Anda di halaman 1dari 59

SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH

DOMESTIK
TL- 2236
DDr. Setiawati Ratnaningsih, MT.
2023
ITERA
PEMERINTAHAN DAERAH
U N D AN G - UN D A NG R E P U B L I K I N D ON E S I A N OM O R 2 3 TA H U N 2 0 1 4
T E N TA N G P E M E R I N TA HA N D A E R A H

bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya


kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran
serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
semua Daerah.
Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga
negara.
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar
yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
secara minimal
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2OI8 TENTANG STANDAR PELAYANAN
MINIMAL

Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar Warga
Negara.
Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap Warga Negara
secara minimal
SPM ditetapkan dan diterapkan berdasarkan prinsip kesesuaian kewenangan,
ketersediaan, keterjangkauan
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar terdiri atas:
a. pendidikan; b. kesehatan; c. pekerjaan umum dan penataan ruang; d.
perumahan rakyat dan kawasan permukiman; e. ketenteraman, ketertiban
umum, dan pelindungan masyarakat; dan f. sosiai.
C. SPM PEKERJAAN UMUM

SPM pekerjaan umum mencakup umum Daerah provinsi dan SPM Daerah kabupaten/ kota.
Jenis Pelayanan Dasar pada SPM Daerah provinsi terdiri atas:
a.pemenuhan kebutuhan air minum curah lintas kabupaten/kota;
b. penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik regional lintas kabupaten/kota.
Jenis Pelayanan Dasar pada SPM pekerjaan umum Daerah kabupaten/kota terdiri atas:
a. pemenuhan kebutuhan pokok air minum seharihari;
b. penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestic

Mutu Pelayanan Dasar untuk setiap Jenis Pelayanan ditetapkan dalam standar teknis,
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2021 TENTANG PENERAPAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Penerapan SPM adalah pelaksanaan SPM yang dimulai dari tahapan pengumpulan
data, penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar, penyusunan rencana
pemenuhan Pelayanan Dasar dan pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar.
Standar Teknis adalah standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa, sumber daya
manusia dan petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.
Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap Warga Negara
secara minimal.
JENIS PELAYANAN DASAR
a, b, c, …….
d.pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa daerah provinsi;
e. pemenuhan kebutuhan air minum curah lintas daerah kabupaten/kota;
f. penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik regional lintas daerah
kabupaten/kota;
g. penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana daerah provinsi;
Dan seterusnya sampai n
RENCANA PEMBANGUNAN
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah
dokumen perencanaan Daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD
adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja
Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan Daerah
untuk periode 1 (satu) tahun.
Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah adalah suatu sistem pembagian
keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan bertanggung jawab.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintah Pusat yang ditetapkan dengan undang-undang.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana
keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan dengan Perda
Belanja Daerah adalah semua kewajiban Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
PERKEMBANGAN LAYANAN
SANITASI
• 1980 – 1990 (International Drinking Water Supply and Sanitation Decade 1980-1990)
Implementasi “Low Cost Sanitation” :
- Improved Pit Latrines (Cubluk Kembar)
- Dikenalkan Sewerage System di Jakarta, Bandung, Medan, Tangerang, Yogyakarta, Surakarta dan Cirebon

• 1990 – 2015 (Milenium Development Goals)


50% penduduk yang tidak mempunyai akses sanitasi dapat dilayani:
-Sanitasi dasar (1990-2004) - STBM
-Sanitasi layak / improved sanitation (2004-2015) - SANIMAS

• 2015 – 2019 (Akses Universal 100%)


-62,14% ( 2015) - 75,13% (2017) akses sanitasi dengan pertumbuhan penduduk 1,7% per tahun
-Dengan program APBN. APBD dan bantuan dari ADB, IDB, iBRD dan donor lainnya

• 2019 – 2030 (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan - SDGs)


