Anda di halaman 1dari 168

PERTEMUAN TEKNIS

IMPLEMENTASI PEMENUHAN PRINSIP


STANDAR AKREDITASI .

Kabupaten Pandeglang - Provinsi Jawa Barat, 30 Juni-1 Juli 2022


RUNDOWN PERTEMUAN TEKNIS IMPLEMENTASI
PEMENUHAN PRINSIP STANDAR AKREDITASI ISQua

WAKTU 1 JULI 2022 PEMBICARA/ PELAKSANA


07.30-08.45 Pengantar pertemuan & penyampaian hasil Tim Kerja Mutu Pelayanan Kesehatan
diskusi serta hasil telusur fasilitas dan Primer
pelayanan
08.45-10.15 Penguatan upaya puskesmas dalam Tim Kerja Mutu Pelayanan Kesehatan
peningkatan mutu (INM) Primer
10.15-11.45 Penguatan upaya puskesmas dalam Tim Kerja Mutu Pelayanan Kesehatan
peningkatan mutu (IKP) Primer
11.45-12.00 Penutupan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pandeglang
12.00-13.00 ISHOMA
INDIKATOR NASIONAL MUTU
PUSKESMAS DAN PELAPORAN
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
DI PUSKESMAS

Tim Kerja Mutu Pelayanan Kesehatan Primer, 2022


STRATEGI PENINGKATAN MUTU
TAHUN 2020 - 2024

PENGUATAN SISTEM KESEHATAN

Meningkatnya Akses Pelayanan Kesehatan Dasar & Rujukan


Meningkatnya Fasilitas Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bagi Masyarakat

Penyempurnaan Sistem Akreditasi


(Standar dan Instrumen Akreditasi, Sistem Informasi, Penyelenggaraan Survei)
Terlaksananya Pengukuran Mutu Pelayanan Terlaksananya Pelaporan Insiden Keselamatan
Kesehatan Di Fasyankes Pasien
INTERVENSI 13 INDIKATOR DI RS
PENINGKATAN 6 INDIKATOR DI Puskesmas
MUTU 7 INDIKATOR DI LABKES

FKTP 7 INDIKATOR DI UTD

4 INDIKATOR DI KLINIK

REGISTRASI & 4 INDIKATOR DI TPMD


LISENSI
PELAPORAN
INDIKATOR
IKP
MUTU
FASYANKES

Sarana
PENILAIAN
Prasarana AKREDITASI
TATA KELOLA DAN
Alat Kesehatan KEPEMIMPINAN
Sumber Daya
Kesehatan
PENINGKATAN MUTU LAYANAN KESEHATAN PRIMER
SAAT INI SUDAH TERAKREDITASI 9.153 PUSKESMAS DENGAN
TINGKAT KELULUSAN :
PARIPURNA : 239 (3%) ; UTAMA : 1669 (18 %) ; MADYA : 5068 (55 %) ; DASAR : 2177 (24 %)
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DI FKTP

TREND PUSKESMAS TERAKREDITASI


12000
10203 10203
PENGUATAN DINKES KAB/KOTA DALAM
9754 9767 9825 9993 10137
10000
9153 9153 9153
MELAKUKAN PEMBINAAN MUTU DAN
8000

6000
7518
1 AKREDITASI MELALUI PEMBENTUKAN TPCB
4000 4223

2000
1484
0 100
MELAKUKAN TRANSFORMASI
2015 2016

JUMLAH PUSKESMAS
2017 2018 2019

JUMLAH PUSKESMAS TERAKREDITASI


2020 2021
2 PENYELENGGARAAN AKREDITASI FKTP
Sumber Data: Dit MAY , Des 2021)

TINGKAT CAPAIAN SKOR AKREDITASI PUSKESMAS


3 PENINGKATAN KUALITAS TATA KELOLA MUTU
DI FKTP
P A R I P U R N A
≥ 80% PELAPORAN PENGUKURAN INDIKATOR MUTU
3,23% 2,95% 4
G 7,73%
7,14%
DAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
10,41%
10,92% 77,05%
33,85%
76,77%
34,65% 72,86% BAB 1
A 35,86%
72,27% BAB 2

5
BAB 5
69,59% TATA KELOLA
69,08%
BAB 7
BAB 4 MANAJEMEN SEBAGAI INSTITUSI PENERAPAN PPI DI FKTP
46,15%
P BAB 8 TATA KELOLA
45,35% MANAJEMEN PROGRAM UKM
BAB 3
44,14%
BAB 6
TATA KELOLA
BAB 9
MANAJEMEN PROGRAM UKP

NILAI TERENDAH PADA MANAJEMEN MUTU & RISIKO


TATA KELOLA NILAI TERTINGGI PADA MANAJMEN SEBAGAI INSTITUSI
MANAJEMEN MUTU DAN 15 puskesmas responden survei berasal dari Sumut, Bengkulu,
RISIKO Jateng, DIY, Banten, Bali , Kalteng, Kaltim, Maluku Utara, DKI
PERLU PENGUATAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS
INDIKATOR NASIONAL MUTU
PUSKESMAS
OUTLINE
1. Pendahuluan.
2. Profil Indikator.
3. INM Kepatuhan Kebersihan Tangan.
4. INM Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri.
5. INM Kepatuhan Identifikasi Pasien.
6. INM Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua Kasus
Sensitif Obat.
7. INM Ibu Hamil Yang Mendapatkan Pelayanan ANC Sesuai
Standar.
8. INM Kepuasan Pasien.
PUSKESMAS DI KABUPATEN PANDEGLANG
YANG PERNAH MELAPORKAN INDIKATOR NASIONAL MUTU
DI TAHUN 2022

35 dari 36 (97%)

Sumber: Aplikasi Laporan INM, 27 Juni 2022 pukul 07.30 WIB


INDIKATOR NASIONAL MUTU

Z
INDIKATOR
MUTU

INDIKATOR INDIKATOR
MANDATORI NON
MANDATORI

INDIKATOR NASIONAL INDIKATOR MUTU INDIKATOR MUTU DI


MUTU PRIORITAS FKTP MASING2 PELAYANAN

INDIKATOR INI DISESUAIKAN


• DISUSUN BERDASARKAN DENGAN KONDISI DI MASING2
 PUSKESMAS PRIORITAS MASALAH YANG FASYANKES PRIMER DAN SD
 TPMD DITEMUI DI FKTP YANG TERSEDIA.
 KLINIK • DI PUSKESMAS DISEBUT
 RS CONTOH
IMPP (INDIKATOR MUTU DI PUSKESMAS ADALAH
PRIORITAS PUSKESMAS) INDIKATOR MUTU PELAYANAN
FARMASI.
PROFIL Judul Judul singkat yang spesifik mengenai indikator apa yang akan diukur tanpa menyebutkan
satuan pengukuran.
INDIKATOR Dasar Pemikiran Dasar pemilihan indikator, yang berasal dari ketentuan peraturan, literatur, data, analisis
situasi.
Dimensi Mutu 1. Prinsip atau tujuan prioritas dalam memberikan pelayanan, meliputi efektif (effective),
keselamatan pasien (safe), berorientasi kepada pasien (people-centred), tepat-waktu
(timely), efisien (efficient), adil (Equitable) dan terintegrasi (Integrated).
2. Setiap indicator mewakili 1 atau 3 dimensi mutu.
Tujuan Hasil yang ingin dicapai dengan melakukan indikator mutu

Definisi Operasional Batasan pengertian yang dijadikan pedoman dalam melakukan pengukuran indikator untuk
menghindari kerancuan
PRO
INDI FIL Jenis Indikator Input: untuk menilai apakah faskes memiliki kemampuan sumber daya yang cukup untuk
KATO memberikan pelayanan.
R Proses: untuk menilai apa yang dikerjakan staf fasilitas pelayanan kesehatan dan bagaimana
pelaksanaan pekerjaanya.
Output: untuk menilai hasil dari proses yang dilaksanakan.
Outcome: untuk menilai dampak pelayanan yang diberikan terhadap pengguna layanan
Satuan Pengukuran Standar atau dasar ukuran yang digunakan, antara lain: jumlah, prsentase, dan satuan waktu.
Numerator (pembilang) Jumlah subjek atau kondisi yang ingin diukur dalam populasi atau sampel yang memiliki
karakteristik tertentu

Denominator (penyebut) Semua peluang yang ingin diukur dalam populasi atau sampel

Target Pencapaian Sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai


PROFIL Kriteria Inklusi: karakteristik subjek yang memenuhi kriteria yang ditentukan.
Eksklusi: Batasan yang mengakibatkan subjek tidak dapat diikutkan dalam
INDIKATOR pengukuran.
Formulasi Rumus untuk menghasilkan nilai indikator

Metode Pengumpulan Data Observasional (Retrospektif, Prospektif), Survei

Sumber Data Asal data yang diukur, contoh rekam medis dan formular observasi
Jenis sumber data ; Data Primer dan Data Sekunder
Instrumen Pengumpulan Alat atau tools atau formulir yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Data
PRO
INDI FIL Besar Sampel Jumlah data yang harus dikumpulkan agar pengukuran menjadi representatif.
KATO Menyesuaikan kaidah statistik.
R
Cara Pengambilan Sampel Cara memilih sampel dari populasi untuk mengumpulkan informasi /data yang
menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.
Secara umum: Probability Sampling dan Non Probability Sampling
Periode Pengumpulan Data Kurun waktu yang ditetapkan untuk melakukan pengumpulan data, contohnya tiap
bulan.
Penyajian Data Cara menampilkan data, Contoh; tabel, runchart, grafik.

