Anda di halaman 1dari 16

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA 

“MEKANIKA OTOT, PENUAAN DAN SISTEM OTOT”

KELOMPOK 3
 
DEWI SUSANTI
ELIZA FERAWATI
 
 
DOSEN PENGAJAR :
Ns. MEIGO ANUGRAH JAYA, S. Kep, M. Kep
MEKANIKA OTOT

Otot merupakan mesin yang dapat mengubah energi


kimia menjadi energi mekanik yang dapat terwujud dalam
suatu aktifitas fisik. Kontraksi otot merupakan suatu
mekanisme kerja otot. Kontraksi otot di picu sinyal otak.
System syaraf memberikan potensi aksi sebagai sinyal ke
dalam sel-sel otot. Asetikolin merespon sinyal dengan
menimbulkan reaksi kimia. Rekasi ini menghasilkan kalsium
dalam otot dan mengaktifkan kerja dari senyawa aktin dan
myosin. Kemudian menimbulkan pemendekan atau
penegangan pada otot.
Otot membutuhkan ATP sebagai energi untuk
melakukan proses kontraksi. Sel otot dibandingkan
dengan sel pada jaringan lain merupakan tempat yang
paling banyak untuk penimbunan ATP.
Proses produksi ATP dapat dijelaskan dengan sederhana
melalui 3 proses sebagai berikut :
1. Sistem Fosfagen
2. Sistem Glikogen- Asam Laktat
3. Sistem Aerobik
PERFORMANCE OTOT

Otot memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai


proses kontraksi. Hal tersebut merupakan indikator otot
memiliki ketahanan yang baik. Macam – macam
kontraksi sebagai berikut:
1. Kontraksi Isotonis
2. Kontraksi Isometris
3. Kontraksi Isokinetis
PENUAAN DAN SISTEM OTOT

Proses penuaan meupakan proses yang dialami


setiap makhluk hidup. Hal ini dapatberlangsung secara
fisiologis maupun patologis. Lansia bukan suatu penyakit,
namun merupakantahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan kemampuan tubuh
untukberadaptasi dengan stress lingkungan. Penurunan
kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistemtubuh itu
bersifat alamiah/fisiologis. Penurunan tersebut disebabkan
berkurangnya jumlah dankemampuan sel tubuh.
Faktor yang memicu proses penuaan, yaitu:
1. Faktor Genetika
2. Faktor Endogenik.
Perubahan fisik pada penuaan :
 Perubahan fisiologis mengenai sistem
muskuloskeletal
 Perubahan fisiologis mengenai saraf
 Perubahan fisiologis mengenai kardiovaskular
 Perubahan fisiologis mengenai respirasi
 Perubahan fisiologis mengenai indra,
 Perubahan fisiologis mengenai integumentum
JARINGAN OTOT JANTUNG

Otot jantung memliki bentuk yang sama dengan otot


lurik. Memiliki warna yang khas yaitu merah dan bersifat
involunter. Kontraksi otot jantung bersifat ritmis dan
automatis. Otot jantung memiliki sarcolemma yang mirip
dengan otot lurik dan berfungsi membungkus serat
otot. Myofibril pada otot jantung terpisah sehingga
terlihat guratan memanjang yang disebut discus
interkalaris. Inti sel otot jantung berada di tengah sel.
Adapun Ciri – ciri Otot Jantung, antara lain :
 Terdapat hanya di jantung.
 Kontraksinya; memompa darah ke seluruh tubuh.
 Secara struktural dan fungsional memiliki kesamaan dengan otot
rangka dan otot polos unit tunggal.
 Otot jantung memperlihatkan serat lintang karena filamen tebal dan
tipisnya tersusun secara teratur.
 Filamen tipis, mengandung troponin, tropomiosin yang memiliki tempat
kerja Ca dalam mengaktifkan siklus jembatan silang.
 Otot jantung berkontraksi sesuai dengan mekanisme penggelinciran
filamen seperti pada otot polos
JARINGAN OTOT POLOS

Otot polos memiliki sel yang berbentuk gelondongan.


Otot ini tersusun atas sel otot polos. Ujung dari sel otot
ini meruncing dan pada sitoplasma dikelilingi oleh
sarcoplasma yang memiliki myofibril sehingga otot
polos mempunyai kemampuan untuk berkontraksi.
Myofibril pada otot polos searah dengan panjang sel.
Protein aktin dan myosin merupakan komponen yang
menyusun myofibril.
Adapun ciri-ciri otot polos antara lain :
 Terdapat di dinding organ-organ berongga dan saluran- saluran
 Kontraksi otot polos bertanggung jawab dalam mengatur aliran
darah melalui pembuluh darah, gerakan makanan melalui saluran
pencernaan, aliran udara melalui saluran pernapasan dan aliran urin
keluar tubuh.
 Terdapat tiga jenis filamen pada sebuah otot polos; filamen miosin
tebal, filamen aktin tipis yang tidak memiliki troponin dan
tropomiosin, filamen ukuran menengah yang khas pada otot polos
berfungsi sebagai bagian dari komponen elastik sel, bagian dari
jaringan sitoskeleton yang menunjang bentuk sel.
Kontraksi otot polos dipicu oleh Ca. Ca akan berikatan
dengan kalmodulin. Ikatan Ca-kalmodulin akan
mengaktifkan enzim miosin kinase. Enzim miosin kinase
adalah enzim yang memfosforilasi miosin. Miosin
terfosforilasi kemudian akan berkaitan dengan aktin.
Ikatan ini menyebabkan terjadinya kontraksi otot.
TERIMA KASIH….

Anda mungkin juga menyukai