Anda di halaman 1dari 14

UPAYA PENYELAMATAN KARESIDENAN LAMPUNG DARI

AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1949

Lian Pratama, Iskandar Syah, M. Basri


FKIP Unila Jalan. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telepon (0721) 704 947 faximile (0721) 704 624
e-mail: Pratama_safitri@yahoo.com
Hp. 08532158097

Based on the formulation, so that this study aimed for rescue efforts Lampung Residency of
military aggression II 1949 in politics and military. This study used the historical method with the
literature’s and the documentation’s data collection techniques, while the data analysis is the
qualitative data analysis. The result showed that the rescue efforts Residency Lampung by the
public and goverrment Lampung, this is show in the field of political and military to make
emergency rule on the move and guerrilla for the new dutch attack. In Lampung second military
aggression (Clash II) new start Januari 1, 1949, Netherlands entrance to the bay Lampung through
Kalianda towards the port Panjang.

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya
penyelamatan Karesidenan Lampung dari Ageresi Militer Belanda II tahun 1949 dalam bidang
politik dan militer. Metode yang digunakan adalah metode historis. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik kepustakaan dan teknik dokumentasi, sedangkan untuk menganalisis data
menggunakan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya upaya
penyelamatan Karesidenan Lampung oleh masyarakat dan pemerintahan Lampung, ini ditunjukkan
pada bidang politik dan militer yaitu dengan membuat pemerintahan darurat yang berpindah-
pindah dan gerilya untuk menghadapi serangan Belanda. Di Lampung agresi militer kedua (Clash
II) baru dimulai tanggal 1 Januari 1949, Belanda masuk ke Teluk Lampung melalui Kalianda
menuju Pelabuhan Panjang.

Kata kunci: agresi militer II, belanda, karesidenan lampung

PENDAHULUAN Karesidenan Sumatera Timur, Karesidenan


Pada awal Kemerdekaan Republik Tapanuli, Karesidenan Sumatera Barat,
Indonesia tahun 1945 Lampung masih Karesidenan Riau, Karesidenan Jambi,
merupakan sebuah karesidenan dari Provinsi Karesidenan Bengkulu, Karesidenan
Sumatera tahun pertama Kementerian Dalam Lampung dan Karesidenan Bangka-Belitung
Negeri dari 12 kemerdekaan pemerintah, (Nugroho Sutanto, 1975:244). Memasuki
memutuskan bahwa seluruh wilayah zaman kemerdekaan dua hari setelah
Indonesia dibagi dalam delapan Provinsi dan proklamasi PPKI menetapkan keputusan yaitu
setiap provinsi dibagi lagi menjadi beberapa tentang pembagian wilayah Republik
karesidenan, kabupaten, kotapraja, dan Indonesia menjadi delapan Provinsi yaitu:
kawedanan (Supangat, Dewan Harian Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Angk’45:10). Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi dan
Selama periode perang kemerdekaan Kalimantan. Setiap provinsi membawahi
(1945-1949) banyak peraturan-peraturan beberapa Karesidenan dan setiap Karesidenan
pusat mengenai administrasi pemerintahan dibagi lagi menjadi beberapa
daerah yang tidak dapat dilaksanakan Kabupaten/Kotapraja (Supangat, Dewan
sebagaimana mestinya. Perkembangan Harian angk’ 45,1994:105).
administrasi pemerintahan selanjutnya Peristiwa tersebut terjadi pada bulan
menjadi Provinsi Sumatera dengan sepuluh September 1946 yang bertujuan untuk
karesidenan yaitu: Karesidenan Aceh, mengambil kekuasaan pemerintahan
Karesidenan Lampung dari Residen Mr. Daerah Lampung kemudian segera
Abbas. Diawali pada tanggal 9 September dijadikan daerah karesidenan yang dikepalai
1946 mereka menempelkan famlet-famlet di oleh seorang Residen Militer bernama Letnan
Kota Tanjungkarang dan Teluk Betung Kol. Kurita (Dewan Harian Daerah,
mereka menuntut agar 15 orang pejabat yang 1994:104). Dalam lembaga pemerintahan
duduk dalam pemerintahan Karesidenan dibawah tingkat karesidenan,
Lampung pada waktu itu diberhentikan kepengurusannya diserahkan kepada orang
karena nilai tidak cukup, tidak adil dalam Indonesia. Dalam tindakan ini Jepang tidak
menjalankan pemerintahan. mengawasi secara langsung melainkan hanya
Usaha pendaulatan tersebut berhasil, bertindak sebagai pengawas saja. Semenjak
kemudian Residen Lampung dijabat oleh Dr. proklamasi 17 Agustus 1945 maka terbukalah
Barel Munir, akan tetapi ia mengundurkan harapan bagi bangsa Indonesia umumnya,
diri tanggal 29 November 1947 dan sebagai bahwa dalam alam kemerdekaan bisa
gantinya Rukadi yang menjabat sebagai dilaksanakan pembangunan yang membawa
Residen Lampung.vPada tanggal 19 peningkatan taraf hidup disegala bidang.
Desember 1948 Pukul 06.00 WIB agresi Setelah ada kabar dari Jakarta, khususnya
militer kedua di lancarkan Belanda, dengan PPKI memerintahkan kepada pemerintah
pasukan lintas udara, serangan langsung di kepemerintah daerah untuk mempersiapkan
tujukan ke Ibukota Republik Indonesia, kemerdekaan yang seutuhnya.
Yogyakarta. Pemerintah pusat menghimbau kepada
Lapangan terbang Maguwo dapat daerah-daerah untuk melakukan perbuatan
dikuasai Belanda, dan selanjutnya seluruh yang dapat memperkuat persatuan penjuangan
kota Yogyakarta. Angkatan perang yang telah dalam bidang pemerintahan dan kekuatan
membagi wilayah pertahanan Republik militer yang berguna untuk melawan serangan
menjadi dua komando, yaitu Jawa dan dari luar, seperti yang kita ketahui walaupun
Sumatera, siap melaksanakan rencana di kita sudah merdeka gangguan masih saja
bidang pemerintahan tersebut. Di Lampung datang yang dapat mengancam kemerdekaan
Agresi militer kedua (Clash II) baru dimulai Indonesia. Dalam usaha pemindah kekuasaan
tanggal 1 Januari 1949, Belanda masuk ke dari tangan Jepang kepemerintah Indonesia,
Teluk Lampung melalui Kalianda menuju diadakan perundingan antara Residen Jepang
Pelabuhan Panjang. Kira-kira Pukul 05.00 Khobayashi dengan Mr. Abbas (yang
pagi, kapal perang Balanda mulai menembaki kemudian menjadi Residen pertama yang
Pelabuhan Panjang. Tetapi karena perlawanan ditunjuk langsung dari pusat) dengan
dari pihak tentara kita di Panjang, baru setelah didampingi oleh St. Rahim Pasaman yang
kira-kira jam 06.00 mereka dapat mendarat di telah berjanji akan menyerahkan kekuasaan
Pantai luar Pelabuhan Panjang dan di Pantai pemerintahan Karesidenan Lampung secara
sekitar Gunung Kunyit Telukbetung. damai, pengembalian kekuasaan
Ibukota Karesidenan akhirnya dapat pemerintahan karesidenan kemudian disusul
diduduki oleh pasukan Belanda pada hari itu dengan pengembalian instansi-instansi lain.
juga. Karena peristiwa itu, maka Instansi-instansi tersebut adalah: Kantor
pemerintahan Karesidenan Lampung, Letnan Telepon Tanjung Karang Kantor Pos dan
Kolonel Syamaun Gaharu dengan anggota- Telegram, stasiun kereta api, Perusahaan Gas
anggota stafnya beserta pejabat-pejabat sipil dan Listrik, Pelabuhan Panjang dan Gudang
Karesidenan Lampung pada tanggal 1 Januari Agen Pabrik es, Gedung Peralatan Kaygun
1949 sudah berada di Gedong Tataan, (Supangat, Dewan Harian Ang’ 45,
sedangkan rombongan keluarga militer dan 1994:136).
sipil yang mengungsi sudah berada di Sebagai Residen pertama Karesidenan
Pringsewu. Dalam pada itu front utara dengan Lampung Mr. Abbas dan wakilnya St. Rasim
bataliyon mobilnya yang dipimpin oleh Pasaman, mempunyai tugas-tugas penting
Mayor Nurdin pada tanggal 1 Januari 1949 diantaranya: Pengambilan kekuasaan
sore hari sudah berada di Kotabumi (Ali pemerintah dari tangan Jepang ke tangan
Imron, dkk, 1994:28) Pemerintah Republik Indonesia, pembentukan
organisasi perjuangan dikalangan pemuda kira Pukul 05.00 pagi kapal perang Balanda
bekas Heiho, Gyugun serta organisasi politik, mulai menembaki Pelabuhan Panjang. tetapi
usaha untuk mendapatkan sejata dengan jalan karena perlawanan dari pihak tentara kita di
melucuti senjata Jepang, pembentukan PKR Panjang baru setelah kira-kira Pukul 06.00
(Penjaga Keamanan Rakyat) dibawah WIB mereka dapat mendarat di Pantai luar
kepemimpinan Pangerah Emir Moh. Nur, Pelabuhan Panjang dan di Pantai sekitar
yang anggotanya para mantan Gyugun, Heiho, Gunung Kunyit Telukbetung.
sjeneindan, Keibodan dan tokoh-tokoh Ibukota karesidenan akhirnya dapat
pemuda militan. Di Lampung pada diduduki oleh pasukan Belanda pada hari itu
pertengahan bulan Desember 1945 para juga, karena peristiwa itu maka pemerintahan
perwira Gyugun Lampung yang memimpin Karesidenan Lampung Letnan Kolonel
PKR, pelopor dan organisasi kelaskaran Syamaun Gaharu dengan anggota-anggota
mengadakan musyawarah untuk membentuk stafnya beserta pejabat-pejabat sipil
Resimen III dengan komandan yang terpilih Karesidenan Lampung pada tanggal 1 Januari
adalah Iwan Supardi, mendirikan sekolah 1949 sudah berada di Gedong Tataan,
latihan calon perwira di Langkapura. Pada sedangkan rombongan keluarga militer dan
bulan Februari 1946 tentara Jepang sipil yang mengungsi sudah berada di
menduduki daerah Lampung telah selesai Pringsewu. Dalam pada itu front utara dengan
seluruhnya meninggalkan Lampung menuju bataliyon mobilnya yang dipimpin oleh
Palembang, namun walaupun Republik Mayor Nurdin pada tanggal 1 Januari 1949
Indonesia telah merdeka, akan tetapi sistem sore hari sudah berada di Kotabumi (Ali
pemerintahan yang dipakai pada zaman Imron, dkk, 1994:28).
Jepang masih tetap diteruskan. METODE PENELITIAN
Kekacauan pemerintahan yang pernah Metode merupakan faktor penting bagi
terjadi di Lampung berasal dari sebuah seorang peneliti untuk memecahkan masalah
Resolusi yang dilakukan oleh sebuah badan yang dihadapi, karena selain menjelaskan
yang menamakan dirinya Panitia Perbaikan garis-garis yang cermat juga menentukan
Masyarakat (PBM). Berikut nama-nama hasil suatu penelitian. Menurut Husin Sayuti
presidium yang tergabung dalam organisasi “Metode adalah cara kerja yang dapat
Panitia Perbaikan Masyarakat, bertindak memahami objek menjadi sasaran ilmu yang
sebagai ketua umum Abdulillah Sani, Bagian bersangkutan” (Sayuti,1980:32), sedangkan
Keamanan Bek Ali, Bagian Penerangan menurut Winarno Suracmad metode adalah
Zuned Azhari, Bagian Perhubungan Ibrahim suatu cara utama yang dipergunakan untuk
Itam, bagian Keuangan Kgs. Akhmadi, mencapai suatu tujuan, misalnya untuk
Bagian perancang Ibrahim Husin, bagian menguji serangkaian hipotesis dengan dengan
Penyidik Zaenal Abidin Keneror (Supangat, menggunakan teknik serta alat tertentu
Dewan Harian Angk 45, 1994: 185-186). (Suracmad,1978:121). Pada penelitian ini
Pada tanggal 19 Desember 1948 Pukul penulis menggunakan metode penelitian
06.00 WIB agresi militer kedua dilancarkan historis karena penelitian ini mengambil objek
Belanda dengan pasukan lintas udara dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
serangan langsung ditujukan ke Ibukota masa lampau. Metode historis adalah
Republik Indonesia Yogyakarta. Lapangan prosedur pemecahan masalah dengan
terbang Maguwo dapat dikuasai Belanda dan menggunakan data masa lalu atau
selanjutnya seluruh kota Yogyakarta. peninggalan-pennggalan, baik untuk
Angkatan perang yang telah membagi memahami kejadian atau suatu keadaan yang
wilayah pertahanan Republik menjadi dua berlangsung pada masa lalu ,terlepas dari
komando, yaitu Jawa dan Sumatera siap keadaan masa sekarang maupun untuk
melaksanakan rencana dibidang pemerintahan memahami kejadian atau keadaan masa
tersebut. Di Lampung Agresi militer kedua sekarang dalam hubungannya dengan
(Clash II) baru dimulai tanggal 1 Januari 1949 kejadian atau keadaan masa lalu, untuk
Belanda masuk ke Teluk Lampung melalui kemudian hasilnya juga dapat dipergunakan
Kalianda menuju Pelabuhan Panjang, kira- untuk meramalkan kejadian atau keadaan
masa yang akan datang (Hadari Nawawi, karangan para sejarawan sehingga
1993 : 78-79). memerlukan pemikiran yang tepat dalam
Variabel adalah suatu konsep yang diberi menyelesaikan masalah penelitian tersebut.
nilai, sedangkan variabel dalam suatu Teknik analisa data kualitatif lebih
penelitian merupakan hal yang paling utama mewujudkan kata-kata dari pada deretan
karena variabel merupakan suatu konsep angka yang menjadi bahan utama bagi ilmu-
dalam suatu penelitian. Variabel adalah ilmu sosial. Data kualitatif merupakan sumber
himpunan sejumlah gejala yang memiliki deskripsi yang luas dan berlandaskan kokoh
beberapa aspek atau unsur di dalamnya yang serta memuat penjelasan tentang proses-
bersumber dari kondisi objek penelitian, proses yang terjadi dalam lingkup setempat.
tetapi dapat pula berada di luar dan
berpengaruh pada objek penelitian (Nugroho HASIL DAN PEMBAHASAN
Notosusanto, 1984: 55). Berdasarkan
pengertian variabel tersebut, maka variabel Sebelum kemerdekaan, daerah lampung
yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan bagian dari Provinsi Sumatera
variabel tunggal dengan fokus penelitian pada Selatan, karena itu sejarah perjuangan,
upaya penyelamatan Karesidenan Lampung pergerakan yang terjadi di daerah
dari Agresi Militer Belanda II tahun 1949. Karesidenan Lampung berhubungan erat
Pengumpulan data selalu memiliki dengan sejarah perjuangan di Provinsi
hubungan dengan dengan masalah yang Sumatera Selatan. Karesidenan Lampung di
hendak dipecahkan atau diteliti. Dalam dalam hubungannya dengan sejarah nasional
penelitian ini penulis menggunakan beberapa Indonesia dikenal sejak nama Sriwijaya.
teknik, hal ini dilakukan untuk memperoleh Berita-berita Tionghoa menyebut-nyebut
data yang diinginkan agar lebih akurat yakni tentang adanya Kerajaan Tulang Bawang
dengan menggunakan teknik kepustakaan dan pada abad ke VII Masehi, tetapi masalah
dokumentasi. Teknik kepustakaan adalah Tulang Bawang masih bersifat problematik,
suatu cara untuk mendapatkan informasi sebab istilah Tulang Bawang sendiri adalah
secara lengkap serta untuk menentukan transkripsi dari berita Tionghoa yang
tindakan yang akan diambil sebagai langkah menyebut nama To Lang Apo Hwang, yang
penting dalam kegiatan ilmiah (Joko Subagyo ditranskripsikan To Lampung = orang
1997:109). Lampung (Dewan Harian Daerah Angkatan
Teknik dokumentasi adalah suatu teknik 45 , 1994:41).