Periode Analisis dan Kurun waktu yang ditetapkan untuk melakukan analisis dan pelaporan data ,
Pelaporan Data contoh: setiap bulan dan setiap triwulan.
Penanggung Jawab Petugas yang bertanggung jawab untuk mengkoordinir upaya pencapaian target
yang ditetapkan.
01 INM
KEPATUHAN
KEBERSIHAN TANGAN

14
INDIKATOR NASIONAL MUTU KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN
KEBERSIHAN TANGAN TUJUAN
 Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci
tangan menggunakan sabun dan air mengalir Mengukur kepatuhan pemberi
bila tangan tampak kotor atau terkena cairan layanan kesehatan sebagai
tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol- dasar untuk memperbaiki dan
based handrubs) dengan kandungan alkohol 60- meningkatkan kepatuhan agar
80% bila tangan tidak tampak kotor . dapat menjamin keselamatan
 Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar petugas dan pasien/pengguna
adalah kebersihan tangan sesuai indikasi dan layanan dengan cara
langkah kebersihan tangan sesuai rekomendasi mengurangi risiko infeksi yang
WHO terkait pelayanan kesehatan
 Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan
tangan dilakukan pada saat tertentu sebagai
upaya untuk menghentikan penularan mikroba
selama perawatan
INDIKATOR NASIONAL MUTU KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN (KKT)
•KEBERSIHAN TANGAN DILAKUKAN OLEH SEMUA PETUGAS PEMBERI PELAYANAN
01 •PEMBERI PELAYANAN TERDIRI DARI TENAGA MEDIS DAN TENAGA KESEHATAN

• PENILAIAN KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN DILAKUKAN OLEH


OBSERVER
• OBSERVER ADALAH ORANG YANG MELAKUKAN OBSERVASI ATAU
PENILAIAN KEPATUHAN DENGAN METODE DAN TOOL YANG TELAH
DITENTUKAN
02 • OBSERVER DITETAPKAN OLEH PUSKESMAS, DISARANKAN MEREKA YANG
MEMAHAMI TENTANG PPI.
03 • PERIODE OBSERVASI ADALAH PERIODE DI ANTARA INDIKASI DI MANA
TANGAN TERPAPAR KUMAN
• JUMLAH PEMBERI PELAYANAN YANG DIOBSERVASI ADALAH JUMLAH
PEMBERI PELAYANAN YANG DIOBSERVASI DALAM SATU PERIODE
OBSERVASI
• SESI ADALAH WAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN
OBSERVASI MAKSIMAL 20 MENIT (RERATA 10 MENIT)
• MEKANISME PEMILIHAN DAN BERAPA ORANG YANG DITETAPKAN SEBAGAI
OBSERVER DITETAPKAN OLEH PUSKESMAS
• PENILAIAN KEPATUHAN KKT DILAKUKAN SETIAP BULAN
03 • YANG DILIHAT ADALAH “JUMLAH PELUANG” KKT, DENGAN JUMLAH MINIMAL 200
PELUANG SETIAP BULAN
• PELUANG ADALAH PERIODE DI ANTARA INDIKASI DI MANA TANGAN TERPAPAR
KUMAN SETELAH MENYENTUH PERMUKAAN (LINGKUNGAN ATAU PASIEN) ATAU
TANGAN MENYENTUH ZAT YANG TERDAPAT PADA PERMUKAAN
INDIKATOR NASIONAL MUTU KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN (KKT)

• Penilaian pengamatan KKT dilakukan di setiap ruang pelayanan


• Mekanisme pemilihan petugas ditetapkan oleh Puskesmas, fokus pada “jumlah
peluang” KKT
• Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada waktu observasi tidak boleh lebih
dari 3 orang agar dapat mencatat semua indikasi kegiatan yang dilakukan

Kepatuhan kebersihan tangan dilakukan dengan 5 Indikasi (five moment)


kebersihan tangan
• Sebelum kontak dengan pasien
• Sesudah kontak dengan pasien
• Sebelum melakukan prosedur aseptik
• Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
• Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien
INDIKATOR NASIONAL MUTU KEPATUHAN KEBERSIHAN
TANGAN
TARGET : ≥ 85%
FORMULA KRITERIA
Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan INKLUSI
x 100 %
Seluruh peluang yang dimiliki oleh tenaga medis dan
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya tenaga kesehatan terindikasi harus melakukan kebersihan
dilakukan dalam periode observasi tangan  

EKSLUSI
TIDAK ADA

METODE PENGUMPULAN DATA INSTRUMEN PENGAMBILAN BESAR SAMPEL


DATA
OBSERVASI MINIMAL 200 PELUANG
FORMULIR KEPATUHAN KEBERSIHAN
SUMBER DATA TANGAN
CARA PENGAMBILAN DATA
HASIL OBSERVASI
NON PROBABILITY SAMPLING –
CONSECUTIVE SAMPLING

PERIODE PENGUMPULAN PERIODE ANALISIS & PENYAJIAN DATA


DATA PELAPORAN DATA
• TABEL ATAU
BULANAN BULANAN, TRIWULANAN, TAHUNAN • RUN CHRAT
SIMULASI
INDIKASI & PELUANG
KEBERSIHAN
TANGAN
AUDIT HAND HYGIENE
Hand Hygiene yang OPTIMAL

POINT-OF-CARE

Point-of-care – adalah tempat dimana 3 elemen terjadi bersama: pasien, petugas kesehatan,
dan perawatan pasien yang melibatkan kontak (dalam zona pasien)
AREA PERAWATAN

ZONA PASIEN
Lokasi kritis
dengan risiko
infeksi pada
pasien

Lokasi kritis
dengan risiko
pajanan cairan
tubuh
5 MOMENT/KESEMPATAN KEBERSIHAN TANGAN
HH segera sebelum menyentuh bagian
tubuh pasien yang berisiko infeksi.
Dilakukan setelah kontak dengan area
perawatan dan zona pasien (termasuk
pasien dan lingkungannya), dan prosedur
HH segera saat mendekati pasien, lain yang kontak langsung maupun tidak
sebelum menyentuh pasien, langsung dengan membrane mucosa, kulit
dilakukan di antara kontak dengan non intak atau alat invasif.
area perawatan dan kontak
dengan pasien.
setelah menyentuh pasien,
sebelum menyentuh
lingkungan di area
perawatan.

HH segera setelah menyentuh


cairan tubuh (dan setelah
melepas sarung tangan).

setelah menyentuh objek apapun atau furniture di


sekitar pasien (tanpa menyentuh pasien)
sebelum menyentuh objek di area perawatan.
SIMULASI CARA MENGHITUNG KKT
Ruang Cenderawasih Puskesmas X

Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan 8 action


X 100% SALAH -------------------- x 100 % = 100%
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
8 opportunity
dilakukan dalam periode observasi

A B C D
Dokter melakukan Dokter melakukan Dokter melakukan Dokter melakukan
pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik
pasien pasien pasien pasien

5 action
BENAR -------------------- x 100 % = 100 %
5 opportunity
SIMULASI CARA MENGHITUNG KKT
Ruang Cenderawasih Puskesmas X SALAH
9 Action
-------------------- x 100 % = 100%
9 opportunity
Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
X 100% 6 Action
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
dilakukan dalam periode observasi
BENAR -------------------- x 100 % = 100 %
6 opportunity

Dokter melakukan
pemeriksaan fisik
pasien

A B C D
Dokter melakukan Dokter melakukan Dokter melakukan
pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik
pasien pasien pasien
Dokter menulis
hasil visite ke-4
pasien pada status
pasien
SIMULASI CARA MENGHITUNG KKT
Ruang Cenderawasih Puskesmas X SALAH 11 Action
-------------------- x 100 % = 100%
11 opportunity
Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
X 100%
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
7 Action
dilakukan dalam periode observasi
BENAR -------------------- x 100 % = 100 %
7 opportunity

Dokter melakukan
pemeriksaan fisik
pasien

A B C D
Dokter melakukan Dokter melakukan Dokter melakukan
pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik
pasien pasien, dilanjutkan pasien
dengan
Dokter menulis
membersihkan pus
hasil visite ke-4
pada bekas luka
pasien pada status
jahitan
pasien
Observation Form

Detailed
instructions
are available
on the back
of the form,
to be
consulted
during
observation
The grid of the Observation Form
 Masing-masing kolom diperuntukkan untuk 1 orang
yang diobservasi
 Lakukan observasi pada petugas yang kontak
langsung dengan pasien
 Tidak mengobservasi lebih dari 3 petugas dalam
waktu bersamaan.
 KODE : diisi oleh petugas entry data
 WAKTU OBSERVASI : diisi waktu memulai observasi
di ruangan terpilih, sampai dengan waktu selesai
melakukan observasi (10-20 menit )
 

 

 


 

 





02 INM
KEPATUHAN
PENGGUNAAN APD

29
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEPATUHAN PENGGUNAAN APD

APD
TUJUAN
 Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
• Mengukur kepatuhan
petugas dalam menggunakan APD dengan tepat
sesuai dengan indikasi ketika melakukan petugas Puskesmas dalam
tindakan yang memungkinkan tubuh atau menggunakan APD.
membran mukosa terkena atau terpercik darah • Menjamin keselamatan
atau cairan tubuh atau cairan infeksius lainnya petugas dan pengguna
berdasarkan jenis risiko transmisi (kontak, layanan dengan cara
droplet dan airborne mengurangi risiko infeksi
 Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian terhadap petugas dalam menggunakan
APD sesuai indikasi dengan tepat saat
memberikan pelayanan kesehatan pada periode
observasi
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

PENILAIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN


APD
Adalah penilaian terhadap petugas dalam
menggunakan APD sesuai indikasi dengan tepat saat
memberikan pelayanan kesehatan pada periode
observasi .

SASARAN
Adalah petugas.

PETUGAS
Adalah seluruh tenaga yang terindikasi menggunakan
APD, contoh dokter, dokter gigi, bidan, perawat,
petugas laboratorium .

PERIODE OBSERVASI
Adalah waktu yang ditentukan sebagai periode yang
ditetapkan dalam proses observasi penilaian
kepatuhan
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
FORMULA KRITERIA
Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai Indikasi INKLUSI
dalam periode observasi Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD
x 100 %
Jumlah seluru petugas yang terindikasi menggunakan APD dalam
EKSLUSI
peroode observasi
TIDAK ADA

METODE PENGUMPULAN DATA INSTRUMEN PENGAMBILAN BESAR SAMPEL


DATA • TOTAL SAMPEL (APABILA JUMLAH POPULASI ≤ 30)
• RUMUS SLOVIN (APABILA JUMLAH POPULASI > 30)
OBSERVASI FORMULIR KEPATUHAN PENGGUNAAN
SUMBER DATA APD
HASIL OBSERVASI CARA PENGAMBILAN DATA
NON PROBABILITY SAMPLING –
CONSECUTIVE SAMPLING

PERIODE PENGUMPULAN PERIODE ANALISIS & PENYAJIAN DATA


DATA PELAPORAN DATA
• TABEL ATAU
BULANAN BULANAN, TRIWULANAN, TAHUNAN • RUN CHRAT
03 INM
IDENTIFIKASI PASIEN

33
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN

IDENTIFIKASI PASIEN
TUJUAN
• Identifikasi pasien secara benar
adalah proses identifikasi yang Mengukur kepatuhan
dilakukan pemberi pelayanan pemberi pelayanan untuk
dengan menggunakan minimal melakukan identifikasi
dua penanda identitas seperti: pasien dalam melakukan
nama lengkap, tanggal lahir, tindakan pelayanan
nomor rekam medik, NIK sesuai
dengan yang ditetapkan di
Puskesmas.
• Identifikasi dilakukan dengan
cara visual (melihat) dan atau
verbal (lisan).
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN

CARA MELAKUKAN IDENTIFIKASI


TARGET Adalah cara visual (melihat) dan atau verbal
100%
(lisan)

SASARAN
IDENTIFIKASI PASIEN MELALUI TINDAKAN
Petugas
INTERVENSI
• Pemberian pengobatan : pemberian obat,
PEMBERI PELAYANAN pemberian cairan intravena.
Adalah tenaga medis dan tenaga kesehatan • Prosedur tindakan : pencabutan gigi, imunisasi,
pemasangan alat kontrasepsi, persalinan, dan
tindakan kegawatdaruratan
IDENTIFIKASI PASIEN SECARA • Prosedur diagnostik: pengambilan sampel
BENAR
Adalah proses identifikasi yang dilakukan IDENTIFIKASI PASIEN DIANGGAP
pemberi pelayanan dengan menggunakan BENAR JIKA
minimal dua penanda identitas seperti: nama pemberi pelayanan melakukan identifikasi seluruh
lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK tindakan intervensi yang dilakukan dengan benar
sesuai dengan yang ditetapkan di Puskesmas
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN
FORMULA KRITERIA
Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi pasien. secara INKLUSI
benar dalam periode observasi Semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode
x 100 %
observasi kesehatan

EKSLUSI
TIDAK ADA

METODE PENGUMPULAN DATA INSTRUMEN PENGAMBILAN BESAR SAMPEL


DATA • BESAR SAMPEL DIHITUNG BERDASARKAN JUMLAH
OBSERVASI PETUGAS YANG MELAKUKAN PROSES IDENTIFIKASI
FORMULIR KEPATUHAN IDENTIFIKASI • TOTAL SAMPEL (APABILA JUMLAH POPULASI ≤ 30)
SUMBER DATA PASIEN • RUMUS SLOVIN (APABILA JUMLAH POPULASI > 30)
HASIL OBSERVASI
CARA PENGAMBILAN DATA
NON PROBABILITY SAMPLING –
CONSECUTIVE SAMPLING

PERIODE PENGUMPULAN PERIODE ANALISIS & PENYAJIAN DATA


DATA PELAPORAN DATA
• TABEL ATAU
BULANAN BULANAN, TRIWULANAN, TAHUNAN • RUN CHRAT
INM

04 KEBERHASILAN
PENGOBATAN PASIEN TB
SEMUA KASUS SENSITIF
OBAT

37
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB SEMUA KASUS SENSITIF OBAT

TB SO TUJUAN
• TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita
TB yang berdasarkan hasil pemeriksaan Untuk mengetahui jumlah
bakteriologis atau Tes Cepat Molekuler keberhasilan pengobatan
(TCM) menunjukkan hasil masih sensitif pasien TB semua kasus
terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT) sensitif obat dan mengurangi
lini 1 (pertama). angka penularan penyakit TB
• OAT lini 1 adalah obat anti tuberculosis
yang terdiri dari Isoniazid (H),
Rifampisin (R), Pirazinamid (Z),
Etambutol (E) dan Streptomisin (S).
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB SEMUA KASUS SENSITIF
OBAT
SEMBUH
TARGET Adalah pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan
90% bakteriologis positif pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan
menjadi negatif dan pada salah satu pemeriksaan
TB SENSITIF OBAT (SO) sebelumnya
Adalah penderita TB yang berdasarkan hasil
pemeriksaan uji kepekaan atau Tes Cepat Molekuler
(TCM) menunjukan hasil masih sensitif terhadap Obat
Anti Tuberculosis (OAT) lini 1 (pertama). UPAYA PENINGKATAN MUTU
KEBERHASILAN PENGOBATAN TB
• Pemeriksaan dahak
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB • Pemberian KIE
• Pemberian regimen &
Adalah angka yang menunjukkan persentase semua dosis obat
pasien TB yang sembuh di antara semua pasien TB
• Pemantauan kemajuan
yang diobati dan dilaporkan sesuai dengan periodisasi
waktu pengobatan TB pengobatan & efek samping
obat
• Pencatatan rekam medis
INDIKATOR NASIONAL MUTU
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB SEMUA KASUS SENSITIF OBAT

FORMULA KRITERIA
Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh & pengobatan lengkap pada INKLUSI EKSKLUSI
tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas SEMUA PASIEN TB SO YANG 1. PASIEN TB PINDAHAN YANG TIDAK
x 100 % DINYATAKAN SEMBUH DAN DILENGKAPI DENGAN TB.09 DAN
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan di wilayah kerja HASIL PENGOBATAN PASIEN TB
MENJALANI PENGOBATAN SECARA
Puskesmas PINDAHAN DENGAN TB.10
LENGKAP DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADA TAHUN 2. PASIEN TB DENGAN HASIL POSITIF
BERJALAN. PADA BULAN KE 5 ATAU BULAN KE 6
3. PASIEN TB MENINGGAL SEBELUM
BERAKHIR MASA PENGOBATAN

METODE PENGUMPULAN DATA INSTRUMEN PENGAMBILAN BESAR SAMPEL


DATA TOTAL SAMPEL (bridging dengan SITB)
OBSERVASI
FORMULIR TB/SITB
SUMBER DATA
HASIL OBSERVASI CARA PENGAMBILAN DATA
TOTAL SAMPEL

PERIODE PENGUMPULAN PERIODE ANALISIS & PENYAJIAN DATA


DATA PELAPORAN DATA
• TABEL ATAU
BULANAN BULANAN, TRIWULANAN, TAHUNAN • RUN CHRAT
INM

05 IBU
MENDAPATKAN
HAMIL

PELAYANAN ANC SESUAI


STANDAR

41
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN ANC SESUAI
STANDAR
PELAYANAN ANC SESUAI STANDAR
 PERMENKES 21 TH. 2021
 JIKA IBU HAMIL MENDAPATKAN
TUJUAN
PELAYANAN ANC SESUAI STANDAR, MAKA • MENDORONG PENURUNAN
RISIKO PADA KEHAMILAN DAPAT SEJAK ANGKA KEMATIAN IBU DI
AWAL DIKETAHUI DAN DILAKUKAN TATA INDONESIA
LAKSANA, SEHINGGA FAKTOR RISIKO • MENDAPATKAN GAMBARAN
DAPAT DIKURANGI AGAR TIDAK TERJADI
KOMPLIKASI PELAYANAN ANC YANG SESUAI
 ANC SANGAT PENTING DILAKUKAN STANDAR
UNTUK KELANGSUNGAN HIDUP BAIK
BAGI IBU MAUPUN BAYI SERTA BAYI
DAPAT LAHIR SEHAT, BERKUALITAS DAN
TERCEGAH DARI RISIKO STUNTING
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN ANC SESUAI
STANDAR
TARGET STANDAR KUALITAS
100% Adalah pelayanan antenatal yang memenuhi 10T
1. Tiimbang BB & TB 6. Imunisasi TT
IBU HAMIL YG MENDAPATKAN PELAYANAN ANS 2. Ukur TD 7. Pemberian Tab. FE
SESUAI STANDAR 3. Ukur LILA 8. Pemerksanaan Lab
Adalah ibu hamil yang telah bersalin serta yang 4. Ukur TFU 9. Tata laksana
mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai dengan 5. Tentukan presentasi 10. Temu wicara/konseling
standar kuantitas dan standar kualitas selama periode janin dan denyut
kehamilan di wilayah kerja Puskesmas pada tahun jantung bayi
berjalan ).

STANDAR KUANTITAS
Adalah kunjungan 6 kali selama periode kehamilan (K4) WAKTU PEMERIKSAAN 10T
terdiri dari:
a) 1 kali pada trimester ke-1 (0-12 minggu) Mengikuti daftar pemeriksaan ANC sesuai ketentuan
yang berlaku )
b) 2 kali pada trimester ke-2 (>12 minggu-24
minggu)
c) 3 kali pada trimester ke-3 ( >24 minggu sampai
kelahirannya)
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN ANC SESUAI STANDAR
FORMULA KRITERIA
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai standar di INKLUSI EKSKLUSI
wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan SELURUH IBU HAMIL YANG 1. IBU HAMIL DENGAN K1 BUKAN DI TRIMESTER
x 100 % TELAH BERSALIN DI WILAYAH 1
Jumlah semua hamil yang telah bersalin yang mendapatkan pelayanan ANC KERJA PUSKESMAS PADA 2. IBU HAMIL YANG PINDAH DOMISILI (DROP
di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan TAHUN BERJALAN OUT)
3. IBU HAMIL YANG TIDAK MENYELESAIKAN
MASA KEHAMILAN (ABORTUS)
4. IBU HAMIL PINDAHAN YANG TIDAK MEMILIKI
CATATAN RIWAYAT KEHAMILAN LENGKAP
5. IBU HAMIL MENINGGAL SEBELUM BERSALIN
6. IBU HAMIL YANG BERSALIN SEBELUM
MENYELESAIKAN K4 (PREMATURE

METODE PENGUMPULAN DATA INSTRUMEN PENGAMBILAN BESAR SAMPEL


DATA TOTAL SAMPEL (BRIDGING DENGAN E-KOHORT)
OBSERVASIONAL RETROSPEKTIF
DATA SEKUNDER
SUMBER DATA
• KOHORT IBU, KARTU IBU, PWS KIA, BUKU CARA PENGAMBILAN DATA
REGISTER IBU TOTAL SAMPEL
• E-KOHORT (saat ini proses bridging)

PERIODE PENGUMPULAN PERIODE ANALISIS & PENYAJIAN DATA


DATA PELAPORAN DATA
• TABEL ATAU
BULANAN BULANAN, TRIWULANAN, TAHUNAN • RUN CHRAT
INM
06 KEPUASAN
PASIEN

45
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEPUASAN PASIEN

LATAR BELAKANG
REGULASI TERKAIT KEPUASAN TUJUAN
 DALAM PEMBERIAN MENGUKUR TINGKAT KEPUASAN
PELAYANAN, PUSKESMAS HARUS MASYARAKAT SEBAGAI DASAR
MEMPERHATIKAN KEPUASAN UPAYA-UPAYA PENINGKATAN MUTU
PASIEN DAN TERSELENGGARANYA
PELAYANAN DI SEMUA UNIT YANG
MAMPU MEMBERIKAN KEPUASAN
PASIEN.
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEPUASAN PASIEN

TARGET BESARAN SAMPEL


≥ 76,61% ditentukan dengan menggunakan sampel dari
Krejcie dan Morgan

SURVEI KEPUASAN PASIEN


KEPUASAN PASIEN
Adalah kegiatan pengukuran secara
Adalah hasil pendapat dan penilaian pasien
komprehensif tentang tingkat kepuasan pasien
terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh
terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan
fasilitas pelayanan kesehatan kepada pasien

RESPONDEN UNSUR SURVEI KEPUASAN PASIEN


Adalah pasien yang pada saat survei sedang berada 1. Persyaratan 6. Kompetensi Pelaksana.
di lokasi unit pelayanan, atau yang pernah 2. Sistem, Mekanisme, & 7. Perilaku Pelaksana.
menerima pelayanan Prosedur. 8. Penanganan
3. Waktu Penyelesaian. Pengaduan, Saran dan
4. Biaya/Tarif. Masukan
5. Produk Spesifikasi Jenis 9. Sarana & prasaran
Pelayanan
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEPUASAN PASIEN
FORMULA KRITERIA
EKSKLUSI
Total nilai persepsi seluruh respondes INKLUSI
x 100 % SELURUH PASIEN PASIEN YANG TIDAK KOMPETEN DALAM
Total seluruh unsur yang terisi dari seluruh responden MENGISI KUESIONER DAN/ATAU TIDAK
ADA KELUARGA YANG MENDAMPINGI .

