AKREDITASI
KESEHATAN
PRATAMA
BAB 3
PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN
PERSEORANGAN DAN PENUNJANG (UKPP)
TIM FASILITATOR
KOMITE AKREDITASI KESEHATAN
PRATAMA
DISAMPAIKAN PADA:
PELATIHAN CALON SURVEIOR AKREDITASI PUSKESMAS DAN
KLINIK ANGKATAN I TAHUN 2023
Jakarta, 3 - 5 Juli 2023
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan dan
Penunjang (UKPP)
3.2 Pengkajian, 3.4 Pelayanan 3.8 3.10 Penyelenggaraan
Rencana anastesi Penyelengga Pelayanan
Asuhan, dan lokal dan raan Rekam kefarmasian
Pemberian tindakan di 3.6 Pemulangan Medis dilaksanakan sesuai
Asuhan Puskesmas dan tindak dengan ketentuan
dilaksanakan dilaksanakan lanjut pasien peraturan
secara sesuai perundang-
paripurna. standar. undangan.
CPPT
Hak &
Isi
Kewajiban Kajian Regulasi
Pasien
Cara & Bahasa
dipahami D R
Kebutuhan:
Privasi
Partisipasi Kompeten Rencana pemulangan
Asuhan nyeri
Kriteria 3.1.1
Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari penerimaan pasien
dilaksanakan dengan :
TEMPAT PENDAFTARAN
Puskesmas wajib meminta persetujuan umum (general consent)
• tindakan yang berisiko rendah, prosedur diagnostik, pengobatan medis
lainnya, batas yang telah ditetapkan, dan persetujuan lainnya, termasuk
peraturan tata tertib dan penjelasan tentang hak dan kewajiban pengguna
layanan.
• datang pertama kali, baik untuk rawat jalan maupun setiap rawat inap, dan
dilaksanakan observasi atau stabilitasi.
• pasien rawat inap didahului dengan pengisian formulir tambahan
persetujuan umum yang berisi penyimpanan barang pribadi, penentuan pilihan
makanan dan minuman, aktivitas, minat, privasi, serta pengunjung.
TEMPAT PENDAFTARAN
• mendapat informasi tentang sarana pelayanan, antara lain, tarif, jenis
pelayanan, proses dan alur pendaftaran, proses dan alur pelayanan, rujukan,
dan ketersediaan tempat tidur untuk Puskesmas perawatan/rawat inap.
• Informasi disampaikan menggunakan cara komunikasi massa lainnya dengan
jelas, mudah diakses, serta mudah dipahami oleh pasien dan masyarakat.
• Kepala Puskesmas dan penanggung jawab pelayanan klinis harus
- memahami tanggung jawab mereka dan
- bekerja sama secara efektif dan efisien untuk melindungi pasien dan
- mengedepankan hak pasien.
TEMPAT PENDAFTARAN
Keselamatan pasien
• identifikasi pasien, minimal dengan dua identitas yang relatif tidak
berubah, yaitu nama lengkap, tanggal lahir, atau nomor rekam
medis, serta tidak boleh menggunakan nomor kamar pasien atau
lokasi pasien dirawat.
• Informasi tentang rujukan harus tersedia di dokumen pendaftaran,
termasuk ketersediaan perjanjian kerja sama (PKS) dengan fasiltas
kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKTRL) yang memuat jenis
pelayanan yang disediakan.
PERSETUJUAN RUJUKAN
• Memperoleh penjelasan dari petugas yang berwenang tentang
tes/tindakan, prosedur, dan pengobatan mana yang memerlukan
persetujuan dan bagaimana pasien dan keluarga dapat memberikan
persetujuan
• Pasien atau keluarga terdekat yang membuat keputusan atas nama
pasien, dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan atau
pengobatan yang direncanakan atau meneruskan pelayanan atau
pengobatan setelah kegiatan dimulai, termasuk menolak untuk dirujuk
ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai.
Pemberi pelayanan wajib
• memberitahukan pasien dan keluarga terdekat tentang hak
mereka untuk membuat keputusan
• tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut.