yang digunakan untuk mencari data-data Lampung yang letaknya berhadapan
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa dengan Banten, tentu saja menjadi perhatian
catatan-catatan, transkrip, buku, surat kabar, Belanda pula karena Lampung merupakan
majalah, notulen, agenda dan lain sebagainya daerah penghasil rempah-rempah, terutama
(Arikunto, 1989: 188). Langkah yang harus lada yang sangat terkenal di Eropa. Untuk itu
ditempuh setelah pengumpulan data yaitu daerah Karesidenan Lampung menjadi
analisis data. Analisis data merupakan bagian incaran pemerintahan Belanda hanya saja
penting dalam metode ilmiah, karena analisis Belanda pada saat itu tidak dapat mengadakan
data digunakan untuk memecahkan masalah hubungan langsung dengan Karesidenan
penelitian. “Analisis data yaitu proses Lampung karena Karesidenan Lampung
mengorganisasikan dan mengurutkan data sendiri pada saat itu berada dibawa kekuasaan
kedalam pola, kategori dan satuan uraian Banten (Utomo, Joko DJ, 2004:3). Pada awal
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan abad ke 19 perlawanan terjadi di daerah
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang Abung (Kotabumi) di bawah pimpinan
disarankan oleh data” (Moeleong, 2004: 280). Pangeran Indra Kusuma. Perlawanan
Dalam hal ini, analisis data yang penulis selanjutnya dilakukan penguasa Karesidenan
gunakan dalam penelitian ini adalah analisis Lampung yang diakui pada masa Deandles
data kualitatif mengingat data tersebut berupa yaitu Raden Intan I.
fenomena-fenomena yang terjadi yang Setelah Belanda berhasil menguasai
dikumpulkan dalam bentuk laporan dari Karesidenan Lampung maka kekuasaan
Belanda di Karesidenan Lampung dipegang Tindakan Mr.A. Abbas yang ditunjuk
oleh seorang opsir yang mempunyai sebagai residen pertama untuk Lampung
kekuasaan sipil dan militer yang disebut setelah proklamasi, segera membentuk
gaseheber. Setelah tahun 1929 Karesidenan Komite Nasional Indonesia Daerah Lampung,
Lampung diperintah oleh seorang asisten yang selanjutnya disusul dengan dibentuknya
residen dengan Terbanggi sebagai ibukotanya. komite-komite nasional ditingkat kawedanan
Ketika kekuasaan Hindia Belanda mulai dan kecamatan. Komite Nasional Indonesia
mantap kemudian Karesidenan Lampung Daerah Lampung, yang angotta-anggotanya
sendiri mulai dilakukan pembagian wilayah sebagai besar adalah berkas anggota
administrasi atas Karesidenan Lampung yang syusangikai (semacam penasehat pemerintah
terdiri dari enam afdelling dengan ibukotanya atau dewan pewakilan rakyat daerah buatan
berkedudukan di Teluk Betung.Kabar pemerintah tentara pendudukan Jepang)
kekalahan Jepang segera sampai pula ke Tanggal 5 September 1945 ada intruksi
Lampung dan menyebabkan mulai dari pusat, bahwa supaya segera dilakukan
diadakannya persiapan seperlunya untuk pengambil alihan kekuasaan di kawedanan-
dapat berbuat sesuatu sesuai dari petunjuk kawedanan, serta pengibaran bendera Sang
pusat. Selanjutnya oleh Amir Hasan, kepala Merah Putih secara menyeluruh dengan
penerangan Karasidenan Lampung dengan penjagaan seperlunya terhadap sang Merah
melalui berita radio bahwa Proklamasi Putih tersebut. Sebagai hasil perundingaan
Kemerdekaan Republik Indonesia telah antara Mr. A. Abas yang didampingi oleh
diumumkan kepada dunia internasional pada beberapa penjabat kantor Karesidenan
tanggal 12 Agustus 1945, selanjutnya Lampung, antara lain St.Rahim Pasaman
kedatangan Mr. A. Abbas dari Jakarta dengan pihak residen Lampung. Pihak
memperkuat berita proklamasi tersebut. pemerintah tentara Jepang yang bernama
Pada tanggal 22 Februari 1949 kurang Kobayasi dengan didampingi oleh beberapa
lebih jam 03.00 malam Belanda masuk dari pejabat, maka kekuasaan atas pemerintahan
arah Bedeng 26 B, menuju Bedeng 45 Karesidenan Lampung diserahkan secara
(Markas TNI). Kebetulan markas tersebut damai oleh Syucokan Lampung kepada Mr.
dalam keadaan kosong, lalu rumah yang A. Abbas Residen Lampung dari
digunakan sebagai Markas TNI dibakar, pemerintahan Indonesia.
sejumlah 3 rumah habis dimakan api. Rumah Belanda melakukan serangan besar-
tersebut adalah milik pribadi bapak besaran untuk menghancurkan Republik
Citrowikarto (Lurah Bedeng 45). Indonesia yang dikenal dengan peristiwa
Belanda kembali dari tempat tersebut Agresi Militer Belanda II, diumumkan pada
menuju Bedeng 43 membakar 1 rumah tanggal 19 desember 1948. Peristiwa ini
lumbung milik bapak Suprayit dan membakar mengakibatkan pemimpin-pemimpin
1 rumah lagi milik bapak Sastro, barang- Indonesia seperti Soekarno, M. Hatta dan
barang yang dibawa: 18 ekor itik, 40 ekor Syahrir ditangkap leh Belanda. Kemudian
ayam, 1 buah bak mandi milik bapak untuk menjalankan pemerintahan, dibentuklah
Suprayit, korban jiwa tidak ada. Pada tanggal Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
15 Maret 1949 kurang lebih jam 03.30 yang berpusat di Bukit Tinggi dan ditunjuk
Markas TNI di Bedeng 47 diserang oleh sebagai presiden sementara yaitu Mr.
Belanda sehingga pihak TNI mundur. Sjafruddin Prawiranegara. Pada masa ini atau
Mr. A. Abbas sebagai anggota Panitia dikenal juga masa revolusi phisik, Lampung
Persiapan Kemerdekaan Indonesia dari Tengah merupakan daerah pertahanan di
Lampung. Bersama Mr. Teuku Mohammad bawah Komado Front Utara yang berpusat di
Hasan dan Dr. M. Amir, pada tanggal 23 Kotabumi. Waktu itu beberapa kota strategis
Agustus 1945 mereka berangkat dari Jakarta di Lampung Tengah selalu menjadi incaran
dengan kapal terbang ke Palembang. Mereka Belanda karena mempunyai letak strategis
ini lah yang membawa berita resmi mengenai baik dilihat dari segi politik, ekonomi maupun
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal militer. Khusus di Kawedanan Metro dan
17 Agustus 1945. kabupaten Lampung Tengah pada umumnya,
maka dari itu rakyat mempertahankan serbuan oleh laskar rakyat tidak dapat
Kawedanan Metro dari incaran Belanda dilaksanakan sesuai dengan petunjuk yang
rakyat tidak ingin Kawedanan Metro jatuh ke telah diberikan. Setelah pasukan bantuan
tanganan Belanda dan langkah yang diambil Belanda tiba, baru laskar rakyat tersebut
oleh para penyelenggara pemerintahan dan diperintahkan mundur ke arah bantul. Korban
para pejuang bersenjata pada waktu perang di pihak rakyat satu orang ialah bapak Kaum
kemerdekaan dari tahun 1945-1949, telah Achyar gugur. Sedang di pihak musuh
membuat sejarah yang sangat heroik. menurut keterangan penduduk hanya
Lampung harus menghadapi kenyataan juga, mengalami luka-luka.