METODE PENGUMPULAN DATA INSTRUMEN PENGAMBILAN BESAR SAMPEL


DATA SESUAI TABEL SAMPEL KREJCIE DAN MORGAN
SURVEI
KUESIONER
SUMBER DATA
HASIL SURVEI CARA PENGAMBILAN DATA
Stratified Random Sampling

PERIODE PENGUMPULAN PERIODE ANALISIS & PENYAJIAN DATA


DATA PELAPORAN DATA
• TABEL ATAU
SEMESTERAN SEMESTERAN, TAHUNAN • RUN CHRAT
PELAPORAN
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
DI PUSKESMAS
TENAGA KESEHATAN YANG MENGIKUTI SOSIALISASI LAPORAN IKP DI PUSKESMAS
REGIONAL 3 BULAN SEPTEMBER 2021

KABUPATEN PANDEGLANG
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang (dr. Shanti Nur Fitria).
FORM LAPORAN
PENDAHULUAN
IKP BAGIAN
PERTAMA
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP) DI PUSKESMAS
o Penggunaan Laporan
Insiden Keselamatan
Pasien (IKP) di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
mulai 1 Januari 2022.
Diharapkan seluruh
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan mengirimkan
laporan IKP, baik ada
ataupun nihil secara
periodik pada tiap akhir
bulan berjalan.

Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan o Laporan IKP dilakukan


nomor HK.02.02/I/4254/2021 tanggal 30 November 2021 melalui aplikasi e-report
tentang Penggunaan Aplikasi Laporan Insiden melalui alamat
Keselamatan Pasien, Rumah Sakit, Laboratorium http://mutufasyankes.kem
Kesehatan dan Unit Transfusi Darah. kes.go.id kepada KNKP.

o Dinas Kesehatan Daerah


Provinsi dan
Kabupaten/Kota
diharapkan dapat
melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap e-
report di masing-masing
wilayah kerjanya.
KESELAMATAN PASIEN

 Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan


Pasien, pasal 1:

Suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi

Asesmen Risiko

Identifikasi dan Pengelolaan Risiko Pasien

Pelaporan dan Analisis Insiden

Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya

Implementasi solusi

untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang


disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
PELAPORAN IKP

7 Langkah Menuju
Keselamatan Pasien,
di antaranya:

Mengembangkan
sistem pelaporan
Memastikan staf fasilitas
pelayanan kesehatan mudah ► Setiap fasilitas pelayanan
untuk melaporkan insiden kesehatan harus melakukan
secara internal (lokal) maupun pelaporan insiden kepada KNKP
(Permenkes nomor 11 tahun 2017
eksternal (nasional) pasal 19 ayat 1).
PENGORGANISASIAN MUTU DI PUSKESMAS

KEPALA PUSKESMAS

KEPALA TATA USAHA

PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG


PENANGGUNG
UKM ESENSIAL DAN JAWAB UKP, JARINGAN PELAYANAN JAWAB BANGUNAN, PENANGGUNG
JAWAB UKM
KEPERAWATAN KESEHATAN KEFARMASIAN DAN PUSKESMAS DAN PRASARANA DAN JAWAB MUTU
PENGEMBANGAN
MASYARAKAT LABORATORIUM JEJARING PUSKESMAS PERALATAN

TIM MUTU
PUSKESMAS

TIM MUTU PUSKESMAS

KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR


KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR
KESELAMATAN MANAJEMEN MUTU KMP,
PPI AUDIT INTERNAL K3
PASIEN RISIKO UKM, DAN UKPP
PELAPORAN IKP

Tugas Tim Keselamatan


Pasien, di antaranya:
• Melakukan pencatatan, pelaporan
insiden, analisis insiden termasuk
melakukan RCA, dan mengembangkan
solusi untuk meningkatkan
Keselamatan Pasien

• Mengirim laporan insiden secara


kontinyu melalui e-reporting sesuai
dengan pedoman pelaporan insiden
PERHATIAN DALAM PELAPORAN IKP

Harus dijamin Anonim


keamanannya (tanpa identitas)

Tidak mudah
diakses oleh
Bersifat rahasia orang yang tidak
berhak

Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien, pasal 19 ayat (4)
PEMBINAAN & PENGAWASAN
 Dalam pasal 33 Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 11 tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien
dinyatakan bahwa:

Menteri, Pemerintah Daerah


Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota secara berjenjang
melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap kegiatan
Keselamatan Pasien di fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai tugas
dan fungsi masing-masing

 Pembinaan terpadu terhadap


kegiatan keselamatan pasien di untuk peningkatan mutu
Puskesmas oleh dinas pelayanan kesehatan dan
kesehatan kab/kota dilakukan
oleh TPCB. Keselamatan Pasien
PEMBINAAN TERPADU OLEH TPCB
 Salah satu tujuan pembinaan langsung adalah:
 Memfasilitasi Puskesmas dalam membuat pelaporan IKP.

 INSTRUMEN PEMBINAAN TERPADU PUSKESMAS OLEH DINAS KESEHATAN

V. PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS

No. ELEMEN PENILAIAN KRITERIA SKORING NILAI SELF HASIL


ASSESSMENT VALIDASI
5. Ada pelaporan insiden • Pelaporan • Memenuhi
keselamatan pasien harus tepat semua kriteria
waktu. (nilai 10).
• Semua kasus • Laporan tepat
dilaporkan. waktu, tetapi
kasus yang
dilaporkan 80-
<100% (nilai 5).
• Tidak ada
pelaporan (nilai
0).
APLIKASI LAPORAN IKP PUSKESMAS

 DIREKTORAT MUTU
PELAYANAN KESEHATAN,
BAGIAN PROGRAM &
INFORMASI-SESDITJEN
PELAYANAN KESEHATAN,
KEMENTERIAN KESEHATAN;
DAN KNKP TELAH
MENGEMBANGKAN APLIKASI
LAPORAN IKP DI PUSKESMAS.

 APLIKASI INI MEMFASILITASI


PELAPORAN IKP EKSTERNAL
KE KNKP

15
► TINGKATAN PENGGUNA

1) Puskesmas.
2) Dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota.
3) Dinas kesehatan daerah
provinsi.
4) Kementerian Kesehatan
dan KNKP.
LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS MENURUT PROVINSI TAHUN 2022

7 IKP di
Puskesmas
Provinsi
Banten
7 berasal dari 4
Kab/Kota.

Sumber: Aplikasi Laporan IKP di Puskesmas, 27 Juni 2022 pukul 08.30 WIB
LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS DI PROVINSI BANTEN
TAHUN 2022

Sumber: Aplikasi Laporan IKP di Puskesmas, 27 Juni 2022 pukul 08.30 WIB
PUSKESMAS DI KABUPATEN PANDEGLANG
YANG PERNAH MELAPORKAN IKP NIHIL
DI TAHUN 2022

25 dari 36 (69%)

14 dari 36 (39%) yang melaporkan


secara konsisten dari Januari-Mei 2022.

Sumber: Aplikasi Laporan IKP di Puskesmas, 27 Juni 2022 pukul 08.30 WIB
REKAPITULASI LAPORAN IKP NIHIL DI KABUPATEN PANDEGLANG
BULAN JUNI TAHUN 2022

Sumber: Aplikasi Laporan IKP di Puskesmas, 27 Juni 2022 pukul 08.30 WIB
REKAPITULASI LAPORAN IKP NIHIL DI KABUPATEN PANDEGLANG
BULAN JUNI TAHUN 2022

Sumber: Aplikasi Laporan IKP di Puskesmas, 30 Juni 2022 pukul 07.20 WIB
REKAPITULASI LAPORAN IKP NIHIL DI KABUPATEN PANDEGLANG
BULAN JUNI TAHUN 2022

Sumber: Aplikasi Laporan IKP di Puskesmas, 30 Juni 2022 pukul 20.30 WIB
REKAPITULASI LAPORAN IKP NIHIL DI KABUPATEN PANDEGLANG
BULAN JUNI TAHUN 2022

Sumber: Aplikasi Laporan IKP di Puskesmas, 30 Juni 2022 pukul 20.30 WIB
REKAPITULASI LAPORAN IKP NIHIL DI KABUPATEN PANDEGLANG
BULAN MEI TAHUN 2022

Sumber: Aplikasi Laporan IKP di Puskesmas, 30 Juni 2022 pukul 20.30 WIB
SILAKAN DIIKUTI PENJELASAN TERKAIT
APLIKASI LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
DI PUSKESMAS melalui KANAL YOUTUBE:
MUTU AKREDITASI FKTP
HARAP DIBACA TERLEBIH
DAHULU DENGAN
SEKSAMA PETUNJUK
TEKNIS PENGGUNAAN
APLIKASI LAPORAN
INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN DI PUSKESMAS

Latihan/demo aplikasi INM dan Laporan IKP di Puskesmas


harap dilakukan pada link
https://dev-mutufasyankes.kemkes.go.id/

username: kode registrasi puskesmas, password: 1234


 Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien, pasal 1:

Setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien.

INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

Insiden Keselamatan Pasien adalah kejadian yang tidak disengaja ketika memberikan
asuhan kepada pasien (care management problem=CMP) atau kondisi yang berhubungan
dengan lingkungan di fasiitas pelayanan kesehatan, termasuk infrastruktur atau sarana
prasarana (service delivery problem=SDP), yang dapat berpotensi atau telah
menyebabkan bahaya bagi pasien.
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

 Kejadian Tidak Diharapkan


(KTD).
 Kejadian Tidak Cedera (KTC).
 Kejadian Nyaris Cedera (KNC).
 Kondisi Potensial Cedera
(KPC).
 Kejadian Sentinel.
Adverse Event
Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD):

insiden yang
mengakibatkan cedera pada
pasien.Injury
Cedera tersebut
caused by medical
lebihmanagement
diakibatkan oleh
rather than by the
underlying condition of the patient
pengelolaan medis
dibandingkan kondisi pasien
yang mendasari.
Kejadian Tidak Cedera
(KTC):

insiden yang sudah


terpapar kepada pasien,
namun tidak
menimbulkan cedera.
Terjadi penanganan
klinis yang tidak sesuai
pada pasien, tetapi
tidak terjadi cedera.
Near Miss
Kejadian Nyaris Cedera
(KNC):
insiden yang belum terpapar
kepada pasien.
Kejadian/situasi
yang sebenarnya dapat
menimbulkan kecelakaan,
trauma atau penyakit, tetapi
belum terjadi karena secara
kebetulan diketahui atau
upaya pencegahan segera
dilakukan.
Kondisi Potensial Cedera Signifikan (KPCS):

kondisi (selain dari proses penyakit atau kondisi pasien


itu sendiri) yang berpotensi menyebabkan terjadinya
kejadian sentinel, tapi belum terjadi.

Suatu
keadaan yang
mempunyai
potensi
menimbulkan
cedera
(signifikan).
KEJADIAN SENTINEL

Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien, pasal 15.
• Kejadian sentinel adalah salah satu insiden keselamatan pasien
yang menyebabkan terjadinya hal-hal berikut ini:
1. Kematian.
2. Cedera permanen: dampak yang dialami pasien yang bersifat
irreversible akibat insiden yang dialaminya, misalnya kecacatan,
kelumpuhan, kebutaan, tuli, dsb.
3. Cedera berat yang bersifat sementara/reversible: cedera yang
bersifat kritis dan dapat mengancam nyawa yang berlangsung
dalam suatu kurun waktu tanpa terjadi cedera permanen/gejala
sisa, namun kondisi tersebut mengharuskan pemindahan pasien
ke tingkat perawatan yang lebih tinggi/pengawasan pasien untuk
jangka waktu yang lama, pemindahan pasien ke tingkat
perawatan yang lebih tinggi karena kondisi yang mengancam
nyawa atau penambahan operasi besar, tindakan atau tata
laksana untuk menanggulangi kondisi tersebut.
4. Bunuh diri oleh pasien yang sedang dirawat, ditatalaksana,
menerima pelayanan di unit yang selalu memiliki staf sepanjang
hari atau dalam waktu 72 jam setelah pemulangan pasien.
5. Kematian atas bayi cukup bulan yang tidak diantisipasi.
6. Bayi dipulangkan kepada orang tua yang salah.
7. Pasien kabur (atau pulang tanpa izin) dari unit perawatan yang
selalu dijaga oleh staf sepanjang hari (termasuk UGD), yang
menyebabkan kematian, cedera permanen atau cedera
sementara derajat berat bagi pasien tersebut.
8. Pemerkosaan, kekerasan (yang menyebabkan kematian, cedera
permanen atau cedera sementara derajat berat) atau
pembunuhan pasien yang sedang menerima perawatan, tata
laksana, dan layanan ketika berada dalam lingkungan fasilitas
pelayanan kesehatan.
9. Pemerkosaan, kekerasan (yang menyebabkan kematian, cedera
permanen atau cedera sementara derajat berat) atau pembunuhan
anggota staf praktisi mandiri berizin, pengunjung atau vendor ketika
berada dalam lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan.
10.Tindakan invasif, termasuk operasi, yang dilakukan pada pasien
yang salah, di sisi yang salah, atau menggunakan prosedur yang
salah (secara tidak sengaja).
11.Tertinggalnya benda asing dalam tubuh pasien secara tidak sengaja
setelah suatu tindakan invasif, termasuk operasi.
12.Hiperbilirubinemia neonatal berat (bilirubin >30 mg/dL).
13.Fluoroskopi berkepanjangan dengan dosis kumulatif >1.500 rad
pada satu medan tunggal atau pemberian radioterapi ke area tubuh
yang salah atau pemberian radioterapi >25% melebihi dosis
radioterapi yang direncanakan.
14. Kebakaran, lidah api atau asap, uap panas atau pijaran yang tidak
diantisipasi selama satu episode perawatan pasien.
15.Semua kematian ibu intrapartum (terkait dengan proses
persalinan).
16.Morbiditas ibu derajat berat (terutama tidak berhubungan dengan
perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi lain yang
mendasari) terjadi pada pasien dan menyebabkan cedera
permanen atau cedera sementara derajat berat.
• Kejadian sentinel adalah suatu
kejadian yang tidak berhubungan
dengan perjalanan penyakit pasien
atau penyakit yang mendasarinya yang
terjadi pada pasien.
• Kejadian sentinel dapat meliputi
kejadian lainnya seperti yang
disyaratkan dalam peraturan atau
dianggap sesuai oleh fasilitas
pelayanan kesehatan untuk
ditambahkan ke dalam daftar kejadian
sentinel.
• Tidak semua kesalahan menyebabkan
kejadian sentinel dan tidak semua
kejadian sentinel akibat suatu
kesalahan.
TIPE INSIDEN
1. Administrasi.
2. Proses/Prosedur Pelayanan.
3. Dokumentasi.
4. Alat Medis/Alat Kesehatan/Equipment Property.
5. Perilaku Pasien.
6. Pasien Jatuh.
7. Pasien Kecelakaan.
8. Infrastruktur/Bangunan/Benda Lain Yang Terpasang Tetap.
9. Resource/Manajemen Organisasi.
10.Infeksi Nosokomial (HAIs).
11.Medikasi/Cairan Infus.
12. Nutrisi.
13. Oksigen/Gas.
14. Laboratorium/Patologi.
Siapa yang bertanggung
jawab dalam membuat
laporan insiden?
• Staf fasilitas pelayanan
kesehatan yang pertama
menemukan kejadian.
• Staf fasilitas pelayanan
kesehatan yang terlibat
dengan kejadian.
DO & DON’T
MEKANISME LAPORAN IKP PUSKESMAS Direktur Mutu dan Akreditasi Yankes

Laporan Triwulan
Feedback tidak
diberikan per Ketua KNKP
Puskesmas, tetapi
secara nasional
Laporan Triwulan
Website KNKP ( FEEDBACK DALAM BENTUK SAFETY SUB KOMITE PENGELOLAAN
www.keselamatanpasien.net) ALERT, TERMASUK PEMBELAJARAN PELAPORAN INSIDEN, EVALUASI
DARI PUSKESMAS LAIN (TRIWULAN)
DAN MONEV IMPLEMENTASI KNKP

Yang dilaporkan ke
KNKP hanya Aplikasi
sentinelLaporan IKP
Puskesmas
dan KTD

Laporan eksternal e-reporting (sentinel Cleaning Data Laporan Hasil Cleaning Data dan
(sentinel dan KTD) dan KTD) IKP Puskesmas Pembelajaran dari Laporan
(Bulanan) IKP Puskesmas (Bulanan)
► B. RINCIAN KEJADIAN (3)

JENIS INSIDEN di DAMPAK INSIDEN


Aplikasi Laporan IKP
Puskesmas

SENTINEL KEMATIAN

CEDERA BERAT/IRREVERSIBLE
KTD
CEDERA SEDANG/REVERSIBLE
KTC
CEDERA RINGAN Pilihan DAMPAK
INSIDEN tergantung
KNC TIDAK CEDERA pada JENIS INSIDEN
yang dipilih
sebelumnya.
► B. RINCIAN KEJADIAN (3)

JENIS INSIDEN di DAMPAK INSIDEN


Aplikasi Laporan IKP
Puskesmas

SENTINEL KEMATIAN

CEDERA BERAT/IRREVERSIBLE
KTD
CEDERA SEDANG/REVERSIBLE

CEDERA RINGAN Pilihan DAMPAK


INSIDEN tergantung
TIDAK CEDERA pada JENIS INSIDEN
yang dipilih
sebelumnya.
4
3 KEPALA Dinas Kesehatan Daerah
DINKES KAB/KOTA Yang dilaporkan ke
Kabupaten/Kota
Diberitahu
sebagai representasi pemilik KNKP hanya sentinel
kan secara dan KTD Yang dilaporkan ke
lisan KEPALA KNKP adalah insiden
dalam 1 4 5
PUSKESMAS
jam Komite Nasional
yang sudah selesai
3 Sentinel Keselamatan Pasien
diinvestigasi
2 KTD (KNKP)
Penanggung Jawab Mutu
*) Laporan eksternal adalah laporan
Penanggung Jawab / Tim yang sudah selesai diinvestigasi di
Keselamatan Pasien Puskesmas. Investigasi
komprehensif RCA dilakukan
1 maksimal 45 hari. Laporan eksternal
TIM MUTU
dilakukan dalam kesempatan
PUSKESMAS 2 Aplikasi Laporan
IKP di Puskesmas pertama sesudah selesai investigasi.
Semua jenis insiden
dilaporkan secara
Koordinator Pelayanan
internal Laporan internal
1
Dilaporkan paling ALUR PELAPORAN
lambat 2x24 jam
Laporan eksternal INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN DI PUSKESMAS
KTD KTC
Sentinel
KNC KPCS
Alur pelaporan
Alur pemberitahuan sentinel
3
Penanggung Jawab Mutu Kepala
PJ/Tim Keselamatan
Investigasi Puskesmas
Pasien perlu
Laporan IKP dapat
Komprehensif melakukan
*) Tim (adhoc) re-grading
RCA dapat dibentuk
RCAdisampaikan
*) dan
pada setiap
sesuai kebutuhan IKP yang
dan ditetapkan
dibahas pada oleh Kepalatelah diinvestigasi
Puskesmas untuk
Pertemuan Tinjauan melaksanakan Investigasi
sederhana
Penanggung Grading Ulang **)
Manajemen Komprehensif RCA
Jawab / Tim
**) Hasil investigasi sederhana
Keselamatan insiden dengan bands biru dan hijau
Pasien Setiap Koordinator di-grading ulang oleh PJ/Tim
Pelayanan harus Keselamatan Pasien dan dapat
mampu melakukan menghasilkan bands merah atau
TIM MUTU
PUSKESMAS grading risiko dan kuning ketika insiden tersebut telah
sering terjadi dan/atau akan
investigasi sederhana
dijadikan pembelajaran.
ALUR
Alur pelaporan
Koordinator Pelayanan 2 Grading INVESTIGASI
INSIDEN Alur Investigasi
Investigasi
1 Sederhana KESELAMATA Sederhana
N PASIEN Alur Investigasi
Sentinel KTD KTC PUSKESMAS Komprehensif RCA
KNC KPC
Bands Hasil Grading atau Grading Ulang
ALUR TINDAK LANJUT PELAPORAN
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS

Dinas Kesehatan perlu


Dinas Kesehatan Daerahproaktif mengakses
Provinsi aplikasi Laporan IKP
Puskesmas sebagai
dasar binwas
Komite
Dinas Kesehatan Daerah Nasional
Kabupaten/Kota Keselamatan
Umpan balik
Pasien
Aplikasi Laporan IKP
di Puskesmas (KNKP)

Puskesmas
Keterangan:
Alur tindak lanjut
Format pelaporan internal mengacu pada
Formulir 1 pada lampiran Permenkes nomor
11 tahun 2017 dan disesuaikan dengan isian
form bagian 1 (A dan B) pada aplikasi
Laporan IKP di Puskesmas.
RISK GRADING
Untuk memetakan risiko terhadap probabilitas/frekuensi dan
dampak/konsekuensi.

Variabel yang digunakan:


Probabilitas dan Dampak Risiko
Probabilitas Sangat sering
Sering
Mungkin
Jarang
Sangat jarang
1. Extreme risk (Sangat Tinggi)
Dampak Catastrophic RISK 2. High risk (Tinggi)
Major
Moderate
GRADING 3. Moderate risk (Sedang)
Minor
4. Low risk (Rendah)
Insignificant
DAMPAK
LEVEL DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI

1 Insignificant Tidak ada cedera

2 Minor • Cedera ringan, misalnya luka lecet


• Dapat diatasi dengan pertolongan pertama

3 Moderate • Cedera sedang, misalnya: luka robek


• Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/ psikologis atau
intelektual (reversible/semipermanen), tidak berhubungan
dengan penyakit
• Setiap kasus yg memperpanjang perawatan

4 Major • Cedera luas/berat, misalnya: cacat, lumpuh


• Kehilangan fungsi motorik/sensorik/psikologis atau
intelektual (irreversibel), tidak berhubungan dengan penyakit

5 Catastrophic Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit


PROBABILITAS

LEVEL FREKUENSI KEJADIAN AKTUAL

1 Sangat jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun

2 Jarang Dapat terjadi dalam 2-5 tahun

3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1-2 tahun

4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun

5 Sangat sering Terjadi dalam minggu / bulan


MATRIKS GRADING RISIKO
DAMPAK Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic
1 2 3 4 5

PROBABILITAS
Sangat sering terjadi Sedang Sedang Tinggi Sangat Sangat
5 Tinggi Tinggi

Sering terjadi Sedang Sedang Tinggi Sangat Sangat


4 Tinggi Tinggi

Mungkin terjadi Rendah Sedang Tinggi Sangat Sangat


3 Tinggi Tinggi

Jarang terjadi Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat


2 Tinggi

Sangat jarang terjadi Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat


1 Tinggi
Tindakan
Semua kejadian
sentinel tanpa
Sesuai Grading Risiko
memperhatikan
LEVEL
warna bands
TINDAKAN
EXTREME Risiko “Sangat Tinggi”, dilakukan RCA paling lama 45 hari,
(SANGAT TINGGI) membutuhkan tindakan segera, perhatian sampai ke Pimpinan
Tertinggi

HIGH Risiko “Tinggi”, dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji dengan
(TINGGI) detail dan perlu tindakan segera, serta membutuhkan tindakan
Top Manajemen

MODERATE Risiko “Sedang”, dilakukan investigasi sederhana paling lama 2


(SEDANG) minggu, Manajer/ Pimpinan Klinis sebaiknnya menilai dampak
terhadap bahaya & kelola risiko

LOW Risiko “Rendah” dilakukan investigasi sederhana paling lama 1


(RENDAH) minggu ,diselesaikan dengan prosedur rutin
CATATAN DARI PELAPORAN EKSTERNAL IKP
DI PUSKESMAS BULAN JANUARI 2022 (1)

► Puskesmas masih melaporkan KNC dan


KTC ke KNKP; seharusnya KTD dan
sentinel saja.
► Puskesmas melaporkan IKP Nihil bukan
pada saatnya, dilakukan pada waktu
yang terlalu awal; seharusnya IKP Nihil
dilaporkan pada akhir bulan berjalan
atau jika ada kendala dapat dilaporkan
pada waktu sesudahnya.
► Kejadian yang berkenaan dengan
petugas, keluarga pasien, pengunjung
juga dilaporkan, padahal bukan kejadian
sentinel; seharusnya hanya yang
berkenaan dengan pasien/ pengguna
layanan Puskesmas.
CATATAN DARI PELAPORAN EKSTERNAL IKP
DI PUSKESMAS BULAN JANUARI 2022 (2)

► Kronologis tidak diuraikan secara lengkap, apakah


terjadi cedera atau tidak, dan di dalam isian Tipe Harm
tidak diisi dengan tepat, sehingga Tim Cleaning tidak
bisa memastikan jenis insiden.
► Masih dituliskan identitas pasien/pengguna layanan
dan/atau petugas di dalam kronologis; seharusnya
anonim.
► Jika tidak terdapat CMP atau SDP masih dikosongkan,
seharusnya dituliskan TIDAK ADA.
► Pengisian terkait CMP dan SDP belum tepat; seharusnya
CMP diisi ketika ada problem yang terkait asuhan pasien
dan SDP diisi ketika ada problem terkait sarana
prasarana/fasilitas.
► Akar masalah belum digali secara mendalam;
seharusnya dilakukan 5Why sampai tidak dapat dijawab
lagi.
TERIMA KASIH

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav 4- Jakarta Selatan

www.yankes.kemkes.go.id www.facebook.com/ditjen.yankes @ditjenyankes @ditjenyankes


PETUNJUK TEKNIS
PENGGUNAAN
APLIKASI LAPORAN
IKP PUSKESMAS

(disusun oleh Direktorat Mutu &


Akreditasi Pelayanan Kesehatan dan
Komite Nasional Keselamatan Pasien)
TUJUAN DAN SASARAN ► SASARAN
a. Puskesmas sebagai pemberi pelayanan
kesehatan.
► TUJUAN UMUM b. Dinas kesehatan daerah kabupaten/kota,
Menyediakan petunjuk teknis bagi penggunaan sebagai pemilik Puskesmas dan regulator
Aplikasi Laporan IKP Puskesmas. bidang kesehatan di tingkat
  kabupaten/kota.
► TUJUAN KHUSUS c. Dinas kesehatan daerah provinsi, sebagai
regulator bidang kesehatan di tingkat
a. Mengetahui menu yang ada di Aplikasi Laporan
provinsi.
IKP Puskesmas untuk tingkat Puskesmas, dinas
d. Kementerian Kesehatan sebagai regulator
kesehatan daerah kabupaten/kota dan dinas
bidang kesehatan di tingkat pusat.
kesehatan daerah provinsi.
e. Komite Nasional Keselamatan Pasien
b. Mengetahui mekanisme pelaporan IKP
sebagai organisasi fungsional yang
Puskesmas melalui aplikasi.
bertugas memberikan masukan dan
c. Mengetahui rekapitulasi laporan IKP Puskesmas
pertimbangan kepada Menteri dalam
sesuai dengan kewenangan tingkat pengguna.
rangka penyusunan kebijakan nasional
d. Memberikan feedback laporan IKP Puskesmas.
dan peraturan Keselamatan Pasien.
MANFAAT
► BAGI PUSKESMAS
a. Mendorong Puskesmas agar terbiasa mencatat, Aplikasi Laporan IKP ► BAGI DINAS KESEHATAN
Puskesmas
menginvestigasi, menganalisis, menindaklanjuti dan sebagai
salah
melaporkan secara internal insiden keselamatan satu sarana
pasien DAERAH KABUPATEN/KOTA
Puskesmas. a. Mengetahui rekapitulasi insiden keselamatan
b. Mendorong Puskesmas agar patuh dalam melakukan pasien Puskesmas di wilayah kerjanya.
pelaporan eksternal insiden keselamatan pasien Puskesmas. b. Membantu penyusunan rencana prioritas
c. Mendapatkan feedback laporan insiden keselamatan pasien pembinaan ke Puskesmas terkait keselamatan
sebagai bahan pembelajaran untuk dapat menurunkan pasien.
insiden dan mengoreksi sistem keselamatan pasien.

► BAGI DINAS KESEHATAN


► BAGI KEMENTERIAN KESEHATAN
a. Mengetahui rekapitulasi insiden keselamatan pasien DAERAH PROVINSI
Puskesmas di Indonesia. a. Mengetahui rekapitulasi insiden keselamatan
b. Membantu penyusunan dan penetapan kebijakan terkait pasien Puskesmas di wilayah kerjanya.
keselamatan pasien. b. Membantu penyusunan rencana prioritas
pembinaan ke dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota terkait keselamatan pasien.
► BAGI KNKP
a. Mengetahui data nasional ikp Puskesmas
b. Memberikan feedback sebagai pembelajaran terhadap ikp dan ► BAGI MASYARAKAT
membuat safety alert untuk pencegahan terjadinya insiden Mendapatkan pelayanan kesehatan dari Puskesmas yang
keselamatan pasien di Puskesmas. berorientasi pada keselamatan pasien.
► TINGKATAN PENGGUNA

1) Puskesmas.
2) Dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota.
3) Dinas kesehatan daerah
provinsi.
4) Kementerian Kesehatan
dan KNKP.
APLIKASI
FORM LAPORAN
LAPORAN IKP
IKP BAGIAN
PUSKESMAS
PERTAMA
TINGKATAN PENGGUNA:

PUSKESMAS
► ALAMAT AKSES DAN LOG IN APLIKASI
LAPORAN IKP PUSKESMAS ► Username
menggunakan 7 digit
angka kode
registrasi
Password tingkat Puskesmas dari Pusat
pertama Data dan Informasi,
Kementerian
Kesehatan.
► Password (tingkat
pertama) default
adalah 1234.
► Jika ingin mengganti
password, harus
disepakati bersama,
karena di dalamnya
ada beberapa aplikasi
https://mutufasyankes.kemkes.go.id dan fitur.
Tampilan awal
► TAMPILAN AWAL ►
memperlihatkan
halaman
Dashboard.
► Aplikasi dan fitur
dalam
https://mutufasyank
es.kemkes.go.id
adalah:
1. Dahboard.
2. Aplikasi Laporan
IKP Puskesmas.
3. Aplikasi Indikator
Nasional Mutu
Puskesmas.
4. Upload Dokumen
Peningkatan Mutu.
5. Mengganti
password tingkat
pertama.
6. Sign out.
► MENGGANTI PASSWORD TINGKAT PERTAMA DAN
SIGN OUT
► Kepala Puskesmas
menetapkan dan
menugaskan
petugas yang
diberikan
kewenangan untuk
menginput data
dalam Aplikasi
Laporan IKP
Puskesmas,
termasuk untuk
mengganti
password (tingkat
pertama dan
kedua).
► PASSWORD TINGKAT KEDUA
Password tingkat
kedua untuk
meningkatkan
keamanan
► Password
berjenjang
diterapkan, agar
keamanan akses
dan data Aplikasi
Laporan IKP
Puskesmas lebih
terjamin.

► Password (tingkat
kedua) default
adalah abcd.
► MENGGANTI PASSWORD TINGKAT KEDUA

► Password tingkat
kedua default
sebaiknya diganti.

► Password baru/
digunakan untuk
akses Aplikasi
Laporan IKP
Puskesmas
selanjutnya.
► PERMOHONAN RESET PASSWORD TINGKAT
KEDUA (1)

► Jika password
tingkat kedua lupa,
maka Puskesmas
harus
menyampaikan
surat permohonan
reset password ke
KNKP.

► Contoh surat
permohonan reset
password seperti
pada Lampiran 1.
► PERMOHONAN RESET PASSWORD TINGKAT
KEDUA (2)
► Surat permohonan
reset password
dikirim ke KNKP
dengan melalui
menu
PERMOHONAN
RESET PASSWORD
IKP yang ada pada
bagian Navigasi
Utama.