• Jika menolak, maka diberitahu tentang alternative pelayanan dan
pengobatan,
misalnya pasien diare menolak diinfus maka pasien diedukasi agar
minum air dan oralit sesuai kondisi tubuh pasien
ELEMEN PENILAIAN (3.1.1)
Elemen Penilaian R D O W S
a) Tersedia kebijakan dan 1. SK Kepala Puskesmas tentang
prosedur yang mengatur Kebijakan identifikasi dan
identifikasi dan pemenuhan kebutuhan pasien
pemenuhan kebutuhan dengan risiko, kendala, dan
pasien dengan risiko, kebutuhan khusus.
kendala, dan kebutuhan
khusus 2. SOP Identifikasi dan
(R) pemenuhan Kebutuhan Pasien
dengan resiko, kendala, dan
kebutuhan Khusus.
b) Pendaftaran dilakukan 1. SK tentang Pelayanan Klinis Pengamatan Pj UKP, Petugas pendaftaran Simulasi terhadap
sesuai dengan kebijakan, (mulai dari pendaftaran sampai surveior terhadap: dan pasien : petugas tentang
pedoman, protokol dengan pemulangan dan
kesehatan, dan prosedur rujukan) · Alur pelayanan Penggalian informasi tentang 1. pelayanan yang
yang ditetapkan dengan · Alur pendaftaran · Pemahaman petugas memperhatikan
menginformasikan hak dan 2. SK tentang kewajiban · Penyampaian dalam menyampaikan hak dan
kewajiban serta menginformasikan hak dan informasi tentang informasi tentang hak dan kewajiban pasien,
memperhatikan kewajiban serta memperhatikan hak dan kewajiban kewajiban pasien, 2. proses identifikasi
keselamatan pasien (R, O, keselamatan pasien kepada pasien · proses identifikasi pasien termasuk
W, S). 3. SOP pendaftaran pasien di pendaftaran, dan penanganan jika
4. SOP informed consent · pemahaman pasien ditemukan
tentang hak dan kewajiban kendala dalam
pasien, jenis dan jadwal pelayanan (misal
pelayanan kendala Bahasa)
pasien
ELEMEN PENILAIAN (3.1.1)
Elemen Penilaian R D O W S
Skrining
• dilakukan sejak awal dari penerimaan pasien
• untuk memilah pasien sesuai dengan kemungkinan penularan infeksi
kondisi kegawatan dan kebutuhan pasien ,yang dipandu dengan
prosedur skrining yang dibakukan (SOP Skrining)
Kajian Ulang :
pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap dengan dilakukan secara
berkesinambungan sesuai perkembangan kondisi kesehatannya
D
Kajian Pasien
• Kajian Pasien dan diagnosis hanya boleh dilakukan oleh tenaga profesional
yang kompeten. Tenaga profesional yang kompeten ( = melaksanakan tugas
profesinya dipandu oleh standar dan kode etik profesi, kompetensi sesuai
dengan pendidikan dan pelatihan yang dimiliki, yang didapat serta ada
sertifikat kompetensi ).
• Kajian pasien dilakukan secara individual atau tim kesehatan antarprofesi jika
diperlukan (dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan
pemberi asuhan yang lain sesuai dengan kebutuhan pasien). Jika diperlukan
harus dilakukan koordinasi dalam penyusunan rencana asuhan terpadu.
Informed Concent :
• Salah satu bentuk hak untuk mengambil keputusan dan dilibatkan
terhadap asuhan yang akan diperoleh mengacu pada peraturan
perundang-undangan.
• Pemberian informasi dapat diperoleh pada berbagai titik waktu dalam
pelayanan, misalnya ketika pasien masuk rawat inap dan sebelum suatu
tindakan atau pengobatan tertentu yang berisiko.
• Informasi dan penjelasan tersebut diberikan oleh dokter yang
bertanggung jawab yang akan melakukan tindakan atau dokter lain
apabila dokter yang bersangkutan berhalangan, tetapi tetap dengan
sepengetahuan dokter yang bertanggung jawab tersebut.
Diagnosis
Tujuan
Alternatif
prognosis
Perkiraan biaya
Rencana Asuhan
• Pasien atau keluarga terdekat pasien diberi peluang untuk bekerja
sama dalam menyusun rencana asuhan klinis.
• disusun berdasarkan hasil kajian (diagnosis)
• memperhatikan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual, serta
memperhatikan nilai budaya yang dimiliki oleh pasien, juga mencakup
komunikasi, informasi, dan edukasi pada pasien dan keluarganya.
• Perubahan rencana asuhan ditentukan berdasarkan hasil kajian
lanjut sesuai dengan perubahan kebutuhan pasien.
• Asuhan pasien diberikan oleh tenaga sesuai dengan kompetensi lulusan
dengan kejelasan perincian wewenang menurut peraturan perundang-
undangan- undangan.
• Pada kondisi tertentu (misalnya pada kasus penyakit tuberkulosis (TBC)
dengan malanutrisi, perlu penanganan secara terpadu dari dokter,
nutrisionis, dan penanggung jawab program TBC, pasien memerlukan
asuhan terpadu yang meliputi asuhan medis, asuhan keperawatan,
asuhan gizi, dan asuhan kesehatan yang lain sesuai dengan kebutuhan
pasien.
• Untuk meningkatkan luaran klinis yang optimal perlu ada kerja sama
antara petugas kesehatan dan pasien/keluarga pasien.
• Pasien/keluarga pasien perlu mendapatkan penyuluhan kesehatan dan
edukasi yang terkait dengan penyakit dan kebutuhan klinis pasien
menggunakan pendekatan komunikasi interpersonal antara pasien dan
petugas kesehatan serta menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar
mereka dapat berperan aktif dalam proses asuhan dan memahami
konsekuensi asuhan yang diberikan.
Pelimpahan Wewenang
S : Subjective O : Objective A
: Assesment P : Planning
a) Pasien diprioritaskan atas 1. SK tentang Telaah Rekam Medis Pengamatan surveior Petugas di Simulasi
dasar kegawatdaruratan sebagai pelayanan klinis pelayanan
tahap triase sesuai dengan 2. SK tentang triase terhadap kegawatdaruratan: pelaksanaan
kebijakan, pedoman dan prosedur 3. Panduan Tata pelaksanaan triage
yang ditetapkan (R, D, O, W, S). laksana Triase pelayanan klinis dan Penggalian
4. SOP triase triase informasi terkait
5. SOP pelaksanaan
Penanganan prosedur triage
gawat darurat
a) Pelayanan anestesi lokal 1. SK tentang Telaah rekam medis Pengamatan Dokter,dokter gigi,
dilakukan oleh tenaga pelayanan pasien dengan surveior terhadap perawat, bidan,
kesehatan yang kompeten anastesi anastesi dan tenaga
sesuai dengan kebijakan dan 2. SOP proses pelayanan Kesehatan
prosedur (R, D, O, W). pelayanan anastesi oleh
anastesi tenaga kesehatan Penggalian
(menyesuaikan informasi tentang
kondisi di pelaksanaan
Puskesmas) anestesi lokal di
puskesmas
Pelayanan Gizi
Pelayanan Rujukan
b) Dilakukan komunikasi dengan 1. Bukti komunikasi efektif (SBAR Petugas yang memberikan
fasilitas kesehatan yang menjadi tujuan dan TBAK) dengan fasilitas rujukan
rujukan dan dilakukan tindakan kesehatan rujukan
stabilisasi terlebih dahulu kepada 2. Telaah Rekam medis (catatan Penggalian informasi tentang
pasien sebelum dirujuk sesuai kondisi stabilisasi pasien sebelum pelaksanaan komunikasi
pasien, indikasi medis dan kemampuan dirujuk ke FKTRL), dengan fasilitas kesehatan
dan wewenang yang dimiliki agar 3. Ceklist persiapan pasien yang menjadi tujuan rujukan
keselamatan pasien selama rujukan. dan pelaksanaan monitoring
pelaksanaan rujukan dapat terjamin (D, /stabilisasi pasien
W). Catatan:
Jika ada kasus rujukan
• Jika Puskesmas menerima umpan balik rujukan pasien dari fasilitas kesehatan
rujukan tingkat lanjut atau fasilitas kesehatan lain, tindak lanjut dilakukan
sesuai prosedur yang berlaku melalui proses kajian dengan memperhatikan
rekomendasi umpan balik rujukan.
