MUTU DI PUSKESMAS
DISAMPAIKAN PADA:
WORKSHOP MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DI FASILITAS
KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA
dr. K. MOHAMAD TAUFIQ, MMR
Koordinator Kelompok Substansi Mutu dan Akreditasi Pelayanan
Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Jakarta, 19 Maret 2022
PROFIL SINGKAT
dr. H. K.MOHAMAD TAUFIQ, MMR
• BEKERJA DI PUSKESMAS : 1992 – 1995 • PELATIHAN SURVEIOR AKREDITASI RS : TAHUN
2012
• BEKERJA DI RS : 1995 – 2007
• BEKERJA DI KEMENKES : 2007 – SEKARANG • PELATIH SURVEIOR AKREDITASI FKTP : 2015 –
SEKARANG
• KASI STANDARISASI KESEHATAN BAYI DAN BALITA :
2009 – 2012 • PELATIH TOT PENDAMPING AKREDITASI FKTP :
TAHUN 2015 - SEKARANG
• KASUBDIT PELAYANAN KESEHATAN DASAR : 2012 -
2015 • PENYUSUN & EDITOR BUKU – BUKU
AKREDITASI FKTP
• KASUBDIT MUTU DAN AKREDITASI YANKES PRIMER :
2015 – 2020 • PELATIHAN GLOBAL PLAGSHIP – SDGs :
Washinton DC TAHUN 2018
• SEKRETARIS EKSEKUTIF KOMISI AKREDITASI FKTP :
2015 - 2019 • PELATIHAN PHCPI /QUALITY OF CARE :
WASHINTON DC TAHUN 2018
• PELATIHAN AKREDITASI RS : 1995
• PENGURUS PB IDI PERIODE 2018 -2021
10000
9754 9767 9825 9993 10137 10203 10203
PENGUATAN DINKES KAB/KOTA DALAM
9153 9153 9153
MELAKUKAN PEMBINAAN MUTU DAN
8000
6000
7518
1 AKREDITASI MELALUI PEMBENTUKAN TPCB
4000 4223
2000
1484
0 100 MELAKUKAN TRANSFORMASI
2015 2016
JUMLAH PUSKESMAS
2017 2018 2019
TINGKAT CAPAIAN SKOR AKREDITASI PUSKESMAS PENINGKATAN KUALITAS TATA KELOLA MUTU DI
3
FKTP
P A R I P U R N A
≥ 80% PELAPORAN PENGUKURAN INDIKATOR MUTU
7,14%
3,23% 2,95% 4 DAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
G 7,73%
10,41%
10,92% 77,05%
33,85%
76,77%
34,65% 72,86% BAB 1
A 35,86%
72,27% BAB 2
BAB 5
69,59%
BAB 4
TATA KELOLA
MANAJEMEN SEBAGAI INSTITUSI 5 PENERAPAN PPI DI FKTP
69,08%
BAB 7
46,15%
P BAB 8 TATA KELOLA
45,35% MANAJEMEN PROGRAM UKM
BAB 3
44,14%
BAB 6
TATA KELOLA
BAB 9
MANAJEMEN PROGRAM UKP
4 INDIKATOR DI KLINIK
Sarana
PENILAIAN
Prasarana AKREDITASI
TATA KELOLA DAN
Alat Kesehatan KEPEMIMPINAN
Sumber Daya
Kesehatan
INDIKATOR NASIONAL MUTU
Tolok ukur yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan mutu pelayanan
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
kepentingan
Untuk menilai apakah transparansi publik
upaya yang telah
TUJUAN
dilakukan dapat
meningkatkan keluaran
pelayanan kesehatan;
Memberikan umpan
balik kepada fasyankes
Untuk pembelajaran
menggunakan praktik terbaik
yang diperoleh melalui
proses kaji banding
INDIKATOR NASIONAL MUTU
Puskesmas, TPMD,
INM Rumah Sakit KLINIK, RS, Laboratorium
Kesehatan dan Unit
INM Puskesmas Transfusi Darah.
INM Laboratorium
RUANG Dinas Kesehatan
INM Klinik Pratama LINGKUP SASARAN Kabupaten/ Kota
INM UTD
Dinas Kesehatan Provinsi
INM TPMD
Kementerian Kesehatan
Memberikan acuan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan FASYANKES dalam melakukan
pengukuran dan evaluasi mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan indikator yang ditetapkan.
Fasilitas Pelayanan kesehatan wajib melakukan pengukuran dan evaluasi mutu pelayanan
kesehatan sesuai dengan indikator mutu.
Pengukuran Indikator Mutu dilakukan dengan mengacu pada profil Indikator Mutu
7
3/19/2022
TAHAPAN PENGUKURAN INDIKATOR MUTU
PELAPORAN
ANALISIS
VALIDASI
PENGUMPULAN
DATA
PENETAPAN
INDIKATOR
PEMILIHAN INDIKATOR DILAKUKAN BERDASARKAN HASIL KONSENSUS DENGAN MEMPERHATIKAN BEBERAPA
KRITERIA BERDASARKAN HANDBOOK FOR NATIONAL QUALITY POLICY AND STRATEGY (2018) SEBAGAI BERIKUT:
Z
INDIKATOR
MUTU
INDIKATOR INDIKATOR
MANDATORI NON
MANDATORI
MENGUKUR
PERLU UKURAN KEBERHASILAN DAN
UPAYA KESEHATAN KEBERHASILAN MEMPERBAIKI
INDIVIDU, PELAYANAN KESEHATAN
SECARA BERJENJANG
KELUARGA
INDIKATOR MUTU
DAN MASYARAKAT
TINGKAT FKTP
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
TINGKAT PROVINSI
TINGKAT NASIONAL
INDIKATOR MUTU DI PUSKESMAS KEPATUHAN IDENTIFIKASI PENGGUNA
LAYANAN
2 PUSKESMAS
DITETAPKAN BERDASARKAN PRIORITAS PERMASALAHAN
KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MINIMAL 1 IMPP PER
PUSKESMAS,
Numerator Jumlah subjek atau kondisi yang ingin diukur dalam populasi atau
sampel yang memiliki karakteristik tertentu
Denomerator Semua peluang yang ingin diukur dalam populasi atau sampel
Target Pencapaian Sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai
PENYUSUNAN INDIKATOR MUTU
PROFIL INDIKATOR
Kriteria Inklusi, Eksklusi
Sumber Data Asal data yang diukur (Data Primer, Data Sekunder)
Besar Sampel Jumlah data yang harus dikumpulkan agar pengukuran menjadi refresentatif.
Menyesuaikan kaidah statistik.
Frekuensi Pengumpulan Data Kekerapan pengumpulan data.
Periode Pelaporan Data Kurun waktu yang ditetapkan untuk melaporkan data
Periode Analisa Data Kurun waktu yang ditetapkan untuk melakukan analisis data
Penanggung Jawab Petugas yang bertanggung jawab untuk mengakomodir upaya pencapaian
target yang ditetapkan.
INM
KEPATUHAN KEBERSIHAN
TANGAN
15
• Kebersihan Tangan
– Merupakan salah satu prosedur yang paling penting dan efektif
mencegah Healthcare Associated Infections (HAIs) bila
dilakukan dengan baik dan benar
– Pilar dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
– Komponen sentral dari Patient Safety
• Menciptakan lingkungan yang aman
• Pelayanan kesehatan aman
– Bagian dari kewaspadaan standar
INDIKATOR NASIONAL MUTU KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN
KEBERSIHAN TANGAN TUJUAN
Kebersihan tangan dilakukan dengan
mencuci tangan menggunakan sabun dan Mengukur kepatuhan pemberi
air mengalir bila tangan tampak kotor atau layanan kesehatan sebagai
terkena cairan tubuh, atau menggunakan dasar untuk memperbaiki dan
alkohol (alcohol-based handrubs) dengan meningkatkan kepatuhan agar
kandungan alkohol 60-80% bila tangan dapat menjamin keselamatan
tidak tampak kotor . petugas dan pasien/pengguna
Kebersihan tangan yang dilakukan dengan layanan dengan cara
benar adalah kebersihan tangan sesuai mengurangi risiko infeksi yang
indikasi dan langkah kebersihan tangan terkait pelayanan kesehatan
sesuai rekomendasi WHO
Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan
tangan dilakukan pada saat tertentu sebagai
upaya untuk menghentikan penularan
mikroba selama perawatan
INDIKATOR NASIONAL MUTU KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN (KKT)
• KEBERSIHAN TANGAN DILAKUKAN OLEH SEMUA PETUGAS PEMBERI PELAYANAN
01 • PEMBERI PELAYANAN TERDIRI DARI TENAGA MEDIS DAN TENAGA KESEHATAN
TARGET : ≥ 85%
FORMULA KRITERIA
Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan INKLUSI
x 100 %
Seluruh peluang yang dimiliki oleh tenaga medis dan
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya tenaga kesehatan terindikasi harus melakukan