pada saat terjadi Agresi Militer Belanda II, Tanggal 9 Januari 1949 pasukan Yon VI
tentara Belanda juga mendarat di pelabuhan berseta staff nya bertempat di Kelurahan
Panjang pada tanggal 1 Januari 1949 pagi hari antara Bedeng 49/47 Kecamatan Batanghari.
sekitar pikul 06.00 WIB. Dalam menghadapi Dan Yon VI memerintahkan seluruh Ki
situasi yang genting ini, terselenggaralah menyerang Belanda ke Metro. Pada tanggal
pertemuan yang dilakukan oleh perkumpulan- 25 januari 1949 pasukan TNI dibawah
perkumpulan organisasi baik partai, laskar- pimpinan Lettu Sutrasno dan Letnan
laskar rakyat atau badan-badan perjuangan Surotomo mencegat Belanda di Pancur tetapi
lainnya. tidak berhasil sebab granat tidak ada yang
Pertempuran di wilayah Metro terjadi di meledak dan tidak ada korban. Pada tanggal
beberapa titik, bahkan meluas hingga hampir 29 Januari 1949 pasukan TNI di bawah
di seluruh wilayah Metro. Tanggal 7 Januari pimpinan Letnan Muda Surotomo mencegat
1949 Dan Yon VI Kapten Harun Hadimarto Belanda di Batanghari Ogan, tetapi Belanda
memerintahkan Dan Ki I Lettu Supangat tidak lewat di situ. Pada bulan januari 1949
dengan seluruh peleton yang ada pada Ton III juga pertempuran antara pasukan Letnan I
dibawah piminan Serma Dirun menuju arah Suratmin dengan tentara Belanda di Kayu
Simbar Waringin di Bedeng 12 A. Ton lainny Lampam Bandar Jaya (daerah Desa Gunung
arah Bedeng 20. Sesudah itu Dan Yon VI Sugih). Dalam pertempuran ini, telah
memerintahkan seluruh pasuan mundur dari dilakukan tindakan bumi hangus oleh pasukan
Bedeng antara Bedeng 49/47 ke Kecamatan pemuda terhadap kantor-kantor resmi
Batanghari. Komando Yon VI dan pemerintah di Gunung Sugih.
pemerintahan darurat RI berkedudukan di Tindakan pembumi hangusan ini
Keluraan 39 Bumiharjo di rumah bapak Jais. bertujuan agar kantor-kantor pemerintah tidak
Dan Yon Kapten Harun Hadimarto, dimanfaatkan oleh pihak Belanda, hal serupa
bermarkas di gudang padi diantra Bedeng juga pernah dilakukan oleh para pemuda di
4947. Pusat Komando di atas mungkin sudah Bandung (dikenal dengan peristiwa Bandung
diketahui oleh musuh. sehingga pusat Lautan Api). Tidak terdapat korban jiwa di
komando harus pindah di Bedeng 41 A pihak tentara rakyat dalam tembak menembak
Batanghari bertempat di rumah bapak Lurah ini. Kompi I Letnan Supomo, yang
Joyo Sukarto. Pada tanggal 8 Januari 1949 sebelumnya ditugaskan menjadi lapangan
subuh dilakukan pencegatan patroli Belanda udara Branti, setelah penyerbuan tentara
pertama di Kampung Ganjar Agung, Bedeng Belanda 1 Januari 1949 di Tanjungkarang,
14 Trimurjo oleh pasukan CPM bersama- mengundurkan diri dan mengambil
sama dengan laskar rakyat sebanyak 20 orang. kedudukan di perkebunan kelapa sawit Bekri
Setelah menunggu kedatangan patroli untuk selanjutnya mempertahankan daerah
Belanda selama kurang lebih 4 jam, tiba-tiba sekitanya. Berlangsung pertempuran antara
truk pertama Belanda muncul dan berhenti pasukan Letnan I Supomo dengan pasukan
persis di depan pasukan rakyat, sehingga tentara Belanda di daerah perkebunan Bekri.
terjadi tembak-menembak secara mendadak Tetapi karena kekuatan persenjataan yang
oleh laskar rakyat yang sempat membuat tidak seimbang, pasukan Letnan I Supomo
musuh agak panik. Hanya saja granat yang terpaksa harus mengundurkan diri ke
dilemparkan oleh para pemuda tersebut tidak Kampung Haji Pemanggilan. Merupakan
satupun yang meledak sehingga rencana salah satu usaha atau kegiatan oleh komando
front utara, di perkebunan karet nakau Purbolinggo dipimpin oleh Letnan Muda
(Kotabumi), telah diatur adanya sebuah radio Yahya Murad.
penerima. Untuk menjaga dan melayani radio Di masa perang kemerdekaan (revolusi
tersebut, telah ditugaskan seorang perwira phisik) melawan penjajah Belanda tahun
perhubungan, yang secara terus menerus 1949, rakyat Kecamatan Jabung Lampung
mengikuti semua perkabaran atau berita baik Tengah juga berpartisipasi aktif membantu
dari dalam dan luar negeri yang menyangkut para penjuang (oknum-oknum pemerintah
semua masalah perjuangan kemerdekaan, sipil dan ABRI) dalam rangka membela dan
ataupun usaha pejuang-pejuang RI secara mempertahankan kemerdekaan bangsa dan
diplomasi di luar negeri. negara Republik Indonesia. Diantara yang
Dengan kegiatan dan usaha-usaha ini, telah banyak berjasa itu antara lain di Desa
telah dapat diketahui lewat siaran radio luar Bungkuk – Jabung bernama : Haji Abdul
negeri, tentang adanya suatu prakarsa Majid dan Puteranya Moh Ali Gelar Dalom
mengenai Konferensi Asia oleh Perdana Sampurnajaya, Minak Ngegeduh, dan Haji
Mentri U Nu dari Burma, yang akan diadakan Umar. Mereka telah memberikan banyak
tanggal 20 – 30 Januari 1949 di New Delhi, bantuan dan pinjaman apapun yang
untuk membicarakan agresi Belanda terhadap diperlukan kepada pejabat Sipil dan ABRI
Indonesia, dengan maksud supaya Belanda yang berwenang di Kcamatan Jabung dan
menghentikan agresinya dan menarik Kawedanan Sukdana. Pada tanggal 15
tentaranya dari Indonesia. Induk Yon VI yang Februari 1949 kurang lebih jam 17.00 sore
berpusat di Bedeng ( antara Bedeng 49/47) Belanda masuk dari arah Metro menuju
Kecamatan Batanghari, jam 23.30 WIB Markas Laskar Bedeng 43, kebetulan markas
diserang Belanda pada tanggal 17 Februari tersebut kosong, sehingga Belanda
1949. Anggota pasukan kita banyak yang menggeledah rumah-rumah rakyat. Yang
gugur. Anggota TNI yag gugur ditembak menjadi sasaran adalah rakyat sehingga
Belanda. Pada tanggal 18 Februari 1949 terjadi korban 4 orang tewasDi Lampung
markas CPM yang bertempat di kelurahan 43 terbentuklah berbagai organisasi perjuangaan,
Kecamatan Batanghari Pimpinan Letnan yang gerakan-gerakanya turut membantu
Muda CPM Yahya Murad diserang oleh menegakan dan memperjuangkaan
pasukan Belanda. kemerdekaan Indonesia, sebagai mitra
Korban di pihak rakat tidak ada, karena Karesidenan Lampung. Tanggal 5 Oktober
gerakan mereka sudah diketahui beberapa hari 1954 pemerintah pusat membentuk Tentara
sebelumnya oleh rakyat.Pada pertempuran keamanan Rakyat (TKR) dengan maksud
tanggal 5 Met 1949 yang terjadi di Bedeng untuk memperkuaat perasaan keamanan
48, gugur Sersan Subandi dan Kopral Mardi umum. Pada bulan November 1945, Dr. A. K.
dari CPM. Gani Residen Palembang diangkat oleh
Tanggal 20 Februari 1949 keadaan pemerintah pusat menjadi kordinator Tentara
pasukan pemuda berubah menjadi Sub Sektor Keamanan Rakyat Sumatera.
113 Lampung Tengah, yang berada di Bulan Desember 1945 para bekas perwira
Gunung Sugih Kecil Kecamatan Jabung. Gyugun Lampung yang memimpin PKR,
Sebagai wakil Dan Yon atau Dan Sektor 113 Pelopor dan organisasi kelaskaran
adalah Letda Sutrasno. Sementara Dan Yon mengadakan musyawarah untuk membentuk
atau Dan Sektor 113 berupaya mencari tempat Resimen TKR di Lampung. Di dalam
untuk menempatkan pasukan yang lebih musyawarahnya tersebut terpilih Iwan
aman, Dan Yon Harun Hadimarto gugur Supardi sebagai komandan Resimen dan
beserta anak buahnya berjumlah 15 orang di M.Sukardi Hamdani sebagai kepala Markas
daerah akung, Kecamatan Menggala. Pasukan Umum Resimen III divisi Lampung.
dari Sektor 113 terdiri dari satu pasukan di Dalam perkembangan selanjutnya bulan
Kecamatan Jabung yang dipimpin oleh Serma Februari tahun 1946 tentara Jepang yang
Vandrig Makmun, satu paskukan di Labuhan menduduki daerah Lampung telah selesai
Maringgai dipimpin oleh Letnan Muda Arifin seluruhnya meninggalkan Lampung menuju
RI, dan satu pasukan di Kecamatan Palembang. Namun demikian sejak negara RI
diproklamasikan, sistem pemerintahan pada Karesidenan Lampung terletak di ujung
zaman Jepang masih diteruskan.Dengan Surat selatan Pulau Sumatera, dan mempunyai luas
Keputusan Gubernur sementara (Medan) wilayah 35.3765 km/2. Secara geografis
tanggal 17 Mei 1946 No.113, Karesidenan Karesidenan Lampung mempunyai batas
Lampung dibagi menjadi 33 kabupaten, 11 wilayah sebelah Selatan dibatasi oleh Selat
kewedanan. Setiap kewedanan dibagi atas Sunda, sebelah Utara dibatasi Sumatera
beberapa kecamatan dan kecamatan dibagi Selatan, sebelah Barat dibatasi Samudera
lagi menjadi beberapa marga. Hindia, dan bagian Utara berbatasan dengan
Pada masa itu kota Bandar Lampung Provinsi Bengkulu. Di pantai selatannya
masih berstatus kota kecil Tanjungkarang- menjorok tiga tanjung dengan dua teluk yang
Telukbetung, yang merupakan bagian dari mengitarinya. Ketika tanjung tersebut dari
Kabupaten Lampung Selatan. Kota kecil ini timur kebarat ialah Tanjung Tua, Tanjung
mempunyai Anggota DPR kota sebanyak 11 Rata dan Tanjung Cina. Dua teluk yang
orang yang diketuai oleh Bupati Lampung mengintarinya masing-masing, Teluk
Selatan, namun dengan PP.39/1950 DPR kota Lampung dan Teluk Semangka (Kuntoyo,
ini kemudian dibubarkan. Sutrisno, 1978-1979:1).
Di zaman Jepang sebagai Bun-si/walikota Letak Karesidenan Lampung cukup
pertama kota kecil Tanjungkarang-Teluk strategis apabila dikaitkan dengan aktivitas
Betung ini adalah R.A.Basyid, yang nantinya ekonomi di pulau Jawa maupun di Pulau
ditahun 1949 menjadi Wakil Residen Sumatera sebab Karesidenan Lampung
Lampung. Berdasarkan UU Darurat No.5 merupakan pintu gerbang lalu lintas antara
tahun 1955 kota kecil TanjungKarang- Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Berdasarkan
Telukbetung berubah menjadi kota besar letak astronominya kedudukan Karesidenan
sebagai walikotanya adalah A.Nurdin Lampung berada di sebelah selatan garis
Jayasaputra. Selanjutnya berdasarkan UU khatulistiwa oleh sebab itu Karesidenan
no.23 tahun 1959 kota besar ini menjadi kota Lampung memiliki iklim tropis dengan curah
praja.Pada tanggal 10 September 1946 ada hujan sepanjang tahun serta kelembapan yang
rapat raksasa di Lapangan Enggal yang cukup tinggi.
diadakan oleh panitia perbaikan masyarakat, Penduduk Provinsi Lampung adalah
yang tokoh penggeraknya adalah Abdullah heterogen, sesuai dengan lambang daerah
Sani, Abdul Kohar dan sebagai pembicaranya Lampung “Sai Bumi Ruwa Jurai” yang berarti
adalah Zainal Abidin. Panitia ini mendesak suatu daerah yang didiami dua unsur
agar supaya residen Mr.Abbas turun dari masyarakat yang berdomisili di daerah
jabatanya dan digantikan oleh Dr.Badril Lampung. Orang lampung atau penduduk asli
Munir sebagai residen Lampung dan wakilnya Lampung secara garis besar terbagi menjadi
Ismail. Oleh pemerintah pusat disetujui enam kelompok masyarakat adat, yaitu
Dr.Badril Munir menjadi residen dan untuk Lampung Abung, Lampung Tulang Bawang,
wakilnya R.M Rukadi Wiryoharjo sebagai Lampung Pubian, Lampung Sungkai,
wakil Residen Lampung dan pada 29 Lampung Way Kanan, dan Lampung
November 1947 Dr.Badril Munir meletakan Saibatin. Awal abad 19 pemerintah Belanda
jabatanya dan digantikan oleh R.M.Rukadi memasukkan tanaman kopi ke Lampung.
Wiryoharjo sebagai Residen Lampung dan Sistem pelaksanaannya sudah dijalankan di
R.A.Basyid sebagai wakilnya. Lampung pada pertengahan abad ke 19,
Sebelum peristiwa Clash I tanggal 21 Juli menghasilkan munculnya perkebunan-
1947 oleh Belanda, Provinsi Sumatera dibagi perkebunan kopi yang luas seperti disekitar
menjadi 3 sub-provinsi, diantaranya sub- Tanjungkarang, Telukbetung, Talang Padang,
provinsi Sumatera Selatan dimana Lampung Kota Agung dan Padang Ratu.
masuk di dalamnya sebagai karesidenen. Pada periode ini, Rakyat ikut menanam
Maka demikian sebelum Clash I oleh Belanda kopi, sehingga kelak meluas perkebunan kopi
Lampung berubah status menjadi karesidenan rakyat, suatu bentuk suatu sumber
yang merupakan sub-provinsi Sumatera penghidupan rakyat yang baru. Sebelum itu
Selatan bukan Provinsi Sumatera lagi. memang mata pencaharian pokok masyarakat
Lampung adaalaah pertanian. Mereka oleh belanda dan kita tinggal menguasai
berladang dengan cara berpindah-pindah dan daerah-daerah yang minus atau tidak
membuka perkebunan lada sejak abad ke 12 mendatangkan kesejahteraan bagi
terutama di daerah Lampung Utara dan penduduknya. Ditambah lagi blokade yang
Tengah. Penduduk pendatang yang paling dilakukan Belanda di dalam usahanya
banyak di daerah Lampung adalah suku Jawa. mematahkan ekonomi kita yang pada
Mereka memang didatangkan ke Lampung akhirnya bertujuan mematikan Negara
oleh pemerintah Belanda melalui program Republik Indonesia. Keadaan ekonomi,
kolonisasi. Kolonisasi pertama tahun 1905 politik, sosial dan militer yang serba sulit itu
berasal dari Desa Bagelan Jawa Tengah yang ditambah lagi dengan hubungan yang kurang
ditempatkan di Desa Gedong Tataan serasi antara kaum politisi di dalam
Lampung Selatan. Kehadiran suku Jawa di pemerintahan dengan pihak militer, tetapi
Gedung Tataan ini diterima oleh suku sebagai militer yang berdisiplin tinggi, maka
Lampung Marga Wai Semah. Kehidupan pihak militer tetap taat terhadap keputusan
kedua suku antara Jawa dan Lampung hidup politik negara. Reorganisasi dan rasionalisasi
berdampingan saling menghidupi dan yang sering disebut re dan ra serta penurunan
menguntungkan. Jika suku Lampung yang pangkat satu tingkat dikalangan militer
berprofesi sebagai petani lahan kering dengan Sumatera Selatan dan Lampung khususnya
jenis tanaman kerasnya, maka suku Jawa asli dapat dilaksanakan dengan baik berkat
sebagai petani lahan basah di sawah. disiplin dan pengertian yang mendalam
Harmonis kedua suku tersebut terus berlanjut terhadap kesatuan korps.
sampai berbesanan, banyak anak-anak mereka Tragedi nasional berupa pemberontakan
yang saling mencintai dan membangun rumah PKI di Madiun sangat dirasakan sebagai
tangga yang lebih sejahtera tusukan dari belakang terhadap negara kita.
Menjelang tahun 1949, sekitar bulan- Justru disaat-saat kita sedang konfrontasi
bulan November dan Desember 1948, menghadapi agresor Belanda, PKI malah
keadaan kota Tanjung Karang-Teluk Betung berkhianat. Untunglah bahwa di Lampung
relatif tenang dan aman, dalam arti tidak gema pemberontakan itu tidak menggiyahkan
terdengar adanya tembakan, letusan senjata sendi-sendi sosial politik dan rakyat pada
dan ledakan-ledakan seperti susasana dalam umumnya. Di dalam suasana gencatan senjata
keadaan perang. Hal ini disebabkan oleh yang serba tidak menentu itu digunakanlah
karena pada waktu itu adalah di dalam oleh TNI di Sumatra bagian selatan dan
suasana gencatan senjata akibat adanya termasuk Lampung untuk mengadakan
Perjanjian Renville, tetapi sebenarnya konsolidasi kekuatan. Hijrah dan wingate
tidaklah dapat dikatakan bahwa hasil yang dilakukan oleh pasukan STP Garuda
Perjanjian Renville memuaskan bagi kita, Merah menempuh jarak 1000 km dapat
sehingga dapat menjamin suasana ketenangan diselesaikan dengan baik di bawah pimpinan
tadi. Kapten Alamsyah yang terdiri dari pasukan
Dikalangan politisi kita di negara Letnan Asnawi Mangkualam, Letnan Nuh
Republik Indonesia, Perjanjian Renville Macan dan Letnan Riakudu memasuki
menimbulkan pertikaian anatara golongan Lampung untuk seterusnya akan meneruskan
yang pro dan kontra, sehingga mengakibatkan perjalanan ke Tebittinggi. Pada waktu itu
adanya krisis kabinet. Dikalangan militer, daerah-daerah di Sumatera Bagian Selatan
perjanjian Renville dianggap sangat yang masih potensial membantu logistik dan
merugikan kita, ditinjau dari segi posisi persenjataan TNI adalah Lampung, Bengkulu
strategi dan kedudukan kita. Akibatnya kita dan Jambi.
banyak ditekan oleh Belanda, misalnya saja Dari Lampung dan Jambi dapat
dalam mentaati garis Van Mook yang khayal, melakukan barter menerobos blokde ekonomi
tetapi harus dipatuhi. Belanda ke Singapura, dari Singapura dapat
Dari segi sosial ekonomi, perjanjian dimasukkan bahan pakaian berup blacu,
Renville juga sangat merugikan, karena sepatu, rokok dan keperluan lainnya yang
daerah-darah potensial dan surplus dikuasai dapat membantu logistik TNI bukan saja di
Lampung tetapi juga di Sumatera bagian bahwa batalyon mobil yang persenjataannya
selatan yang lain bahkan sampai di Banten. paling lengkap di kiri ke utara, sedang di
Selain usaha mendapatkan senjata secara Selatan pasukan Kapten Ismail Husin dengan
demikian, di Lampung juga didirikan pabrik persenjataan serba minim. Di panjang
senjata dan percetakan uang di Gunung dipertahankan oleh pasukan ALRI pangkalan
Meraksa. IA Lampung di bawah Kapten Laut C.
Pabrik senjata itu tergolong yang paling Souhoka dan Komandan Armada Lettu
besar di Sumatra bagian selatan, yang Hotma Harahap.
memproduksi selain granat tangan, ranjau Di Lampung Tengah pasukan Kapten
darat, meriam kecepek, pistol, senapan dan Harun Hadimarto juga sangat minim
mortir yang terbuat dari tiang telepon, juga persenjataannya. Maka rencana yang telah
peluru dan mesin Pimpinan pabrik adalah disusun oleh Sub Territorial Lampung adalah
Kapten Margono, ada juga seorang keturunan membumi hangus bangunan-bangunan vital
Belanda bernama Van der Linden yang biasa yang di Tanjung Karang-Teluk Betung jika
dipanggil Pak Lindu, kemudian berganti nama Belanda mendarat. Untuk tugas itu telah
Indonesia Abdurahman tinggal di Sukoharjo ditetapkan pasukan ALRI pangkalan IA
Pak Lindu adalah ahli di dalam revisi Lampung bersama pasukan pimpinan Letda
peluru.Di dalam gencatan senjata suasananya Kgs. Zen dan Letda Ismil Latif untuk
ibarat api sekam, artinya sewaktu-waktu dapat menyiapkan bahan-bahan untuk bumi hangus
menyala kembali. Belanda yang sangat licik jika waktunya telah tiba. Selain itu juga
menggunakan gencatan senjata untuk perlawanan dengan perang gerilya karena
memperkuat diri dalam usaha memusnahkan persenjataan sangat minim.
negara Republik Indonesia. Tidak ada niat Telah dikumpulkan bahan-bahan karet
baik di dalam diplomasi dan perundingan. dan bensin digunakan untuk membumi
Selalu dicari dalih-dalih yang tidak masuk hanguskan gedung-gedung vital pemerintah
akal untuk melanggar pasal-pasal persetujuan dan lain-lainnya antara lain di Pelabuhan
yang telah disepakati bersama. Selain Panjang, rumah residen di Teluk Betung,
pelanggaran militer di daerah status quo juga kantor Residen Tanjung Karang, Hotel
dilaksanakan politik divide et impera dengan Juliana, asrama-asrama dan stasiun-stasiun.
membentuk negara-negara boneka. Tujuan Di gedung-gedung yang akan dibumi
membentuk negara boneka adalah agar RI hanguskan telah dipersiapkan dengan
semakin terjepit dan belanda dengan mudah meletakkan/menaruh barang-barang yang
memaksakan kehendaknya alias dapat mudah terbakar. Komando Sub Teritorial
mendikte RI sesuai dengan rencana mereka. Lampung juga telah merencanakan
Belanda sengaja menolak penyelesaian pembagian operasi jika terjadi penyerbuan
pelanggaran-pelanggaran perjanjian dimeja Belanda terhadap kota Tanjung karang/Teluk
perundingan, dengan perhitungan RI sudah Betung. Berdasarkan strategi militer dan
semakin lemah dan sudah tidak berdaya perjuangan yang telah digariskan oleh
menolak tuntutan Belanda. Panglima besar TNI Jenderal Sudirman, maka
Selain melaksanakan konsolidasi taktik menghadapi Belanda tidak akan
kekuatan, maka sub territorial Lampung di mengadakan perlawanan terbuka, melainkan
bawah Letkol Syamaun Gaharu berusaha dengan taktik gerilya (hit and run) dan
mendapatkan senjata dari Divisi Siliwangi di memutus jalur-jalur komunikasi lawan serta
Jawa Tengah, yang baru saja menumpas dan memecah-mecah kekuatan lawan atas
melucuti senjata PKI dan kesatuan yang kelompok-kelompok kecil sehingga mudah
membantnya. Untuk keperluan itu diserang dan dihancurkan.Di samping itu
dimanfaatkan pesawat yang datang kerjasama dan bahu-membahu dengan
mengangkut perwira-perwira muda tamatan kekuatan perjuangan lain harus dibina dan
Akademi Militer Jogja yang mendarat di dijaga kekompakannya terutama yang
Lampung. Dengan perhitungan bahwa menyangkut segi logistik. Dalam siasat
Belanda akan memasuki Lampung dari Utara perang gerilya dukungan rakyat setempat
maka diputuskan di dalam rapat komando sangat menentukan, maka perlu dibina dan
dipererat kerjasama antara tentara, laskar dan Pada tanggal 7 Januari 1949 berhubung
rakyat. telah dibentuk pemerintahan darurat di
Di Lampung agresi militer kedua baru Pringsewu maka pemerintahan darurat yang
dimulai tanggal 1 Januari 1949, Belanda ada di Lampung Utara di bubarkan dan
masuk Teluk Lampung melewati Kalianda Akhmad Akuan kembali menjabat sebagai
menuju Pelabuhan Panjang. Kira-kira Pukul Bupati Lampung Utara pemerintahan darurat
05.00 pagi, kapal perang Belanda mulai dan staf Sub teritorial Lampung kemudian
menembaki Pelabuhan Panjang. Tetapi karena pindah ke Talang Padang terus ke Gunung
perlawanan dari pihak tentara kita di Panjang, Maraksa hingga ke Way Tenong. Baru pada
baru sekitar pukul 06.00 pagi mereka dapat menjelang penyerahan Kota Bumi dari
mendarat di Pantai luar Pelabuhan Panjang Belanda kepada Pemerintahan RI, mereka
dan di sekitar Gunung Kunyit Telukbetung. pindah ke Bukit Kemuning.