• dilakukan secara berurutan dari sejak pasien masuk sampai pasien pulang, dirujuk, atau
meninggal
• Efek obat, efek samping obat, dan kejadian alergi didokumentasikan dalam rekam medis.
• Jika dijumpai adanya riwayat alergi obat, riwayat
alergi tersebut harus didokumentasikan sebagai
informasi klinis dalam rekam medis.
1) identitas pasien;
2) tanggal dan waktu;
3) hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat penyakit;
4) hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
5) diagnosis;
6) rencana penatalaksanaan;
7) pengobatan dan/ atau tindakan;
8) pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
9) persetujuan dan penolakan tindakan jika diperlukan;
10) untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
12) nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi dan atau tenaga kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan.
• Isi Rekam medis rawat inap sekurang-kurangnya:
1) Identitas pasien
2) Tanggal dan waktu
3) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat
penyakit.
4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
5) Diagnosis
6) Rencana penatalaksanaan
7) Pengobatan dan/ atau tindakan
8) Persetujuan tindakan jika diperlukan
9) Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
10) Ringkasan pulang (discharge summary)
11) Nama dan tanda tangan Dokter, Dokter gigi dan atau Tenaga
Kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
12) Pelayanan lain yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu
13) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
14) Nama dan tanda tangan dokter. Dokter gigi , atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayana kesehatan.
Isi Rekam medis gawat darurat:
1) Identitas pasien
2) Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
3) Identitas pengantar pasien
4) Tanggal dan waktu
5) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat
penyakit.
6) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
7) Diagnosis
8) Rencana penatalaksanaan
9) Pengobatan dan/ atau tindakan
10) Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan di unit gawat
darurat dan rencana tindak lanjut
11) Nama dan tanda tangan Dokter, Dokter gigi dan atau Tenaga
Kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
12) Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan
dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain
13) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
Puskesmas menetapkan dan melaksanakan kebijakan :
b) Rekam medis diisi secara lengkap dan Telaah rekam medis Pengamatan surveior Dokter, Dokter Gigi dan/
dengan tulisan yang terbaca serta harus terhadap : atau tenaga kesehatan
dibubuhi nama, waktu pemeriksaan, dan tanda Penggalian informasi
tangan dokter, dokter gigi dan/atau tenaga pengisian rekam medis tentang :
kesehatan yang melaksanakan pelayanan
kesehatan perseorangan; apabila ada pengisian rekam medis
kesalahan dalam
melakukan dilakukan koreksi sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan (D, O, W)
Standar 3.9
Penyelenggaraan Pelayanan Laboratorium
• Penyelenggaraan pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan kebijakan
dan prosedur yang ditetapkan.
Kriteria 3.9.1
Pelayanan laboratorium dikelola sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
Pokok Pikiran 3.9.1
RUJUKAN PEMERIKSAAN
Jika pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan oleh Puskesmas karena
keterbatasan kemampuan, dapat dilakukan rujukan pemeriksaan
laboratorium dengan prosedur yang jelas.
WAKTU PELAPORAN HASIL LABORATORIUM
Pimpinan Puskesmas perlu menetapkan jangka waktu yang dibutuhkan untuk
melaporkan hasil tes laboratorium. Hasil dilaporkan dalam kerangka waktu
berdasarkan kebutuhan pasien dan kebutuhan petugas pemberi pelayanan klinis.
Pemeriksaan pada gawat darurat dan di luar jam kerja serta pada akhir minggu
termasuk dalam ketentuan ini.
Hasil pemeriksaan yang segera (urgent), seperti dari unit gawat darurat, diberikan
perhatian khusus. Sebagai tambahan, bila pelayanan laboratorium dilakukan dengan
bekerja sama dengan pihak luar, laporan hasil pemeriksaan juga harus tepat waktu
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan atau yang tercantum dalam kontrak.
REAGENSIA DAN BAHAN LAINNYA
Urinalisis Mikro
parasito
imunologi
Contoh Jenis pemeriksaan lab yang
ditetapkan dalam SK
Ditetapkan kebijakan dan prosedur untuk
memastikan pemberian label yang lengkap dan
akurat untuk reagensia dan larutan yang
digunakan merujuk pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Yang perlu diperhatikan di Laboratorium
Secondary containment
FIFO
Monitoring
Sarana keselamatan
Spill
kit
No Hasil Monitoring Hasil Evaluasi Tindak Lanjut Pelaksanaan Hasil Keterangan
1. Terdapat reagen Tidak dilakukan Sosialisasi 10 Mei 2021 Dilakukan Evaluasi hasil
KOH 10% dan kit FIFO ulang sosialisasi oleh monitoring
kolesterol yang pengelolaan PJ Lab terhadap pengelolaan
expired dan seluruh tenaga reagen
penyimpanan teknis lab
reagen
3. Petugas masih
melakukan
recapping
Dilakukan pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu
eksternal terhadap pelayanan laboratorium sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan dan dilakukan perbaikan jika terjadi
penyimpangan
3.9.1 Elemen Penilaian:
a. Kepala Puskesmas menetapkan nilai normal, rentang nilai rujukan untuk setiap jenis
pemeriksaan yang disediakan, dan nilai kritis pemeriksaan laboratorium. (R)
b. Reagensia esensial dan bahan lain tersedia sesuai dengan jenis pelayanan yang
ditetapkan, pelabelan dan penyimpanannya, termasuk proses untuk menyatakan jika
reagen tidak tersedia. (R, D, W)
c. Penyelenggaraan pelayanan laboratorium yang meliputi (1) sampai dengan (9),
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (R, D, O,
W)
d. Pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal dilakukan terhadap
pelayanan laboratorium sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan dilakukan perbaikan jika terjadi penyimpangan (R, D,O,W)
e. Evaluasi dan tindak lanjut dilakukan terhadap waktu pelaporan hasil
ELEMEN PENILAIAN (3.9.1)
Elemen Penilaian R D O W S
a) Kepala Puskesmas 1. SK jenis pelayanan
menetapkan nilai normal, rentang laboratorium
nilai rujukan untuk setiap jenis 2. SK tentang rentang nilai
pemeriksaan yang normal laboratorium
disediakan, dan nilai kritis 3. SK tentang nilai
pemeriksaan laboratorium (R). kritis laboratorium
4. SOP – SOP terkait
pelayanan laboratorium
dan pengelolaan limbah
b) Reagensia esensial dan 1. SOP pelabelan reagen 1. Material Safety Data Sheet Petugas
bahan lain tersedia sesuai esensial dan bahan lain (MSDS) tiap reagen Laboratorium
dengan jenis pelayanan yang 2. SOP penyimpanan 2. Bukti penyimpanan dan Penggalian
ditetapkan, pelabelan, dan reagen esensial dan pelabelan reagensia sesuai informasi
penyimpanannya, termasuk bahan lain dengan regulasi (check list), tentang
proses untuk menyatakan jika 3. SOP Bahan Medis Habis 3. Bukti perhitungan kebutuhan Pengelolaan
reagen tidak tersedia (R, D, W). pakai (bahan dan reagensia termasuk buffer reagen,
alatnya) stock, pelabelan dan
4. SOP penyampaian 4. Bukti pemesanan reagensia, penyimpanan
pelayanan laboratorium 5. Check list monev
jika reagen tidak tersedia ketersediaan reagensia
6. Bukti penyampaian pelayanan
laboratorum jika reagen tidak
tersedia
ELEMEN PENILAIAN (3.9.1)
Elemen Penilaian R D O W S
c) Penyelenggaraan 1. SOP jika terjadi Bukti pelaksanaan Pengamatan surveior Petugas Laboratorium
pelayanan laboratorium, tumpahan reagen dan pelayanan laboratorium terhadap pelaksanaan Penggalian informasi
yang meliputi (1) sampai pajanan petugas, meliputi angka 1 s.d. 9 pelayanan tentang pelaksanaan
dengan (9), dilaksanakan 2. SOP pelayanan sesuai pokok pikiran laboratorium meliputi pelayanan laboratorium
sesuai dengan kebijakan laboratorium meliputi angka 1 meliputi angka 1
dan prosedur yang angka 1 s.d.9 sesuai pokok s.d.9 sesuai
ditetapkan (R, D, O, W). s.d. 9 sesuai pokok pikiran pokok pikiran
pikiran
d) Pemantapan mutu 1. SK tentang 1. Bukti pelaksanaan PMI Pengamatan Petugas Laboratorium
internal dan pemantapan pelaksanaan PMI dan dan PME surveior tentang Penggalian informasi
mutu eksternal dilakukan PME 2. Bukti pelaksanaan pelaksanaan PMI dan tentang pelaksanaan
terhadap pelayanan 2. SOP Pemantapan perbaikan bila terjadi bukti dilakukan PME PMI dan hasil PME
laboratorium sesuai dengan Mutu Internal penyimpangan
ketentuan peraturan 3. SOP Pemantapan
perundang- undangan dan Mutu Eksternal
dilakukan perbaikan jika
terjadi penyimpangan (R,
D, O, W).
e) Evaluasi dan tindak 1. Bukti hasil evaluasi Petugas Laboratorium
lanjut dilakukan terhadap terhadap waktu Penggalian informasi
waktu pelaporan hasil pelaporan hasil tentang pelaksanaan
pemeriksaan laboratorium pemeriksaan evaluasi dan tindaklanjut
(D, W) laboratorium terhadap waktu
2. Bukti Hasil tindaklanjut pelaporan hasil
dari pelaksanaan pemeriksaan
evaluasi laboratorium
Standar 3.10
Pelayanan kefarmasian
dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan
Kriteria 3.10.1
FORMULARIUM OBAT
yang merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan
harus tersedia di Puskesmas perlu disusun sebagai acuan
dalam pemberian pelayanan kepada pasien dengan
mengacu pada formularium nasional; pemilihan jenis obat
dilakukan melalui proses kolaboratif antar pemberi asuhan
dengan mempertimbangkan kebutuhan pasien, keamanan,
dan efisiensi.
KEHABISAN STOK OBAT
perlu diatur suatu proses untuk mengingatkan para dokter/dokter gigi tentang kekurangan
obat tersebut dan saran untuk penggantinya .Jika terjadi kehabisan obat karena
terlambatnya pengiriman, kurangnya stok nasional, atau sebab lain yang tidak dapat
diantisipasi dalam pengendalian inventaris yang normal,.
PENGAWASAN OBAT
Harus dilaksanakan pengawasan penggunaan obat, terutama obat psikotropika sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
HIGHT ALLERT
(= obat yang perlu diwaspadai) adalah obat yang mengandung risiko yang meningkat bila ada
salah penggunaan dan dapat menimbulkan kerugian besar pada pasien.
terdiri atas :
1. Obat risiko tinggi, yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat
menimbulkan kematian atau kecacatan,
seperti : insulin, heparin, atau kemoterapeutik
2. LASA (Look alike sound alike ) disebut juga nama obat rupa ucapan mirip
(NORUM) yaitu obat yang nama, kemasan, label, penggunaan klinik sama.
seperti : : Xanax dan Zantac atau hydralazine dan hydroxyzine
KEBERSIHAN dan KEAMANAN
harus dilakukan mulai dari pengadaan,penyimpanan, pendistribusian, dan penyampaian
obat kepada pasien serta penatalaksanaan obat kedaluwarsa (out of date), rusak, atau obat
substitusi agar obat layak dikonsumsi oleh pasien,
MEDICATION ERROR
Pemantauan obat pasien oleh dokter, perawat dan petugas kesehatan yang lain untuk
mencegah medication error.