- Sanitasi yang memadai dan merata bagi semua
- Mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah dan secara signifikan
Sumber: Bappenas
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RI
NO 04/PRT/M/2017
TENTANG
PENYELENGGARAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

 Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha
dan/atau kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran,
perniagaan, apartemen, dan asrama, yang berasal dari :
a. air limbah kakus (black water); dan
b. b. air limbah non kakus (grey water).
 SPALD dan sistem drainase diselenggarakan secara terpisah.
 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) adalah
serangkaian kegiatan pengelolaan air limbah domestik dalam
satu kesatuan dengan prasarana dan sarana pengelolaan air
limbah domestic
SPALD-S

SPALD Setempat yang selanjutnya disebut SPALD-S adalah


sistem pengelolaan yang dilakukan dengan mengolah air limbah
domestik di lokasi sumber, yang selanjutnya lumpur hasil
olahan// proses diangkut dengan sarana pengangkut ke Sub-
sistem Pengolahan Lumpur Tinja

SPALD Terpusat yang selanjutnya disebut SPALD-T adalah


sistem pengelolaan yang dilakukan dengan mengalirkan air
limbah domestik dari sumber secara kolektif ke Sub-sistem
Pengolahan Terpusat untuk diolah sebelum dibuang ke badan air
permukaan.
ILUSTRASI ON-SITE SYSTEM
 
SEPTIC TANK AND PERCOLATES
DISTANCE PERCOLATES TO WATER
TABLE
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH
DOMESTIK (SPALD)
Pemilihan jenis SPALD paling sedikit mempertimbangkan:
a.kepadatan penduduk;
b.kedalaman muka air tanah;
c. kemiringan tanah
d. permeabilitas tanah;
e. kemampuan pembiayaan.

Komponen SPALD-S terdiri atas:


1.Sub-sistem Pengolahan Setempat;
2.Sub-sistem Pengangkutan; dan
3.Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja.
SUB SISTEM PENGOLAHAN SETEMPAT ( SPALD)

a. Sub-sistem Pengolahan Setempat merupakan prasarana dan sarana


untuk mengumpulkan dan mengolah air limbah domestik di lokasi
sumber.
b. Sub-sistem Pengolahan Setempat berdasarkan kapasitas pengolahan
terdiri atas:
1. skala individual; dan
2. skala komunal.
 Skala Individual diperuntukkan: 1 (satu) unit rumah tinggal.
Skala komunal diperuntukkan: 2 (dua) sampai dengan 10 (sepuluh)
unit rumah tinggal dan/atau bangunan; dan/atauMandi Cuci Kakus
(MCK).

Pengolahan air limbah domestik dilakukan dengan cara pengolahan


biologis.
SUB-SISTEM PENGANGKUTAN

Ay. 1 : Sub-sistem Pengangkutan merupakan sarana untuk


memindahkan lumpur tinja dari Sub-sistem Pengolahan Setempat
ke Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja.

Ay. 2 : Sarana berupa kendaraan pengangkut yang dilengkapi


dengan tangki penampung dan alat penyedot lumpur tinja serta
diberi tanda pengenal khusus.
SUB-SISTEM PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (1)

 Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja, merupakan prasarana dan


sarana untuk mengolah lumpur tinja berupa IPLT.

IPLT dilengkapi dengan prasarana dan sarana sebagai berikut:


a. prasarana utama; dan
b. prasarana dan sarana pendukung.

