Anda di halaman 1dari 11

REFARAT

Gangguan Kepribadian Dependen


(F60.7)

M. Resha Febriansyah
111 2022 1015

Pembimbing :
dr. Hj. Hidajah, M.Kes, Sp.KJ

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian yang bersifat tidak fleksibel


dan maladaptif yang menyebabkan disfungsi yang
bermakna atau penderitaan subjektif. Orang dengan
gangguan kepribadian menunjukkan pola relasi dan
persepsi terhadap lingkungkan dan diri sendiri yang
bersifat berakar mendalam tidak fleksibel serta
bersifat maladaptif.

Gangguan kepribadian dependen ini termasuk dalam


kelompok C Bersama dengan gangguan kepribadian
menghindar, dan gangguan kepribadian obsesif
kompulsif(anankastik).
BAB II
TINJAUAN PUSTKA
DEFINISI

Gangguan kepribadian dependen merupakan suatu pola perilaku


berupa kebutuhan berlebih agar dirinya dipelihara, yang menyebabkan
seorang individu berperilaku submisif, bergantung kepada orang lain, dan
ketakutan akan perpisahan dengan orang tempat ia bergantung. Bersifat
pervasif, berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai
situasi.
EPIDEMIOLOGI

Lebih sering ditemukan pada perempuan. Sebuah penelitian


menyebutkan 2,5% dari semua gangguan kepribadian termasuk dalam
kategori ini.
Pasien tampat sangat penurut, kooperatif, terbuka untuk pertanyaan
spesifik, dan minta bimbingan. Perilaku dependent, dan submisif, ia tidak
bisa mengambil keputusan tanpa nasehat dan jaminan berlebih dari orang
lain. Ia menolak kedudukan yang bersifat memimpin, dan lebih suka
menurut.
GEJALA KLINIS

01 Pola Perilaku dependen dan kebiasaan untuk


tunduk

02 Tidak suka sendirian

Pesimisme, keraguan diri, kepasifan, dan ketakutan


03 untuk mengekspresikan perasaan
DIAGNOSIS

Kriteria diagnostik menurut PPDGJ-III:

Berdasarkan PPDGJ III diagnosis gangguan kepribadian dependen ditegakkan bila ditemukan paling sedikit 3 dari ciri
gangguan kepribadian berikut :
a. Mendorong atau membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan penting untuk dirinya;
b. Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah dari orang lain kepada siapa ia bergantung, dan kepatuhan yang tidak
semestinya terhadap keinginan mereka;
c. Keengganan mengajukan permintaan yang layak kepada orang dimana tempat ia bergantung;
d. Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan yang dibesar-besarkan tentang
ketidakmampuan mengurus diri sendiri;
e. Preokupasi dengan ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya, dan dibiarkan untuk mengurus
dirinya sendiri;
f. Terbatasnya kemampuan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa mendapat nasehat yang berlebihan dan
dukungan dari orang lain.
Tatalaksana

Farmakotrerapi
Psikoterapi Anti Depresan
Anti Cemas
PROGNOSIS

Fungsi kerja cenderung terganggu karena orang dengan gangguan tidak


dapat bertindak secara mandiri dan tanpa pengawasan yang ketat. Hubungan
sosial terbatas pada mereka yang dapat mereka andalkan, dan banyak yang
menderita pelecehan fisik atau mental karena mereka tidak dapat menegaskan
diri mereka sendiri. Mereka berisiko mengalami gangguan depresi mayor jika
mereka kehilangan orang yang menjadi sandaran mereka, tetapi dengan
pengobatan, prognosisnya baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai