Anda di halaman 1dari 48

Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System

CHARGING SYSTEM
CONVENTIONAL & MIC (MONOLITIC INTEGRETED CIRCUIT)

(1/2)

Prepared by : Shd
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Garis Besar

1. Fungsi sistem pengisian

1.Fungsi sistem pengisian


Mobil dilengkapi dengan banyak
bagian kelistrikan untuk alasan
keamanan dan kenyamanan.
Sistem kelistrikan tidak saja
diperlukan pada saat jalan
melainkan juga perlu pada saat
berhenti.
Karena itulah perlunya baterei
sebagai catu daya dan sistem
pengisian untuk seluruh keperluan
kelistrikan pada saat mesin hidup.
Sistem ini menjamin ketersediaan
listrik serta pengisian kembali ke
baterai.

(1/2)

(1/4)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Garis Besar

2. Konstruksi sistem pengisian dan aliran listrik (1) Konstruksi sistem pengisian
2.Konstruksi sistem pengisian dan aliran listrik
(1)Konstruksi sistem pengisian
Sistem pengisian umumnya terbagi dalam bagian seperti berikut :

• Alternator
Pada saat mesin hidup akan menghasilkan sejumlah listrik untuk
menjalankan alat-alat listrik dan mengisi baterei.

• Regulator (dipasang dalam alternator)


Ini adalah bagian untuk mengatur tegangan supaya tetap konstan
meskipun alternator berubah kecepatannya atau volume arus listrik
berfluktuasi.

• Baterei
Ini adalah sumber tenaga bila mesin berhenti dan mengalirkan listrik
ke alat-alat listrik atau ketika alternator tidak menghasilkan listrik.
Listrik yang dihasilkan alternator itu berfungsi untuk mengisi baterei
pada saat mesin sudah jalan.

• Lampu peringatan pengisian Ini menginformasikan gangguan


dalam charging system.

• Switch pengapian
Ini adalah untuk menghidupkan mesin, membuat alternator(1/2)
menghasilkan listrik.

(2/4)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Garis Besar

Alternator

• Alternator
Pada saat mesin hidup akan menghasilkan sejumlah listrik untuk menjalankan (1/2)
alat-alat listrik dan mengisi baterai.

(2/4)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Garis Besar

Regulator

• Regulator (dipasang dalam alternator)


Ini adalah bagian untuk mengatur tegangan supaya tetap konstan meskipun alternator berubah
kecepatannya atau volume arus listrik berfluktuasi. (1/2)

(2/4)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Garis Besar

Baterai

• Baterai

Ini adalah sumber tenaga bila mesin berhenti dan mengalirkan listrik ke alat-alat listrik atau ketika alternator
tidak menghasilkan listrik. Listrik yang dihasilkan alternator itu berfungsi untuk mengisi baterei pada saat
mesin sudah jalan. (1/2)

(2/4)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Garis Besar

Lampu peringatan pengisian

• Lampu peringatan pengisian


Ini menginformasikan gangguan dalam charging system .
(1/2)
(2/4)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Garis Besar

Switch pengapian

• Switch pengapian
Ini adalah untuk menghidupkan mesin, membuat alternator menghasilkan listrik.
(1/2)

(2/4)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Garis Besar

(2) Aliran listrik dalam sistem pengisian

Alternator Bateraiy
Lampu peringatan pengisian

(2)Aliran listrik dalam sistem pengisian


Mari kita lihat aliran listrik pada setiap posisi di dalam sistem pengapian.
(1/2)

(3/4)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Garis Besar

Switch pengapian ACC atau LOCK

Alternator Baterai
Lampu peringatan pengisian

Switch pengapian
LOCK

(1/2)
(3/4)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Garis Besar

Switch pengapian ON (bila mesin dalam keadaan tidak hidup)

• Switch pengapian ON (bila


mesin dalam keadaan tidak
hidup)

Saat mesin tidak hidup PETUNJUK:


Bila switch pengapian dalam poisisi
ON, arus mengalir dari baterei ke
alternator. Ini terjadi karena berikut
ini :
Alternator yang biasa digunakan di
Alternator Baterai
Lampu peringatan pengisian kendaraan untuk menghasilkan
listrik dengan cara memutar
magnet. Bukan magnet permanen
melainkan elektromagnet yang
menghasilkan daya magnetik
dengan menggerakkan liistrik ke
Switch pengapian dalamnya. Jadi perlu mengalirkan
ON listrik ke alternator sebelum
menyalakan mesin .

(1/2)

(3/4)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Garis Besar

Switch pengapian ON (bila mesin hidup)

Bila mesin hidup

Alternator Baterai
Lampu peringatan pengisian

Switch pengapian
ON

(1/2)

(3/4)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Garis Besar

3. Fungsi alternator

(1) Pembangkit .Fungsi alternator


Alternator berperan besar dalam sistem pengisian.
Stator coil Sebagai pembangkit listrik, penyearah arus, dan
Rotor coil
pengatur tegangan.

(1)Pembangkit
(2) Penyearah arus
Meneruskan gerakan mesin ke puley lewat v ribbed belt
ke rotor yang mempunyai daya elektromagnetik. Hal ini
menyebabkan mengalirnya arus listrik ke stator coil.

(2)Penyearah arus
Rotor
Pulley Stator coil menghasilkan listrik arus bolak-balik (AC).
Arus ini tidak bisa digunakan pada peralatan listrik yang
(3) Pengatur tegangan memerlukan arus searah( DC) yang terpasang di
beberapa bagian kendaraan. Alat penyearah arus akan
bertugas mengubah arus bolak-balik menjadi arus
searah.
Rectifier
(3)Pengatur tegangan
Regulator IC mengatur tegangan listrik yang dihasilkan
menjadi konstan meski alternator berputar lebih cepat
sehingga arus yang masuk ke sistem kelistrikan
IC regulator berfluktuasi. (1/2)

(4/4)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Prinsip Alternator

1. Tiga fase arus bolak-balik

1.Tiga fase arus bolak-balik


(1)Bila magnet berputar dalam kumparan,
akan menghasilkan tegangan diantara dua
ujung kumparan. Ini akan berkembang
menjadi arus bolak-balik.

(2)Hubungan antara arus yang dihasilkan


dalam kumparan dan posisi magnet
ditunjukkan seperti dalam gambar. Arus
paling besar dihasilkan saat kutub magnet N
dan S mencapai jarak yang terdekat dengan
kumparan. Arus mengalir berlawanan arah
pada setiap setengah lingkaran magnet.
Perubahan dari 360° di dalam gambar
menunjukkan satu putaran dan banyaknya
perubahan yang terjadi pada setiap detik
dinamakan frekwensi.
(1/2)

(1/3)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Prinsip Alternator

3)Untuk membangkitkan listrik yang lebih


efisien alternator menggunakan tiga coil
seperti ditunjukkan dalam gambar.

(4)Setiap coil A, B dan C berjarak 120º


secara terpisah. Bila magnet berputar,
diantaranya arus bolak balik muncul dari
setiap coil. Gambar menunjukkan hubungan
antara tiga set arus bolak balik dan magnet.
Tiga set arus listrik bolak-balik ini
menunjukkan tiga fase arus listrik bokak-
balik. Umumnya alternator yang sudah
modern menggunakan sistem tiga fase arus
bolak-balik ini.

(1/2)

(2/3)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Prinsip Alternator

2. Penyearah arus

2.Penyearah arus
(1)Mekanisme penyearah dalam alternator
•Konstruksi
Bentuk rangakain penyearah arus pada alternator
yang disebut rectifier bisa dilihat pada gambar 1.
Diode Untuk menselaraskan arus dari sistem 3 fase ini
Stator coil digunakan 6 diode. Rangkaian penyearah arus ini
dibuat dalam rectifier holder seperti tampak dalam
Rectified gambar.
voltage
•Fungsi
Coil III Bila rotor membuat satu putaran di dalam stator
Figure1 koil ,daya listrik akan timbul pada setiap koil
Coil I seperti ditunjukkan di (a) ke (f) pada gambar 3.
Rectifier holder Diode
Pada keadaan (a) listrik positif (+) timbul dari koil
Coil II III
Arus mengalir sebagai beban via diode 3
Figure3 kemudian kembali ke koil II via diode 5. Pada saat
ini tidak ada arus yang melewati koil 1 .
Figure2
Dengan logika yang sama , pada keadaan (b)
sampai (f) arus bolak-balik masing-masing
diselaraskan melalui 2 diode dan sejumlah beban
arus listrik akan mengalir dengan tegangan (1/2) yang
konstan.
(3/3)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Alternator dengan Neutral-Point Voltage

1. Tegangan titik netral


Bagian tegangan titik netral melebihi
output tegangan pada kecepatan tinggi 1.Tegangan titik netral
(1)Alternator konvensional memakai diode untuk
Output voltage menyearahkan 3 fase arus bolak-balik/ AC (Alternating
At low Neutral point Current) ke arus searah/ DC (Direct Current). Output
speeds voltage
tegangannya yang timbul di titik netral digunakan
Volta

Titik netral sebagai sumber listrik untuk relay lampu charge.


ge

Berarti tegangan
Diketahui bahwa rata-rata tegangan di titik netral adalah
1/2 dari output tegangan DC. Saat output arus mengalir
Ground potential
ke alternator, tegangan di titik netral hampir searah
(DC), tetapi masih mengandung sedikit arus bolak-balik
Rotational angle (AC).
Gelombang tegangan tampak pada titik netral dibawah beban
Porsi AC adalah induksi dari setiap fase dari
mengalirnya output arus. Bila kecepatan alternator
Dengan neutral bertambah dari 2,000 ke 3,000 rpm, nilai puncak dari
point diode
porsi AC melebihi output tegangan DC.
Tanpa neutral
point diode
(2)Ini artinya dibanding dengan karakteristik output
current

alternator tanpa diode titik netral, output meningkat


Output

secera perlahan-lahan, meningkat dari pertengahan 10


ke 15%, pada keadaan normal kecepatan alternator
sekitar 5,000 rpm.
(1/2)
Alternator speed (rpm)
Karakteristik performa
(1/1)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Alternator dengan Neutral-Point Diodes

1. Rangkaian dan Konstruksi

Neutral
point
Neutral
point
diode

Rangkaian alternator dengan neutral point diode

1.Rangkaian dan Konstruksi


Untuk menambah variasi potensial di titik netral ke tegangan output DC dalam penggunaan
alternator yang memakai dioda titik netral, dipasang 2 penyearah arus (rectifier) di antara
output terminal (B) dan massa (E) yang dihubungkan dengan titik netral. Dioda ini dipasang (1/2)

di pemegang rectifier
(1/1)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Mengatur listrik yang dihasilkan

1. Mengatur listrik yang dihasilkan (1) Kebutuhan untuk mengatur jumlah … (2) Dasar pengaturan
1.Mengatur listrik yang dihasilkan
IC regulator
(1) Kebutuhan untuk mengatur jumlah listrik yang dihasilkan
Alternator digunakan bagi kendaraan yang dijalankan dengan mesin.
Pada saat berkendara, kecepatan mesin berubah-ubah dengan
demikian putaran alternator tidak konstan. Bila tidak memakai
regulator sistem pengisian tidak bisa memasok listrik secara konstan.
Jadi meski kecepatan berputar alternator berubah, tegangan yang
dibutuhkan harus tetap terjaga. Pengaturan ini di alternator dilakukan
oleh IC regulator.

(2) Dasar pengaturan


IC regulator Pada umumnya jumlah listrik yang dihasilkan bisa diubah dengan cara
sebagai berikut :
•Peningkatan dan Penurunan daya magnetik (rotor)
•Cepat dan lambatnya putaran magnet
Ketika metode ini dijalankan pada alternator kendaraan, kecepatan
rotor tidak bisa dikendalikan karena perputarannya tergantung mesin.
Dengan kata lain, yang bisa diubah pada alternator kendaraan adalah
daya magnetik (rotor). Sedangkan mengubah jumlah arus listrik yang
mengalir ke rotor coil (arus pusar) akan mengubah gaya magnetik
pula. Regulator IC mengatur jumlah listrik dalam alternator dengan
cara mengendalikan arus pusar, jadi voltasenya cenderung konstan
Field current
menurut perubahan kecepatan perputaran rotor dan jumlah
IC regulator pemakaian listrik (bertambah dan berkurangnya beban listrik).
Rotor coil
(1/2)

(1/2)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Garis Besar Mengatur listrik yang dihasilkan

(3) Kendali diri untuk arus output maksimum


(3)Kendali diri untuk arus output maksimum.
Karakteristik alternator adalah aliran arus keluarnya
hampir selalu konstan jika melebihi kecepatan
tertentu (kontrol diri).
Oleh karena itu, ketika terjadi beban besar yang
melebihi arus output maksimum, voltasenya akan
turun. Karakteristik lainnya adalah bahwa arus
Self-control for maximum
keluarnya lebih kecil jika panas dibanding jika
output current
dingin. Hal ini karena nilai ketahanan masing-
masing komponen berubah tergantung dari
temperatur, walau kecepatannya tidak berubah.
When cold
When heated PETUNJUK SERVIS:
current

•Jika v-ribbed belt lepas, kecepatan alternator akan


Output

menurun dan listrik yang dihasilkan juga menurun.


When it is idle Hal ini tentu menyebabkan baterai mati.
•Jika listrik yang dipakai lebih besar dari yang
dihasilkan, maka akan mengambil listrik dari baterai
Constant output voltage (14V) dan baterai akan mati.
Jika kecepatan rendah (pada saat mesin dalam
keadaan idle), listrik yang dihasilkan kecil.
Alternator speed Pemakaian alat listrik seperti pemanas dan lampu
depan pada keadaan ini akan mengambil listrik dari
baterai. Jika keadaan ini berlangsung lama, baterai
bisa habis dan mati.
(1/2)

(2/2)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Komponen dan Konstruksi Komponen

Alternator terdiri dari beberapa komponen berikut.


1.Puli
REFERENSI:
•Puli dengan kopling satu arah

2. Rangka ujung penggerak, rangka ujung belakang


Rangka ujung memiliki dua fungsi: untuk mendukung
5. Bantalan belakang
3. Bantalan depan kerja rotor dan meningkatkan mesin. Kedua rangka
4. Rotor ujung memiliki aliran udara untuk meningkatkan
2. Drive end frame efisiensi pendingin.
Stator seukuran (bagian dari) rangka ujung penggerak.
Rectifier, pemegang sikat, regulator IC, dll. di belakang
rangka ujung belakang.
10. Pemegang sikat
3.Bantalan depan
8. IC regulator 4.Rotor
1. Pulley
5.Bantalan belakang

6. Rear end frame 11. Rear end cover 6.Rangka ujung belakang
9. Brush
7.Pemegang rectifier 8.Regulator IC 9.Sikat
7. Rectifier holder
10.Pemegang sikat
(1/2)
11.Penutup ujung belakang
(1/1)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System

REFERENSI Puli dengan Kopling Satu Arah

Outer ring

Spring Sprag
Inner ring

Mekanisme kopling satu arah

Konstruksi:
Beberapa mesin menggunakan puli yang memiliki fungsi genggaman satu arah. Puli bisa
berfungsi jika memasang balok pengganjal dan pegas yang disusun keliling antara ring luar dan
ring dalam. Fungsinya untuk menyerap perubahan kecepatan mesin dan mentransmisikan
(1/2)
tenaga hanya pada saat mesin hidup yang menyebabkan beban pada v-ribbed belt berkurang.

(1/1)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Komponen dan Konstruksi Konstruksi

1. Rotor 2. Sikat dan slip ring


1.Rotor
Drive (1)Rotor adalah magnet yang bergerak dalam
Pole core Magnetic pole (Claw) end Rear end frame
Rotor coil stator coil dan menghasilkan medan magnet
frame Fan untuk menggerakkan daya elektromotif pada
Brush stator coil. Coil memiliki enam pasang (12 besi)
Slip ring
inti besi (besi magnetik), coil akan menjadi
magnet elektro bila ada arus mengalir.
Slip ring Jika arus yang mengalir ke rotor makin besar,
Brush daya elektromagnetik juga semakin kuat.
Fan Rotor coil (2)Di dua sisi rotor, kipas dipasang untuk
Rotor Lines of mendinginkan rotor coil, stator coil dan rectifier
magnetic force Saluran angin yang supaya tetap di bawah batas temperatur. Yaitu
Magnetic pole dan didinginkan dengan cara menghisap udara dari ventilasi
Garis gaya magnetik
rangka ujung dari perputaran rotor.

2.Sikat dan slip ring


Brush holder Battery (1)Komponen ini menghasilkan medan magnet
dengan cara membuat arus listrik mengalir ke
Resin insulator Brush rotor coil. Komponen ini dipasang di ujung
Spring belakang rotor.
Rotor shaft (2)Biasanya sikat terbuat dari grafit metal dan
Brush
digunakan untuk menurunkan tahanan mesin
Slip ring
dan kontak.
Slip ring Coil terminal line
: Electricity (1/2)
(Rotor coil)
Pandangan sikat dan slip ring Skematik sikat dan slip ring

(1/5)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Komponen dan Konstruksi Konstruksi

3. Stator

.Stator
(1)Stator membangkitkan
gelombang listrik 3 fase berbentuk
Drive end frame arus bolak-balik dengan mengubah
fluks magnetik yang disebabkan
perputaran rotor. Stator terdiri dari
inti stator dan stator coil. Dipasang
Stator coil Stator core
jadi satu di rangka ujung
Neutral point penggerak.