Tujuan pemantauan adalah untuk mengevaluasi efek pengobatan terhadap gejala pasien
atau penyakitnya dan untuk mengevaluasi kejadian efek samping obat
OBAT EMERGENCY atau obat gawat darurat.
Yang harus dipenuhi :
✔ Obat bisa cepat diakses ,
✔ lokasi penyimpanan ditetapkan di tempat pelayanan
✔ harus disuplai ke lokasi tersebut oleh tenaga farmasi secara berkala.
✔ SOP Obat Emergensi : untuk mencegah penyalahgunaan, pencurian, atau
kehilangan terhadap obat dimaksud. Prosedur ini memastikan bahwa obat
diganti bilamana digunakan, rusak, atau kedaluwarsa.
REKONSILIASI OBAT
merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan dengan obat yang telah
didapat pasien.
Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan pelayanan obat
(medication error), seperti obat tidak diberikan, duplikasi, kesalahan dosis, atau interaksi
obat.
4. Komunikasi.
Komunikasi dilakukan dengan pasien dan/atau keluarga pasien atau perawat
mengenai perubahan terapi yang terjadi. Apoteker bertanggung jawab terhadap
informasi obat yang diberikan.
Contoh form monitoring kesesuaian obat dengan formularium
3.10.1 Elemen Penilaian:
c) Dilakukan rekonsiliasi obat 1. SOP rekonsiliasi 1. Bukti rekonsiliasi obat Pengamatan Petugas Farmasi
dan pelayanan farmasi klinik oleh obat 2. Bukti asuhan farmasi surveior terhadap Penggalian
tenaga kefarmasian sesuai 2. SOP pelayanan dalam CPPT rekam medis pelaksanaan informasi tentang
dengan prosedur yang telah farmasi klinik rekonsiliasi obat dan pelaksanaan
ditetapkan (R, D, O, pelayanan farmasi rekonsiliasi obat dan
W). klinik pelayanan farmasi
klinik
ELEMEN PENILAIAN (3.10.1)
Elemen Penilaian R D O W S
d) Dilakukan kajian SOP kajian resep Bukti kajian/telaah resep Pengamatan Petugas Farmasi
resep dan pemberian obat dengan dan pemberian obat surveior terhadap Penggalian informasi
benar pada setiap pelayanan kajian resep dan tentang kajian resep
pemberian obat (R, D, O, W) pemberian obat dan pemberian obat
e) Dilakukan edukasi kepada SOP pemberian Bukti pelaksaaan PIO Pengamatan surveior Petugas Farmasi
setiap pasien tentang indikasi dan informasi obat (PIO) terhadap Penggalian informasi
cara penggunaan obat (R, D, O, pelaksanaan PIO tentang pelaksanaan
W). PIO
f) Obat gawat darurat tersedia 1. SOP Bukti penyediaan obat Pengamatan surveior Petugas di ruang yang
pada unit yang diperlukan dan penyediaan dan emergensi serta terhadap tempat melaksanakan tindakan
dapat diakses untuk memenuhi penyimpanan obat monitoringnya 1. Bukti penyimpanan obat Penggalian informasi
kebutuhan yang bersifat gawat gawat darurat evaluasi ketersediaan emergensi, cara tentang pelaksanaan
darurat, lalu dipantau dan 2. SOP obat dan kesesuaian mengakses, pengelolaan obat
diganti tepat waktu setelah pemantauan/ peresepan dengan pemantauan dan gawat darurat Petugas
digunakan atau jika kedaluwarsa monitoring obat formularium penggantian obat farmasi
( R, D, O, W). gawat darurat 2. Bukti hasil emergensi, Penggalian informasi
secara berkala tindaklanjut dari jumlah stock obat tentang pelaksanaan
pelaksanaan evaluasi evaluasi dan
obat dan kesesuaian tindaklanjut terhadap
peresepan dengan ketersediaan obat dan
formularium. kesesuain peresepan
dengan formularium.
TERIMA
KASIH