Prasarana utama, meliputi:


a. unit penyaringan secara mekanik atau manual;
b. unit ekualisasi;
c. unit pemekatan;
d. unit stabilisasi;
e. unit pengeringan lumpur; dan/atau
f. unit pemrosesan lumpur kering.
SUB-SISTEM PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (2)

 Prasarana dan sarana pendukung, meliputi:


a. platform (dumping station);
b. kantor;
c. gudang dan bengkel kerja;
d. laboratorium;
e. infrastruktur jalan berupa jalan masuk, jalan operasional, dan jalan inspeksi;
f. sumur pantau;
g. fasilitas air bersih;
h. alat pemeliharaan;
i. peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
j. pos jaga;
k. pagar pembatas;
l. pipa pembuangan;
m. tanaman penyangga; dan/atau
n. sumber energi listrik.
 Prasarana dan sarana IPLT harus mendapatkan izin sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
TATA C A R A P E R E N C A N A A N TA N G K I S E P T I K D E N G A N P E N G O L A H A N L A N J U TA N ( S U M U R R E S A PA N , B I D A N G R E S A PA N , U P F L O W F I LT E R , K O L A M S A N I TA )
(SNI 2398:2017 )
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK

Sumber : Regional workshop on Improvement of sanitation issues in Asia (2011)


MODIFIKASI/ FABRICATED SEPTIK TANK
PROSES DALAM SEPTINK TANK BER AERASI ( JOHKASO)
MEDIUM SCALE JOHKASO ( FRP )

Flow Contact Sedimentation Disinfection


Inflow equalization aeration Outflow
tank tank tank tank

Sludge
thickening
28 storage tank
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
TERPUSAT (SPALDT)
Cakupan pelayanan SPALD-T terdiri atas:
a. skala perkotaan;
b. skala permukiman; dan
c. skala kawasan tertentu.
Cakupan pelayanan skala perkotaan untuk lingkup perkotaan dan/atau regional dengan
minimal layanan 20.000 (dua puluh ribu) jiwa.
• Cakupan pelayanan skala permukiman, untuk lingkup permukiman dengan layanan 50
(lima puluh) sampai 20.000 (dua puluh ribu) jiwa
• Cakupan pelayanan skala kawasan tertentu , untuk kawasan komersial dan kawasan rumah
susun.
• Rumah dan/atau bangunan baru yang berada dalam cakupan pelayanan SPALD-T skala
perkotaan atau skala permukiman yang sudah terbangun, harus disambungkan dengan
SPALD-T tersebut
• Rumah dan/atau bangunan yang tidak termasuk dalam cakupan pelayanan SPALD-T skala
perkotaan atau skala permukiman yang sudah terbangun, harus membuat SPALD
berdasarkan Peraturan Menteri
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
TERPUSAT (SPALDT) 1.

• Komponen SPALD-T terdiri atas:


a. sub-sistem pelayanan;
b. sub-sistem pengumpulan; dan
c. sub-sistem pengolahan terpusat.

• Sub-sistem Pelayanan
merupakan prasarana dan sarana untuk menyalurkan Air Limbah
Domestik dari sumber melalui perpipaan ke sub-sistem pengumpulan.
Prasarana dan sarana terdiri atas:
a. pipa tinja; b. pipa non tinja; c. bak perangkap lemak dan minyak
dari dapur;d. pipa persil; e. bak kontrol; dan f. lubang inspeksi
A. SUB-SISTEM PELAYANAN;

31
Sambungan rumah
. Detail Layout Perpipaan dari House Inlet ke Pipa Lateral dan House Inlet ke Manhole

House Inlet House Inlet


ke Pipa ke Manhole
Gambar Tipikal House Inlet ke Pipa Lateral (PVC)
Diagram of Sewer System
JSDP
ZONE 6
Definition of Facilities by Regulation
No.4
Definition of Facilities by Regulation No.4
Persil Pipe Domestic wastewater pipe from
(House customer’s house to House Inlet (HI).
Connection)
House Inlet Inspection box located at customer's
(HI) house for installation, maintenance
and inspection before connecting to
sewerage system.
Persil Pipe A connection pipe from House Inlet
(HI) to MH or IC.
Lateral Sewer Domestic wastewater collection pipe
from house connection to service pipe
or directly to trunk pipe in some cases.
Service Sewer Domestic wastewater collection pipe
from lateral pipe to trunk pipe
Trunk Sewer Domestic wastewater collection pipe
from Lateral Pipe/Service Pipe to the
Centralized Treatment
Sub-system/Wastewater Treatment
Plant (WWTP)
Inspection Supporting infrastructure in the
Chamber (IC) service sub-system that functions as
wastewater collector infrastructure
from several houses to be channelled
to the collection sub-system (sewerage
pipe). Usually placed in narrow road
and can be a manhole too.

Manhole Holes or places that provide access for


(MH) people to enter the piping for
cleaning, repairing, sampling and flow
rate measurement purposes. Manholes
in general circular in shape with a
planned diameter so that workers can
move in it.
36
Definition of Facilities by Regulation No.4
Persil Pipe (House Connection) Domestic wastewater pipe from customer’s house to House Inlet (HI).

House Inlet (HI) Inspection box located at customer's house for installation, maintenance and
inspection before connecting to sewerage system.

Persil Pipe A connection pipe from House Inlet (HI) to MH or IC.


Lateral Sewer Domestic wastewater collection pipe from house connection to service pipe or
directly to trunk pipe in some cases.
Service Sewer Domestic wastewater collection pipe from lateral pipe to trunk pipe
Trunk Sewer Domestic wastewater collection pipe from Lateral Pipe/Service Pipe to the
Centralized Treatment Sub-system/Wastewater Treatment Plant (WWTP)

Inspection Chamber (IC) Supporting infrastructure in the service sub-system that functions as wastewater
collector infrastructure from several houses to be channelled to the collection sub-
system (sewerage pipe). Usually placed in narrow road and can be a manhole too.

Manhole (MH) Holes or places that provide access for people to enter the piping for cleaning,
repairing, sampling and flow rate measurement purposes. Manholes in general
circular in shape with a planned diameter so that workers can move in it.
B. SUB-SISTEM PENGUMPULAN

Sub-sistem Pengumpulan
merupakan prasarana dan sarana untuk menyalurkan Air Limbah
Domestik melalui
1.perpipaan dari sub-sistem pelayanan ke sub-sistem pengolahan
terpusat.
2. Prasarana dan sarana terdiri atas:
a. pipa retikulasi;( pipa lateral dan pipa servis)
b. pipa induk; dan
c. prasarana dan sarana pelengkap.
• Sub-sistem Pengumpulan lanjutan
1. pipa retikulasi terdiri dari
a. pipa lateral berfungsi sebagai saluran pengumpul air limbah
domestik dari sub-sistem pelayanan ke pipa servis;
b. pipa servis berfungsi sebagai saluran pengumpul Air Limbah
Domestik dari pipa lateral ke pipa induk.
2. Pipa induk berfungsi untuk mengumpulkan Air Limbah
Domestik dari pipa retikulasi dan menyalurkan ke sub-sistem
pengolahan terpusat.
3. Sarana pelengkap berfungsi untuk mendukung penyaluran
Air Limbah Domestik dari sumber ke subsistem pengolahan
terpusat, terdiri atas:
a. lubang kontrol (manhole); b. bangunan penggelontor; c.
terminal pembersihan (clean out); d. pipa perlintasan (siphon);
dan e. stasiun pompa.
SISTEM PERPIPAAN AIR LIMBAH
(SEWERAGE SYSTEM )
1
• Sistem perpipaan air limbah (sewerage system) merupakan prasarana
yang berupa jaringan perpipaan yang menyalurkan air limbah dari
sumber penghasil limbah dapat berupa rumah tangga, bangunan
komersial (kantor, hotel, ruko dan lain nya), ke bangunan pengolahan
air limbah untuk kemudian air hasil olahan disalurkan ke pembuangan
akhir (badan air penerima)
• Adapun lumpur yang dihasilkan diolah pada bangunan pengolahan
lumpur
• Sistem ini terdiri dari jaringan perpipaan yang terdiri dari: pipa persil,
pipa servis, pipa lateral dan pipa induk yang melayani permukiman
penduduk untuk suatu daerah pelayanan yang cukup luas
• Sistem perpipaan off-site dapat berupa sistem konvensional atau tidak
konvensional
 
