Anda di halaman 1dari 27

AKHLAK MULIA MANIFESTASI IKHSAN

KELOMPOK 7

Anggota:
1.Yusuf Sabila Rosada(220511609429)
2.Rifqi Abdur Rasyid(220511604066)
3.Soulthon Zen Barsyasi(220511609883)
4.Muhammad Rival Chaerulloh(220511609883)
5.Fanny Kusdianti(220121604097)
AKHLAK MULIA MANIFESTASI IHSAN

1. Pengertian
KEHIDUPAN DAN RUANG LINGKUP AKHLAK 2. Kedudukan
3. Akhlak dalam perspektif islam

1. Keteladanan
PROSES PEMBENTUKAN AKHLAK 2. Pembiasaan
3. refleksi

1. Bermedia sosial
2. Berbusana
AKTUALISASI AKHLAK 3. Intraksi sosial
4. Dunia akademik
5. Dunia kerja
kedudukan
Al ghazali dalam ihya’ulumuddin memberikan
pengertian akhlak sebagai berikut ,’’akhlak ialah
sifat yang tertanam pada jiwa, yang menimbulkan
bermacam-macam perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pertimbangan dan pemikiran, perbuatan
yang benar adalah perbuatan yang berpijak pada
kebenaran yang telah digariskan oleh doktrin agama
yang bersumber pada Al-Quran dan hadist
Akhlak dalam presfektif islam

Akhlak merupakan fondasi dasar karakter diri manusia. Hal ini


sesuai dengan fitrah manusia yang menempatkan posisi akhlak
sebagai pemelihara eksistensi manusia. Akhlaklah yang
membedakan karakter manusia dengan makhluk lainnya.
Manusia tanpa akhlak akan kehilangan derajat sebagai hamba
Allah yang paling terhormat. Sebagaimana firmannya dalam
surat At Tiin: 4-6
Perhatian Islam terhadap pentingnya akhlak, dapat dikaitkan
dengan muatan akhlak yang terdapat pada seluruh aspek ajaran
Islam. Ajaran Islam tentang keimanan misalnya, sangat
berkaitan erat dengan mengerjakan amal shalih. Iman yang
tidak disertai dengan amal shalih dapat disebut sebagai
kemunafikan. Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah:8-9
berikut ini.

‫مؤمنين‬33‫ ي‬3‫آلخر وما هم‬33‫ ا‬3‫ليوم‬33‫ وا‬3‫هلل‬33‫ا‬333‫منا ب‬3‫قولءا‬33‫لناسمني‬33‫ومنا‬


)8(‫رون‬3‫شع‬33‫ وما ي‬3‫نفسهم‬3‫الأ‬33‫خدعونإ‬33‫منوا وما ي‬3‫لذينءا‬33‫ وا‬333‫خادعونهللا‬33‫)ي‬9(

Dan diantara manusia itu ada orang yang mengatakan:kami


beriman kepada Allah dan hari akhir, sedang yang
sebenarnyamereka bukan orang yang beriman". (QS. Al
Baqarah:8-9).
Proses pembentukan akhlak
Akhlak dapat dibentuk berdasarkan asumsi, bahwa akhlak adalah hasil dari
usaha pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya. Potensi ruhaniah yang ada
dalam diri manusia sebagaimana dikemukakan Nata (2001) termasuk di
dalamnya akal, nafsu amarah, nafsu syahwat dapat dibina dengan pendekatan
yang tepat. Proses pembentukan akhlak dapat dilakukan antara lain melalui
pembiasaa, keteladanan, dan refleksi diri.
Prinsip keteladanan dilakukan karena fitrah manusia Akhlak
yang baik tidak dapat dibentuk hanya melalui instruksi serta
anjuran, tetapi diperlukan langkah pemberian contoh teladan
yang baik dan nyata dari diri dan lingkungan sekitar.dan
keteladanan ini dapat diambil dari meneladani perjalanan
hidup para nabi dan sahabat.
Pembiasaan
Manusiamemiliki potensi untuk dididik, yaitu melalui
penglihatan, pendengaran dan hati. Al Ghazali (dalam Nata,
2002) menegaskan bahwa pada dasarnya kepribadian manusia
dapat dibentuk melalui pembiasaan. Pembiasaan untuk
membentuk akhlak yang baik, dapat dilakukan dengan cara
menerima dengan melatih jiwa kepada perilaku yang baik, dan
mengendalikan jiwa agar terhindar dari perilaku yang buruk.
Secara spesifik, pembiasaan sebagai strategi pembentukan
akhlak yang baik dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sistematis yang baik. Lickona (dalam El Mubarak, 2008).
Pembiasaan dapat menumbuhkan kekuatan dalam diri untuk
melakukan aktivitas tanpa paksaan. Manusia memiliki kapasitas
untuk belajar, khususnya melalui indera penglihatan,
pendengaran, dan hati. Al Ghazali mengklaim bahwa kebiasaan
pada dasarnya dapat membentuk mentalitas seseorang (dalam
Nata, 2002).
Dengan merangkul, mendidik jiwa pada perilaku yang baik, dan
membimbing jiwa untuk menghindari perilaku yang merugikan,
dimungkinkan untuk mengembangkan kebiasaan moral yang
baik. pembiasaan sebagai taktik untuk mengembangkan akhlak
mulia dapat dilakukan dengan tata cara yang tertata
rapi.sehingga menjadi sifat baik yang mendorong lahirnya
akhlak yang baik.
Akhlak merupakan fondasi dasar karakter diri manusia. Hal ini
sesuai dengan fitrah manusia yang menempatkan posisi akhlak
sebagai pemelihara eksistensi manusia. Akhlaklah yang
membedakan karakter manusia dengan makhluk lainnya.
Manusia tanpa akhlak akan kehilangan derajat sebagai hamba
Allah yang paling terhormat. Sebagaimana firmannya dalam
surat At Tiin: 4-6
‫) إال الذين ءامنوا وعملوا‬5( ‫) ثم رددناه أسفل سافلين‬4( ‫لقد خلقنا اإلنسان في أحسن تقويم‬
)6( ‫“الصالحات فلهم أجر غير ممنون‬

Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk


yang sebaik-baiknya. Kemudian kami kembalikan ke tempat
yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka pahala yang
tiada putus-putusnya".
Perhatian Islam terhadap pentingnya akhlak, dapat dikaitkan dengan muatan
akhlak yang terdapat pada seluruh aspek ajaran Islam. Ajaran Islam tentang
keimanan misalnya, sangat berkaitan erat dengan mengerjakan amal shalih.
Iman yang tidak disertai dengan amal shalih dapat disebut sebagai
kemunafikan. Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah:8-9 berikut ini.
‫) يخادعون هللا والذين ءامنوا وما يخدعون إال أنفسهم‬8( ‫ومن الناس من يقول ءامنا باهلل واليوم اآلخر وما هم يمؤمنين‬
‫وما يشعرون‬

Dan diantara manusia itu ada orang yang mengatakan:kamiberiman kepada Allah
dan hari akhir, sedang yang sebenarnyamereka bukan orang yang beriman". (QS.
Al Baqarah:8-9).
Akhlak dapat dibentuk berdasarkan asumsi, bahwa akhlak adalah hasil dari
usaha pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya. Potensi ruhaniah yang ada
dalam diri manusia sebagaimana dikemukakan Nata (2001) termasuk di
dalamnya akal, nafsu amarah, nafsu syahwat dapat dibina dengan pendekatan
yang tepat. Proses pembentukan akhlak dapat dilakukan antara lain melalui
pembiasaa, keteladanan, dan refleksi diri.
AKTUALISASI AKHLAK DALAM KEHIDUPAN
1.Bermedia soaial

media sosial dapat berperan sebagai sarana efektif untuk


menndapatkan dan menyabarkan informasi bermanfat
Namun media sosial juga memiliki sisi negatif. Keberadaannya
dapat menyita waktu penggunanya. Media sosial juga tidak
jarang disalahgunakan untuk menyebarkan berita palsu (hoax),
ujaran kebencian (hatespeech), gunjingan, konten pornografi,
menyebarkan rahasia orang, atau mencemarkan nama baik
seseorang. Agar hal negatif tersebut tidak terjadi, pengguna
media sosial menetapi akhlak bermedia sosial sebagaimana
disebutkan dalam bagan berikut (Anam, 2019).
Mengacu pada bagan diatas, dalam bermedia sosial, seorang
muslim harus cermat dalam menerima, mengolah dan
menyebarkan informasi. Sebagaimana yang dijelaskan Anam
(2019: 95) bahwa prinsip-prinsip yang harus dimiliki seseorang
yang bergelut dengan berbagai jenis media, termasuk media
sosial, itu setidaknya ada tiga hal, yaitu: (1) niatkan untuk
berdakwah, (2) perhatikan aturan Islam dalam bidang informasi,
dan (3) jauhi larangan agama dalam bermedia sosial
2.Akhlak dalam berbusana

Secara umum, busana dipakai dengan


tujuan untuk menutup aurat atau melindungi bagian tubuh yang
harus ditutup sesuai aturan agama serta kepatutan adat
istiadat. Adapun secara khusus, tujuan berbusana berorientasi
kepada nilai keindahan, sesuai dengan situasi dan kondisi
pemakaian.
Aurat secara bahasa artinya bagian yang ditutupi manusia
karena malu jika ditampakkan. Sedangkan secara istilah adalah
bagian badan yang diwajibkan Allah untuk ditutupi. Aurat
seorang perempuan muslimah adalah seluruh badannya kecuali
wajah dan telapak tangan sebagaimana dijelaskan dalam hadits
berikut:
‫عنها قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يا أسماء إن هللا رضي قالت عائشة المرأة إذا بلغت‬
‫المحيض لم تصلح أن يرى منها إال هذا وهذا وأشار إلى وجههوكفيه‬

Aisyah radhiyallahu anhaa berkata, bahwasanya Rasulullah


sallaahu alaihi wasallam bersabda: "Hai Asma, sesungguhnya jika
seorang wanita sudah mencapai usia akil baligh (haid) maka tak
ada yang layak terlihat kecuali ini dan ini," sambil beliau
menunjuk wajah dan telapak tangan (HR. Abu Daud dan
Baihaqi).

Adapun aurat laki -laki muslim sebatas antara pusar sampai


lutut .hadistnya adalah sebagai berikut.Rasulullah S.A.W
bersabda aurot laki laki muslim adalah antara pusar sampai dua
lutut.(Hadist riwayat daruquthni dan bayhaqi).
Selain bertujuan menutup aurat pakaian khusus seorang
muslimah bertujuan untk menunjukkan jati dirinya sebagai
seorang muslimah yang mukminah dengan demikian mereka
akan terhindar dari ganguan yang menyakitkan ,ALLAH SWT
berfirman dalam surat Al ahzab ayat 59 sbg berikut

‫ن‬3‫دنينعليهنمنجالبيبين* ذلكأدنىأ‬33‫لمؤمنيني‬33‫جكوبناتكونساء ا‬3‫زوا‬3‫لأل‬33‫لنبيق‬33‫ا ا‬3‫يه‬3‫ا أ‬33‫ي‬


)59‫ب‬3 : ‫ألحزا‬33‫ورا رحيما (ا‬3‫ غف‬333‫ؤذين* وكانهللا‬33‫الي‬333‫رفنف‬3‫ع‬33‫ي‬.

Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak


perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, "Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka !"
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (al Ahzab:59).
Agar mudah dikenal dan tidak diganggu maka,bagi para muslimah perlu
memperhatikan beberapa akhlak berpakaian sebagai berikut

a.Menutup aurat
b.longgar sehingga tidak membentuk tubuh
c.berbahan tebal agar tidak transparan
d.tidak mengenakan pakaian syuhrah (sensasional)
e.tidak menyerupai pakaian lawan jenis

3.akhlak dalam berinteraksi sosial

Dalam realitasnya, interaksi sosial antar manusia dapat menga rah pada keadaan
yang positif atau negatif. Agar interaksi sosial antar manusia mengarah kepada
kebaikan, terdapat sejumlah aturan yang mesti dipatuhi. Aturan umumnya adalah
sabda Rasulullah SAW berikut:
Yang disebut dengan muslim (sejati) adalah orang yang menye lamatkan muslim
lainnya dari keburukan lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang
yang berhijrah dari perkara yang dilarang oleh Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Menurut hadits ini, dalam berinteraksi sosial dengan sesamanya,
muslim yang baik itu tidak menyakiti orang lain, baik melalui
lisan anggota tubuhnya. Tentu akan lebih baik, jika seorang
muslim disamping tidak menyakiti orang lain, juga bermanfaat
bagi orang lain.Aturan lain yang harus diperhatikan adalah
menjauhi prasangka. Rasulullah SAW dalam hadits yang
diriwayatkan Abu Hurairah, bersabda:Jauhilah persangkaan,
karena sesungguhnya persangkaan itu berita yang paling dusta.
Dan janganlah kamu melakukan tahassus, tajassus, saling hasad,
saling membelakangi, dan saling benci. Jadilah kalian
bersaudara, wahai para hamba Allah!". (HR. Bukhari).
4.Akhlak dalam dunia akademik

Ilmu pengetahuan menempati kedudukan yang penting dalamIslam,


hal ini terlihat dari banyaknya ayat al Qur'an yang memposisikan orang
berilmu dalam posisi yang tinggi. Dalam al Qur'an surat al Mujadalah:
11 ‫عملونخبير‬333‫ما ت‬333‫ ب‬333‫ درجاتوهللا‬3‫لعلم‬33‫لذينأوتوا ا‬33‫ وا‬3‫منوا منكم‬3‫لذينأ‬33‫ ا‬333‫ هللا‬3‫رفع‬33‫ي‬

Ayat diatas mengandung makna, keutamaan orang-orang yangberilmu.


Keutamaan ilmu bagi orang-orang yang berilmu hendaknyadiiringi
dengan akhlak dalam menuntut ilmu, menurut Haris (2010)antara lain
sebagai berikut:
a. Niat Ikhlas karena Allah
b. Sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu
c. Memohon kepada Allah SWT agar mendapatkan ilmu yang manfaat
d. Mencari guru yang baik
e. Mempunyai motivasi yang baik, untuk mencari keridhaan Allah
f. Konsentrasi dalam proses pembelajaran
g. Sabar dan teguh hati dalam menghadapi tantangan dinamika
kehidupan h. Memperlakukan guru dengan sebaik mungkin
5.Akhlak dalam bekerja

istilah bekerja merupakan aktifitas yang dilakukan individu


dalam waktu tertentu (BPS, 2010: 57 ) dalam islam bukan semata
mata hanya beraktifitas mencari rejeki dengan menghabiskan
semua waktunya .namun bekerja adalah mencangkup segala
bentuk amalan yang mendatangkan keberkahan baik bagi dirinya
maupun orang lain

Bekerja merupakan manifestasi amal shaleh. Sehingga kerja


merupakan ibadah sebagai ungkapan syukur manusia atas karunia
Allah SWT. Dalam surat an Najm ayat 39 ditegaskan.

‫عى‬33‫الما س‬33‫إلنسانإ‬3 ‫يسل‬33‫نل‬3‫وأ‬

Dan bahwasanya seorang manusia tidak akan memperoleh selain


apa yang telah diusahakannya (Q.S. An Najm:39).
Untuk itu, dalam bekerja agar mendapatkan keberkahan dan
keridhaan Allah SWT. Seorang Muslim hendaknya memperhatikan
akhlak dalam bekerja. Akhlak dalam bekerja menurut Santoso
(2012) antara lain, sebaagi berikut:

1) Niat ikhlas karena Allah SWT


2) Bekerja dengan tekun dan sungguh-sungguh
3) Mengutamakan kejujuran dan amanah dalam bekerja
4) Profesionalitas dalam melakukan aktivitasDengan demikian,

akhlak mencakup berbagai aspek kehidupan manusia. Akhlak


dalam menggunakan media sosial, berbusana, berinteraksi sosial,
kegiatan akademik, dan bekerja penting diaktualisasikan dalam
kehidupan setiap muslim. Beragam perbuatan baik meliputi
dalam bermedia sosial, berbusana, berinteraksi sosial. kegiatan
akademik dan bekerja merupakan manifestasi ihsan.
‫‪Terima Kasih‬‬
‫‪َ  ‬ج‪َ 3‬زا َ‪3‬كهللا‪َ ُ333‬خ ْي ًرا‬

Anda mungkin juga menyukai