Stator core PETUNJUK:


Gulungan stator coil.
Stator coil terdiri dari 3 pasang
gulungan dimana ujung tempat
bertemunya disebut titik netral.
Y (Star) connection
(2)Karena stator menghasilkan
panas jauh lebih banyak daripada
Stator coil Metode pelilitan stator coil komponen lain dalam alternator,
Stator pembungkus panas digunakan
untuk membungkus
(1/2)

(2/5)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Komponen dan Konstruksi Konstruksi

4. Rectifier

.Rectifier
(1)Rectifier (penyearah) berupa gelombang
penyearah untuk mengubah 3 fase arus
bolak-balik menjadi arus searah dengan
menggunakan 6 diode (atau delapan diode
Terminal dengan 2 dioda titik netral.)
(2)Rectifier terdiri dari terminal (terminal
output), sirip holder (sirip pelepas panas) dan
dioda. Konstruksi dua lapis dari sirip holder
meningkatkan radiasi padas dan
Positive (+) side Negative (-) side mengecilkan rectifier.

PETUNJUK:
Temperatur rectifier
Dioda di dalam rectifier menghasilkan panas
jika ada arus mengalir. Elemennya
(semikonduktor) yang tidak tahan panas
menyebabkan tidak berfungsi dengan baik
Holder fin jika ada panas. Karena itu sirip holder (sirip
(Heat-releasing fin) pelepas panas) dibutuhkan sebanyak
Diode
mungkin untuk melepaskan panas.
(1/2)

(3/5)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Komponen dan Konstruksi Konstruksi

5. IC regulator (1) Konstruksi IC regulator (2) Tipe IC regulator (3) Fungsi IC regulator
.Regulator IC
(1)Konstruksi regulator IC.
Regulator IC terdiri dari IC silang, sirip pelepas panas dan konektor.
IC silang dipakai supaya ukurannya lebih kecil.

(2)Jenis regulator IC
Tipe sensor baterai
Regulator IC jenis ini menangkap voltase baterai melalui terminal S
(terminal sensor baterai) dan mengatur pengeluaran voltase pada nilai
tertentu.

Tipe sensor alternator


Regulator IC tipe ini menangkap voltase dalam alternator dan
mengatur pengeluaran voltase pada nilai tertentu.
Heat-releasing fin (3)Fungsi regulator IC
B
Tipe battery sensing <1>Regulator IC berfungsi sebagai berikut: Pengaturan voltase
F Mengingatkan jika alternator tidak membangkitkan arus dan kondisi
P pengisian abnormal.

Hybrid IC <2>Regulator IC akan mengingatkan dengan menyalakan lampu


(di dalam) E peringatan pengisian ketika terjadi masalah-masalah berikut ini.
IC regulator Tipe alternator sensing
Terbuka dan terputus di rotor coil.
Terputusnya terminal S
Terputusnya terminal B (1/2)
Overvoltase (voltase bateri meningkat karena ada hubungan pendek
antara terminal F dan E).
(4/5)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Komponen dan Konstruksi Konstruksi

(4) Karakteristik IC regulator

4)Karakteristik regulator IC
Output
Approx. •Beban baterai
0.1 V to
0.2 V
Tidak adanya atau sedikit voltase yang keluar (tidak
voltage

lebih dari 0.1 sampai 0.2 V) karena perubahan


kecepatan alternator.

 Alternator speed •Beban eksternal


Alternator speed dan output voltage Voltase yang keluar menjadi lebih sedikit jika beban
arus naik. Variasi voltase pada saat beban yang
Approx. ditetapkan atau arus output maksimum alternator
0.5 V to 1 V adalah antara 0.5 V dan 1 V.
Output

Jika beban melebihi kapasitas alternator, maka


voltage

 voltase yang keluar akan berhenti seketika.


 Load current •Temperatur
Load current dan output voltage Biasanya voltase yang keluar akan berkurang jika
Standard range of temperatur naik.
output voltage Karena voltase yang keluar turun jika temperatur
naik (misal pada saat musim panas) dan naik pada
saat temperatur turun (misal saat di musim dingin),
maka pengisian yang sesuai seperti karakteristik
Output

baterai dilakukan setiap waktu.


voltage

(1/2)
 Temperature of regulator case
Karaktersitik temperatur output voltage
(5/5)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Prinsip Kerja IC Regulator

ON
OFF

Dalam circuit diagram IC Regulator. Pada saat tegangan output diterminal B rendah,
tegangan batere mengalir ke base Tr1 melalui resistor R1 dan Tr1 ON, pada saat itu arus
(1/2)
field ke rotor coil mengalir dari B --> rotor coil --> F --> Tr1 --> E.
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Prinsip Kerja IC Regulator

OFF
ON

Pada saat tegangan output pada terminal B tinggi, tegangan yang lebih tinggi itu dialirkan
ke zener diode (ZD) dan bila tegangan ini mencapai tegangan zenne, maka ZD menjadi
penghantar. Akibatnya, TR2 ON dan Tr1 OFF. Ini akan menghambat arus field dan(1/2)
mengatur tegangan output.
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Tegangan Zener

Bila tegangan yang dialirkan ke zener


diode dengan arah maju ( pada gambar
adalah dari A ke B), maka arus akan
mengalir sama seperti diode biasa. Akan
tetapi, bila pada arah mundur (dari B ke
A) dialirkan tegangan yang dibawah level,
maka zener diode tidak dapat menjadi
penghantar dan arus tidak mengalir.
Perbedaan antara zener diode dengan
diode normal adalah bahwa bila pada
arah mundur dialirkan tegangan diatas
level, zener diode akan menjadi
penghantar dan arus dapat mengalir.

Tegangan dimana zener diode berubah


dari non penghantar menjadi penghantar
pada arah mundur disebut “ zener
breakdown valtage”

(1/2)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Kontrol Output Kontrol Output oleh IC Regulator

Alternator ini adalah compact alternator


dengan netral point diode. Perbedaannya
antara alternator yang menggunakan IC
tipe B ialah adanya 3 buah field dioda dan
initial exciting resistor dihapuskan dan IC
regulator-lah yang mengatur arus
perangsang (exciting current). Untuk IC
regulatornya dipergunakan IC regulator
tipe M multi fungsi.
Untuk IC regulator tipe M terdiri dari IC
campuran yang built-in monolitic
integrated circuit (MIC). Tipe M berbeda
dengan tipe B, bahwa IC berfungsi
sebagai detector rotor coil open circuit
dan untuk lampu peringatan charge.
Dengan tidak adanya 3 buah field dioda
dan initial exciting resistor, sistem
pengisian menjadi sederhana.

(1/2)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Kontrol Output Kontrol Output oleh IC Regulator

Cara kerja : Kunci kontak ON, mesin mati


Bila kunci kontak ON maka,
tegangan baterai mengalir ke
terminal IG regulator. Tegangan ini
dideteksi oleh MIC dan Tr1 ON,
menyebabkan arus initial exiting
mengalir ke rotor coil melalui baterai
dan terminal B. Untuk mengurangi
pengeluaran arus baterai pada saat
kunci kontak ON seperti ini, MIC
mempertahankan arus exiting pada
harga yang kecil yaitu 0,2 A dengan
ON0-OFF pada Tr1, dengan cara
terputus-putus ( intermiten ).
Karena pembangkitan tenaga listrik
belum dimulai, maka tegangan
terminal P adalah nol. Ini dideteksi
oleh MIC dan mengakibatkan Tr2
OFF dan Tr3 ON sehingga lampu
warning charge akan menayala

(1/2)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Kontrol Output Kontrol Output oleh IC Regulator

Pembangkit Arus oleh Alternator


( Tegangan dibawah standar )

Bila alternator mulai membangkitkan


arus, maka tegangan terminal P
naik, MIC merubah Tr1 dari ON-OFF
putus-putus menjadi terus ON. Ini
menyebabkan baterai mengalirkan
arus exiting yang cukup ke rotor coil.
Oleh karena itu, pembangkitan arus
naik dengan tiba-tiba.

Pada saat tegangan terminal P naik,


MIC membuat Tr3 OF dan Tr2 ON.
Karena tidak ada perbedaan
potensial antara kedua ujung lampu
warning charge, maka lampu mati.

(1/2)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Kontrol Output Kontrol Output oleh IC Regulator

Pembangkit Arus oleh Alternator


( Mencapai Tegangan standar )
Bila Tr1 terus ON dan
tegangan terminal S mencapai
harga standar, kondisi ini
dideteksi oleh MIC dan Tr1
OFF.
Bila tegangan terminal S turun
dibawah harga standar, maka
MIC mendeteksi penurunan ini
dan tegangan terminal S akan
terus pada harga standar.

Karena tegangan terminal P


tinggi, MIC mempertahankan
Tr3 OFF dan Tr2 ON sehingga
lampu warning charge tetap
tidak menyala.

(1/2)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Kontrol Output Kontrol Output oleh IC Regulator

Terbuka pada sirkuit regulator sensor ( Terminal S putus )

Bila sirkuit regulator sensor terbuka


pada saat alternator berputar, “tidak
ada input dari terminal S” yang
dideteksi oleh MIC, Tr1 ON dan OFF
untuk mempertahankan tegangan
terminal B antara 13,3 V dan 16,3 V.
ini untuk mencegah kenaikan tegangan
output yang terlalu tinggi, maka
melindungi baik alternator, IC regulator
dan bagian-bagian listrik lainnya.

Bila MIC mendeteksi “tidak adanya


input dari terminal S” Tr2 OFF dan Tr3
ON, menyebabkan lampu warning
charge akan menyala.

