Anda di halaman 1dari 17

Oral sensorimotor

function for feeding in


patients with tetanus
Seminar Jurnal

Mahasiswa Stase KGD Profesi Ners FK-KMK UGM


Latar belakang

Penyebab
toksin tetanus
dihasilkan oleh strain toksigenik dari Masalah kesehatan signifikan
bakteri Clostridium tetani
khususnya di negara
• Biasanya dikarenakan masuknya berkembang
spora C.Tetani melalui cedera / luka
Angka kematian tinggi
Pencegahan : Vaksin
Manifestasi
Hipertonia
Kejang wajah Senyum menyeringai
otot ketidak mampuan untuk
membuka mulut, leher
Spasme kekakuan otot kaku, dan tersedak.
otot masseter

Tetanus memerlukan perawatan


intensif di ICU
Dukungan pengobatan untuk. 
mempertahankan jalan nafas & memastikan ventilasi paru

Penyapihan pasien tetanus dengan ventilasi mekanik harus


dilakukan dengan hati-hati & sangat sulit bagi dokter untuk
menentukan kapan dilakukan trakeostomi karena adanya
komplikasi disfangia, tersedak, dan ketidakmampuan
pembersihan sekret
Tujuan
Penelitian Topik

Terdapat pasien dengan infeksi tetanus di ICU


Kresna 3 RSA UGM dengan komplikasi dysphagia
untuk mengkarakterisasi sensori oral hingga pneumonia
fungsi motorik untuk makan pada pasien
yang terinfeksi tetanus. Sehingga Perlunya pengakajian primer untuk menentukan
perawatan berkelanjutan yang sesuai pada pasien.
perawat dapat lebih memperhatikan Komponen gastrointestinal masih kurang banyak
aspek Airways dalam melakukan primary dibahas dan diperhatikan. 

assessment dan asuhan keperawatan


pada pasien dengan tetanus. Diperlukan adanya pengetahuan tambahan terkait
sensori oral dan fungsi motorik pada pasien yang
terinfeksi tetanus

Mengidentifikasi karakteristik sensori oral pasien


dan mengimplementasikan asuhan keperawatan
yang tepat di RSA UGM
Teknik pencarian Metode
Keyword
literatur
PICO Keterangan

Patient/Problems Patient with Tetanus


pencarian dari Intervention Primary Assessment in Nursing in
database Intensive Care OR Nursing Care

Comparison -
pengecekan Outcome Increasing Patients Condition
abstrak

menemukan
artikel yang Pertanyaan klinis adalah bagaimana
relevan
primary assessment keperawatan
pada pasien tetanus di ICU?
Metode
Pencarian dilakukan dari didapatkan 25 artikel Pembacaan judul dan Sehingga diperoleh 1
94 artikel berbahasa Inggris abstrak artikel

•filter : Abstract, free full text •24 artikel tidak digunakan


dan open access karena:
•1) Intervensi tidak sesuai
dengan topik yaitu primary
assessment in nursing
• 2) subjek penelitian tidak
sesuai yaitu bukan pasien
dari intensive care unit.

Keterangan Artikel terpilih

Judul Oral Sensorimotor Function For Feeding in Patients with Tetanus

Penulis Laura Davison Mangilli, Fernanda Chiarion Sassi, Sigrid De Sousa Dos Santos, Claudia Regina Furquim
de Andrade

Jurnal Acta Tropica 111 (2009)

Tahun Terbit 2009

DOI https://doi.org/10.1016/j.actatropica.2009.05.015
Hasil
Distribusi Beberapa gambaran
• Elevasi palatal
menurut klinis tidak bisa • Refleks muntah
Perubahan klinis dievaluasi

yangg mencegah
Trismus menjadi
stimulasi di rongga
kendala utama mulut

Semua pasien mampu 3 tidak berhasil


menyelesaikan tes menyelesaikan
menelan air liur/saliva • Keterbatasan
tinggi -> risiko
aspirasi

Sebagian besar pasien menunjukkan indeks


penurunan yang tinggi pada perubahan klinis
yang dinilai.
Hasil
Prevalensi klasifikasi mengalami
perubahan signifikan untuk tanda
klinis berikut:

Penurupan bibir
Dalam analisis elevasi palatal,
fase oral pada tes menelan air,
Gerakan lidah dan status batuk/kualitas
suara di uji menelan air, tidak
ada perbedaan yang signifikan
Reflek muntah secara statistik antar
klasifikasi
Kontrol motoric bicara

Elevasi laring
Hasil Analisis factor menunjukkan :
Faktor I
01
Tanda klinis :
• penutupan bibir
• kualitas suara
• kontrol motoric
bicara
• elevasi palatal Faktor II
Tanda klinis :
02 • status batuk/ kualitas suara
• gerakan lidah

Faktor III
03 Disusun oleh :
• tes menelan air liur
77,13% dari variabilitas • fase fase oral pada
tes menelan air
total
Pembahasan
fungsi Kesulitan menelan &
sensorimotor berbicara
oral pasien
tetanus sangat
terganggu
Trismus

Sialorrhea
pada
pemeriksaan 6 menunjukkan bahwa
oromotor dan 2 pentingnya makan secara oral
tes menelan
mungkin tidak aman
pada pasien tetanus
memprediksi
mengkaji
adanya perubahan batuk/suara di dalam air

