Anda di halaman 1dari 23

PENGADAAN ALAT

OLEH : DJOKO WILOPO


RENCANA & PENGADAAN ALAT

• Pengadaan alat adalah suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan alat yang akan digunakan
untuk mendukung pelaksanaan proyek, berpedoman pada Rencana Kebutuhan Alat
• Pengadaan Alat melalui investasi pada dasarnya harus mempertimbangkan pengembalian
biaya investasi selama umur ekonomis alat.
• Wewenang pengadaan alat dengan cara investasi atau sewa beli berada pada Direksi
dengan persetujuan/ ijin dari Komisaris.
• Pengadaan alat merupakan keputusan yang sudah memperhitungkan berbagai aspek, yang
menguntungkan Perusahaan, baik dalam jangka panjang, maupun jangka pendek.
KONDISI UMUM YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN
DALAM MEMILIH ALAT
• Sudah terbukti handal (mampu bertahan dalam umur ekonomis).
• Mempunyai reputasi (merk yang telah terbukti kehandalannya di pasaran).
• Mengacu pada merk/ spesifikasi yang telah dipunyai.
• Jaminan purna jual terjamin (layanan service, dan jaminan suku cadang).
• Kelengkapan (tool kit, suku cadang fast moving, buku manual).
• Harga kompetetive
PENGADAAN ALAT DENGAN CARA SEWA HARUS
DIATUR DENGAN PERJANJIAN / KONTRAK
• Jenis, jumlah, merk, type, dan kapasitas alat yang menjadi obyek perjanjian.
• Jangka waktu penggunaan.
• Tarif, atau harga, dan pola hubungan kerja yang disepakati termasuk cara pembayaran
• Sanksi-sanksi (keterlambatan penyerahan, kerusakan, idle).
• Biaya mobilisasi/demobilisasi, asuransi, pajak, retribusi alat.
• Biaya operasi, pemeliharaan (bahan bakar dan pelumas), dan biaya perbaikan.
• Kewenangan mengoperasikan alat.
• Dan lain-lain yang dianggap perlu
PROGRAM PENGADAAN ALAT

• Program pengadaan alat berisi rencana detail dari waktu yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan alat untuk proyek yang akan dilaksanakan. Program pengadaan alat dibuat
berdasarkan pada metode konstruksi yang sudah ditetapkan.
Program / Jadwal Pengadaan Alat mencakup informasi tentang :
• Macam alat (jenis, kapasitas, dan jumlah).
• Waktu (mobilisasi, operasi, demobilisasi).
• Waktu kerja tiap alat (hari kerja, jam kerja, lembur).
• Cara pengadaan (sumber alat).
• Biaya (cara pembayaran, upah, operasi, perawatan, asuransi, pajak).
• SDM (jumlah operator, mekanik, pelaksana, pengawas).
• Perencanaan Jadwal pengadaan suku cadang.
ALAT SEBAGAI SARANA PENDUKUNG PELAKSANAAN
PROYEK, MAKA :

• Jenis pekerjaan dan metode konstruksi, akan menentukan / mempengaruhi jenis alat yang
dipakai.
• Volume pekerjaan dan jangka waktu pelaksanaan, akan mempengaruhi jumlah dan
kapasitas alat.
• Penambahan alat untuk memenuhi kekurangan alat atau mengejar keterlambatan progress
lapangan.
• Kebutuhan alat untuk penggantian alat yang akan dihapus/skrap atau program peremajaan
alat.
PEMENUHAN KEBUTUHAN ALAT

• Memutasikan alat yang dimiliki perusahaan.


• Membuat/memodifikasi alat sendiri.
• Menyewa / meminjam dari luar perusahaan.
• Membeli baru, baik secara investasi atau atas beban proyek ataupun leasing
(sewa beli)
• Alat disediakan oleh Owner
PENGADAAN ALAT DENGAN CARA MUTASI

• Yang dimaksud dengan mutasi adalah memindahkan alat milik perusahaan dari tempat / proyek
lain, atau dari pool alat.
• Alat dapat dimutasi bilamana alat tersebut dalam keadaan :
• Sedang tidak digunakan (idle)
• Dalam keadaan siap operasi
• Belum / tidak diprogramkan untuk pekerjaan lain yang waktunya bersamaan.
• Mutasi alat harus disertai dengan :
• Buku riwayat Alat
• Perlengkapan Alat / asesories yang diperlukan
• Tool kit
PENGADAAN ALAT DENGAN CARA
MEMBUAT SENDIRI
• Pengadaan alat dengan cara membuat sendiri adalah pemenuhan kebutuhan alat dengan cara
membuat, merakit, atau memodifikasi alat yang ada, sehingga memenuhi fungsi sebagai alat yang
dibutuhkan
• Pengadaan alat dengan cara membuat sendiri diputuskan oleh Unit Usaha terkait dengan
pertimbangan :
• Spesifikasi alat yang diperlukan tersebut tidak bisa diperoleh.
• Untuk memudahkan/mempercepat pelaksanaan pekerjaan.
• Biaya pengadaan alat yang dibutuhkan sangat mahal, dengan pembuatan/modifikasi biaya lebih murah
• Kualitas sama atau lebih baik
• Tingkat utilitas alat cukup baik
• Fungsi alat yang diperlukan tersebut memungkinkan untuk dibuat, dirakit atau dimodifikasi sendiri.
• Memenuhi persyaratan Teknis dan Keamanan.
• Dapat dipersiapkan untuk memenuhi schedule penggunaannya
PENGADAAN ALAT DENGAN CARA INVESTASI

• Pengadaan alat dengan cara investasi adalah pemenuhan kebutuhan alat dengan cara membeli
dari pabrik, dealer, agen, toko, atau pemilik alat dengan memperhitungkan pengembalian biaya
kepemilikan. Alat yang dibeli dapat dalam kondisi baru, atau yang sudah direkondisi.
• Pertimbangan untuk memutuskan pembelian alat dengan cara investasi adalah :
• Dengan membeli alat tersebut, kelayakan ekonomi (feasibility) proyek masih baik.
• Terdapat kepastian/ peluang besar untuk mengoperasikan alat tersebut dalam jangka panjang.
• Unit Usaha mampu menyediakan dana untuk membeli dengan tidak menggangu cash flow dalam
jangka panjang.
• Untuk peremajaan (replacement) alat yang tingkat pemakaiannya tinggi.
• Untuk pemakaian dalam waktu tertentu, dan dijual setelah selesai pemakaian.
PENGADAAN ALAT DENGAN CARA SEWA
BELI (LEASING)
• Pengadaan alat dengan cara sewa beli (leasing) adalah pemenuhan
kebutuhan alat dengan cara menyewa dari perusahaan leasing dalam kurun
waktu tertentu, dan pada akhir sewa alat menjadi milik penyewa, atau dijual
sebelum waktu leasing berakhir. Alat yang akan disewa beli dapat dalam
kondisi baru, atau yang sudah direkondisi.
• Cara leasing ditempuh bila unit usaha mengalami kesulitan pembayaran
secara tunai, tetapi cash flow dari hasil operasi alat cukup baik, sehingga
mampu mendukung untuk melakukan sewa beli
PENGERTIAN LEASING
“Sewa Guna Usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan barang modal baik secara Sewa Guna Usaha
dengan hak opsi (Finance Lease) maupun Sewa Guna Usaha
tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk digunakan oleh
Penyewa Guna Usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara angsuran.”
“Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk pe
nyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu
perusahaan, untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi
perusahaan tersebut untuk membeli barang- barang modal yang
bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing
berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama”.
Sehingga dapat diartikan :

1. Leasing sama dengan sewa-menyewa;


2. Subjek hukum yang terkait dalam perjanjian tersebut adalah
pihak lessor dan lesse;
3. Objeknya perangkat perusahaan termasuk pemeliharaan dan
lain- lain;
4. Adanya jangka waktu sewa (tenor) umumnya 12 – 60 bulan.
5. Untuk Leassing alat2 bergerak, umumnya opsi sewa beli
ditentukan didepan, kalua properties umumnya dibelakang.
KONTRAK LEASING
Sebelum memulai kegiatan usaha di bidang leasing ini, maka antara
pihak penyewa dengan pihak yang menyewakan (lessor dan lesse)
harus terlebih dahulu membuat kontrak leasing.

1. Pihak yang disebut lessor, yaitu pihak yang menyewakan barang.


Pihak penyewa ini disebut juga sebagai investor.
2. Pihak yang disebut dengan lesse, yaitu pihak yang membayar
sewa guna usaha yang mempunyai hak opsi.
3. Pihak yang disebut dengan lender umumya terdiri dari bank,
insurance company, trust dan yayasan.
4. Pihak supplier atau vendor, yaitu penjual barang yang disewakan.
MANFAAT LEASING
Pengusaha yang tidak mempunyai modal atau hanya memiliki
modal terbatas tetapi ingin mendirikan pabrik atau ingin investasi
alat, pengusaha tersebut dapat memperolehnya dengan cara
leasing.
Pengusaha dengan cara leasing menyewa dari leasing company
selama jangka waktu tertentu dengan membayar sewa (cicilan
bulanan).
Antara lesse dan lessor di dalam perjanjian leasing dapat
mengadakan kesepakatan dalam hal menetapkan besar dan
banyaknya angsuran sesuai dengan kemampuan lesse. Dalam hal
kredit besar dan banyaknya angsuran ditentukan oleh kreditor
berdasarkan dari analisis bank.
PROSES LEASSING

1. Lesse bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan,


mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang dibutuhkan.
2. Lesse mengisi formulir permohonan leasing, mengirimkan kepada lessor disertai
dokumen pelengkap.
3. Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan
fasilitas lesse dengan syarat dan kondisi yang disetujui lesse (lama kontrak
pembayaran sewa lesse), maka kontrak lease dapat ditandatangani.
4. Pada saat yang sama, lesse menandatangani kontrak asuransi dengan perusahaan
asuransi yang disetujui oleh lessor seperti yang tercantum pada kontrak lease.
5. Kontrak pembelian peralatan akan ditandatangani lessor dengan supplier peralatan
tersebut.
PROSES LEASSING

6. Supplier mengirim peralatan yang dilease ke lokasi lesse. Untuk


mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan
menandatangani perjanjian pelayanan purna jual.
7. Lease menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada supplier.
8. Supplier menyerahkan surat tanda terima (yang diterima dari lesse), bukti
pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada lessor
9. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier
10. Lesse membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal
pembayaran yang telah ditentukan kontrak leasing. Umumnya Lesse membuka Giro
kedepan yang diserahkan ke Lessor.
KEUNTUNGAN & KERUGIAN LEASING

KEUNTUNGAN KERUGIAN
• Modal terbatas bisa dapat beli alat • Bunga (interest) > Bunga Bank
• Cocok untuk proyek jangka panjang • Tidak cocok untuk Program Jangka Pendek

• Dari pada sewa alat, leassing lebih murah • Sebelum cicilan lunas, alat masih milik Lessor

• Melatih kerja disipilin, efektif dan efisien • Lessor mempunyai Hak Opsi

• Untuk alat-alat yang susah sewa • Kalau kolektibilitas perusahaan jelek, leasing
dipasaran bisa pengadaan sendiri sangat berbahaya (DHN)

• Cocok untuk situasi moneter yang stabil • Sangat beresiko apabila situasi moneter
bergejolak
PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA LEASING

• Apabila Lesse terlambat membayar, Lesse akan dikenai beban bunga


• Apabila keterlambatan melampaui batas, penagihan akan dilakukan oleh Debt Collector
• Apabila sampai batas tertentu Debitur masih belum bisa membayar, maka Lessor dapat
menyita (cabut paksa) untuk dilelang
• Debitur (Lessi) akan dilaporkan kepada OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk tidak dapat
lagi mendapatkan kredit/pinjaman dari Bank.
• Apabila Debitur (Lessi) wanprestasi tidak dapat membayar kredit, maka kontrak akan
batal demi hukum dan Pihak Lessor berhak menarik alat-alat yang sudah dibeli
ANALISA INVESTASI LIGHT VEHICLE

NO. JENIS ALAT JUMLAH HARGA TOTAL KETERANGAN

1 Isuzu Elf 2 Rp 244,000,000 Rp 488,000,000 - Harga On The Road

2 Strada Triton DC 4x4 3 Rp 309,000,000 Rp 927,000,000

3 Strada Triton SC 4x4 5 Rp 253,000,000 Rp 1,265,000,000

4 Avanza 2 Rp 156,200,000 Rp 312,400,000

5 Isuzu Panther Station 2 Rp 207,900,000 Rp 415,800,000


14 Rp 3,408,200,000
CONTOH PERHITUNGAN LEASING
CICILAN : RP 104.673.159,-
KENDARAAN DISEWAKAN
PENDAPATAN SEWA BULANAN :
NO. JENIS ALAT JUMLAH HARGA TOTAL
1 Isuzu Elf 2 Rp 9,000,000 Rp 18,000,000
Strada Triton DC
2 4x4 3 Rp 9,000,000 Rp 27,000,000
Strada Triton SC
3 4x4 5 Rp 7,500,000 Rp 37,500,000
4 Avanza 2 Rp 4,200,000 Rp 8,400,000
Isuzu Panther
5 Station 2 Rp 6,000,000 Rp 12,000,000
14 Rp 102,900,000
PENDAPATAN BERSIH : RP. 102.900.000,- - RP. 6.700.000,- = RP. 96.200.000,-
CICILAN PER BULAN : RP. 104.673.169,-

Anda mungkin juga menyukai