(1/2)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Kontrol Output Kontrol Output oleh IC Regulator

Terbuka pada sirkuit terminal B alternator


Pengisian baterai yang tidak
dapat berlangsung sehingga
MIC mempertahankan
tegangan terminal B 20 V
dengan basis tegangan
terminal P membuat Tr1 ON
dan Tr2 OFF. Ini mencegah
kenaikan tegangan output
yang terlalu tinggi dan
melindungi alternator serta IC
regulator.

Bila pengisian baterai tidak


terus berlangsung, maka
tegangan baterai tentu
menurun. Bila tegangan
terminal S ( tegangan baterai)
turun dibawah 13 V, ini
dideteksi oleh MIC yang
selanjutnya Tr2 OFF dan Tr3
ON dan menyebabkan lampu
charge menyala. (1/2)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Kontrol Output Kontrol Output oleh IC Regulator

Terbuka pada sirkuit rotor coil alternator

Bila sirkuit rotor coil terbuka,


pengisian baterai berhenti karena
pembangkitan listrik berhenti. Juga
tegangan output termunal P menjadi
nol.

Bila tidak ada pembangkitan listrik,


tegangan terminal P menjadi nol,
kondisi ini dideteksi oleh MIC dan
Tr2 OFF sedngkan Tr3 ON maka
lampu charge menyala.

(1/2)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Kontrol Output Voltage Regulator tipe Contact Point

Regulator menaikan dan menurunkan besarnya arus yang mengalir ke rotor coil untuk mengatur
tegangan yang dibangkitkan oleh alternator. Regulator ini terdiri dari : titik kontak, magnetic(1/2)
coil
dan resistor.
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Regulator Tipe duaTitik ( Contact Point type )

Ini adalah circuit diagram dari sistem pengisian


yang menggunakan regulator dua titik kontak (dua
point).
Tenaga yang diperlukan rotor alternator untuk
membentuk garis gaya magnet dialirkan dari
terminal F. Tenaga ini (arus) diatur (naik dan
turun) oleh regulator sesuai dengan tegangan
pada terminal B. Arus yang dibangkitkan pada
stator alternator dialirkan dari terminal B, dan
dipergunakan untuk memikul beban dari lampu
beban, lampu peringatan sistem pengisian
menyala, ini terjadi bila tegangan terminal N dari
alternator kurang dari ketentuan.
Bila sekering (fuse) terminal IG putus, maka arus
tidak akan mengalir ke rotor dan akibatnya
alternator tidak dapat membangkitkan arus.
Alternator akan tetap berfungsi meskipun lampu
indikator pengisian putus.

(1/2)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Circuit Charging System

Circuit Charging System

(1/2)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Circuit Charging System

Bila kunci kontak diputar ke ON,


maka arus field dari baterai
mengalir ke rotor dan
merangsang rotor coil. Pada
saat itu, arus baterai juga
mengalir ke lampu charge dan
lampu akan menyala.

1 Terminal battery (+) Fuesble link Kunci kontak Fuse Terminal IG Reg.

Titik kontak PL1 Titik kontak PL0 Terminal F Reg Terminal F Alt Brush

Slip ring Rotor coil Slip ring brush Terminal E Alt Masa
(Arus field)

2 Terminal battery (+) Fuesble link Kunci kontak Fuse Lampu charge
(1/2)
Terminal L Reg Titik kontak PL0 Titik kontak P1 Terminal E Reg Masa

(Arus lampu charge


Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Circuit Charging System

Setelah mesin hidup dan rotor berputar,


pada stator coil akan timbul tegangan dan
tegangan netral dialirkan ke voltage relay
sehingga lampu charge akan mati. Pada
saat itu, tegangan output bekerja pada
voltage regulator. Arus field pada rotor diatur
(naik dan turun) sesuai dengan tegangan
output yang bekerja pada voltage regulator.
Jadi, tergantung pada kondisi PL0 arus field
akan mengalir atau tidak melebihi resitor (R)

1 Terminal N Alt Terminal N Reg Magnetic coil dari voltage Reg Terminal E Reg
Masa (Tegangan netral)
2 Term,B Alt Term. B Reg Titik kontak P2 Titik kontak P0 Magnetic coil dari Reg
Term. E Reg Masa (Tegangan output)

3 Terminal B Alt Kunci kontak Fuse Terminal IG Reg


Titik kontak PL1 Titik kontak PL0 Term. F Reg Terminal F Alt
Masa
Rotor coil Terminal E Alt Masa (Arus field) (1/2)