dilakukan dalam periode observasi kebersihan tangan
EKSLUSI
TIDAK ADA
A B C D
Dokter melakukan Dokter melakukan Dokter melakukan Dokter melakukan
pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik
pasien pasien pasien pasien
SIMULASI CARA MENGHITUNG KKT
Ruang Cenderawasih Puskesmas X 9 Action
SALAH -------------------- x 100 % = 100%
9 opportunity
Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
X 100% 6 Action
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya -------------------- x 100 % = 100 %
dilakukan dalam periode observasi
BENAR
6 opportunity
Dokter melakukan
pemeriksaan fisik
pasien
A B C D
Dokter melakukan Dokter melakukan Dokter melakukan
pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik
pasien pasien pasien
Dokter menulis
hasil visite ke-4
pasien pada status
pasien
SIMULASI CARA MENGHITUNG KKT
Ruang Cenderawasih Puskesmas X SALAH 11 Action
-------------------- x 100 % = 100%
11 opportunity
Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
X 100%
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
7 Action
dilakukan dalam periode observasi
BENAR -------------------- x 100 % = 100 %
7 opportunity
Dokter melakukan
pemeriksaan fisik
pasien
A B C D
Dokter melakukan Dokter melakukan Dokter melakukan
pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik
pasien pasien, dilanjutkan pasien
dengan
Dokter menulis
membersihkan pus
hasil visite ke-4
pada bekas luka
pasien pada status
jahitan.
pasien
INM
KEPATUHAN PENGGUNAAN
APD
26
MENGAPA PENGGUNAAN APD SANGAT PENTING?
APD
TUJUAN
Kepatuhan penggunaan APD adalah
kepatuhan petugas dalam menggunakan
• Mengukur kepatuhan
APD dengan tepat sesuai dengan indikasi petugas Puskesmas
ketika melakukan tindakan yang dalam menggunakan
memungkinkan tubuh atau membran APD.
mukosa terkena atau terpercik darah atau • Menjamin keselamatan
cairan tubuh atau cairan infeksius lainnya petugas dan pengguna
berdasarkan jenis risiko transmisi (kontak, layanan dengan cara
droplet dan airborne
mengurangi risiko
Penilaian kepatuhan penggunaan APD
adalah penilaian terhadap petugas dalam
infeksi
menggunakan APD sesuai indikasi dengan
tepat saat memberikan pelayanan
kesehatan pada periode observasi
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
TARGET : ≥ 100%
SASARAN
Adalah petugas.
PETUGAS
Adalah seluruh tenaga yang terindikasi
menggunakan APD, contoh dokter, dokter gigi,
bidan, perawat, petugas laboratorium .
PERIODE OBSERVASI
Adalah waktu yang ditentukan sebagai periode
yang ditetapkan dalam proses observasi
penilaian kepatuhan
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
FORMULA KRITERIA
Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai INKLUSI
Indikasi dalam periode observasi Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD
x 100 %
Jumlah seluru petugas yang terindikasi menggunakan APD
EKSLUSI
dalam peroode observasi
TIDAK ADA
IDENTIFIKASI PASIEN
TUJUAN
• Identifikasi pasien secara benar
adalah proses identifikasi yang Mengukur kepatuhan
dilakukan pemberi pelayanan pemberi pelayanan untuk
dengan menggunakan minimal melakukan identifikasi
dua penanda identitas seperti: pasien dalam melakukan
nama lengkap, tanggal lahir, nomor tindakan pelayanan
rekam medik, NIK sesuai dengan
yang ditetapkan di Puskesmas.
• Identifikasi dilakukan dengan cara
visual (melihat) dan atau verbal
(lisan).
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN
SASARAN
IDENTIFIKASI PASIEN MELALUI TONDAKAN
Petugas
INTERVENSI
• Pemberian pengobatan : pemberian obat,
PEMBERI PELAYANAN pemberian cairan intravena.
Adalah tenaga medis dan tenaga kesehatan • Prosedur tindakan : pencabutan gigi,
imunisasi, pemasangan alat kontrasepsi,
persalinan, dan tindakan kegawatdaruratan
INDETIFIKASI PASIEN SECARA • Prosedur diagnostik: pengambilan sampel
BENAR
Adalah proses identifikasi yang dilakukan INDETIFIKASI PASIEN DIANGGAP BENAR
pemberi pelayanan dengan menggunakan JIKA
minimal dua penanda identitas seperti: nama pemberi pelayanan melakukan identifikasi
lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medik, seluruh tindakan intervensi yang dilakukan
NIK sesuai dengan yang ditetapkan di dengan benar
Puskesmas
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEPATUHAN INDETIFIKASI PASIEN
FORMULA KRITERIA
Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi pasien. INKLUSI
secara benar dalam periode observasi Semua pemberi pelayanan yang memberikan
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode
x 100 % pelayanan kesehatan
observasi
EKSLUSI
TIDAK ADA
36
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB SEMUA KASUS SENSITIF OBAT
TB SO TUJUAN
• TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita
TB yang berdasarkan hasil Untuk mengetahui jumlah
pemeriksaan bakteriologis atau Tes keberhasilan pengobatan
Cepat Molekuler (TCM) menunjukkan pasien TB semua kasus
hasil masih sensitif terhadap Obat sensitif obat dan
Anti Tuberculosis (OAT) lini 1 mengurangi angka
(pertama). penularan penyakit TB
• OAT lini 1 adalah obat anti
tuberculosis yang terdiri dari Isoniazid
(H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z),
Etambutol (E) dan Streptomisin (S).
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB SEMUA KASUS SENSITIF OBAT
SEMBUH
Adalah pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan
bakteriologis positif pada awal pengobatan yang hasil KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan
menjadi negatif dan pada salah satu pemeriksaan Adalah angka yang menunjukkan persentase semua
sebelumnya pasien TB yang sembuh di antara semua pasien TB
yang diobati dan dilaporkan sesuai dengan
periodisasi waktu pengobatan TB
INDIKATOR NASIONAL MUTU
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB SEMUA KASUS SENSITIF OBAT
FORMULA KRITERIA
Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh & pengobatan INKLUSI EKSKLUSI
lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas SEMUA PASIEN TB SO YANG 1. PASIEN TB PINDAHAN YANG TIDAK
x 100 % DINYATAKAN SEMBUH DAN DILENGKAPI DENGAN TB.09 DAN
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan di HASIL PENGOBATAN PASIEN TB
MENJALANI PENGOBATAN SECARA
wilayah kerja Puskesmas PINDAHAN DENGAN TB.10
LENGKAP DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADA TAHUN BERJALAN. 2. PASIEN TB DENGAN HASIL POSITIF
PADA BULAN KE 5 ATAU BULAN KE 6
3. PASIEN TB MENINGGAL SEBELUM
BERAKHIR MASA PENGOBATAN
41
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN ANC SESUAI STANDAR
PENGERTIAN
wardanelayunus@gmail.com
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN ANC SESUAI STANDAR
STANDAR KUANTITAS
Adalah kunjungan 6 kali selama periode kehamilan WAKTU PEMERIKSAAN 10T
(K4) terdiri dari:
a) 1 kali pada trimester ke-1 (0-12 minggu) Mengikuti daftar pemeriksaan ANC sesuai
b) 2 kali pada trimester ke-2 (>12 minggu-24 ketentuan yang berlaku )
minggu)
c) 3 kali pada trimester ke-3 ( >24 minggu sampai
kelahirannya)
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN ANC SESUAI STANDAR
FORMULA KRITERIA
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai INKLUSI EKSKLUSI
standar di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan SELURUH IBU HAMIL YANG TELAH 1. IBU HAMIL DENGAN K1 BUKAN DI TRIMESTER 1
x 100 % BERSALIN DI WILAYAH KERJA 2. IBU HAMIL YANG PINDAH DOMISILI (DROP OUT)
Jumlah semua hamil yang telah bersalin yang mendapatkan PUSKESMAS PADA TAHUN 3. IBU HAMIL YANG TIDAK MENYELESAIKAN MASA
pelayanan ANC di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan BERJALAN KEHAMILAN (ABORTUS)
4. IBU HAMIL PINDAHAN YANG TIDAK MEMILIKI
CATATAN RIWAYAT KEHAMILAN LENGKAP
5. IBU HAMIL MENINGGAL SEBELUM BERSALIN
6. IBU HAMIL YANG BERSALIN SEBELUM
MENYELESAIKAN K4 (PREMATURE
48
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEPUASAN PASIEN
FAKTA
• Beberapa penelitian saat ini menyampaikan bahwa
tingkat kepuasan pasien rata-rata ≥ 76%, yang
dikategorikan “baik” sesuai Permenpan.
• Namun, tingkat kepuasan bersifat dinamis seiring
dengan kebutuhan pasien terhadap pelayanan yang
disediakan oleh fasyankes (Puskesmas).
