Anda di halaman 1dari 41

Mikroalga

M. Ikhwan Setiawan
Sejarah
• Mikroalga pertama kali dimanfaatkan oleh bangsa China sejak 2000 tahun
lalu
• Sejak 1960-an, Spirulina telah dikultivasi secara buatan
• Spirulina digunakan balai pengobatan untuk menangani malnutrisi

• Kandungan gizi Spirulina


sangat lengkap sehingga Agen
Luar Angkasa Eropa
(MELLISA) memilih
Spirulina sebagai makanan
astronot
Kelompok Alga
• Alga merupakan organisme yang dianggap sebagai nenek moyang
tumbuhan saat ini.
• Alga memiliki beberapa karakteristik yang juga dimiliki oleh tumbuhan saat
ini seperti pigmen klorofil.
• Alga secara morfologi dapat terbagi menjadi dua golongan yaitu:
• mikroalga (alga dengan ukuran mikroskopis)
• makroalga (alga yang berukuran makro)
• secara spesifik bentuk tubuh beserta ukurannya tidak akan sama persis
dengan tumbuhan dan ukuran tubuhnya sekalipun dalam bentuk makro
tidak mudah dilihat dengan mata telanjang.
Klasifikasi Mikroalga
Mikroalga dapat diklasifikasikan pada beberapa filum :
1. Cyanobacteria (alga biru hijau)
2. Chlorophyta (alga hijau)
a. Tetraselmis
b. Chlamydomonas
c. Chlorella
d. Scenedesmus
e. Ankistrodesmus
f. Selenastrum
3. Chrysophyta (alga coklat-emas)
Mengapa Sianobakteria dikelompokkan sebagai alga?
1. Melakukan fotosintes dengan adanya O2 dan mempunya klorofil
sebagaimana terdapat pada alga dan tumbuhan
2. Sianobakteria terdapat bersama-sama dengan alga pada habitat yang sama,
pada umumnya lingkungan akuatik.

3. Kloroplas alga pada dasarnya


berasal dari endosymbiosis
antara mikroorganisme
eukariotik heterotrofik dengan
sianobakteria yg hidup bebas

Sianobakteria kloroplas
Overview
• Mikroalga adalah kelompok tumbuhan berukuran renik yang termasuk
dalam kelas alga
• diameternya antara 3-30 μm,
• sel tunggal maupun koloni
• hidup di seluruh wilayah
perairan tawar maupun laut
• lazim disebut fitoplankton
Mikroalga
Morfologi
• uniseluler atau multiseluler
• prokariot atau eukariot
• belum ada pembagian tugas yang jelas pada sel-sel komponennya  yang
membedakan mikroalga dari tumbuhan tingkat tinggi
• merupakan tumbuhan thalus yang berklorofil
• mempunyai pigmen tumbuhan yang dapat menyerap cahaya matahari
melalui proses fotosintesis
Sianobakteria

Morphology
Unicellular

as colonies single cells

free living
attached
(Order Chroococcales) (cells polar)
Sianobakteria

Morphology
Multicellular (filamentous)

uniseriate trichome
multiseriate trichome
Budidaya
• Dalam siklus makanan diperairan, mikroalga berperan sebagai produsen
utama
• Diperkirakan bahwa 40% fotosintesis secara global dilakukan oleh
mikroalga
• dapat menjadi alternatif sumber produk alami yang kontinyu dan
terpercaya
• dapat dikultivasi dalam bioreaktor dalam skala besar
• tingkat pertumbuhannya tinggi
• mampu menyesuaikan pada kondisi lingkungan yang bervariasi
Budidaya lanjut
• kondisi sel mikroalga dapat dikontrol
• menggunakan media yang bersih dalam pertumbuhannya sehingga mereka
tidak terkontaminasi herbisida, pestisida dan substansi toksik lainnya
• Mikroalga telah dikenal sebagai sumber berbagai pigmen dan antioksidan
berharga yaitu chlorophyl a, zeaxanthin, canthaxanthin and astaxanthin
Potensi
• Produk Energi (biodiesel, bioethanol, dan
methana)
• Produk Pangan dan Organik (bahan
pangan, biopolimer penghasil plastik,
suplement, obat-obatan)
• Omega 3
• Klorofil
• Karotenoid
• sumber Pakan Alami
• Pengolahan Limbah
Kandungan
• zat gizi dan beberapa senyawa aktif seperti β-karoten, provitamin, mineral,
pigmen dan asam lemak
• kandungan protein yang sangat tinggi  dikenal single cell protein
Protein Spirulina vs makanan lain
Mikroalga sumber bioaktif Farmasi
Sel
• Mikroalga prokariot terdiri dari sianobakter atau alga biru-hijau dan mirip
dengan bakteri
• Sel prokariot mikroalga tidak mempunyai organel terikat membran seperti
plastid, nukleus atau mitokondria jadi melakukan fotosintesa di dalam
sitoplasma bukan dalam organel-organel
• Sel eukariot memiliki organel-organel untuk proses fotosintesa.
• Sebagian besar mikroalga memiliki inti yang membantu fungsi sel untuk
melakukan metabolisme, bertahan dan reproduksi
Sel
• autotrof, heterotrof atau miksotrof
• Mikroalga utotrof menggunakan cahaya dalam proses fotosintesa sebagai
sumber energi
• Mikroalga heterotrof menggunakan karbon organik dari luar sebagai
sumber energi seperti glukosa, asetat dan tidak memerlukan cahaya
matahari untuk pertumbuhannya
• Beberapa spesies mikroalga merupakan miksotrof yang mampu
berfotosintesa dan menggunakan nutrisi dari luar untuk energi
• Autotrof atau heterotrof tergantung pada sumber apa yang tersedia
Fase Pertumbuhan
• Fase lag
• Fase logaritmik/eksponensial
• Fase stasioner
• Fase kematian
Faktor Pertumbuhan
• Salinitas
• optimal pada salinitas sedikit dibawah habitat asal
• Suhu (20-24 oC)
• pH (7.8-8.5)
• Karbondiosida (1-2%)
• Aerasi (untuk pengadukan media kultur, mecegah pengendapan media,
pertukaran gas dari udara ke media)
• Cahaya (lampu minimal 18 jam per hari)
Isolasi seny. Aktif dari mikroalga
mikroalga dalam produksi produk farmasi
Spirulina
• disebut juga dengan alga biru hijau berfilamen (cyanobacteria)
• Multiseluler
• mengandung fikosianin tinggi sehingga warna cenderung hijau biru
• sel berkolom membentuk filamen terpilin menyerupai spiral (helix)
• lebar spiral antara 26-36 μm
• panjang spiralnya antara 43-57 μm
• bergerak dengan cara menggelinding
sepanjang garis tengah selnya.
• berkembang biak dengan cara
membelah diri
Keunggulan Spirulina
• sumber protein nabati 100% bersifat alkali
• dinding sel lunak sehingga sangat mudah dicerna
• Protein Spirulina 90% dapat dicerna karena mengandung enzim yang
membantu dalam proses pencernaan
• relatif cepat berproduksi
• biomassa yang dihasilkan mudah dalam pemanenan, ukuran biomassa
Spirulina lebih besar sehingga dapat dipisahkan dari media melalui filtrasi
menggunakan filter berukuran 20 μm
Kondisi kultivasi Spirulina
• cahaya 2000-3500 lux
• bbrp peneliti berpendapat waktu penyinaran terbaik 16 jam/hari pada
2000 ± 200 lux
• temperatur 30 ± 1°C
• tumbuh dengan baik pada kisaran pH 9.1
Kultivasi
• Kultivasi merupakan suatu teknik untuk menumbuhkan mikroalga dalam
lingkungan tertentu yang terkontrol.
• Tujuan : menyediakan spesies tunggal pada kultur masal mikroalga untuk
tahap pemanenan
• Media pertumbuhan harus mengandung elemen inorganik untuk
pembentukan sel, seperti N, P, dan Fe
• Metode kultivasi:
• Terbuka (open pond)
• Tertutup (closed pond photobioreactors)
Metode Open Pond
• sistem kultivasi yang paling lama digunakan
• dalam kolam menggunakan air alam (air danau, tambak atau kolam)
• Keuntungan:
• Mudah
• Murah  energi matahari
• Kelemahan:
• Evaporasi
• CO2 tidak efisien
• Kontaminan
• Sinar tdk sepenuhnya diserap mikroalga di dasar kolam
Metode
Open Pond
Metode closed pond photobioreactor
• memiliki ketahanan terhadap kontaminan bakteri dan algae lain
dibanding sistim terbuka
• spesies alga tunggal terjaga  menaikkan perolehan biomassa
• desain : bentuk tubular, plate, dan bentuk kolom
• pH, temperatur, CO2 dan nutrient dapat dikontrol dengan mudah
• Kelemahan:
• Biaya tinggi untuk diterapkan skala komersial
• Kesulitan scale up
Contoh Alat Kultivasi sederhana Spirulina sp
Nutrisi
• Proses kultur mikroalga Spirulina membutuhkan nutrisi yang tepat
sehingga menghasilkan kandungan makromolekul yang tinggi.
• Kultur spirulina sudah banyak dilakukan dengan menggunakan media
seperti: Walne, Zarrouk teknis, Blue green 11
• Material anorganik seperti N, P, K merupakan substansi yg baik bagi
pertumbuhan Spirulina
• Nutrien yang ekonomis dapat menggunakan pupuk pertanian yang telah
banyak digunakan seperti TSP, ZA dan Urea
Nutrisi
• Contoh nutrisi Spirulinna paling sederhana menggunakan media pupuk
pertanian

(Rahman, 2018)
Nutrisi
• Contoh nutrisi Spirulinna ekonomis hasil modifikasi menggunakan pupuk
pertanian
Kultivasi Mikroalga
Kultivasi Mikroalga
Pustaka
• Andini, Indri. 2017. Pertumbuhan Mikroalga Spirulinna plantensis yang
Dikultur dengan Media Teknis. Intek Akuakultur. Vol.1, hlm: 51-55
• Rahman Miftahul. 2018. PENGUJIAN KANDUNGAN PROTEIN
MIKROALGA Spirulina sp DALAM MEDIA PUPUK. Univ. Bandar Lampung

Anda mungkin juga menyukai