Anda di halaman 1dari 60

BULAN IMUNISASI ANAK

NASIONAL (BIAN)
DINAS KESEHATAN PROVINSI
JAWA TIMUR
JAWA TIMUR
Demografi :
• Jumlah Penduduk : Fasilitas Pendidikan :
•TK/PAUD : 27.894
40.348.441 • SD/MI : 26.628
• Sex Ratio : 0.996 • SMP/MTs : 8.761
• SLB : 409
• Kab/Kota: 38 • SMA/SMK/MA :
• Kecamatan : 666 5.680
• Desa/Kel : 8.501
Sebaran Penduduk
Fasilitas Kesehatan : Per Kelompok :
• RS : 380 1. Mataraman =
• Puskesmas : 968 34,62%
• Pustu : 2.274 2. Arek = 30,86%
• Posyandu : ± 49,680 3. Pandalungan =
24,67%
• Polindes : 3.900
4. Madura =
• Ponkesdes : 3.213 9,85%
MENGAPA HARUS
DILAKSANAKAN BIAN ???
Sebaran KLB Difteri per Provinsi
2021
Aceh
- Kota Banda Aceh (1 kasus) Kalimantan Barat Wilayah Kluster:
- Kab. Aceh Timur (1 kasus) - Kota Singkawang (2 kasus) 1. Kalimantan Barat (Kota
- Kota Pontianak (1 kasus) Singkawang, Kota Pontianak)
2. Sulawesi Tenggara (Kab. Buton)
Kalimantan Tengah
- Kab. Kapuas (1 kasus)
Sulawesi Tenggara
- Kab. Buton (3 kasus)

Jambi
- Kab. Muaro Jambi (2
kasus)

Lampung
- Kab. Lampung Utara (1
kasus)
Sulawesi Selatan
Banten - Kab. Bulukumba (1 kasus)
- Kab. Tangerang (2 kasus)
Jawa Barat
- Kab. Bogor (1 kasus) Jawa Timur
DKI Jakarta - Kota Bekasi (1 kasus) - Kota Surabaya (1 kasus)
- Kota Jakarta Timur (2 kasus)
- Kab. Bandung Barat (1 kasus) Kriteria KLB: hasil laboratorium kultur positif
- Kota Jakarta Barat (1 kasus)
(tidak termasuk hasil lab PCR)
Data as received at central on 12 Dec 2021
Peta Sebaran Kasus Campak Positif dan Rubela Positif
Indonesia, 2021
Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Provinsi Sulawesi Selatan Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Aceh 1. Kota Tarakan (R) 1. Kota Kendari (R)
1. Kutai Kartanegara (C) 1. Tana Toraja (R) 1. Poliwari Mandar (R)
1. Bireun (C & R)
2. Kota Bontang (C) 2. Enrekang (R)
Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Sumatera Barat 3. Barru (C)
1. Kota Palu (C)
1. Kota Padang (C) 4. Luwu Timur (C & R)
2. Kota Padang Panjang (C) Provinsi Maluku Utara
3. Kota Pariaman (R) 1. Halmahera Barat (C & R)
4. Padang Pariaman (C) 2. Halmahera Selatan (C & R)
3. Halmahera Timur (C)
Provinsi Sumatera Selatan
1. Ogan Ilir (C)

Provinsi Bangka Belitung Provinsi Jambi


1. Bangka (C & R) 1. Kota Jambi (C & R)

Provinsi Banten
1. Kota Tangerang Selatan (C)
Provinsi Lampung
1. Kota Bandar Lampung (C & R)
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Barat 1. Banyumas (R)
Provinsi DKI Jakarta
1. Kota Bandung (R) 2. Wonosobo (C & R) Provinsi Jawa Timur Provinsi Papua Barat
1. Kota Jakarta Pusat (C & R) 2. Kota Sukabumi (C) Provinsi DI Yogyakarta
3. Tegal (R) 1. Gresik (R) 1. Raja Ampat (R)
2. Kota Jakarta Utara (R) 3. Cirebon (R) 1. Kota Yogyakarta (R)
3. Kota Jakarta Barat (C & R) 4. Brebes (R) 2. Kulon Progo (C & R) 2. Sidoarjo (C & R)
4. Garut (R) Provinsi Bali Provinsi Papua
4. Kota Jakarta Selatan (C & R) 5. Blora (C & R) 3. Gunungkidul (C) 3. Lumajang (C & R)
5. Kota Bekasi (R) 1. Badung (R) 1. Kota Jayapura (C)
5. Kota Jakarta Timur (C & R) 6. Sukoharjo (R) 4. Sleman (R) 4. Situbondo (C & R)
6. Kota Depok (C) 2. Kota Denpasar (R) 2. Yahukimo (R)
6. Kepulauan Seribu (C) 7. Karanganyar (R) 5. Kota Surabaya (C & R)
7. Bandung Barat (R) 6. Kota Blitar (C)

Kasus campak positif terdapat di 35 Kab/Kota di 18 Provinsi


: Campak (C)
Kasus rubela positif terdapat di 42 Kab/Kota di 18 Provinsi
: Rubela (R) Data as received at central on 28 Nov 2021 Dots are randomly placed within province
• SITUASI PD3I di JAWA TIMUR

 Berdasarkan hasil penilaian menggunakan WHO Risk Assessment Tool terhadap aspek
kekebalan populasi, kualitas surveilans, pemberian layanan imunisasi dan tingkat ancaman
pada bulan Agustus 2021 menunjukkan bahwa sebanyak 18 kabupaten/kota di Jawa Timur
berisiko tinggi terhadap penularan polio, dan 13 kabupaten/kota berisiko tinggi penularan
campak

Berdasarkan data surveilans PD3I tahun 2022 yang diterima oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur sampai dengan bulan Mei 2022 telah dilaporkan kenaikan
kasus PD3I jika dibandingkan dengan bulan Mei 2021 diantaranya :
1. Kasus suspek difteri sebanyak 39 kasus (naik 1.7 kali lipat) diantaranya 6 kasus
positif C.diphtheriae dengan 1 kasus meninggal dunia dan 1 kasus positif
memiliki Hubungan Epidemiologis meninggal dunia.
2. Kasus campak konfirmasi laboratorium sebanyak 19 kasus (naik 6 kali lipat), dan
79 kasus rubela konfirmasi laboratorium (naik 26 kali lipat) dengan 1 Kejadian
Luar Biasa (KLB) mix Campak-Rubela di Kota Batu
SEBARAN KLB PD3I DI JAWA TIMUR TAHUN 2022

KLB Difteri 29 April 2022,

KLB Difteri 19 Jan 2022, Ponpes

1. KLB Difteri 2 Maret 2022, Pulau Gili,


Meninggal
2. KLB Difteri (Hub Epidemiologis), 13 Juni 2022,
Pulau Gili, Meninggal

KLB Mix Campak-Rubela KLB Difteri


2022 (4 kasus) 1. 29 April 2022
2. 3 Mei 2022
3. 14 Juni 2022
LANDASAN HUKUM

UUD 1945
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan
& diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan lingkungan hidup yang baik,
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan

UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014


“Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak - haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009
• Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah
terjadinya penyakit yg dapat dihindari melalui imunisasi
• Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak

UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014


“Pemerintah Daerah harus memperioritaskan Urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar dengan berpedoman pada Standar Pelayanan
Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat”

Imunisasi wajib diberikan pada bayi dan anak untuk mencegah


sakit, kecacatan dan kematian akibat PD3I
Kapan seorang anak dikatakan sudah mendapat imunisasi rutin Lengkap ?

IRL BUKAN IDL


Target RPJMN Program Imunisasi 2020-2024
JUMLAH BAYI USIA 0-11 BULAN YANG TIDAK D IMUNISASI
DASAR LENGKAP SELAMA TAHUN 2017-2021
16,347

18,000 108.747 (3.8%) bayi belum


16,000 mendapatkan IDL selama
12,207

14,000 tahun 2017-2021


12,000
9,117

10,000
6,330

8,000 Perlu dilakukan IMUNISASI KEJAR


5,812
5,357
5,174

(catch-up) untuk melengkapi


3,954

6,000
3,909
3,824
3,752
3,704
3,658
status imunisasi ANAK

2,124
2,074
2,055
2,015
4,000

1,611
1,579
1,534
1,497
1,325
1,103
1,072
1,037
977
973
925
897
2,000

498
491
457
385
355
337
281
-
-
-

Sumber: Laporan Rutin s.d 9 Februari 2022


JUMLAH BAYI USIA 0-11 BULAN YANG TIDAK LENGKAP
IMUNISASI DASAR (DROP OUT ) SELAMA TAHUN 2017-2021
10,742
12,000 114.924 (4.2%) bayi belum
lengkap Imunisasi (DROP
OUT) selama tahun 2017-
8,922

10,000
2021
7,653
6,859

8,000
6,118
5,252

Perlu dilakukan imunisasi kejar


5,046

6,000
4,427
4,342
4,128 (catch-up) untuk melengkapi
3,961 status imunisasi
3,315
3,306
3,065
3,004
2,845
4,000

2,571
2,549
2,438
2,327
2,154
2,113
2,112
1,933
1,787
1,736
1,616
1,602
1,256
1,034
2,000

927
756
685
670
550
539
297
287
-
an er ng lan iri ng ng go an ya do ng rto rjo sik an ngi ro an ng go ng ep so uk go wi lek tar un an an iri an un tar tu rto
Sumber: Laporan b s.d
ru Rutin
m ala 9kaFebruari a ja ng ub ba on gu ke oa re ng a go as ala ng ba en w o nj ro ga ga Bli di cit ru ed et di Bli Ba ke
ed p2022
a
u
s J M ne g K
a m ma boli T ura tub nga ojo Sid G mo yuw one ek M boli om um do Nga ono N ng a K g a
M Pa asu ta Ma M ota ota ojo
P a S u
L ro S i a j m a
L an Bo Pa ot Pro J S n r e P o ta K K M
B
P ta S ulu M B Bo P T ta K o
Ko T K a
t K o K o ta
Ko K
JUMLAH BADUTA USIA 12-24 BULAN YANG TIDAK LENGKAP
(DROP OUT) IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-HIB 4, SELAMA
TAHUN 2017-2021
60,000
567.924 (20.6%) baduta belum
lengkap imunisasi lanjutan DPT-
50,000
HB-HIB 4 (DROP OUT) selama
tahun 2017-2021
40,000

30,000
Perlu dilakukan imunisasi kejar
48,335

(catch-up) untuk melengkapi


39,850
37,437

20,000
36,869

status imunisasi
29,061
27,358
25,834
19,982
18,716
18,534
18,046

10,000 17,269
16,755
16,163
16,039
15,082
14,770
14,563
13,961
13,710
12,610
12,430
9,907
8,543
6,589
6,435
6,424
6,254
6,195
5,986
5,889
5,385
5,161
4,572
2,460
1,971
1,598
1,181
-
n g an ya er ng an ep ng sik go ng ng gi iri an so ng an ro to rjo an tar do an go an un lek tu w i an iri go tar uk un to
a b l n d o s o r i t t i a a d i j i r
al suru rab em mpa gka men aja Gre ling agu ala wa Ke Tub ow mba eka eg oke doa ong Bl bon aci oro age ad gga ta B Ng suru Ke ling a Bl gan ad oke
a
M a u J a an u u m o g M u n j i P on M M en o a ota bo ot N a M oj
P aS S B S L ob lun ota any nd Jo am ojo Mo S Lam itu P r K P
t P r u K B Bo P B S T ta K Pr o K K ot ta M
o
K Rutin s.d 9 Februari 2022 T K o a
Sumber: Laporan
Ko
t Ko
JUMLAH BADUTA USIA 12-24 BULAN YANG TIDAK LENGKAP
IMUNISASI LANJUTAN MR 2, SELAMA TAHUN 2017-2021
45,000
38,314 494.235 (18.1%) baduta
38,030
36,042
40,000 belum lengkap Imunisasi

33,357
32,868
35,000 Lanjutan MR 2 selama
tahun 2017-2021
25,841
30,000

21,548
20,372
25,000

19,868
18,885
18,482
15,598
20,000

14,964
14,844
Perlu dilakukan imunisasi kejar

14,210
13,951
12,976
15,000 (catch-up) untuk melengkapi

9,418
9,130
status imunisasi

7,669
6,822
6,590
6,256
6,104
10,000

5,610
5,324
5,077
4,902
4,893
4,748
4,641
3,843
3,659
3,419
2,239
2,031
5,000

876
834
-
g n a r n g n g g g p g i jo o o o n o n g i k o r i n n u k n r i n o o i r r n k o
l an rua bay be ala pan asa lan jan gun ene an oar os ngg gor uba ert nga ban res ond edi eta diu Bat ale cita edi rua ngg rog gaw lita lita diu nju ert
a m k k a a w i k g a g i B B a g a ok
M asu Sura Je ang Sam me a M um nga um yuw Sid ndo bol jone T ojo amo Jom G itub K Ma M ota eng Pa ta K asu bol ono N ta a M N oj
P a B a t L u S n o L S K r o P o P o
ot P Ko Tul Ba B o Pr B o M T K t a Pr
o
K ot
K aM
K K ot a t
K Ko
Sumber: Laporan Rutin s.d 9 Februari 2022
KONDISI JATIM
1. TERJADI PENURUNAN CAKUPAN IMUNISASI YANG SIGNIFIKAN SEJAK PANDEMI
COVID
2. AKUMULASI ANAK YANG TIDAK MENDAPATKAN IMUNISASI RUTIN
LENGKAP MENYEBABKAN TIDAK TERBENTUKNYA HERD IMUNITY

sangat berpotensi terjadi Kejadian Luar Biasa bahkan


Wabah

3. Mayoritas wilayah J AT I M berisiko tinggi terjadi penularan Penyakit PD3I


dan telah terjadi peningkatan kasus yang signifikan di Tahun 2021dan awal tahun
2022;
Kasus Difteri di Blitar, Tulungagung, Sampang dan Probolinggo
Kasus Campak Rubella di Kota Batu dan Situbondo
PEMETAAN WILAYAH RESIKO TINGGI KEGIATAN BIAN per KAB KOTA
PERIODE 2017 S/D 2021 JATIM

DPT-HB2 Kriteria resiko tinggi :


DPT-HB1
1. Besarnya sasaran
2. Terdapat wilayah
kumuh dan padat
3. Terdapat wilayah
sulit
geografi/kepulauan
4. Cak MR1, Cak MR2,
DROP OUT MR1,
DROP OUT MR 2
5. KLB CAMPAK

RENDAH SEDANG TINGGI SGT TINGGI


Bila situasi ini dibiarkan maka penularan penyakit akan
semakin meluas. Risiko bagi JAWA TIMUR :
Gagal mencapai target eliminasi Campak- Rubela
pada tahun 2023
Gagal mempertahankan Bebas Polio yang telah
dicapai sejak 2014, menjadi perhatian dunia
internasional bila sampai ditemukan satu saja kasus
polio
Peningkatan kasus dan KLB dapat menjadi beban
ganda di tengah pandemi COVID- 19 yang belum
selesai
Bagaimana apabila Anak yang tidak diimunisasi lengkap tidak memiliki
kekebalan sempurna terhadap penyakit-penyakit
seorang anak tidak berbahaya sehingga mudah tertular penyakit,
mendapatkan imunisasi menderita sakit berat, serta menderita cacat bahkan
meninggal dunia. Selain itu, mereka juga dapat
rutin lengkap?? menjadi sumber penularan penyakit bagi orang lain.

KLB
Akumulasi anak yang tidak
PD3I mendapat imunisasi rutin lengkap
mengakibatkan tidak akan
terbentuk Kekebalan Kelompok
atau Herd Immunity
Manfaat Imunisasi dan Herd Immunity

Manfaat Imunisasi Kekebalan Komunitas

MEMBENTUK PROTEKSI Dengan menu-


PROTEKSI SPESIFIK KEKEBALAN
LINTAS
INDIVIDU KELOMPOK runnya cakupan
(HERD IMMUNITY) KELOMPOK imunisasi rutin
• Kekebalan
kelompok lengkap, maka
terbentuk dg • Pemberian
cakupan imunisasi pada semakin turun
• imunisasi akan imunisasi yang kelompok usia
membentuk pula tingkat
antibodi tinggi dan tertentu (anak)
merata dan dapat kekebalan komu-
spesifik pd akan membatasi
individu nitas terhadap
melindungi penularan
terhadap anggota kepada PD3I
100% 80% 70% 60% <50%
penyakit
kelompok yang kelompok usia
tertentu
tidak bisa atau dewasa/orang
belum bisa tua BAHAYA
mendapat
imunisasi Cakupan imunisasi KLB atau
WABAH
Tantangan dan Permasalahan Program Imunisasi

1. Tenaga nakes terbagi untuk Penanganan Pandemi dan Vaksinasi COVID 19

2. Penutupan Posyandu / berkurangnya jadwal layanan imunisasi rutin selama masa Pandemi

3 Masyarakat takut datang ke pelayanan kesehatan karena takut tertular COVID 19

4. Pembatasan mobilitas selama masa pandemi COVID 19


5. Stock out/Kosongnya beberapa jenis vaksin (DPT-HB-HIB dan IPV) selama beberapa bulan
6. Vaccine hesitancy (isu-isu negatif imunisasi, hoax )
6. Penjangkauan sasaran imunisasi di daerah sulit baik Geografi maupun daerah elit

7. Pencatatan pelaporan manual dan belum real time (validitas rendah)


SOLUSI / PEMECAHAN
MASALAH
Dasar hukum (1)
1. SE Dirjen P2P No. :SR.02.06/II/2268/2021 TGL 31
Agustus 2021 ttg Pelaksanaan Bulan Imunisasi Campak
dan Rubela Tahun 2022 dan Penguatan Imunisasi Rutin

2. SE Dirjen P2P No. SR.02 .06/II/1589/2022 tgl 10 Maret


2022, Hal : Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional
Tahun 2022

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor HK.01.07/menkes/1113/2022 tanggal 11 April
2022, tentang penyelenggaraan bulan imunisasi anak
nasional tahun 2022
Dasar hukum (2)
4. Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit No. HK.02.02/c/2317/2022
tanggal 19 April 2022 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Bulan Imunisasi Anak Nasional

5. SE Kemendagri No. 440/2882/Bangda tgl 25 April 2022,


Hal : Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional Tahun
2022

6. SE TP PKK Pusat No. 052/Pokja IV/PKK.Pst/IV/2022


tanggal 27 April 2022 tentang Penyelenggaraan Bulan
Imunisasi Anak Nasional Tahun 2022
Dasar hukum (3)
7. SRT Edaran Mendikbud Riset dan Teknologi RI No. 1
Tahun 2022 tanggal 18 Januari 2022, tentang Dukungan
Pelaksanaan BIAN 2022 pada Satuan Pendidikan

8. SRT Edaran Kementerian Komunikasi dan Informatika RI


No. B-938/DJIKP.2/IK.01.02/05/2022 tentang Bulan
Imunisasi Anak Nasional

9. SE Kadinkes Provinsi Jawa Timur No.


443.33/4906/102.3/2022 tentang Persiapan Bulan
Imunisasi Anak Nasional
10. RADIOGRAM Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 555.3/2351/BPD Tanggal 13 MEI 2022 tentang
Dukungan Bulan Imunisasi Anak Nasional
Dasar hukum (4)
11. SRT Edaran TP PKK Prov No. 189/Pokja
IV/PKK.Prov/V/2022 tanggal 20 Mei 2022 perihal
Dukungan BIAN di Provinsi Jawa Timur kepada TP PKK
Kab/Kota Se-jawa Timur

12. SRT Edaran PW AISYIYAH Jawa Timur kepada Pimpinan


Daerah Aisyiyah Se-Jawa Timur No. 120/PWAA/V/2022
tanggal 18 Mei 2022 perihal TL dalam rangka
mendukung kegiatan BIAN di provinsi Jawa Timur

13. SE KETUA IDI PUSAT NO. 0269/PB/A.3/05/2022


tanggal 19 MEI 2022 tentang Dukungan Bulan
Imunisasi Anak Nasional
Dasar hukum (5)
14. SRT Edaran Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur No.
045.2/3340/101.01/2022 tanggal 3 Juni 2022 perihal
Dukungan pelaksanaan BIAN pada bulan Agustus 2022
di Provinsi Jawa Timur kepada Kepala Dinas Pendidikan
Kab/Kota Se-jawa Timur
15. SRT Edaran PW MUSLIMAT NU Jawa Timur kepada
Pimpinan Cabang Muslimat BU Kabupaten/Kota Se-
Jawa Timur No. 165/A/PWM-NU/VI/2022 tanggal 20
Mei 2022 perihal TL dalam rangka mendukung kegiatan
BIAN di provinsi Jawa Timur
V
V
Perhitungan dan Pendataan sasaran
◉ Data Sasaran Imunisasi Tambahan Campak Rubela (KAMPANYE MR)

Anak usia:

9-59 bulan,
LENGKAP, TIDAK LENGKAP , BELUM
DIIMUNISASI SAMA SEKALI SEMUA
MENDAPAT 1 DOSIS IMUNISASI MR

Lakukan verifikasi data sasaran individu pada database yang dapat diakses melalui
dashboard pada laman berikut http://sehatindonesiaku.kemkes.go.id/

33
Perhitungan dan Pendataan sasaran
◉ Data Sasaran Imunisasi Tambahan Campak Rubela (KAMPANYE MR)

SASARAN RIIL BERDASARKAN


PENDATAAN bersumber KOHORT,
BUKU KIA POSYANDU, PIS PK,
SASARAN VIT A (GIZI), SASARAN
BULAN TIMBANG, PENCATATAN
PELAPORAN DARI UPS dll
(LAHIR PERIODE 1 SEPTEMBER 2017 sd 31
OKTOBER 2021

Lakukan verifikasi data sasaran individu pada database yang dapat diakses melalui
dashboard pada laman berikut http://sehatindonesiaku.kemkes.go.id/
(ASIK)

34
ESTIMASI SASARAN
IMUNISASI TAMBAHAN MR

JAWA TIMUR
2,399,159 ANAK
Perhitungan dan Pendataan sasaran
◉ Data Sasaran Imunisasi Kejar (BLF / PENYULAMAN sd 59 bln)

Anak usia 12-59 bulan

Lakukan verifikasi data sasaran individu


pada database yang dapat diakses melalui
dashboard pada laman berikut
http://sehatindonesiaku.kemkes.go.id/
(ASIK)

36
Perhitungan dan Pendataan sasaran
◉ Data Sasaran Imunisasi Kejar (BLF / PENYULAMAN sd 59 bln)

PUSKESMAS : SASARAN RIIL BERDASARKAN


PENDATAAN bersumber KOHORT, BUKU KIA,
KARTU IMUNISASI DI SWASTA DLL DENGAN
MELIHAT STATUS IMUNISASI YANG BELUM
Anak usia 12-59 bulan DIDAPAT
(LAHIR PERIODE 1 SEPTEMBER 2017 sd 31
AGUSTUS 2021

Lakukan verifikasi data sasaran individu


pada database yang dapat diakses melalui
dashboard pada laman berikut
http://sehatindonesiaku.kemkes.go.id/
(ASIK)

37
ESTIMASI SASARAN
IMUNISASI KEJAR JAWA
TIMUR
OPV =162.122 ANAK
IPV =548.438 ANAK
DPT-HB-HIB =189643 ANAK
Tabel pemberian imunisasi saat BIAN (KAMPANYE MR)
Untuk usia 9 - 11 bulan

Pemberian imunisasi selain


Pemberian imunisasi di hari Dosis imunisasi
Usia anak pelaksanaan imunisasi KAMPANYE Campak selanjutnya
Rubela di hari pelaksanaan

9-11 bulan Berikan 1 dosis imunisasi Periksa status imunisasi rutin. Lengkapi status imunisasi
tambahan Campak Rubela dan Berikan imunisasi lain apabila yang masih belum
dicatat sebagai cakupan ada dosis imunisasi yang belum lengkap
KAMPANYE MR (BIAN) dan lengkap dan catat dalam
Imunisasi Rutin cakupan imunisasi dasar
lengkap.
Tabel pemberian imunisasi saat BIAN
Untuk usia 12-59 bulan (KAMPANYE MR & KEJAR IMUNISASI/BLF)
59 BLN )
Tabel pemberian imunisasi saat BIAN
Untuk usia 12-59 bulan (KAMPANYE MR & KEJAR IMUNISASI/BLF 59 BLN )
Tempat Pelayanan BIAN

Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Pos Pelayanan Imunisasi:


 Puskesmas, Puskesmas pembantu;  Pos pelayanan di SEKOLAH (PAUD)
 Rumah Sakit Pemerintah, Rumah
Sakit Swasta, Rumah Sakit/klinik TNI dan
 Pos pelayanan komunitas: Posyandu,
POLRI
polindes, Pos Mobile dengan mobil
 Klinik, Praktik Dokter Swasta, Tempat Praktik
Mandiri Bidan; dan Puskesmas keliling atau lainnya, dan TTU
 Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

• 9
Menilai Cakupan Bulan Imunisasi Anak
Nasional

Target Cakupan Campak Rubela 95% Seluruh sasaran imunisasi tambahan campak rubela.
Cakupan merata di seluruh desa dan kelurahan.

Target Cakupan Imunisasi Kejar


Seluruh target yang tidak/belum lengkap
OPV 80% imunisasi OPVnya mendapatkan 1 dosis
imunisasi OPV

Seluruh target yang tidak/belum lengkap


80%
IPV imunisasi
imunisasi IPV
IPVnya mendapatkan 1 dosis

80% Seluruh target yang tidak/belum lengkap imunisasi


DPT-HB-Hib DPT- HB-Hibnya mendapatkan 1 dosis imunisasi DPT-
HB-Hib

Halaman Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN)


RENCANA KERJA BIAN
TK PROVINSI
PERSIAPAN
PERSIAPAN
PERSIAPAN
PERSIAPAN
MONITORING & EVALUASI
MONITORING & EVALUASI
PERAN STEAKEHOLDERS
YANG DIHARAPKAN
Peran Petugas kesehatan
Melakukan pendataan sasaran BIAN

Membuat pengumuman jadwal BIAN

Memastikan pos imunisasi memenuhi


standar protokol kesehatan

Melakukan skrining

Melakukan pemberian imunisasi dan


observasi setelah penyuntikan

Mencatat hasil imunisasi ke dalam aplikasi


Sehat Bersama

Memonitoring cakupan dan melacak


anak yang belum diimunisasi
Peran Guru (pos vaksinasi dan Kader)
Membantu melakukan pendataan sasaran BIAN

Mengajak dan mengingatkan orang tua untuk


datang ke pos imunisasi BIAN

Mengatur alur pelayanan imunisasi di pos pelayanan

Membantu petugas kesehatan melakukan skrining


Mencatat hasil imunisasi di buku KIA atau rapor
kesehatanku atau catatan imunisasi lainnya

Memberikan pen marker pada kelingking kiri anak


yang sudah mendapatkan imunisasi tambahan
Campak Rubela

Membantu melacak anak yang belum diimunisasi


PERAN LINTAS SEKTOR YANG DIHARAPKAN …1)

1. TNI dan POLRI:


a. Mensosialisasikan pentingnya imunisasi khususnya BIAN kepada
jajaran dibawahnya
b. Memotivasi serta memobilisasi sasaran BIAN untuk mendatangi
Pos Pelayanan terdekat.
b. Menyediakan tempat pelayanan imunisasi (jika diperlukan oleh
tim Puskesmas).
c. Menjemput sasaran yang belum sempat hadir
d. Mengamankan proses pelayanan imunisasi  sebelum, sedang dan
setelah pelaksanaan BIAN.
PERAN LINTAS SEKTOR YANG DIHARAPKAN …2)