Ada atau tidaknya gangguan reflek dapat menunjukkan adanya gangguan pada
motorik atau sensorik pasien tetanus yang mana dapat berupa defisiensi fase
persiapan oral, fase menelan, dan fase faringeal
Pasien tetanus
01 02
Perlu pengamatan klinis & Perlu penggunaan selang
bantuan hidup di ICU lambung
karena disfagia, tersedak, dan
karena tingkat kematian ketidakmampuan pasien
penyakit tinggi serta dalam membersihkan sekret
dipengaruhi oleh beberapa
faktor
04
Prinsip perawatan pasien
03 tetanus
• Hospitalisasi
Spasme otot yang terus – • pemberian TIG (tetanus immune
menerus dapat globulin)
mengakibatkan sianosis, • mengontrol spasme otot
• merawat luka,
gagal napas, disfungsi • pemberian antibiotic
otonom. • maintenance airways .
Implikasi
Edukator Klinisi

edukasi mengenai pentingnya vaksin Mengikuti perkembangan ilmu pengetahun baik


tetanus (DPT) terutama pada anak terapi/pengobatan/tindakan keperawatan pada pasien
anak dengan tetanus

Mengadvokasi lingkungan yang bersih Melakukan primary assesment yang komprehensif;


baik rumah maupun rumah sakit airway, breathing, circulation, hingga gastrointestinal.

perawatan TT dan NGT sangat diperlukan.  Tindakan


suction secara berkelanjutan dan terjadwal  untuk
memelihara kepatenan jalan nafas harus rutin
dilaksanakan.

Perawatan dan monitor VM pada pasien tetanus


diperlukan mengingat pasien tetanus mengalami
spasme otot yang bersifat episodik yang mampu
meningkatkan risiko gagal napas.
Implikasi
Klinisi

✗ Menjaga kebersihan dan kesterilan saat melakukan perawatan

✗ Memastikan pengobatan & perawatan sesuai dengan kondisi klinis yang dialami

✗ Terapi fisik jugadiperlukan

✗ Netralisasi toksin pada pasien tetanus dapat dilakukan dengan:


TIG (Tetanus Immune Globulin)
dosis 3000-10000 unit IM, dibagi tiga dosis yang sama dan diinjeksikan di tiga tempat yang
berbeda.
Makin cepat pengobatan TIG diberikan, maka makin efektif.
Implikasi
Tatalaksana dalam perawatan pasien tetanus
1 Membuang sumber tetanospasmin

2 Menetralisir toksin yang tidak terikat

3 Perawatan penunjang/suportif sampat tetanospasmin yang berkaitan


dengan jaringan telah habis dimetabolisme

setting ruangan khusus


Swelling area yang sedikit/minimal stimulus

Pain gangguan obstruksi jalan nafas harus ditangani

Redness pemantauan kardiopulmoner harus dilakukan

luka perlu segera dieksplorasi

debridement
Kesimpulan
Tetanus masih menjadi masalah kesehatan
yang signifikan dan serius di negara berkembang
dengan angka kematian yang tinggi. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi fungsi
sensorimotor oral untuk makan pada pasien dengan
tetanus. Hasil menunjukkan bahwa fungsi
sensorimotor oral untuk makan pada pasien tetanus
sangat terganggu, dengan pengecualian untuk tanda
klinis elevasi langit-langit/palatal dan kinerja dalam
tes menelan air liur. Analisis faktor menunjukkan
bahwa evaluasi perubahan gerakan lidah pada
pemeriksaan oromotor penting dalam memprediksi
perubahan batuk/suara dalam tes menelan air,
sehingga menyarankan bahwa pemberian makan
secara oral pada pasien dengan tetanus mungkin
tidak aman. 
 DAFTAR PUSTAKA
1. Mangilli, L. D., Sassi, F. C., Dos Santos, S. D. S., & de Andrade, C. R. F. (2009). Oral
sensorimotor function for feeding in patients with tetanus. Acta tropica, 111(3), 316-
320.
2. PSPK. (2019). Tetanus. Pspk.fkunissula.ac.id diakses pada 1 November 2022
3. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2022). Tetanus.
https://www.cdc.gov/tetanus/clinicians.html diakses pada 2 November 2022
4. Thwaiters, L. 2022. Tetanus. https://www.uptodate.com/contents/tetanus diakses pada 2
November 2022
5. Solsona, M., Miró, G., Yébenes, JC, Balanzó, X., Almirall, J., Mauri, YM, 2007.
Tétanos tratado con perfusion continua de baclofeno intratekal. Med. Intensiva 31 (4),
204-206. 
6. Dundar, V., Yumuk, Z., Ozturk-Dundar, D., Erdogan, S., Gacar, G., 2005. Prevalensi
kekebalan tetanus di Wilayah Kocaeli, Turki. Jpn. J. Menginfeksi. Dis. 58, 279–282
7. Meaudre, E., Pernod, G., Gaillard, PE, Kaiser, E., Cantais, E., Ripart, J., Palmier, B.,
2005. Blok saraf mandibula untuk menghilangkan gigi palsu selama trismus yang
disebabkan oleh tetanus. anestesi. anal 101, 282–283.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai