Anda di halaman 1dari 20

STANDARD USAHA PARIWISATA

JASA BOGA

TEAM DOSEN
Definisi Usaha Jasa Boga
• Definisi berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor15/Menkes/SK/V/2003 :
Jasaboga adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang
disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan.

• Defini berdasarkan PM No 18 Tahun Tentang Standar Usaha Jasa Boga:


Usaha Jasa Boga adalah penyediaan makanan dan minuman dilengkapi dengan peralatan dan
perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, dan penyajian, untuk disajikan di lokasi yang
diinginkan oleh pemesan. Jasa boga atau yang lebih dikenal dengan catering adalah istilah umum
untuk wirausaha yang melayani pemesanan berbagai macam masakan (makanan dan minuman) baik
untuk pesta maupun untuk penunjang kebutuhan suatu instansi. Jasa ini di inisiasi untuk membantu
memenuhi kebutuhan yang bersifat khusus dengan berbagai macam pilihan menu sesuai dengan
keinginan client.
Katering berasal dari Bahasa inggris Catering, yang artinya melayani kebutuhan untuk pesta.berdasarkan
arti tersebut biasanya katering memang diperuntukkan untuk penyediaan makanan dalam pesta, seperti
pesta pernikahan, ulang tahun ataupun pesta perayaan lainnya

• Pengertian katering menurut para ahli :

Menurut Purwati Tj (1994 : 2) , katering adalah suatu usaha di bidang jasa dalam penyediaan / melayani
permintaan makanan, untuk berebagai macam keperluan.

Sjahmien Moehyi (1992 : 5), katering adalah jenis penyelenggaraaan makanan yang tempat memasak
makanan berbeda dengan tempat menghidangkan makanan
Golongan Jasa Boga
• Golongan A : Golongan A1 dengan kriteria melayani kebutuhan masyarakat umum, menggunakan dapur
rumah tangga dan dikelola keluarga, serta kapasitas pengolahan yang kurang dari 100 porsi. Golongan
A2 dengan kriteria melayani kebutuhan masyarakat umum, menggunakan dapur rumah tangga dan
memperkerjakan tenaga kerja (karyawan), dan kapasitas pengolahan antara 101-500 porsi Sedangkan
Golongan A3 dengan kriteria melayani kebutuhan masyarakat umum, menggunakan dapur khusus dan
mempekerjakan tenaga kerja (karyawan) dan kapasitas pengolahan yang lebih dari 600 porsi.
• Golongan B : Kriteria melayani kebutuhan khusus untuk asrama seperti asrama penampungan jemaah haji,
asrama transito, pengeboran lepas pantai, perusahaan, angkutan umum dalam negeri dan sebagainya,
menggunakan dapur khusus dan mempekerjakan tenaga kerja (karyawan)
• Golongan C : Jasaboga yang melayani kebutuhan untuk alat angkutan umum internasional dan pesawat
udara
SIFAT USAHA CATERING
• Penyelenggaraan makanan yang bersifat komersial Memperoleh keuntungan adalah tujuan utamanya. Contohnya restoran ,
kantin, kafetaria, warung makan, catering yang melayani untuk pesta pertemuan, jamuan makan, pusat jajanan , dll.
• Penyelenggaraan makanan bersifat non-komersial. Usaha catering yang tidak ditujukan untuk mencari keuntungan.contohnya
penyelenggara makanan institusi (rumah sakit, panti asuhan, asrama, lembaga permasyarakatan , dll

• Klasifikasi Catering menurut Warsitaningsih (2009:25), Catering pesta dibagi ke dalam tiga kelompok:
 Pesta untuk kelompok profesi tertentu dengan misi kegiatan yang di bawanya seperti seminar, pameran, dan sebagainnya.
Tempat penyelenggaraan biasanya di hotel atau restoran yang memiliki ruang khusus untuk kelancaran kegiatan tersebut.

 Pesta untuk kegiatan sosial seperti pesta perkawinan, makan malam, pertunjukan kesenian dan sebagainya.
 Pesta yang diselenggarakan khusus untuk jamuan kenengaraan, misalnya pertemuan antar gubernur, jamuan untuk
menghormati kepala negara tertentu dan sebagainya
Perijinan Usaha Jasa Boga

Untuk perijinan usaha jasa boga dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dan untuk memiliki izin usaha jasa boga harus memiliki sertifikat
hygiene sanitasi yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sertifikat hygiene sanitasi jasaboga
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setelah memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I,pada PM Kesehatan No 715/Menkes/SK/V/2003.
Tata Cara Memperoleh sertifikat laik Hygiene Sanitasi Jasa Boga

• PERMOHONAN

Untuk memperoleh Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Jasaboga, pengusaha mengajukan permohonan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan melampirkan dokumen sebagai berikut Fotocopy KTP pemohon
yang masih berlaku , Denah bangunan dapur, Surat penunjukan penanggung jawab Jasaboga, Fotocopy
ijazah/sertifikat tenaga sanitasi yang memiliki pengetahuan Hygiene Sanitasi Makanan, Fotocopy sertifikat Kursus
Hygiene Sanitasi Makanan bagi pengusahan, Fotocopy sertifikat kursus hygiene sanitasi makanan bagi penjamah
makanan minimal 1 orang penjamah makanan dan Rekomendasi dari Asosiasi Jasa Boga ( Perusahaan Jasaboga
tersebut adalah anggotanya Perusahaan Jasaboga tersebut telah memenuhi persyaratan hygiene sanitasi Jasaboga
berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh Asosiasi )
• Persyaratan Asosiasi

• Asosiasi adalah lembaga yang mewadahi usaha Jasaboga, berbentuk


perorangan,yayasan atau badan hukum, organisasi kemasyarakatan, dan terdaftar
pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setempat;
• Asosiasi yang telah disahkan sesuai perundang undangan yang berlaku
• Dalam melakukan pemeriksaan Asosiasi harus mempekerjakan tenaga sanitarian
atau tenaga kesehatan lingkungan berpendidikan minimal Sarjana Muda atau
Diploma 3 (D3) yang telah mendapatkan pelatihan dibidang Hygiene Sanitasi
Makanan dan mendapat rekomendasi dari Organisasi Profesi.
• Pemeriksaan Hygiene Sanitasi Jasaboga
1. Ketua Asosiasi Jasaboga menetapkan tim pemeriksa uji kelaikan Jasaboga dengan surat
keputusan.
2. Tim pemeriksa ini terdiri dari Tenaga Sanitarian dan ahli lain yang terkait alam jumlah ganjil,
minimal 3 orang dan maksimal 5 orang yang bertugas melakukan pemeriksaan lapangan dan
menilai kelaikan Jasaboga.
3. Ketua tim adalah seorang Sanitarian.
4. Tim melakukan kunjungan dan pemeriksaan untuk menilai kelaikan persyaratan baik fisik,
kimia maupun bakteriologis, dan seluruh rangkaian proses produksi makanan.
5. Tim menggunakan formulir uji kelaikan fisik hygiene sanitasi jasaboga (JB.2A), dan formulir
pengambilan/pengiriman contoh dan specimen (JB.2C), untuk memudahkan tugas penilaian.
6. Tim pemeriksa melaksanakan tugasnya dengan penuh dedikasi dan moral dan melaporkan
hasilnya kepada Ketua Asosiasi Jasaboga yang telah menugaskannya.
7. Laporan tim dibuat dalam berita acara kelaikan fisik (form JB, 2B) dan berita acara
pemeriksaan contoh/specimen (form JB.2D).
• Penilaian

• Pemeriksaan Fisik (Golongan Al, minimal nilai 65 maksimal 70, atau rangking 65 - 70% -
Golongan A2, minimal nilai 70 maksimal 74, atau rangking 70 - 74% - Golongan A3, minimal nilai 74
maksimal 63, atau rangking 74 - 83%- Golongan B, minimal nilai 83 maksimal 92, atau rangking 83 - 92% -
Golongan C, minimal nilai 92 maksimal 100, atau rangking 92 - 100% )

• Laboratorium (Jumlah cemaran Ecoli pada makanan maksimal satu kali positif dari tiga kali pengujian ,
Angka kuman pada alat makan dan minum maksimal 102 satu kali dari tiga kali pengujian dan Tidak
diperoleh adanya carrier (pembawa kuman pathogen) pada penjamah makananyang diperiksa)

• Kesimpulan (Hasil pemeriksaan fisik yang telah memenuhi syarat, tetapi belum didukung dengan hasil
laboratorium, pemberian Rekomendasi laik hygiene sanitasi kepada Pengusaha Jasaboga ditunda sampai
hasil laboratorium memenuhi syarat )
Pemberian Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi
Jasaboga
Setelah menerima dan menilai kelengkapan surat permohonan Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi
Jasaboga dari Pengusaha beserta dengan lampirannya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
inelakukan pemeriksaan lapangan dan apabila telah memenuhi persyaratan kemudian dikeluarkan
Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Jasaboga.
Masa berlaku Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi
Jasaboga
• Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Jasaboga sementara berlaku selama 6(enam) bulan dan dapat diperpanjang
sebanyak-banyaknya 2(dua) kali.
• Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Jasaboga tetap berlaku selama 3(tiga) tahun dan dapat diperbaharui atau
menjadi batal bilamana terjadi pergantian pemilik, pindah lokasi / alamat, tutup dan atau menyebabkan
terjadinya keracunan makan/wabah dan jasaboga menjadi tidak laik hygiene sanitasi.
• Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi harus dipasang di dinding yang mudah dilihat oleh petugas dan masyarakat
konsumen.

IZIN USAHA JASABOGA


Izin Usaha Jasaboga dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundangan yang
berlaku dilengkapi dengan Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Standarisasi Usaha Jasa Boga

Untuk standarisasi usaha Jasa Boga di atur dalam Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 18 Tahun
2014 :

• Standar Usaha Jasa Boga adalah rumusan kualifikasi Usaha Jasa Boga dan/atau klasifikasi Usaha Jasa Boga yang
mencakup aspek produk, pelayanan dan pengelolaan Usaha Jasa Boga.

• Sertifikasi Usaha Jasa Boga adalah proses pemberian Sertifikat kepada Usaha Jasa Boga untuk mendukung peningkatan
mutu produk, pelayanan dan pengelolaan Usaha Jasa Boga melalui audit pemenuhan Standar Usaha Jasa Boga.

• Sertifikat Usaha Jasa Boga adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata kepada
Usaha Jasa Boga yang telah memenuhi Standar Usaha Jasa Boga.

• Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata, yang selanjutnya disebut LSU Bidang Pariwisata adalah lembaga mandiri
yang berwenang melakukan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata sesuai ketentuan peraturan Perundang-Undangan.
SERTIFIKAT DAN SERTIFIKASI USAHA JASA BOGA
bagian 1
• Setiap Usaha Jasa Boga, wajib memiliki Sertifikat Usaha Jasa Boga dan
melaksanakan sertifikasi Usaha Jasa Boga, berdasarkan persyaratan dan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.
• Dalam hal menyangkut usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah dan
koperasi di bidang Usaha Jasa Boga, Kementerian dan/atau Pemerintah
Daerah dapat memberikan dan/atau mencarikan dukungan administrasi,
kelembagaan dan pendanaan yang bersifat khusus, untuk keperluan
kemudahan dalam rangka penerbitan Sertifikat Usaha Jasa Boga dan/atau
pelaksanaan proses Sertifikasi Usaha Jasa Boga.
SERTIFIKAT DAN SERTIFIKASI USAHA JASA
BOGA bagian 2
Pasal 7
1. Untuk keperluan sertifikasi dan penerbitan Sertifikat Usaha Jasa Boga, harus dilakukan penilaian terhadap:
• a. Pemenuhan persyaratan dasar; dan
• b. Pemenuhan dan pelaksanaan Standar Usaha Jasa Boga
2. Persyaratan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, adalah Tanda Daftar Usaha Pariwisata Bidang
Usaha Jasa Makanan dan Minuman.
3. Dalam hal persyaratan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak terpenuhi, maka sertifikasi tidak dapat
dilakukan.
4. Pemenuhan dan pelaksanaan Standar Usaha yang berlaku bagi Usaha Jasa Boga sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, meliputi aspek:
• a. Produk, yang terdiri dari 1 (satu) unsur dan 3 (tiga) sub unsur;
• b. Pelayanan, yang terdiri dari 1 (satu) unsur dan 10 (sepuluh) sub unsur; dan
• c. Pengelolaan, yang terdiri dari 3 (tiga) unsur dan 37 (tiga puluh tujuh) sub unsur.
Pasal 8
• Persyaratan dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (3) tidak diberlakukan bagi
Usaha Jasa Boga yang tergolong usaha mikro dan usaha kecil.
Pasal 9
• Pengusaha Pariwisata yang tidak memenuhi Standar Usaha yang berlaku bagi Usaha Jasa Boga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4), tidak dapat mendalilkan diri sebagai Usaha Jasa Boga.
Pasal 10
• 1. Pengusaha Pariwisata yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(4), dan telah memperoleh Sertifikat Usaha Jasa Boga, berwenang untuk menyelenggarakan dan
dapat mendalilkan diri sebagai Usaha Jasa Boga.
• 2. Penilaian atas pemenuhan dan pelaksanaan standar usaha yang berlaku bagi Usaha Jasa Boga
dalam rangka sertifikasi dan penerbitan Sertifikat Usaha Jasa Boga, diselenggarakan oleh LSU
Bidang Pariwisata
Lembaga Sertifikasi Usaha
Bedasarkan PM No.18 Tahun 2014 ,Tentang Standar Usaha Jasa Boga ,
Khususnya yang tercantum pada BAB III ,Pasal 10 Ayat 2 menyatakan :
Penilaian atas pemenuhan dan pelaksanaan standar usaha yang berlaku bagi
Usaha Jasa Boga dalam rangka sertifikasi dan penerbitan Sertifikat Usaha Jasa
Boga, diselenggarakan oleh LSU Bidang Pariwisata Adapun LSU ini di bawa
pengawasan KAN (Komite Akreditasi Nasional).Lembaga KAN inilah yag
mengeluarkan ijin Operasional suatu Lembaga Sertfikasi Usaha ( LSU) Tabel
LSU yang merupakan dalam Pengawasan KAN dengan berbagai macam lingkup
sertifikasi yang di miliki LSU
No Alamat Masa Berlaku
No Nama LPK Ruang Lingkup
Akreditasi Telph Akreditasi
1 LSUP-002-IDN PT Megah Office Area, Singgasana * Restoran (05.01) 9 November 2018 –
Tritunggal Mulia Hotel, * Rumah Makan (05.02) 18 November 2022
Jl. Raya Gunungsari No.170, * Jasa Boga ( 05.05)
Surabaya, Jawa Timur * Penyediaan Akomodasi:
(031) 563 3180 / Hotel ( 06.01)
(031) 568 2703  Penyelenggara Hiburan
dan Rekreasi (07) :
- Karoke ( 07.07)
- Pub (07.04C)
 Penyelenggaraan
pertemuan, perjalanan
insentif, konferensi, dan
pameran (08)
2 LSUP-006-IDN PT Adi Karya Komplek Kampus STP
Jasa Perjalanan wisata 31 Juli 2018 - 30 Juli 2022
Wisata AMPTA ,
(04):
Jl. Laksda Adi Sucipto Km 6,
Biro perjalanan wisata
Tempel, Caturnunggal,
(04.01),
Depok, Sleman, Yogyakarta Agen perjalanan wisata
(04.02)
(0274) 485115 / (0274)
Jasa makanan dan minuman
485115 (05):
Restoran (05.01),
Rumah makan (05.02)
Jasa Akomodasi (06):Hotel

Jl.Raya Lenteng Agung No.


3 LSUP-007-IDN PT International Penyediaan akomodasi (06):
11 B, Jakarta Selatan, DKI
Certification 07 September 2018 –
Jakarta Hotel (06.01)
Service 06 September 2022
(021) 7801276 / (021)
Management
7801395
(ICSM)
Jl. Tanah Abang I No. 12 JJ,
4 LSUP-008-IDN PT Sertifikasi
Jakarta Pusat, DKI Jakarta
Usaha Pariwisata
(021) 3522424 Jasa makanan dan minuman
Indonesia
(05):
Restoran (05.01)
Jasa akomodasi (06):
Hotel (06.01) 31 Juli 2018 - 30 Juli 2022
Sanksi Administratif
Pasal 16
• Setiap Pengusaha Pariwisata yang tidak melaksanakan dan/atau melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), dan Pasal 11, dapat dikenakan sanksi
administratif.
• Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa : Teguran tertulis ,
Pembatasan kegiatan Usaha Jasa Boga; dan Pembekuan atau pencabutan Tanda Daftar Usaha
Pariwisata.
• Sanksi administratif berupa teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dilakukan paling sedikit sebanyak 3 (tiga) kali dan dilaksanakan secara patut dan tertib, dengan
selang waktu di antara masing-masing teguran tertulis paling cepat selama 30 (tiga puluh) hari
kerja, dan harus dikenakan sebelum sanksi-sanksi administrasi yang lain dikenakan
• Pembatasan kegiatan Usaha Jasa Boga sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b, dikenakan apabila Pengusaha Pariwisata tidak mematuhi teguran
tertulis ketiga dan jangka waktu selang sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
selama paling cepat 30 (tiga puluh) hari kerja, sudah terlampaui.

• Pembekuan atau pencabutan Tanda Daftar Usaha Pariwisata sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) huruf c, dikenakan apabila Pengusaha Pariwisata tidak
mematuhi teguran tertulis ketiga dan telah lewat jangka waktu selama paling
cepat selama 60 (enam puluh) hari kerja,

Anda mungkin juga menyukai