Ibukota di kuasai pada hari itu juga dan maka Pada tanggal 15 Januari 1949
pemerintah karesidenaan dan stafnya Gedongtataan diduduki oleh Belanda, maka
menyingkir ke luar kota.Komandan Sub- pasukan ALRI bersama dengan pasukan-
Teritorial Lampung, Letkol Syamaun Gaharu, pasukan lain menghindar ke desa Way Lingti,
dengan anggota-anggotanya beserta beberapa di Kaki Gunung Sukma llang. Sementara itu
pejabat pemerintahan sipil sudah di Gedong kegiatan pasukan ALRI bekerja sama dengan
Tataan pada 1 Januari, sedang rombongan rakyat adalah membuat rintangan-rintangan
keluarga militer dan sipil yang mengungsi jalan dan menghancurkan jembatan antara
sudah berada di Pringsewu. kampung Negeri Sakti sampai Km 21.
Dalam waktu itu komandaan front Pada suatu kesempatan, passukan ALRI
utara,dengan bataliyon mobilnya yang di sebanyak 2 regu berhasil menghadang konvoi
pimpin oleh Mayor Nurdin pada sorenya kendaraan militer Belanda yang datang dari
sudah berada di Kotabumi. Gedong Tataan menuju Tanjung Karang. Di
Malam harinya mengadakan rapat dengan dalam kontak senjata singkat itu (dan ini
dengan Bupati Lampung Utara daan tokoh untuk kedua kalinya) pasukan ALRI berhasil
masyarakat dan pimpinan partai untuk menewaskan 3 orang tentara Belanda,
membentuk pemerintahan darurat termasuk diantaranya seorang yang
Karesidenan Lampung. berpangkat opsir/perwira. Setelah ada kontrak
Karena diketahui bahwa Residen dan dengan koordinator militer front selatan,
wakil Residen tidak dapat keluar dari Tanjung maka untuk kepentingan taktis oprasional,
karang maka rapat memutuskan mengangkat markas ALRI dipimpin kesalah satu Desa di
Bupati Lampung Utara Akhmad Akuan Way lima.
menjadi residen darurat dan diputuskan pula Disana secara bergilir dengan passukan
membuat untuk mencetak uang darurat, yang CPM yang dipimpin oleh Letnan ll Alimuddin
ditandatangani oleh Bupati Lampung Utara bertugas mempertahankan pos terdepan Way
Akhmad Akuan, yang akan dipergunakan Semah yang jaraknya hanya ±1,5 km dari pos
untuk menanggulangi kebutuhan belanja serta Belanda di Gedong Tataan. Pada waktu
makanan batalyon mobil selama berada di kedudukan pasukan ALRI ada di Way
Lampung Utara. Semaya, Belanda pernah menyerang pos
Tanggal 5 Januari 1949 Wakil Residen ALRI tersebut dan ini adalah untuk ketiga
R.A. Basyid telah keluar kota Tanjung karang kalinya pasukan ALRI menghadapi Belanda.
maka berdasarkan hasil musyawarah antara Dalam usaha mempertahankan pos Way
komando Staf Sub-Teritoriaal, para pimpinan Semah tersebut pasukan ALRI dapat bertahan
partai, K.H. Gholib dari pesantren Pringsewu sampai ±2 jam, karena keadaan medan yang
dan para pejabat Karesidenan Lampung yang sangat menguntungkan. Tetapi setelah
berada di Pringsewu maka mengangkat Mr. dihujani dengan tembakan-tembakan mortir
Gele Harun sebagai Residen menggantikan maka pasukan ALRI mundur dan dalam
Residen Rukadi yang masih berada di Kota pertempuran itu gugur 2 orang pahlawan kita:
Tanjung Karang dan kemudian R.A. Basyid Kopral Muhidin dan Kelasi Sutaji. Pada bulan
sebagai Wakil Residen. april 1949 Kapten C. souhoka dengan seorang
perwira dan 3 orang bintara dari ALRI di Telukbetung.Dengan diduduknya kota
diperbantukan untuk memperkuat staf Tanjung Karang-Teluk Betung oleh Belanda
komando Gerilya daerah III di Kedondong tidak berarti bahwa kita telah kalah perang.
yang dipimpin oleh Kapten Ismail Husin. Belanda boleh bermimpi dengan lagu
Maka untuk sementara pasukan Induk ALRI lamanya, “Politik pastifikasi dengan Korte
didalam operasinya dipimpin oleh Kapten Verklaring” nya tahun 1911, tetapi keadaan
K.L. Tobing. kita dewasa ini sudah berbeda dengan zaman
Menurut keputusan rapat komando itu. Belanda tidak lagi boleh berfikir bahwa
tanggal 31 Desember 1948 di rumah Letnan jika suatu daerah telah dikuasai pimpinannya,
Warkoskususmo di Gunung Terang telah berarti daerah itu sudah menyerah kepadanya,
diputuskan strategi: “Perang gerilya dan bumi karena rakyat patuh atau tunduk kepada
hangus terhadap bangunan vital yang dapat pimpinannya tanpa reserve.
digunakan oleh musuh”. Pada tanggal 1 Setelah diadakan konsolidasi, maka
Januari 1949 Kapten Margono lapor kepada pasukan-pasukan yang berada di front selatan
kepala staf STL Letkol Iwan Supardi melalui mulai melaksanakan aktivitas gerilya. Selain
Suranto, bahwa pabrik senjata Gunung mempertahankan setiap jengkal tanah air juga
meraksa siap di bumi hangus, karena dilaksanakan serangan-serangan terhadap
sparepart yang penting telah didiamkan. Jadi kedudukan Belanda. Serangan-serangan itu
perintah langsung dari Kasttaf STL tidak ada selain memancing agar Belanda keluar dari
dan menurut strategi, pembakaran sudah sarangnya, juga sekedar mengingatkan agar
benar berdasarkan surat ketetapan komando Belanda sadar bahwa mereka tidak bisa enak-
STL No. 527/B tanggal 15 Desember 1948. enak makan dan tidur dibumi yang mereka
Mengenai pabrik senjata dan pencetakan jajah dan mereka duduki. Pasukan polisi
uang tersebut kemudian diperintahkan militer di bawah pimpinan Lettul Suratno
produksi lagi, hanya dikerjakan dengan bertempur melawan Belanda di Kaliawi dan
tangan/manual, karena mesin-mesin tidak Langkapura dan usahanya untuk
dapat segera dipakai lagi. Pada tanggal 5 membuktikan bahwa tentara dan lasykar kita
Januari 1949 Wakil Residen RA. Basyid masih sanggup mengusik kedudukan Belanda.
keluar dari Tanjungkarang dan berada di Pasukan kepolisian di bawah pimpinan
Pringsewu, yaitu tempat kedudukan para Inspektur polisi Slamet dan TNI di bawah
tokoh masyarakat dan para pemimpin pimpinan Letnan Muda Supangat mengalami
pemerintahan yang sudah keluar dari tembak-menembak dengan pasukan Belanda
Tanjungkarang, kemudian pada tanggal 5 yang sedang berpatroli di Pasir Gintung dan
Januari 1949 itu jugta diadakan musyawarah pasukan Vadring Santibi berbaku tembak
antara komandan Sub Teritorial Lampung, dengan pasukan Belanda di Natar.
Letkol Syamaun Gaharu beserta staf Mayor Pasukan Letnan ll Asnawi Mangku Alam,
N.S Effendi dan para tokoh masyarakat dan Riyakudu dan Nuh Macan yang merupakan
partai antara lain: Hi. Abdul Halim dari PSII, pasukan Garuda Merah di bawah Kapten
Hi. Yasin dari Masyumi dan Kyai Gholib di Alamsyah yang berada di Tanjungkatang
Pendopo Pringsewu. ketika Belanda menduduki Tanjung Karang-
Musyawarah tersebut menjadikan Teluk Betung pada tanggal 1 Januari 1949,
keputusan pertimbangan bahwa Hassiden kemudian dari Kedaton mundur di Kemiling,
Rukadi sampai pada saat itu tidak keluar dari dari markas kedudukannya itu pasukannya
Tanjungkarang berarti tetep di daerah pernah menyerang bui Lebakbudi dan di
penduduk Belanda, maka harus segera markas Kemiling terjadi tembak menembak
diambil tindakan untuk membentuk dengan pasukan Belanda yang datang dari
pemerintahan darurat Karesidenan Lampung. Telukbetung menuju Kemiling. Kemudian
Residen Rukadi sudah berusaha keluar dari karena markasnya dianggap kurang aman
Kota Tanjungkarang pada tanggal 1 Januari terhadap serangan Belanda dari belakang,
1949. Tetapi Mobilnya rusak ditembak maka pasukannya dipindahkan di Gadingrejo.
pesawat Belanda, sehingga kemudian Residen Mengenai pasukan ALRI pangkalan I A
Rukadi menetapkan di Rumah Basyir Abdat Lampung yang semula bertahan di Pelabuhan
Panjang, karena pertemuan yang tidak Kesimpulan dari pembahasan yang telah
seimbang, yaitu dengan senjata seadanya, dilakukan adalah adanya upaya
sedangkan pihak Belanda menggunakan penyelamatan dari rakyat dan Pemerintahan
senapan mesin, meriam dan mortir, maka Lampung yang saat itu diserang Belanda yaitu
akhirnya pasukan ALRI juga mundur ke arah dengan upaya penyelamatan dibidang politik
Kemiling. Pasukan ALRI semula yaitu dengan membuat pemerintahan darurat
berhubungan langsung dengan markas besar yang berpindah-pindah sebagai usaha
ALRI di Yogyakarta, yaitu sejak Maret 1947. penyelamatan ibukota yang ingin diduduki
Tetapi kemudian karena hubungan dengan dan direbut oleh Belanda dan adanya upaya
markas besar ALRI di Yogyakarta terputus penyelamatan dari rakyat dan Pemerintahan
dan usaha menghubungi perwakilan ALRI di Lampung yang saat itu diserang Belanda yaitu
Bukit Tinggi juga tidak berhasil, lalu dengan upaya penyelamatan dibidang militer
pimpinan militer Lampung mengambil yaitu dengan serangan gerilya yang
kebijaksanaan, ALRI pangkalan IA Lampung didominasi penyerangan oleh ALRI dan
secara taktis operatif diletakkan di bawah dibantu oleh rakyat dan pemerintah daerah
komando Brigade Garuda Hitam yang Lampung untuk melawan Belanda.
dipimpin oleh Letkol Syamaun Gaharu, yaitu DAFTAR PUSTAKA
sejak bulan September 1948. Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur
Pada waktu kapal Belanda menyerang Penelitian suatu pendekatan Praktis. Bina
Pelabuhan Panjang pada tanggal 1 Januari Aksara: Bandung.
1949 maka seksi pasukan Armada dan Korp
Marinir di bawah pimpinan Lettu Hotma Bayu Surianingrat. 1992. Mengenal Ilmu
Harahap telah bersiap-siap menghadapi Pemerintahan. Rineka Cipta: Jakarta.
musuh.
Berita tentang datangnya kapal perang Basrowi dan Suwandi. 2008. Penelitian
Belanda telah diketahui dari pos ALRI di Kualitatif. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Kalianda pada tanggal 31 Desember 1949
pada Pukul 19.00 pada tanggal 1 Januari 1949 Dewan Harian Daerah Angkatan 45. 1994.
kira-kira Pukul 05.00 kapal perang Belanda Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di
mendekati Pelabuhan Panjang, tetapi Lampung buku I. CV. Mataram: Bandar
kemudian disambut dengan tembakan- Lampung.
tembakan oleh pasukan ALRI, sehingga tidak
jadi mendarat. Dewan Harian Daerah Angkatan 45. 1994.
Tetapi kapal Belanda melepaskan Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di
tembakan mitralyur, meriam dan mortir. Lampung buku II. CV. Mataram: Bandar
Pertempuran di laut tersebut, merupakan Lampung.
pengalaman pertama kali pasukan ALRI
karena keadaan persenjataan yang sangat Dewan Harian Daerah Angkatan 45. 1994.
tidak seimbang, maka pasukan ALRI Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di
diperintahkan mundur dan sambil melakukan Lampung buku III. CV. Mataram: Bandar
bumi hangus. Selanjutnya diperintahkan Lampung.
untuk berkumpul di Km 21 Gedongtataan,
yang ditentukan sebagai markas darurat Depdikbud. 1991. Ensiklopedi Nasional
pasukan ALRI. Indonesia. Cipta Adi Pustaka: Jakarta.
SIMPULAN
Berdasarkan dari penelitian yang telah H. Nasution. 1997. Disekitar perang
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan Kemerdekaan Indonesia Jilid 3.
bahwa di Lampung pada tahun 1949 terjadi (Diplomasi sambil bertempur). PT
suatu peristiwa yang membuat pemerintah Angkasa: Bandung.
dan rakyatnya berjuang untuk Imron, Ali, Dkk. 1995. Sejarah Pembentukan
mempertahankan wilayah Lampung dari Provinsi Lampung. CV. Mataram.
serangan Belanda. Bandar Lampung.
Koentjaraningrat. 1977. Metode-metode Nazir, Muhammad. 1993. Metode Penelitian
Penelitian Masyarakat. Gramedia: Masyarakat.Prosedur dan Strategi.
Jakarta. Angkasa : Bandung. Halaman : 211.

Moleong, Lexy J.1988. Metodologi Penelitian S. Pamuji. 1992. Kepemimpinan


Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya: Pemerintahaan di Indonesia. Bumi
Bandung Aksara: Jakarta.

Nawawi, Hadari. 1993. Metode Penelitian The Liang Gie. 1993. Pertumbuhan
Bidang Sosial. Gajah Mada University Pemerintahan daerah di Negara
Press: Yogyakarta. Republik Indonesia Jilid I. Liberty:
Yogyakarta.
Notosusanto, Nugroho. 1984. Masalah
Penelitian Sejarah Kontemporer. Inti Zed, Mustika. 2004. Metode Penelitian
Indayu: Jakarta. Kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia
: Jakarta.
___________________. 1975. Sejarah Wikepedia Indonesia, diakses tanggal 10
Nasional Indonesia. Depdikbud: Jakarta. Desember 2012 Pukul 22.00.

Anda mungkin juga menyukai