Anda di halaman 1dari 11

Mayor Salim Batubara :

PERJUANGAN dan EKSISTENSI DALAM MENGHADAPI


AGRESI MILITER BELANDA DI KABUPATEN
KEPAHIANG, BENGKULU
TAHUN
Di Susun1943-1949
Oleh:
Ochie Mandala Putra
NIM. 1711430005
Ketua: Penguji I:
Refileli, M.A. Maryam, M.Hum.

Sekretaris: Penguji II:


Gaya Mentari, M.Hum. Arum Puspitasari, M.A.
‫ال ُم عَ َليْ ُك ْم وَ رَ ْح َم ُة ِ‬
‫هللا وَ بَرَ َكاتُ ُه‬ ‫س َ‬‫ال َّ‬
LATAR
BELAKANG

Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer yang di gencarkan Belanda di Pulau Jawa dan
Sumatera pada 21 Juli -5 Agustus 1947. Sebab utama terjadinya Agresi Militer adalah
kekalahan Belanda dalam peperangan.
Agresi Militer Belanda II adalah serangan yang dilancarkan Belanda pada 19-20 Desember
1948. Yang dikenal dengan nama Operasi Gagak, berawal dari serangan Belanda di
Yogyakarta yang sat itu merupakan ibu kota dan pusat pemerintaha Indonesia. Serangan
pun meluas ke sejumlah kota di Jawa dan Sumatera. Tujuannya adalah untuk
melumpuhkan pusat pemerintahan Indonesia sehingga Belanda bisa mengusai Indonesia
kembali. Tanggal 7 Mei 1949, Agresi Militer Belanda II berakhir dengan di tandatanganinya
Perjanjian Indonesia-Belanda (Roem-Royen).
RUMUSA
MASALAH
N
1. Bagaimana perjuangan dan eksistensi Mayor Salim Batubara dalam
menghadapi Belanda di Kepahiang, Bengkulu 1943-1949?

2. Bagaimana sejarah Agresi Militer Belanda di Kepahiang dan


Bengkulu dari tahun 1947-1949?
TUJU
PENELITIA
AN
N
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui perjuangan dan eksistensi Mayor Salim
Batubara dalam menghadapi Agresi Militer Belanda di Kabupaten Kepahiang
serta melengkapi historiografi masa perjuangan kebangsaan di Indonesia.
Mayor Salim Batubara
1928-1949
1943-1944
Mendaftar Giyugun di 1946 1948
Pagar Alam.
Menjadi ketua Menjadi Komandan
Pelatihan Militer di Resimen 42 dan Divisi
Pagar Alam. Sub Teritorium
Garuda Emas di
Bengkulu dan Ketua
Lulus dengan pangkat Palembang.
Front Kepahiang
Letnan Dua.

Pertempuran di Penanjung
Panjang.
Pembubaran Giyugun. Menghadapi pasukan
Menjadi Komandan Belanda.
Bertugas di Kompi Batalion XXVIII Gugur di Penanjung
Lampung. Bengkulu Panjang.

1945 1947 1949


1

2
C
KESIMPULAN
Di Kabupaten Kepahiang terdapat dua tokoh Pahlawan Nasional yang berjuang membela
Negara Republik Indonesia. Di antaranya adalah : Letnan Kolonel Santoso yang berjuang
menghadapi Penjajahan Jepang serta Mayor Salim Batubara yang juga berjuang Menghadapi
Agresi Militer Belanda. Mayor Salim Batubara adalah sosok pahlawan yang berjasa
menghadang belanda di Penanjung Panjang yang ingin mengusai Kepahiang tepatnya di daerah
Keban Agung merupakan tempat Batalyon XXVIII. Letnan Kolonel Santoso dan Mayor Salim
Batubara merupakan tokoh pahlawan di Kepahiang yang gugur dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.

Mayor Salim Batubara dikenal dengan kepemimpinannya yang tegas dan berani. Ia rela mati
demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan Belanda yang pada saat itu ingin
menguasai Kepahiang. Jasa perjuangan Mayor Salim Batubara diabadikan dengan adanya
nama jalan diberbagai Kota di Sumatera antaranya: Lampung, Palembang, dan Bengkulu.
Tidak hanya sekedar simbol jalan, generasi muda pun perlu mengenal, mengenang, serta
menghargai jasa para penjuang terdahulu, betapa susah payah mereka mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Bangsa Asing. Dibangun juga tugu peringatan di
Penanjung Panjang, Kepahiang untuk mengenang perjuangan Mayor Salim Batubara.
TERI
MA

Anda mungkin juga menyukai