Anda di halaman 1dari 10

PERBUP NO 35 TAHUN 2019

PEDOMAN PENGGUNAAN
PEMINDAI SIDIK JARI APARATUR SIPIL
NEGARA
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
KABUPATEN MADIUN

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH


DASAR PERTIMBANGAN
 MENINGKATKAN PROFESIONALITAS DAN KINERJA ASN  DISIPLIN MENTAATI
HARI DAN JAM KERJA
 PEMANFAATAN TIK  MENINGKATKAN EFISIENSI, EFEKTIFITAS,
TRANSPARANSI & AKUNTABILITAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAH
DAERAH
BAB
I I PERANGKAT PEMINDAI SIDIK
JARI
Perangkat pemindai sidik jari dipasang pada setiap Kantor Perangkat Daerah di tempat
yang mudah dijangkau oleh pegawai ASN.
1. Kepala Perangkat Daerah bertanggung jawab atas pemanfaatan dan keamanan
perangkat pemindai sidik jari terhadap gangguan fisik maupun non fisik.
2. Pemeliharaan perangkat pemindai sidik jari, beban biaya perawatan serta penggantian
perangkat pemindai sidik jari menjadi tanggung jawab masing-masing Perangkat
Daerah.
3. Apabila terjadi kerusakan/gangguan pada perangkat pemindai sidik jari, perangkat lunak,
maupun jaringan yang mengakibatkan terjadinya gangguan pelaporan menjadi
tanggung jawab masing-masing Perangkat Daerah.
AB III
OPERATOR PEMINDAI SIDIK
JARI
B

1. Dinas Komunikasi dan Informatika berwenang melakukan monitoring terhadap sistem


aplikasi guna menjaga akurasi dan keamanan data.
2. Badan Kepegawaian Daerah dan Inspektorat berwenang mengawasi pengelolaan dan
pemanfaatan pemindai sidik jari dalam rangka pembinaan kinerja Pegawai ASN.
3. Kepala Perangkat Daerah menunjuk 1 (satu) orang operator.
4. Operator sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah PNS yang mempunyai integritas
serta dapat mengoperasikan komputer.
SIDIK JARI DAN TATA
BAB IV
CARA PEMINDAI SIDIK
Pasal 5 JARI
1. Sidik jari yang digunakan pada pemindai sidik jari adalah sidik jari ibu jari dan telunjuk tangan
kanan Pegawai ASN.
2. Pegawai ASN dibantu oleh operator merekam sidik jarinya pada perangkat Pemindai Sidik Jari.
3. Penyalahgunaan sidik jari yang tidak sesuai dengan ayat (1) dapat dikenakan sanksi sesuai
ketentuan Peraturan Perundangan.
Pasal 6
Pemindaian sidik jari dilaksanakan sebagai berikut :
4. Hari Senin sampai Kamis, pemindaian sidik jari masuk kerja dilakukan paling akhir pukul 07.00 WIB
dan pemindaian sidik jari pulang kerja dilakukan paling awal pukul 14.30 WIB.
5. Hari Jumat, pemindaian sidik jari masuk kerja dilakukan paling akhir pukul 06.30 WIB dan
pemindaian sidik jari pulang kerja dilakukan paling awal pukul 13.30 WIB.
Pasal 7
1. Pegawai ASN yang tugasnya bersifat pemberian pelayanan langsung secara terus-menerus
dan/atau mempunyai hari kerja dan jam kerja tersendiri diatur tersendiri oleh Kepala
Perangkat Daerah atas persetujuan Pejabat Pembina Kepegawaian.
2. Dalam hal Pegawai ASN yang ditugaskan di tempat terpisah dari Kantor Perangkat Daerah
induknya, maka pemindaian sidik jari dapat dilakukan pada kantor Perangkat Daerah terdekat
dengan tempat kerjanya.
Pasal 8
3. Dalam hal Pegawai ASN meninggalkan Kantor Perangkat Daerah tempat kerjanya sebelum
jam kerja, izin, sakit atau melaksanakan tugas di luar tempat kerja, maka wajib melakukan
pemindaian sidik jari pada saat meninggalkan tempat kerja.
4. Dalam hal Pegawai ASN melaksanakan pemindaian sidik jari sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), maka Operator pemindai sidik jari mengisi keterangan dinas/tugas belajar, sakit, izin
dan/atau cuti di rekapitulasi laporan berdasarkan surat tugas, surat keterangan sakit,
persetujuan izin dan persetujuan cuti PNS bersangkutan.
5. Operator pemindai sidik jari memberi keterangan/laporan pemindaian para Pegawai ASN yang
karena kondisi dan sifat tugasnya diatur tersendiri oleh Kepala Perangkat Daerah.
6. Operator dilarang mengubah, merekayasa, memanipulasi dan melakukan
kecurangan terhadap basis data pemindai sidik jari .
V
BAB
Pasal 9 PELAPORAN
1. Untuk pembinaan dan pengawasan kepegawaian, Badan Kepegawaian Daerah
dan Inspektorat dapat mencetak hasil pemindaian sidik jari Pegawai ASN
sesuai dengan kebutuhan dalam bentuk laporan harian, mingguan dan bulanan.
2. Untuk kebutuhan laporan kehadiran, Operator Perangkat Daerah dapat mencetak
hasil pemindaian sidik jari dalam bentuk laporan harian, mingguan dan bulanan.
Pasal 10
3. Kepala Perangkat Daerah wajib menyampaikan laporan hasil pemindaian
sidik jari Pegawai ASN kepada Bupati setiap bulan.
4. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat
tanggal 4 bulan berikutnya.
5. Bentuk laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan format
sistem yang berlaku.
VI
BAB
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 11
 Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) dapat digunakan sebagai dasar
penghitungan besaran perolehan tunjangan kinerja PNS.
Pasal 12
1. Pegawai ASN atau pihak manapun dilarang melakukan perbuatan yang dapat merusak
dan/atau mengganggu berfungsinya perangkat pemindai sidik jari.
2. Bagi Pegawai ASN atau pihak manapun yang melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 13
 Pada saat Peraturan Bupati ini berlaku, maka Peraturan Bupati Madiun Nomor 28 A
Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Presensi Sidik Jari di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Madiun dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 14
1. Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.  26-8-2019
2. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Madiun.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai