pendiri Dinasti Zangi atau Zankiyyah yang melegenda.Pada 1137 M,
Zanki melakukan serangan terhadap Pasukan Salib yang dipimpin Raja Yerusalem, Fulk dari
Anjou dan meraih kemenangan telak dengan direbutnya Benteng Montferrand di Desa
Baarin.Itu pun belum cukup, pada 1144 M, Zanki menyerang Kepangeranan Edessa dan
berhasil merebut kota itu dengan memanfaatkan kelengahan penguasanya, Joscelin II.
Eropa pun geger dengan hal ini,Pada 1145 M mereka mulai menggalang pasukan untuk
Perang Salib II dan terkumpullah pasukan besar dibawah komando raja-raja Eropa antara lain
Raja Jerman, Conrad III dan Raja Prancis Louis VII dengan membawa pasukan negara
masing-masing dan juga Ordo Ksatria Templar.Pasukan Prancis dan Jerman menghadapi
serangan Bani Saljuk sepanjang perjalanan.Disebutkan bahwa Pasukan Prancis kehilangan
banyak prajuritnya kala itu.
Sementara itu, Nuruddin Zanki, anak Imaduddin Zanki yang menggantikannya berhasil
memperkuat kekuasaannya di perbatasan sepanjang Edessa dan Hama dengan menaklukkan
benteng-benteng Pasukan Salib di sepanjang wilayah timur Sungai Orontes.Pada 1148 M,
Pasukan Salib berbaris menuju Damaskus yang kala itu dikuasai oleh Muinuddin Unur yang
sebetulnya merupakan sekutu dari Pasukan Salib sendiri.Muinuddin Unur meminta bantuan
Nuruddin Zanki yang telah menggantikan ayahnya dan Pasukan Salib mulai mengepung
Damaskus akan tetapi Pasukan Nuruddin Zanki dan beberapa penguasa Muslim lainnya
datang dan berhasil memaksa mereka mundur setelah pertempuran yang cukup sengit dengan
Garnisun Damaskus dan Pasukan Nuruddin Zanki.7
Selanjutnya Nuruddin memutuskan menduduki Damaskus karena pengganti Unur yang
bernama Mujiruddin Abu Said mendukung Pasukan Salib.Serangan selanjutnya diarahkan
menuju Mesir yang dikuasai Dinasti Fathimiyyah yang beraliran Syiah dan juga mendukung
Pasukan Salib.
Nuruddin kemudian mengutus Asaduddin Syirkuh dan keponakannya, Shalahuddin Al-
Ayyubi untuk misi ini.Mereka terlibat beberapa konfrontasi dengan Pasukan Salib dan
Dinasti Fathimiyyah antara lain di Bilbeis dan Hermeupolis.
Pasukan Salib yang dipimpin Amalrik, Penguasa Yerusalem kala itu dibantu oleh seorang
pengkhianat Syiah bernama Syawar.Namun Kaum Muslimin berhasil mengalahkan Pasukan
6
Ibid.hal.50.
7
Ibid, hal.92-93.
Salib dan sekutunya itu. Pada akhirnya Pasukan Nuruddin dibawah Syirkuh berhasil
memasuki Kairo, Ibukota Fathimiyyah dan Syirkuh menjadi Wazir Fathimiyyah
disana.Syawar sendiri akhirnya dibunuh Pasukan Kaum Muslimin.
Stategi Shalahuddin Al-Ayyubi Membebaskan Palestina dan Menghadapi Invasi Salib
III.
Sebagaimana sudah dijelaskan tadi, Shalahuddin Al-Ayyubi menjadi Wazir Mesir
menggantikan pamannya, Asaduddin Syirkuh disini akan langsung kita bahas strategi-strategi
beliau dalam membebaskan Palestina.
Dan masa perjuangan Shalahuddin Al-Ayyubi dibagi secara sederhana bisa menjadi dua
periode yaitu Pembebasan Palestina dan Invasi Salib II.
Periode pertama adalah upayanya membebaskan Tanah Suci Palestina, sedang periode kedua
adalah upaya mempertahankan Tanah Suci Palestina dari Invasi Salib III yang dipimpin Raja
Inggris, Richard si Hati Singa.
Periode Pembebasan Palestina.
Tahapan pertama: Memperkuat posisi di Mesir.
Mendapatkan posisi Wazir di Mesir merupakan salah satu basis Shalahuddin Al-
Ayyubi.Darisanalah Shalahuddin memperkuat posisinya dan menancapkan kuku
kekuasaannnya.Antara lain berupaya menyingkirkan Dinasti Fathimi yang menjadi duri
dalam daging dan berpotensi merongrong kekuasaannya.
Juga menyingkirkan golongan elit Dinasti Fathimiyyah yang berupaya memberontak antara
lain Pasukan Nubia yang ditumpas Shalahuddin dengan dibakar baraknya.
Shalahuddin juga berupaya mempertahankan Mesir dari serangan Pasukan Salib yang dibantu
Armada Byzantium.Serangan ini diarahkan ke Damietta pada 1169 M dan pada pertempuran
kali ini Shalahuddin meminta bantuan pada Nuruddin Zanki, juga mengirimkan pasukan dari
Kairo untuk mempertahankan Damietta.
Strategi Perang Pasukan Islam dalam pertempuran inipun sangat unik yaitu menggunakan
kapal kosong yang disulut api dan diarahkan ke arah Armada Byzantium.8
Pasukan Salib dan Byzantium pun pulang dengan membawa kekalahan yang memalukan dan
pupuslah harapan mereka menguasai Mesir.
Shalahuddin juga berupaya menghilangkan nama Khalifah Fathimiyyah dalam Khotbahdan
menggantinya dengan nama Khalifah Abbasiyyah yang otomatis membuat Khilafah
Fathimiyyah melemah.Khalifah Fathimiyyah yang terakhir, Al-Adhid Li Dinillah sendiri
akhirnya wafat pada 1171 M karena sakit dan Shalahuddin secara De Facto menjadi
Penguasa Mesir.
Tahap Kedua: Mempersatukan Umat Islam.
Kampanye Shalahuddin selanjutnya tidak langsung diarahkan ke Yerusalem untuk
membebaskannya dari Pasukan Salib, melainkan beliau terlebih dahulu menyatukan Wilayah
8
Ibid, hal.135-136
Islam dikarenakan kala itu terjadi perpecahan di Wilayah Islam dan Amalrik yang menjabat
sebagai Penguasa Yerusalem kala itu berniat menyerang Wilayah Islam antara lain Banyas.
Gumushtekin mengklaim Wilayah Aleppo dan Saifuddin Ghazi II mengklaim Wilayah
Mosul.Al-Muqaddam bekerjasama dengan Amalrik untuk melawan Shalahuddin, namun pada
1174 M, Amalrik wafat.Shalahuddin berupaya bergerak menuju Damaskus yang merupakan
salah satu basis Kekuatan Islam.Disana ia menunjuk adiknya, Thoghtekin sebagai
gubernurnya sehingga dengan demikian Damaskus mampu ia ambil alih.
Ditahun yang sama Shalahuddin mengepung Aleppo karena penduduknya melakukan
perlawanan dan mengambil alih koya itu.Pada 1175 M, Shalahuddin berhasil mempersatukan
Mesir, Damaskus, Homs dan Hama.Pada 1176 M, Shalahuddin menghadapi Pasukan Dinasti
Zangi yang dipimpin Ghazi II dan Gumushtekin serta mengalahkan mereka.
Selanjutnya Shalahuddin menyerang wilayah-wilayah Aleppo yang tidak mau tunduk antara
lain Azaz, Bizaa dan Manbij.Akan tetapi, Shalahuddin kemudian menyerahkan kembali Azaz
ke tangan penerus Nuruddin, Shalih Ismail.
Tahapan Ketiga: Ekspedisi Jihad melawan Pasukan Salib.
Setelah mempersatukan Umat Islam, Shalahudddin melancarkan serangan ke Pesisir
Yerusalem dalam Peperangan Montgissard pada 1177 dan pada pertempuran ini Pasukan
Salib dibawah komando Baldwin IV dan Balian de Ibelin berhasil mengalahkan Pasukan
Islam sehingga Shalahuddin mundur kembali ke Mesir.9
Shalahuddin lalu melancarkan serangan susulan ke wilayah-wilayah Pasukan Salib lainnya
seperti Serangan ke Acre pada 1179 M dan serangan ke Galilee pada 1180 M.Baldwin IV pun
meminta gencatan senjata kepada Shalahuddin Al-Ayyubi dan perjanjian disepakati pada Mei
1180 M.
Namun, salah satu Panglima Pasukan Salib yang menjadi Adipati Outlejordain yaitu Raynald
De Chatillon melakukan pelanggaran terhadap kafilah-kafilah Muslim yang sedang berjalan
ke Makkah.Disebutkan terjadi perampokan besar dan Kafilah Islam dibantai.Raynald
kemudian bergerak ke Makkah dan Madinah untuk melakukan serangan militer.Shalahuddin
mengirim Pasukan Muslim dibawah komando Farrukhsyah.Farrukhsyah bergerak ke
Kadipaten Outlejordain sehingga membuat Reynald mundur.
Pada 1183 M, Shalahuddin mengepung benteng pertahanan milik Raynald yaitu Kastil Kerak
dan menghujani kastil itu dengan lontaran batu untuk mencekik sumber ancaman itu.Baldwin
IV datang ke Kerak dengan pasukannya sehingga Shalahuddin menarik mundur pasukannya
ke Damaskus.Serangan dilakukan sekali lagi tapi sekali lagi Benteng Kerak belum dapat
direbut.
Pada 1186 M, Raynald kembali merampok kafilah dagang Muslim dan kala itu yang
menjabat Raja Yerusalem adalah Guy Of Lusignant.Guy justru berpihak pada Raynald
sehingga Shalahuddin memutuskan melakukan serangan besar pada Wilayah Yerusalem.
Guy pun menghimpun pasukan besar yang terdiri dari Ordo Templar dan
Hospitaller.Disebutkan terdiri dari 1.200 Ksatria berkuda dan 10.0000 Infantri, ini hanya
perkiraan.Pada 1187 M, Shalahuddin menginspeksi pasukannya dan bergerak ke Sennabra.
9
Ibid, hal.156-157.
Shalahuddin belajar dari pengalamannya di Montgissard.Beliau tidak gegabah menyerang
musuh yang jauh lebih besar.Beliau lebih memilih melakukan langkah-langkah awal untuk
menjamin kemenangan di pertempuran terbuka.
Pada 2 Juli 1187 M, Shalahuddin memutuskan merebut salah satu benteng penting Tentara
Salib yaitu Kastil Tiberias.Hal ini memancing Pasukan Salib melakukan serangan, namun
sekali lagi medan yang ditempuh Pasukan Salib ke Tiberias adalah medan yang panas dan
tidak ada sumber air.Shalahuddin mengirimkan pemanah-pemanah terbaiknya untuk
melakukan serangan-serangan kecil dahulu, semua ini bertujuan menguras tenaga musuh.
Setelah semuanya siap, Shalahuddin melakukan serangan dengan mengerahkan pasukannya
untuk melakukan pengepungan ke perkemahan musuh dan disini perang besar pecah.Pasukan
Shalahuddin membakar rerumputan di perkemahan musuh sehingga menimbulkan asap hitam
dan menyusahkan musuh.Serangan kemudian diarahkan ke barisan musuh.Dua komandan
musuh yaitu Raymond dan Balian melarikan diri dan Pasukan Muslimin merangsek maju
serta menghancurkan kekuatan musuh.Guy dan Raynald ditawan.Raynald dibunuh dan Guy
dibebaskan.
Shalahuddin tidak memutuskan langsung bergerak ke Yerusalem, beliau lebih dahulu
menduduki benteng-benteng Pasukan Salib di Palestina lebih dahulu seperti Acre,Askalon
dan Gaza.Tak lupa pula Kota Nablus.
Pada 20 September 1187 M, Shalahuddin mulai mengepung Yerusalem yang dipertahankan
Balian dari Ibelin, Pasukan Islam berhasil melakukan serangan ke benteng-benteng
Yerusalem dan Pasukan Salib yang telah kehilangan sebagian besar kekuatannya dapat
dikalahkan dengan mudah dan Yerusalem berhasil direbut kembali.
Periode Invasi Salib III ( Mempertahankan Palestina)
Paus Gregorius VIII menyerukan Invasi Salib III untuk merebut kembali Yerusalem dan
Perang Salib III ini dipimpin 3 Raja Eropa yaitu Raja Prancis Philip, Raja Jerman Frederick
Barbarossa dan Raja Inggris, Richard Si Hati Singa.10
Shalahuddin mengambil basis pertahanan di Acre yang kemudian kota itu dikepung Pasukan
Salib pada 1191 M.Saking sulitnya suplai makanan masuk ke Kota Acre,Shalahuddin
melakukan strategi cerdik menyamarkan sebuah kapal Muslim seperti kapal Pasukan Salib
untuk menyelundupkan suplai makanan di Acre dan mengelabuhi Pasukan Salib.
Namun akhirnya Pasukan Salib berhasil merebut Acre dan di kota ini Richard mengeksekusi
sekitar 300 tahanan Muslim yang juga didalamnya ada wanita dan anak-anak.11
Shalahuddin yang kehilangan basis penting mencoba taktik baru yaitu menyerang pasukan
musuh secara gerilya.Beliau bergerak bersama pasukannya ke pedalaman dan pasukan
kavaleri ringannya melakukan sergapan-sergapan ke arah Pasukan Salib yang dipimpin
Richard yang mana mereka sedang keluar dari Acre.12
Pada 7 September, Shalahuddin menghadapi Richard dalam Pertempuran Arsuf.Pasukan
Richard terdiri dari Pasukan Templar, Angevin, Breton maupun Inggris dan Normandia.Pada
10
Mann, John:Shalahuddin Al-Ayyubi:Legenda, Riwayat Hidup dan Imperium Islam, Penerbit Alvabet Tangerang
2021,hal.259-267.
11
Ibid, hal.285.
12
Ibid,hal.288
pertempuran ini Shalahuddin mengalami kekalahan karena serangan Richard yang memorak
morandakan barisan Shalahuddin.
Pada 1192 M, Shalahuddin mencoba merebut Jaffa dari tangan Pasukan Salib.Namun lagi-
lagi serangan balik Richard memaksanya mundur.13
Shalahuddin memilih menggunakan strategi damai untuk menyelesaikan Perang Salib III ini
yaitu dengan Perjanjian Ramallah yang isinya:
1.Tentara Salib harus tinggal di Pesisir Shur hingga Haifa.
2.Orang Kristen boleh berziarah ke Yerusalem tanpa pajak.
3.Gencatan senjata berlangsung 3 tahun dan 8 bulan.14
Kesimpulan dan Saran.
Pembebasan Palestina membutuhkan upaya yang berkepanjangan dan tahapan demi tahapan
(step by step) dan tentunya membutuhkan sosok pemimpin yang kompeten seperti
Shalahuddin Al-Ayyubi.
Kita sudah melihat strategi-strategi cerdik yang beliau lakukan tentunya berdasarkan
perhitungan yang matang.Strategi beliau baik dalam Pembebasan Palestina maupun Perang
Salib III bukanlah strategi yang asal tanpa perhitungan.Bahkan strategi beliau yang paling
awal adalah mempersatukan Umat Islam terlebih dahulu.Darisini bisa kita ambil persatuan
urjennya persatuan Umat.Persatuan Umat dulu baru melakukan pergerakan besar-besaran.
Pembebasan Palestina tidak bisa dengan kondisi umat yang terpecah belah serta belum
adanya pemimpin yang kompeten.Maka butuh dua hal berikut untuk menuju pembebasan
Palestina.
1.Bersatunya Umat Islam.
2.Adanya pemimpin Islam yang kompeten, baik secara agama maupun secara ilmu.
Saya menyarankan beberapa hal berikut untuk mewujudkan dua hal penting diatas, sehingga
Pembebasan Palestina bisa terjadi secepatnya dan Tanah Suci mampu diambil lagi dari tangan
Zionis Israel.
1.Memperkuat solidaritas Umat Islam dengan cara saling menghargai satu sama lain dan
saling menolong.Serta menyingkirkan perbedaan pendapat dan mengarahkannya pada
solidaritas Umat Islam.
2.Memberantas para penyebar kesesatan, sebagaimana Shalahuddin memberantas Dinasti
Fathimi yang bermadzhab Syiah dan bersekongkol dengan Pasukan Salib.Para penyebar
kesesatan disini tidak hanya Syiah, namun juga Umat Islam yang menyimpang pemikirannya
dan berupaya menyesatkan generasi muda.Maka dalam hal ini, hendaknya pihak yang
berwenang tegas terhadap pihak-pihak yang menggunakan identitas Islam tapi berupaya
menyesatkan Umat Islam seperti contohnya Kanal Sunnah Nabi yang berkedok kanal Islam
tapi menjelek-jelekkan Islam.Sama halnya dengan Dinasti Fathimi yang berkedok Kerajaan
Islam tapi bersekongkol dengan Pasukan Salib.
13
Ibid,hal.304.
14
Tim Riset dan Studi Islam Mesir:Ensiklopedi Sejarah Islam,Pustaka Al-Kautsar 2019 M, hal.466
3.Mengadakan training-training kepemimpinan bagi para remaja, dan hendaknya ini diadakan
oleh lembaga-lembaga pendidikan dan ini akan sangat berguna menghasilkan pemimpin yang
kompeten nantinya.Ini disebut juga sebagai kaderisasi untuk menghasilkan generasi yang
berkualitas.Juga mengadakan pendidikan kepemimpinan mulai usia dini.
Intinya, dua hal itu harus terwujud jika Umat Islam ingin membebaskan Palestina.Maka saya
sangat berharap Umat Islam dapat membebaskan Tanah Suci di kemudian hari.Tentunya
setelah memenuhi hal-hal yang dibutuhkan.