Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas tentang UU KEMENKES NO 712 TENTANG PERIJINAN JASA
BOGA.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak berbagai
kekurangan yang memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dalam penyusanan makalah
berikutnya.
Akhir kata semoga Allah SWT, melimpahkan rahmat dan berkatnya serta
membalas segala kebaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1
Latar Belakang..........................................................................................1
2.2
Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3
Tujuan Penulisan.......................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1
Ulasan........................................................................................................2
2.2
Peraturan Dan Undang-Undang Terkait Pelaksanan Hygiene Makanan
Dan Minuman.......................................................................................................3
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................8
3.2 Saran...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ulasan
Kualitas pelayanan publik di bidang perizinan usaha memainkan peranan
penting dalam menarik investor untuk menanamkan modalnya di suatu daerah.
Kualitas pelayanan perizinan sendiri juga dapat diidentifikasi
dari peraturan
tingkat daerah, upaya untuk mewujudkan perizinan satu atap masih banyak
mengalami kendala. Selain membutuhkan dana yang tidak sedikit, untuk
pembiayaan fisik dan nonfisik, political will dari kepala daerah juga menjadi
kunci utama keberhasilan daerah dalam menyelenggarakan pelayanan.
Perizinan usaha, Salah satunya adalah perizinan usaha tata boga. Hal ini
sangat menarik karena menurut penulis pada kenyataannya masyarakat umum
sangat sedikit sekali pengetahuan terkait dengan perizinan usaha tata boga
yangdidukung dengan minimnya sosialisasi dari pemerintah, sehingga tidak
sedikit usaha tata boga yang tidak berizin. Ini tentu sangat mengkhawatirkan
mengingat usaha tata boga berhubungan dengan makanan yang langsung
dikonsumsi oleh konsumen. Makanan merupakan salah satu kebutuhan utama
manusia, oleh karena itu penyelenggaraan merupakan suatu keharusan,baik di
lingkungan keluarga maupun di luar lingkungan keluarga. Penyelenggaraan
makanan di luar lingkungan keluarga diperlukan oleh sekelompok konsumen
karena berbagai hal tidak dapat makan bersama dengan keluarganya di rumah.
Penyelenggaraan makanan bagi sekelompok konsumen yang bukan merupakan
satu keluarga, tetapi merupakan satu kesatuan dikenal dengan istilah
penyelenggaraan makanan kelompok. Pada tataran ideal, hubungan hukum antara
pelaku usaha jasa boga dengan konsumennya adalah hubungan hukum yang
seimbang, dengan pengertian bahwa masing-masing pihak memiliki hak dan
kewajiban yang perlu dilaksanakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan
untuk
memelihara
kualitas
lingkungan
atau
BAB VI Peralatan
Pasal 9
1. Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Persyaratan dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan
sebagaimana tercantum pada huruf H lampiran Peraturan ini.
BAB VII
Penguasaha, Penanggung jawab dan Tenaga
Pasal 10
Pengusaha dan atau penanggung jawab diwajibkan untuk
menyelenggarakan rumah makan atau restoran yang memenuhi
persyaratan kesehatan sebagaimana ditetapkan dalam peraturan ini.
Pasal 11
1. Tenaga yang bekerja pada rumah makan dan retoran harus sehat dan
tidak boleh menderita atau menjadi sumber penyebaran penyakit
menular (carier) berdasarkan keterangan yang diberikan dokter.
2. Setiap tenaga yang bekerja pada rumah makan dan restoran harus
melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala minimal 2 kali
dalam 1 tahun.
Pasal 12
1. Penanggung jawab dan tenaga yang bekerja dirumah makan atau
restoran harus memiliki pengetahuan dibidang penyehatan makanan
2. Pengetahuan dimaksud pada ayat (1) harus dibuktikan dengan
sertifikat kursus penyehatan makanan.
3. Tatacara memperoleh sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
BAB VIII
Laik Penyehatan
Pasal 13
1. Setiap rumah makan dan restoran harus memiliki sertifikat laik
penyehatan yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan.
2. Sertifikat laik penyehatan dimaksud pada ayat (1) dipergunakan
sebagi pelengkap permintaan izin usaha.
3. Tatacara memperoleh sertifikat laik penyehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
BAB IX
Pembinaan, Pengawasan dan Penetapan Tingkat Mutu
Pasal 14
1. Pembinaan teknis penyehatan rumah makan dan restoran secara
umum dilakukan oleh Direktur Jenderal.
2. Teknis pengawasan penyehatan rumah makan dan restoran secara
fungsional dilakukan oleh Dinas Kesehatan
3. Kantor Kesehatan Pelabuhan secara fungsional melaksanakan
pengawasan rumah makan dan restoran yang berlokasi di dalam
wilayah pelabuhan.
Pasal 15
1. Untuk menjamin terlaksananya ketentuan-ketentuan peraturan ini
dilaksanakan pengawasan.
BAB XII
Ketentuan Penutup
Pasal 21
Hal-hal yang bersiafat teknis yang belum diatur dalam peraturan ini,
ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
Pasal 22
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap
orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan ini
dengan penempatan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Usaha jasa makanan dan minuman atau jasaboga adalah usaha yang
memberikan prospek yang cerah jika dilakukan dengan benar. Dalam penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang penanaman modal dan pelayanan
perizinan berdasarkan asas ekonomi dan tugas pembantuan Permasalahan yang
ada dalam penulisan ini adalah bagaimana perizinan usaha jasa boga.
3.2 Saran
Perizinan usaha, Salah satunya adalah perizinan usaha tata boga. Hal ini
sangat menarik karena menurut penulis pada kenyataannya masyarakat umum
sangat sedikit sekali pengetahuan terkait dengan perizinan usaha tata boga
yangdidukung dengan minimnya sosialisasi dari pemerintah, sehingga tidak
sedikit usaha tata boga yang tidak berizin. Ini tentu sangat mengkhawatirkan
DAFTAR PUSTAKA