► Isi google form dan


unggah surat
permohonan reset
password.
► Menu tambahan
► MENU TAMBAHAN muncul setelah
memasukkan
password tingkat
kedua.
► Ketika menu FORM
LAPORAN IKP di-
klik, maka akan
muncul menu-menu
tambahan pada
Navigasi Utama,
yaitu:
1. IKP Nihil.
2. Form Laporan
IKP.
3. Rekap Laporan
IKP.
4. Rekap Bulanan
IKP.
5. Monitoring IKP.
6. Contact Us.
► 1. IKP NIHIL
► Jika tidak ada
laporan eksternal
yang dikirim ke
KNKP pada bulan
berjalan, maka
pada akhir bulan
berjalan
Puskesmas mengisi
IKP Nihil.
► Tidak ada laporan
pada bulan berjalan
bisa karena:
1. Tidak ada
insiden, atau
2. Investigasi
insiden belum
selesai
dilakukan.
► 2. FORM LAPORAN IKP (1)

► Form laporan IKP


digunakan untuk
menginput data
dari laporan
internal IKP
Puskesmas serta
hasil investigasi
dan analisisnya.

► Form Laporan IKP


Bagian Pertama
terdiri atas:
A. Data Pasien (4
item).
B. Rincian
Kejadian (14
item).
► 2. FORM LAPORAN IKP (2)

Bagian Pertama Bagian Kedua

A. Data Pasien Hasil Investigasi dan


B. Rincian Kejadian Analisa

<30
hari
<30 !!
i Riwayat Insiden !!
SIMPAN har SIMPAN
Keselamatan Pasien <30
ha r i
<30 !! <30 !!
i hari
EDIT har !! KIRIM CETAK EDIT
► 2. FORM LAPORAN IKP (3)

► Grading (bands
merah, kuning,
hijau, biru) insiden
akan dilakukan by
system
berdasarkan
dampak dan
probabilitas yang
telah diisikan pada
Form Laporan IKP
Bagian Pertama.

► Count down sisa


waktu kirim
dihitung sejak
pertama kali
laporan insiden
tersebut disimpan.
► 2. FORM LAPORAN IKP (4)

► Jika ada laporan


insiden yang telah
disimpan belum
dikirim, maka akan
muncul notifikasi
sesudah
memasukkan
password tingkat
kedua.
► 2. FORM LAPORAN IKP (5)

► Jika di-klik tombol


KIRIM, maka akan
muncul kotak
konfirmasi.
Pastikan isian
sudah lengkap dan
semua isian sudah
sesuai dengan
Hasil Investigasi
dan Analisis.
► Jika kemudian di-
klik tombol YA,
KIRIM!, maka
selanjutnya akan
muncul notifikasi
BERHASIL
TERKIRIM KE
KNKP.
► 2. FORM LAPORAN IKP (6) ► Jika laporan
insiden sudah
dikirim akan
muncul informasi
berwarna hijau
LAPORAN IKP
SUDAH TERKIRIM
dan fitur yang
tersisa hanya
CETAK.
► Jika ada laporan
sudah melampaui
30 hari yang belum
dikirim, maka
laporan yang
tersimpan akan
hilang dan muncul
informasi berwarna
merah LAPORAN
► Laporan tersebut harus diinput ulang, jika akan IKP SUDAH LEBIH
dikirimkan. DARI 30 HARI.
► 2. FORM LAPORAN IKP (7)

► Form Laporan IKP


Bagian 1 dan
Bagian 2 dapat
dicetak. Sebelum
dicetak akan
muncul print
preview.
► Cetakan laporan
tersebut dapat
digunakan sebagai
laporan PJ/Tim
Mutu/Keselamatan
Pasien kepada
Kepala Puskesmas.
► 2. FORM LAPORAN IKP (8)

► Jika tombol HASIL


INVESTIGASI di-
klik akan muncul
Form Laporan IKP
Bagian Kedua,
yaitu HASIL
INVESTIGASI DAN
ANALISA yang
terdiri dari 14 item.
► 3. REKAP LAPORAN IKP

► Menu REKAP
LAPORAN IKP
akan
menampilkan
grafik batang
dan tabel
sejumlah
variabel pada
Form Laporan
IKP Bagian
Pertama pada
tahun yang
dipilih.
► 4. REKAP BULANAN IKP

► Menu REKAP
BULANAN IKP
akan
menampilkan
grafik batang dan
tabel jumlah
laporan IKP yang
telah dikirim
Puskesmas
menurut bulan
pada tahun yang
dipilih.
► Menu
► 5. MONITORING IKP MONITORING IKP
akan
menampilkan
tabel monitoring
dan jumlah
laporan IKP yang
telah dikirim
Puskesmas
menurut bulan
pada tahun yang
dipilih.

► : Sudah lapor
IKP Nihil.

► : Sudah lapor
ada IKP.

► Monitoring IKP bisa didasarkan pada tanggal kirim laporan


► : Belum
IKP atau tanggal terjadinya insiden. lapor.
► 6. CONTACT US

► Jika ada hal-hal


yang ingin
ditanyakan terkait
Aplikasi Laporan
IKP Puskesmas
dapat
menggunakan
menu Contact Us
pada Navigasi
Utama.
► Sekretariat KNKP
akan meresponnya.
FORM LAPORAN
IKP BAGIAN
PERTAMA
► A. DATA PASIEN

► (1) Kelompok umur dan Umur, (2) Penanggung Biaya Pasien dan (3) Jenis
Kelamin  isi atau pilih opsi pada menu drop-down sesuai dengan kondisi
pasien yang mengalami insiden.
► Tanggal Mendapatkan Pelayanan dipilih tanggal-bulan-tahun-jam-menit di
mana pasien terdaftar di loket/bagian pendaftaran Puskesmas.
► B. RINCIAN KEJADIAN (1)

1. TANGGAL DAN WAKTU INSIDEN


► Pilih tanggal-bulan-tahun-jam-menit di mana pasien mengalami insiden
terkait.

2. INSIDEN

► Sebutkan secara ringkas insiden yang terjadi pada pasien.

3. KRONOLOGIS INSIDEN

► Uraikan peristiwa yang menggambarkan insiden yang terjadi secara jelas


berdasarkan urutan waktu. Hindari penulisan menggunakan singkatan.
► B. RINCIAN KEJADIAN (2)

4. JENIS INSIDEN
► Pilih menu drop-down ini sesuai dengan jenis insiden yang terjadi (Sentinel,
KTD).

5. INSIDEN TERJADI PADA PASIEN YANG AKAN


MELAKUKAN PELAYANAN

► Pilih menu drop-down ini sesuai dengan jenis pelayanan yang menjadi
tujuan utama pasien mendatangi Puskesmas.

6. DAMPAK INSIDEN
► Pilih menu drop-down ini sesuai dengan tingkat keparahan dampak yang
dialami pasien akibat insiden yang terjadi.
► B. RINCIAN KEJADIAN (3)

JENIS INSIDEN di DAMPAK INSIDEN


Aplikasi Laporan IKP
Puskesmas

SENTINEL KEMATIAN

CEDERA BERAT/IRREVERSIBLE
KTD
CEDERA SEDANG/REVERSIBLE
KTC
CEDERA RINGAN Pilihan DAMPAK
INSIDEN tergantung
KNC TIDAK CEDERA pada JENIS INSIDEN
yang dipilih
sebelumnya.
► B. RINCIAN KEJADIAN (3)

JENIS INSIDEN di DAMPAK INSIDEN


Aplikasi Laporan IKP
Puskesmas

SENTINEL KEMATIAN

CEDERA BERAT/IRREVERSIBLE
KTD
CEDERA SEDANG/REVERSIBLE

CEDERA RINGAN Pilihan DAMPAK


INSIDEN tergantung
TIDAK CEDERA pada JENIS INSIDEN
yang dipilih
sebelumnya.
► B. RINCIAN KEJADIAN (4)

7. PROBABILITAS
► Pilih menu drop-down ini sesuai dengan tingkat frekuensi/kekerapan
terjadinya insiden tersebut di Puskesmas.

8. ORANG PERTAMA YANG MELAPORKAN INSIDEN


► Pilih menu drop-down ini sesuai dengan pihak yang pertama kali
melaporkan terjadinya insiden tersebut kepada Puskesmas.

9. INSIDEN TERJADI PADA


► Pilih menu drop-down ini sesuai dengan lokasi pelayanan Puskesmas yang
diterima pasien yang mengalami insiden tersebut.
► B. RINCIAN KEJADIAN (5)

10. TEMPAT INSIDEN


► Pilih menu drop-down ini sesuai dengan lokasi terjadinya insiden pada
pasien tersebut.

11. JENIS PELAYANAN TERKAIT INSIDEN


► Pilih menu drop-down ini sesuai dengan jenis pelayanan Puskesmas yang
terkait langsung dengan terjadinya insiden.

12. TINDAKAN YANG DILAKUKAN SEGERA SETELAH


KEJADIAN DAN HASILNYA
► Tuliskan deskripsi tindakan apa saja yang dilakukan segera setelah
kejadian insiden dan bagaimana hasil dari tindakan tersebut.
► B. RINCIAN KEJADIAN (6)

13. TINDAK LANJUT OLEH


► Pilih menu drop-down ini sesuai dengan pihak yang melakukan tindak lanjut
pada pasien yang mengalami insiden tersebut).

14. APAKAH KEJADIAN YANG SAMA PERNAH TERJADI


► Pada field ini terdapat pilihan untuk menyatakan apakah kejadian insiden
yang sama pernah terjadi sebelumnya di Puskesmas. Bila memilih opsi YA,
akan muncul field baru di bawah ini:

LANGKAH TINDAKAN APA YANG DIAMBIL PADA


PELAYANAN TERSEBUT UNTUK MENCEGAH
TERULANGNYA KEJADIAN YANG SAMA
► Tuliskan langkah/tindakan apa yang telah diambil pada pelayanan tersebut
untuk mencegah terulangnya kejadian insiden yang sama.
► B. RINCIAN KEJADIAN (7)

► Dalam hal isian


1) umur pasien,
2) tanggal dan
waktu insiden, serta
3) jenis insiden
sama dengan
laporan
sebelumnya, maka
isian form Bagian
Pertama tidak bisa
disimpan, karena
mengindikasikan
adanya duplikasi
laporan.
FORM LAPORAN
IKP BAGIAN
KEDUA
► Form Hasil Investigasi dan Analisa
pada aplikasi dapat diisi, jika
sudah melakukan investigasi IKP
dengan menggunakan Lembar
Kerja Investigasi.
► HASIL INVESTIGASI DAN ANALISA (1)

1. TIPE DAN SUBTIPE INSIDEN


► Pilih menu drop-down ini sesuai dengan tipe dan subtipe insiden yang
terjadi. Setiap kali memilih tipe insiden tertentu akan muncul menu drop-
down subtipe insidennya. Daftar tipe dan subtipe insiden dapat dilihat pada
Lampiran 2.

2. TIPE HARM (DAMPAK YANG TERJADI AKIBAT INSIDEN)


► Ketika menempatkan cursor pada field ini, akan muncul 3 (tiga) golongan
yang menunjukkan tipe harm atau dampak yang terjadi akibat insiden,
yaitu:
 Patofisiologi (Diagnosa Penyakit)
 Cedera (Injury)
 Lain-lain
Setiap kali memilih salah satu golongan akan muncul field baru. Pengguna
dapat memilih lebih dari 1 (satu) golongan sesuai tipe harm atau dampak
yang terjadi.
TIPE HARM
PATOFISIOLOGI CEDERA LAIN-LAIN
A00-R99 S00-T99 ……………………..
ICD X ICD X
Chapter I-XVIII Chapter XIX

CAUSA
V01-Y98
ICD X
Chapter XX
o Terpotongnya glans penis digolongkan sebagai Tipe
Harm Cedera/Injury, sehingga kode ICD X-nya terletak di
Chapter XIX.
o Terpotongnya glans penis dapat dikaitkan sebagai Complications of
Surgical and Medical Care, sehingga kode ICD X-nya terletak di
T80-T88.
o Terpotongnya glans penis
dapat digolongkan sebagai
accidental perforation of
organ by instrument
during a procedure.
o Dengan demikian, kode
ICD X untuk Tipe Harm-nya
adalah T81.2.
o Sedangkan kode ICD X untuk causa terpotongnya
glans penis dicari di Chapter XX.
o Causa terpotongnya glans penis terkait dengan
Surgical and Other Medical Procedures, sehingga kode ICD X-nya
terletak pada Y83-Y84.
o Causa terpotongnya glans
penis tidak dapat
digolongkan pada kode-
kode tertentu pada Y83-
Y84, sehingga dapat dipilih
other surgical procedures.
o Dengan demikian, kode
ICD X untuk Causa Harm-
nya adalah Y83.8.
► HASIL INVESTIGASI DAN ANALISA (3)

3A. ASUHAN PELAYANAN (CMP/CARE MANAGEMENT PROBLEM)


► Tuliskan masalah asuhan pelayanan (CMP) yang dijumpai. Jika tidak ada
masalah jangan kosongkan, tapi ditulis TIDAK ADA.

3B. MASALAH PELAYANAN (SDP/SERVICE DELIVERY PROBLEM)

► Tuliskan masalah pelayanan (SDP) terkait kondisi fasilitas dan sarana-


prasarana. Jika tidak ada masalah jangan kosongkan, tapi ditulis TIDAK
ADA.

4A. PENYEBAB LANGSUNG INSIDEN


► Tuliskan penyebab langsung insiden misalnya terkait staf/individu, alat,
lingkungan dan lainnya.
► HASIL INVESTIGASI DAN ANALISA (4)

4B. AKAR MASALAH INSIDEN


► Tuliskan akar masalah insiden misalnya terkait sistem dalam manajemen,
faktor eksternal dan lainnya. Baik penyebab langsung maupun akar
masalah insiden harus saling berhubungan sesuai hasil analisis akar
masalah yang dilakukan.

5. ORANG YANG TERLIBAT SEBAGAI PENYEBAB


LANGSUNG INSIDEN
► Pilih menu drop-down ini sesuai dengan hasil investigasi orang yang terlibat
sebagai penyebab langsung insiden.

6. PROSES/FASE PELAYANAN SAAT TERJADI INSIDEN


► Pilih menu drop-down ini sesuai dengan proses/fase pelayanan saat terjadi
insiden tersebut.
► HASIL INVESTIGASI DAN ANALISA (5)

7. FAKTOR-FAKTOR KONTRIBUTOR
► Pilih menu drop-down ini sesuai dengan faktor-faktor kontributor terhadap
terjadinya insiden tersebut. Rincian Faktor-Faktor Kontributor dapat dilihat
pada Lampiran 3.

8. FAKTOR MITIGASI
► Pilih menu drop-down pada masing-masing aspek ini sesuai mitigasi yang
dilakukan saat terjadi insiden tersebut. Pada setiap menu drop-down akan
muncul opsi. Aspek-aspek tersebut adalah (1) Untuk Pasien, (2) Untuk
Petugas, (3) Untuk Fasyankes dan (4) Untuk Faktor Penyebab Terkait.
Contoh: langsung ditangani, pasien dirujuk, pemberian penjelasan kepada
pasien dan keluarga.

9. CARA MENDETEKSI INSIDEN


► Pilih menu drop-down ini sesuai dengan cara mendeteksi/mengetahui
informasi terjadinya insiden tersebut.
► HASIL INVESTIGASI DAN ANALISA (6)

10. DAMPAK PADA FASYANKES


► Pilih menu drop-down ini sesuai dengan dampak insiden tersebut yang
ditimbulkan terhadap Puskesmas.

11. REKOMENDASI
► Tuliskan rekomendasi/usulan langkah-langkah/tindak lanjut yang harus
dikerjakan untuk perbaikan sistem guna mencegah terulangnya insiden
serupa di Puskesmas. Contoh: peningkatan kapasitas staf klinis tentang
Patient Safety.

12. TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN


► Tuliskan tindakan/kegiatan yang akan dilakukan Puskesmas berdasarkan
hasil rekomendasi untuk mencegah terulangnya insiden serupa di kemudian
hari. Contoh: pelatihan untuk staf klinis tentang Patient Safety.
► HASIL INVESTIGASI DAN ANALISA (7)

13. TINDAKAN PERBAIKAN


► Pilih menu drop-down pada masing-masing aspek ini sesuai tindakan
perbaikan/korektif yang dilakukan terhadap dampak insiden. Pada setiap
menu drop-down akan muncul opsi. Aspek-aspek tersebut adalah (1)
Kepada pasien dan (2) Kepada fasyankes. Contoh: penatalaksanaan cedera,
pengelolaan media/hubungan masyarakat, penatalaksanaan
keluhan/complain.

14. TINDAKAN UNTUK MENGURANGI RISIKO


► Pilih menu drop-down pada masing-masing aspek ini sesuai dengan
tindakan untuk mengurangi risiko setelah tindak lanjut insiden yang
dilakukan. Aspek-aspek tersebut adalah (1) Untuk Pasien, (2) Untuk
Petugas, (3) Untuk Fasyankes/Lingkungan dan (4) Faktor Yang
Mempengaruhi. Contoh: pengaturan beban kerja, meningkatkan budaya
keselamatan pasien, ketersediaan sarana prasarana, audit internal.
TINGKATAN PENGGUNA:

DINAS KESEHATAN
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
► ALAMAT AKSES DAN LOG IN APLIKASI LAPORAN
IKP PUSKESMAS TINGKAT DINAS KESEHATAN
DAERAH KABUPATEN/KOTA
► Username
menggunakan 4 digit
angka kode
(wilayah)
Kabupaten/Kota
tersebut.
► Password default
adalah 1234.
► Jika ingin mengganti
password, harus
disepakati bersama,
karena di dalamnya
ada beberapa aplikasi
dan fitur.
https://mutufasyankes.kemkes.go.id
► TAMPILAN HALAMAN DASHBOARD

► Pada halaman
DASHBOARD
tersedia fitur
GANTI PASSWORD.
► MENU ► Menu yang tersedia
adalah:
1. Rekap Laporan
IKP.
2. Rekap Per Bulan.
3. Rekap Per
Puskesmas.
4. Rekap IKP Nihil.
5. Monitoring Status
Kirim IKP.
6. Tren IKP.

► Juga tersedia fitur


FEEDBACK IKP
yang berisi umpan
balik pembelajaran
dari KNKP yang
diberikan secara
berkala setiap 3
bulan.
► Menu
► MENU MONITORING STATUS MONITORING
KIRIM IKP STATUS KIRIM IKP
akan menampilkan
tabel monitoring
dan jumlah laporan
IKP yang telah
dikirim setiap
Puskesmas
menurut bulan
pada tahun yang
dipilih.

► : Sudah lapor
IKP Nihil.

► : Sudah lapor
ada IKP.

► : Belum lapor.
► MENU IKP NIHIL DI TINGKAT PENGGUNA
PUSKESMAS
► Jika tidak ada
laporan eksternal
yang dikirim ke
KNKP pada bulan
berjalan, maka
pada akhir bulan
berjalan
Puskesmas mengisi
IKP Nihil.
► Tidak ada laporan
pada bulan berjalan
bisa karena:
1. Tidak ada
insiden, atau
2. Investigasi
insiden belum
selesai
dilakukan.
TINGKATAN PENGGUNA:

DINAS KESEHATAN
DAERAH PROVINSI
► ALAMAT AKSES DAN LOG IN APLIKASI LAPORAN
IKP PUSKESMAS TINGKAT DINAS KESEHATAN
DAERAH PROVINSI
► Username
menggunakan 2 digit
angka kode
(wilayah) Provinsi
tersebut.
► Password default
adalah 1234.
► Jika ingin mengganti
password, harus
disepakati bersama,
karena di dalamnya
ada beberapa aplikasi
dan fitur.

https://mutufasyankes.kemkes.go.id
► TAMPILAN HALAMAN DASHBOARD

► Pada halaman
DASHBOARD
tersedia fitur
FEEDBACK IKP
yang berisi umpan
balik pembelajaran
dari KNKP yang
diberikan secara
berkala setiap 3
bulan.
► MENU

► Menu yang tersedia


adalah:
1. Rekap Laporan
IKP.
2. Rekap Per Bulan.
3. Rekap Per
Kabupaten/Kota.
4. Rekap IKP Nihil
Per Provinsi.
5. Monitoring Status
Kirim IKP.
6. Tren IKP.

► Juga tersedia fitur


GANTI PASSWORD.
FORM LAPORAN
PENUTUP
IKP BAGIAN
PERTAMA
► Laporan IKP yang dikirimkan oleh
Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya ke KNKP akan turut
berkontribusi terhadap
terselenggaranya Sistem Pelaporan
dan Pembelajaran Keselamatan Pasien
Nasional (SP2KPN) di Indonesia.
SISTEM PELAPORAN & PEMBELAJARAN
KESELAMATAN PASIEN NASIONAL (SP2KPN)
• ADALAH PUSAT DATA LAPORAN INSIDEN
KESELAMATAN PASIEN YANG MERUPAKAN
BAGIAN DARI KOMITE NASIONAL KESELAMATAN
PASIEN (KNKP) YANG DITETAPKAN DENGAN
PERMENKES NO 11 TAHUN 2017
• KEMAMPUAN MENCEGAH DAN MELINDUNGI
PASIEN TERHADAP INSIDEN TERGANTUNG
PADA BUDAYA KESELAMATAN PASIEN, SALAH
SATUNYA ADALAH PELAPORAN INSIDEN
• AGAR BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DAPAT
TERWUJUD MAKA PERLU DIDUKUNG OLEH
SISTEM PELAPORAN DAN PEMBELAJARAN
KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS
TERIMA KASIH

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav 4- Jakarta Selatan

www.yankes.kemkes.go.id www.facebook.com/ditjen.yankes @ditjenyankes @ditjenyankes

Anda mungkin juga menyukai