• Era JKN membuat pasien bisa memilih ”faskes”
tentunya pasien akan mencari pelayanan yang
memenuhi kebutuhannya yaitu pelayanan yang
bermutu.
• Upaya peningkatan mutu harus terus dilakukan
seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi
dan tentunya bisa “memenuhi” kebutuhan &
harapan pasien sesuai “standar” pelayanan.
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEPUASAN PASIEN
LATAR BELAKANG
REGULASI TERKAIT KEPUASAN TUJUAN
DALAM PEMBERIAN MENGUKUR TINGKAT KEPUASAN
PELAYANAN, PUSKESMAS HARUS MASYARAKAT SEBAGAI DASAR
MEMPERHATIKAN KEPUASAN UPAYA-UPAYA PENINGKATAN MUTU
PASIEN DAN TERSELENGGARANYA
PELAYANAN DI SEMUA UNIT YANG
MAMPU MEMBERIKAN KEPUASAN
PASIEN.
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEPUASAN PASIEN
57
FAQ SEPUTAR IMPP
METODE YANG DIGUNAKAN
UNTUK MEMBUAT SKALA
ADALAH INDIKATOR MUTU PRIORITAS DALAM
APAKAH YANG DI TK. PUSKESMAS YANG MENENTUKAN IMPP?
DIMAKSUD DIRUMUSKAN BERDASARKAN
DGN IMPP
PRIORITAS MASALAH
KESEHATAN YANG ADA DI
BISA DENGAN USG,
WILKER PUSKESMAS
3H1P, SKALA LIKERT,
DLL GUNAKAN
YANG SDH FAMILIAR
DI PUSKESMAS
ADA PERBAIKKAN???
IMPLEMENTASI
MONEV
KAMUS INDIKATOR
Kriteria
5.1.1. Kepala Puskesmas dan tim atau petugas yang diberi tanggung jawab untuk
peningkatan mutu dan keselamatan pasien berkomitmen untuk
membudayakan peningkatan mutu secara berkesinambungan melalui
pengelolaan indikator mutu.
Pokok Pikiran:
Kepala Puskesmas bertanggung jawab menetapkan prioritas program dan
kegiatan yang perlu diperbaiki, dengan mempertimbangkan proses-proses
INDIKATOR MUTU yang berimplikasi risiko tinggi (high risk), melibatkan populasi dalam volume
besar (high volume), membutuhkan biaya besar bila tidak dikelola dengan
PUSKESMAS
baik (high cost), capaian kinerja rendah (bad performance), atau cenderung
menimbulkan masalah (problem prone)
Area prioritas perbaikan untuk tingkat Puskesmas ditetapkan setiap tahun
MERUPAKAN BAGIAN
berdasarkan masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja sebagai hasil
analisis kebutuhan dan harapan masyarakat yang menjadi fokus untuk
melakukan inovasi. Upaya tersebut harus didukung semua bagian mulai dari
DARI PENILAIAN
Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP), Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), Kefarmasian,
dan Laboratorium.
DALAM STANDAR
Keberhasilan perbaikan terhadap area prioritas diukur dengan indikator area
prioritas.
Dalam rangka upaya perbaikan mutu yang berkesinambungan, Kepala
PUSKESMAS
Indikator ini merupakan indikator yang bersifat mandatori yang wajib
dilakukan pengukuran dan pelaporan oleh seluruh Puskesmas.
b. Indikator Mutu Prioritas Puskesmas (IMPP)
Indikator ini dirumuskan berdasarkan prioritas masalah kesehatan yang
ada di wilayah kerja yang akan dilakukan perbaikan.
Indikator mutu yang diprioritaskan berdasarkan permasalahan
kesehatan di wilayah kerja disebut dengan Indikator Mutu Prioritas
Puskesmas (IMPP) yang upaya perbaikannya harus didukung oleh KMP,
UKM dan UKPP.
Contoh: masalah tingkat Puskesmas yang ditetapkan sesuai dengan
permasalahan kesehatan di wilayah kerja adalah tingginya prevalensi
tuberkulosis, maka dilakukan upaya perbaikan pada kegiatan UKP yang
terkait dengan penyediaan pelayanan klinis untuk mengatasi masalah
tuberkulosis, dilakukan upaya perbaikan kinerja pelayanan UKM untuk
menurunkan prevalensi tuberkulosis, dan dukungan manajemen untuk
mengatasi masalah tuberkulosis.