SISTEM PERPIPAAN AIR LIMBAH
(SEWERAGE SYSTEM)
2
1. Sistem Konvensional
Sistem konvensional merupakan sistem sewerage yang
pertama kali diperkenalkan di London pada akhir abad
ke-19 untuk mengalirkan seluruh komponen limbah
permukiman, baik yang berupa black water (air toilet)
maupun grey water (air dari kamar mandi, floordrain,
dan dapur). Sistem ini merupakan sistem sewerage yang
ideal dimana effluent-nya telah memenuhi standar kualitas
baku mutu kualitas saat dibuang ke perairan.
SISTEM PERPIPAAN AIR LIMBAH
(SEWERAGE SYSTEM)
3
Sistem konvensional terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Sistem Terpisah (separate system of sewerage)
Sistem ini menggunakan dua jenis saluran, yaitu sistem
perpipaan yang mengumpulkan dan menyalurkan air
limbah domestik yang dibangun terpisah dari pipa yang
mengumpulkan dan menyalurkan air hujan (storm
water), infiltrasi, dan inflow, yang biasa disebut saluran
drainase
SEWERAGE
SISTEM PERPIPAAN AIR LIMBAH
(SEWERAGE SYSTEM)
4
b. Sistem Tercampur (Combined system of sewerage)
Sistem tercampur adalah mengumpulkan dan menyalurkan air limbah domestik
bersama-sama dengan air hujan, infiltrasi dan inflow.
Sistem tercampur secara ekonomis lebih murah dibandingkan dengan sistem terpisah
apabila perbedaan curah hujan pada musim kemarau dan musim hujan didaerah
perencanaan tidak terlalu besar, apabila perbedaan curah hujan pada musim kemarau dan
musim hujan sangat besar, diameter pipa atau ukuran saluran akan menjadi besar dimana
untuk mengalirkan air limbah domestik pada saat kemarau akan sulit tanpa adanya
tambahan air sebagai penggelontor.
Masalah lain yang timbul adalah terjadinya endapan pada saluran, timbulnya bau busuk,
masalah kesehatan dan timbulnya karat pada perpipaan yang dapat mempersingkat umur
ekonomis dari saluran atau pipa penyalur.
COMBINED SEWER SYSTEM
Sistem Sewerage Tidak Konvensional
(Unconventional Sewerage System)
Sistem perpipaan tidak konvensional adalah sistem perpipaan yang
menyalurkan air limbah dengan menggunakan pipa yang berdiameter kecil
dan ditanam pada kedalaman yang dangkal, terdiri dari small bore sewerage
(settled sewerage) dan shallow bore sewerage (simplified sewerage) (Mara,
D., 1996).
1. Small Bore Sewerage (Settled Sewerage)
Small bore sewerage adalah sistem perpipaan yang meminimasi diameter
dan kedalaman pipa saluran air limbah karena pada sistem ini hanya
mengalirkan bagian cairannya (grey water) saja, sedangkan bagian
padatannya (black water) diolah pada septic tank yang terletak pada lokasi
persil individu ataupun komunal. Sistem ini biasanya diaplikasikan sebagai
pengembangan sistem sewerage di daerah yang telah memiliki septic tank
namun kondisi tanah setempat sudah tidak memungkinkan lagi menerima
effluent-nya (luas tanah terbatas).
ILUSTRASI SISTEM SMALL BORE
SEWERAGE
2. Shallow Bore Sewerage (Simplified Sewerage)
Shallow bore sewerage adalah sistem perpipaan yang didesain
dengan meminimasi diameter, kemiringan dan kedalaman pipa,
serta jumlah manhole sehingga dapat mereduksi biaya investasi,
operasional dan pemeliharaan.
Sistem ini terutama diaplikasikan di daerah-daerah dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dengan tingkat pendapatan
perkapita rata-rata penduduknya rendah. Berdasarkan hasil studi di
Brazil (1980), sistem ini baik untuk diaplikasikan di daerah
dengan kepadatan populasi diatas 160 orang/Ha.
Secara teknis shallow bore sewerage hanya dapat diaplikasikan di
daerah dengan kemiringan lahan yang cukup besar untuk
mengalirkan air limbah secara gravitasi (> 2%).
ILUSTRASI SISTEM SHALLOW BORE
SEWERAGE
SUB-SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT

sub-sistem pengolahan terpusat, merupakan prasarana dan sarana untuk


mengolah Air Limbah Domestik terdiri atas:
a. IPALD kota untuk cakupan pelayanan skala perkotaan;
b. IPALD permukiman untuk cakupan pelayanan skala permukiman atau skala
kawasan tertentu.,\
Prasarana terdiri atas :
A. prasarana utama; dan B. prasarana dan sarana pendukung.
A. Prasarana utama :
1. bangunan pengolahan air limbah; 2.. bangunan pengolahan lumpur; 3.
peralatan mekanikal dan elektrikal; dan/atau 4. unit pemrosesan lumpur kering.
PRASARANA DAN SARANA PENDUKUNG
SUB-SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT

B. Prasarana dan sarana pendukung


a. gedung kantor; b. laboratorium; c. gudang dan bengkel kerja; d.
infrastruktur jalan berupa jalan masuk, jalan operasional, dan jalan
inspeksi; e. sumur pantau;
f. fasilitas air bersih; g. alat pemeliharaan; h. peralatan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3); i. pos jaga; j. pagar pembatas; k. pipa
pembuangan; l. tanaman penyangga; dan/atau m. sumber energi
listrik.

Prasarana dan sarana IPALD harus mendapatkan izin sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan.
PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

a. Pengolahan fisik; b. pengolahan biologis; dan/atau c.


pengolahan kimiawi.
b. Pengolahan fisik : a. pengapungan, penyaringan,
dan/atau pengendapan untuk air limbah domestik; dan b.
pengentalan (thickening) dan/atau pengeringan
(dewatering) untuk lumpur.
c. Pengolahan biologis dengan cara: a. aerobik; b.
anaerobik; c. kombinasi aerobik dan anaerobik; dan/atau
d. anoksik.
d. Pengolahan kimiawi dapat dilakukan dengan cara
pemberian zat kimia ke dalam Air Limbah Domestik dan
lumpur.
Proses pengolahan Air Limbah Domestik pada sub-sistem pengolahan terpusat
dilakukan dengan cara:
a. pengolahan fisik; b. pengolahan biologis; dan/atau c. pengolahan kimiawi.
b. Pengolahan fisik : a. pengapungan, penyaringan, dan/atau pengendapan untuk air
limbah domestik; dan b. pengentalan (thickening) dan/atau pengeringan
(dewatering) untuk lumpur.
c. Pengolahan biologis dengan cara: a. aerobik; b. anaerobik; c. kombinasi aerobik
dan anaerobik; dan/atau d. anoksik.
d. Pengolahan kimiawi dapat dilakukan dengan cara pemberian zat kimia ke dalam
Air Limbah Domestik dan lumpur.
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Pengolahan limbah terdiri dari proses preliminary treatment, primary treatment, secondary treatment dan pengolahan advanced tertiary.
Ilustrasi instalasi pengolahan air limbah

Sumber: Metcalf & Eddy, 2003)


TINGKATAN PADA INSTALASI PENGOLAHAN
AIR LIMBAH 1
TINGKATAN PADA INSTALASI PENGOLAHAN
AIR LIMBAH 2
TINGKATAN PADA INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH 3
TINGKATAN PADA INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH 3
THE END

Anda mungkin juga menyukai