2. Dinas Pendidikan dan Kemenag Kabupaten/Kota, BKKBN (Bina Keluarga


Balita)  PAUD, Fly Group, TK, dll:
a. Mensosialisasikan pentingnya imunisasi khususnya BIAN kepada
jajaran dibawahnya melalui SURAT EDARAN
b. Memotivasi dan memobilisasi sasaran BIAN untuk mendatangi
Pos Pelayanan terdekat.
b. Menyediakan tempat pelayanan imunisasi (jika diperlukan oleh
tim Puskesmas).
c. Membantu proses pelayanan imunisasi (khusus guru PAUD/Fly
Group/TK)  mengatur antrian, memanggil/absensi sasaran dll.
PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG DIHARAPKAN …3)

3. Tim Penggerak PKK:


a. Mensosialisasikan pentingnya imunisasi khususnya BIAN kepada
jajaran dibawahnya untuk selanjutnya meneruskan ke masyarakat
 jadwal, tempat, dll
b. Memotivasi dan memobilisasi sasaran BIAN untuk mendatangi
Pos Pelayanan terdekat.
b. Menyiapkan kader Kesehatan dan Posyandu untuk pelayanan
imunisasi BIAN
c. Membantu proses pelayanan imunisasi  administrasi, mengatur
antrian, memanggil/absensi sasaran, RR di format pelaporan dan buku KIA dll.
PERAN ORMAS KEAGAMAAN YANG DIHARAPKAN …4)

4. Muslimat NU, Fatayat, Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, dll:


a. Mensosialisasikan pentingnya imunisasi khususnya BIAN kepada
jajaran dibawahnya untuk selanjutnya meneruskan ke anggotanya
b. Memotivasi dan memobilisasi sasaran BIAN untuk mendatangi
Pos Pelayanan terdekat.
c. Menyediakan tempat pelayanan imunisasi (jika diperlukan oleh
tim Puskesmas).
c. Membantu proses pelayanan imunisasi  mengatur antrian,
memanggil/absensi sasaran, RR di format pelaporan dan buku KIA dll.
dll.
PERAN ORGANISASI PROFESI YANG DIHARAPKAN …5)

5. IDI, IBI, PPNI, dll:

a. Mensosialisasikan pentingnya imunisasi khususnya BIAN


kepada jajaran dibawahnya untuk selanjutnya meneruskan
kepada anggotanya
b. Berperan aktif dalam sosialisasi dan edukasi masyarakat tentang pentingnya
imunisasi dan kegiatan BIAN
c. Membantu memantau, melaporkan KIPI ke Puskesmas/Dinas
Kesehatan Kab/kota dan memberikan penjelasan dengan benar dan
secara obyektif
PERAN ORGANISASI PROFESI YANG DIHARAPKAN …5)

5. IDI, IBI, PPNI, dll:


d. Berperan aktif dalam menggerakkan sasaran, mis dengan mereview
riwayat imunisasi semua pasien usia balita memasukkan sebagai data
sasaran BIAN ke puskesmas / dinkes Kab/Ko dan menganjurkan mereka utk
ke puskesmas / pos BIAN terdekat
e. Berkoordinasi dengan Dinkes/Puskesmas untuk memberikan
pelayanan imunisasi saat BIAN di fasilitas pelayanan kesehatan
masing2 atau menjadi bagian dari tim imunisasi di pos imunisasi BIAN
ATAU
Menyediakan tenaga medis-paramedis untuk membantu
pelayanan imunisasi (jika diperlukan oleh tim Puskesmas)
TERIMA KASIH
MARI KITA MANFAATKAN KAPASITAS,
POTENSI DAN POSISI KITA MASING-
MASING

SEMOGA PERAN KITA IKUT SERTA DALAM


MELINDUNGI ANAK-ANAK BANGSA DARI
PENYAKIT MENULAR DAN BERBAHAYA
SERTA MEMATIKAN INI

Menjadi

AMAL SHOLEH YANG AKAN


MENYELAMATKAN KITA DI YAUMIL HISAB
KELAK

Anda mungkin juga menyukai