4 Term. B Alt Batere/beban Masa (Arus output)


Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Circuit Charging System

Bila rpm mesin dinaikan, tegangan


yang dibangkitkan oleh stator coil
akan naik, dan gaya tarik magnetic
coil (pada naltage regulator)
menjadi kuat. Dengan gaya tarik
yang lebih kuat arus field yang
mengalir ke rotor coil akan mengalir
terputus. Dengan kata lain, lidah
titik kontak (moving point) Plopada
voltage regulator secara terputus-
putus berhubungan dengan PL2

1 Terminal N Alt Terminal N Reg Magnetic coil dari voltage Reg Terminal E Reg
Masa (Tegangan netral)
2 Term,B Alt Term. B Reg Titik kontak P2 Titik kontak P0 Magnetic coil dari Reg
Term. E Reg Masa (Tegangan output)

3 Terminal B Alt Kunci kontak Fuse Terminal IG Reg


Resistor R Terminal F Reg Term. F Alt Rotor coil
Titik kontak PLo Tituik kontak PL2 Masa (Tidak ada arus field)
Terminal E Alt Masa (Arus field) (1/2)

4 Term. B Alt Batere/beban Masa (Arus output)


Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Referensi Alternator dengan Vacuum Pump

Vacuum pump
Pulley
1.Alternator dengan pompa
penghisap
(1)Karakteristik alternator dengan
pompa penghisap
•Dilengkapi dengan pompa
penghisap dan menyuplai
Alternator kevacuman ke pendorong (booster)
rem.
Pulley side atipe menempel •Pompa penghisap dikombinasikan
Stator coil Rotor shaft dengan rotor shaft alternator dan
berputar bersama.
Rotor coil •Tipe alternator ini dibagi menjadi 2
Vacuum pump
macam : yaitu yang pompa
penghisapnya ada di bagian puli dan
yang lain berada di bagian belakang
Pulley alternator

(1/2)

Pulley opposite side tipe menempel (1/1)


Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Pemeriksaan Pemeriksaan Sistem Pengisian

1. No-load test (periksa sirkuit pengisian tanpa beban)

1.Test Tanpa beban ( periksa sirkuit pengisian


dalam keadaan tanpa beban)
Rangkaiankan alat ukur ( Volt meter & Amper Meter )
Periksa bahwa seperti gambar disebelah kir.i
ammeter menunjukkan
10A maksimum Ukur tegangan
Buat putaran mesin
2,000rpm
Terminal B of alternator

Metode no-load test (pemeriksaan tegangan yang diatur)

(1/2)

(1/2)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Pemeriksaan Pemeriksaan Sistem Pengisian

1. No-load test (periksa sirkuit pengisian tanpa beban)

Lakukan pengetesan tanpa beban dengan


putaran mesin dari idle sampai 2000 rpm,
periksa penunjukan pada amper meter dan volt
meter.

Tanpa IC regulator
Amper standar : kurang dari 10 Amper
Tegangan standar : 13,8 ~ 14,8 pada 25º C
Bila hasil pembecaan menunjukan tegangan
tidak seperti standar, stel atau ganti Voltage
regulator.

Dengan IC regulator
Amper standar : kurang dari 10 A
Tegangan standar Type convensinal :
13,8 ~ 14,4 Volt pada 25ºC
Compact tipe high speed :
13,9~15,1 pada 25ºC
13,4~14,4 pada 115ºC
Bila tegangannya melebihi harga standar, ganti
IC regulator.
(1/2)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Pemeriksaan Pemeriksaan Sistem Pengisian

1. No-load test (periksa sirkuit pengisian tanpa beban)

Bila hasil bacaan tegangannya dibawah standar,


periksa IC regulator dan alternator dengan cara
sebagai berikut :

* Hubungkan terminal F pada massa, start


mesin dan periksa penunjukan tegangan pada
terminal B

* Bila penunjukan tegangan lebih besar dari


standar, maka gantilah IC regulator.

* Bila penunjukan tegangan dibawah harga


standar, maka periksalah alternator.

(1/2)
Diagnosis Technician >> Electrical 1 Course >> Charging System
Pemeriksaan Pemeriksaan Sistem Pengisian

Periksa Sirkuit pengisian dengan bebab

(a). dengan mesin keadaan berputar pada 2000 rpm, hidupkan lampu besar (high beam) dan
heater fan ( Air conditioner ) Control switch pada posisi “Hi”

(b). Periksa penunjukan amper meter.


Amper standar : lebih dari 30 Amper.

Bila penunjukan amper kurang dari 30 A, lakukan perbaikan pada alternator.

Catatan :

Dengan baterai keadaan full charge, penunjukan kadang-kadang dibawah 30 Amper.

(1/2)

Anda mungkin juga menyukai