Anda di halaman 1dari 10

LITERASI

MEMBACA
Maranti Oktaviani, S.Pd
Literasi membaca
Fiksi Nonfiksi

 Legenda  Iklan
 Fabel  Dokumen perusahaan (undangan, dll)
 Mitos  Berita
 Fiksi ilmiah  Artikel
 Puisi/prosa  Laporan
 Drama  Pidato
 Nobel  Buku pelajaran
 Pantun  Pamflet
 Cerita bergambar  Brosur
 Catatan perjalanan  Buletin
 Biografi/autobiografi  Infografik
 Ulasan
 Jurnal ilmiah
 Laporan penelitian
Proses
Yang di ujikan dari soal membaca fiksi dan nonfiksi

Menemukan Mengevaluasi
informasi Memahami dan
merefleksi
Cermati potongan bait puisi berikut!

Kita harus berhenti membeli rumus-rumus asing


Diktat-diktat hanya boleh memberi metode
Tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan
Kita mesti keluar ke jalan raya
Keluar ke desa-desa
Mencatat sendiri semua gejala
Dan menghayati persoalan yang nyata
(potongan puisi W.S. Rendra Sajak Sebatang Lisong)

Menurutmu, apa maksud larik-larik dalam puisi tersebut?

a. Keputusan untuk mengambil langkah


b. Keinginan untuk terus bertahan
c. Kemauan untuk bekerja keras
d. Keputusasaan terhadap keadaan
e. Ketidakinginan untuk berubah
Pada teks disebutkan bahwa Undang-Undang (UU) Nomor
8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan
Peraturan Presiden (Perpres) 75/2015 tentang Rencana
Aksi Nasional Hak Asasi Manusia merupakan payung
hukum bagi kaum difabel untuk mengeksplorasi potensi
mereka. Kedua peraturan tersebut sangat menguntungkan
bagi penyandang disabilitas karena …..

a. Penyandang disabilitas diberikan pendidikan


khusus oleh pemerintah
b. Masyarakat mengapresiasi potensi yang dimiliki
para penyandang disabilitas
c. Penyandang disabilitas mempunyai hak untuk
mengembangkan jenjang karier
d. Pemerintah memprioritaskan para penyandang
disabilitas dalam berkarier
e. Masyarakat perlu membantu penyandang
disabilitas dalam beraktivitas sehari-hari
Apa gagasan yang ingin disampaikan
penyair melalui puisi tersebut?
a. Kritik terhadap praktik penggunaan
uang sebagai cara mempermudah
proses
b. Kritik terhadap penguasa yang tidak
peka terhadap derita rakyat
c. Protes terhadap aturan yang mengekang
masyarakat
d. Protes mengenai larangan memberikan
uang kepada pengemis
e. Kritik terhadap penguasa yang suka
menghambur-hamburkan uang rakyat
Seorang Gadis dan Ikan Asin

Seorang gadis cilik memgang sepiring nais putih dengan ikan asin kecil di atasnya. Seorang ibu tersenyum
memandangi anak gadisnya yang tersentum lebar dengan mata berbinar. Keadaan saat ini memang makin sulit
apalagi tidak banyak orang yang berani keluar rumah untuk sekedar membeli minum atau jajan. Akibatnya, tidak
banyak juga rongsokan yang terkumpul untuk dapat ditukarkan dengan sebungkus nasi. Sudah lama juga kedai Bu
siti tutup sehingga si Ibu tidak lagi bias sekadar membantu mencuci piring di sana atau mengambilkan belanjaan
bahan masakan untuk warung drai pasar besar.

Sejak tadi pagi, si Gadis Kecil nemang sudah mengeluh lapar. Beurntung sekali malam itu Tuhan memberi mereka
sedikit rezeki. Bukan karena ingin mengurangi makan malam si Gadis, namun memang mungkin sesuap nasi harus
masuk ke perutnya agar si Ibu tetap bias bekerja esok hari. Dengan pelan dan sedikit ragu, Ibu berbisik pada si Gadis,
“Sayang, bolehkah Ibu meminta sesuap nasi saja?”

si Gadis Kecil terdiam, memangdang ibunya sebentar, kemudian mengambil sesendok nasi dan memakannya.
Beberapa saat kemudian, si Gadis Kecil mengambil sesendok nasi lagi dengan secuil ikan asin, dan kembali
memakannya. Si Ibu tetap mencoba tersenyum untuk menutupi sedikit kekecewaannya. Bukan dari pagi tadi saja si
Ibumenahan rasa laparnya karena dari semalam pun hanya ada seporsi nasi yang memang hanya cukup untuk buah
hatinya.

Usai mengecap nasi dan secuil ikan asin yang disendoknya, si Gadis Kecil menyuapkan sesendok penuh nasi
bersama sepotong ikan asin untuk ibunya, “Ibu, makanlah… nasi dingin saja hambar rasanya, apalagi nasinya sudah
mulai keras. Ternyata dengan ikan asin, nasinya jadi terasa sangat nikmat.

Apakah pesan utama cerita tersebut?


a. Jangan pernah memberikan penilaian sebelum mengetahui yang sebenarnya
b. Kasih saying yang tulis dari seorang Ibu tidak akan pernah tergantikan
c. Dalam setiap perjuangan, pasti ada hasil yang membahagiakan
d. Dengan rasa syukur, semuanya akan terasa nikmat
e. Seorang ibu pasti selalu mengalah pada anaknya
Masih Adakah Laut di dalam Ikan

nelayanku baru pulang dari laut malam, dan


kutanya dia tentang kesehtiaan seutas umpan
saat arus meniti cadiknya, tersebab
Apakah kesimpulan yang dapat diambil dari
cahaya bulan jatuh di atas ombak puisi tersebut?
a. Nelayan makin sering pulang lebih cepat
ia bilang, “aku baru saja mengirim umpan balik”
tak mungkin tertipu muslihat arus dari hari-hari biasa
tak mungkin lagi, sebab umpan yang kuberikan b. Biaya sekolah bagi anak-anak nelayan
adalah mimpi anak nelayan yang ingin menemukan laut
makin tidak terjangkau
nelayanku baru pulang dari bayan petang, dan kutanya c. Nelayan makin khawatir karena jumlah
dia tentang tabiat arus ikan di laut makin berkurang
dia bilang, “tak boleh lagi alurs membelokkan kail dari ikan-ikan yang tertipu
dan kali ini kukirim umpan terbaik dari anak-anak nelayan yang sudah mulai d. Makin banyaknya hasil tangkapan ikan
pandai menyusun mimpinya” nelayan karena arus air laut bias
nelayanku baru pulang dari condong bulan, dan
dikendalikan
kutanya dia, masih adakah laut di dalam ikan? e. Makin menipisnya hasil tangkapan ikan
Dai bilang, “telah kukirim umpan terbaik agar dengan laut itu, anak-anak nelayan karena arus air laut terus
nelayan berenang ke seberang menjadi pandai, biar arus tak punya
kesempatan lagi menipu umpanku karena bulan rapuh di ujung cadik bertambah
nelayanku baru menyandarkan cadiknya di pantai
tapi bisakah anak-anak nelayan membaca laut di dalam ikan?
Sedang buku catatan dan uang jajan tersangkut di ujung arus?

Ibrahim Gibra
Ternate, 6 Juni 2020
Pemanfaatan Sumber Daya Laut Indonesia
800

700

600

500

400

300

200

100

0
luas perairan (juta ha) potensi produksi (jt ton/th) Tingkat pemanfaatan (%)

Pernyataan yang tidak sesuai dengan grafik di atas adalah …


a. Pemanfaatan sumber daya laut kita belum optimal
b. Budi daya laut perlu segera dilakukan untuk mengantisipasi habisnya stok sumber daya laut
kita
c. Budi daya laut Indonesia sebanding dengan tingkat pemanfaatannya
d. Penjualan hasil mentah perairan Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan
luas perairan
e. Tingginya tingkat penangkapan ikan di laut Indonesia tidak diabarengi dengan pengembangan
budi daya lautnya
Masih Adakah Laut di dalam Ikan

nelayanku baru pulang dari laut malam, dan kutanya dia tentang kesehtiaan seutas umpan
saat arus meniti cadiknya, tersebab cahaya bulan jatuh di atas ombak

ia bilang, “aku baru saja mengirim umpan balik” tak mungkin tertipu muslihat arus
tak mungkin lagi, sebab umpan yang kuberikan adalah mimpi anak nelayan yang ingin menemukan laut

nelayanku baru pulang dari bayan petang, dan kutanya dia tentang tabiat arus
dia bilang, “tak boleh lagi alurs membelokkan kail dari ikan-ikan yang tertipu dan kali ini kukirim umpan terbaik dari anak-anak
nelayan yang sudah mulai pandai menyusun mimpinya”

nelayanku baru pulang dari condong bulan, dan kutanya dia, masih adakah laut di dalam ikan?
Dai bilang, “telah kukirim umpan terbaik agar dengan laut itu, anak-anak nelayan berenang ke seberang menjadi pandai, biar
arus tak punya kesempatan lagi menipu umpanku karena bulan rapuh di ujung cadik

nelayanku baru menyandarkan cadiknya di pantai tapi bisakah anak-anak nelayan membaca laut di dalam ikan?
Sedang buku catatan dan uang jajan tersangkut di ujung arus?

Ibrahim Gibra
Ternate, 6 Juni 2020

Diantara pernyataan berikut, manakah yang tidak mendukung asumsi, ideologi, atau nilai yang ingin
disampaikan oleh penulis tersebut?
a. Puisi tersebut menggambarkan kegelisahan nelayan terhadap hasil tangkapan ikan mereka yang mulai
menurun
b. Bair “ia bilang, “aku baru saja mengirim umpan terbaik // tak mungkin tertipu muslihat arus // tak mungkin
lagi, sebab umpan yang kuberikan // adalah mimpin anak nelayan yang ingin menemukan laut // di dalam
ikan”” mencerminkan sang nelayan yang kecewa karena tidak membawa ikan saat pulang
c. Bair “dia bilang, “tak boleh lagi arus // membelokkan kail dari ikan-ikan yang tertipu // dan kali ini kukirim
umpan terbaik // dari anak-anak nelayan yang sudah mulai // pandai menyusun mimpinya”” menyiratkan
mimpi sang nelayan untuk kembali melaut besok hari dan membawa pulang hasil yang lebih baik dari hari
ini
d. Bait “tapi bisakah anak-anak nelayan membaca laut di dalam ikan?” menyiratkan harpan yang
besar terhadap hasil laut yang nelayan
e. Bait “sedang buku catatan dan uang jajan tersangkut di ujung arus?” mengekspresikan kekhawatiran yang
mendalam tentang ketidakpastian masa depan anak-anak nelayan

Anda mungkin juga menyukai