0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan10 halaman
Peraturan Bupati ini mengatur pedoman penggunaan pemindaian sidik jari aparatur sipil negara di lingkungan pemerintah Kabupaten Madiun. Dokumen ini menjelaskan tentang perangkat pemindaian sidik jari, operator pemindaian, tata cara pemindaian, pelaporan hasil pemindaian, sanksi pelanggaran, dan ketentuan penutup. Peraturan ini mulai berlaku sejak diundangkan pada tanggal 26 Agustus 2019.
Peraturan Bupati ini mengatur pedoman penggunaan pemindaian sidik jari aparatur sipil negara di lingkungan pemerintah Kabupaten Madiun. Dokumen ini menjelaskan tentang perangkat pemindaian sidik jari, operator pemindaian, tata cara pemindaian, pelaporan hasil pemindaian, sanksi pelanggaran, dan ketentuan penutup. Peraturan ini mulai berlaku sejak diundangkan pada tanggal 26 Agustus 2019.
Peraturan Bupati ini mengatur pedoman penggunaan pemindaian sidik jari aparatur sipil negara di lingkungan pemerintah Kabupaten Madiun. Dokumen ini menjelaskan tentang perangkat pemindaian sidik jari, operator pemindaian, tata cara pemindaian, pelaporan hasil pemindaian, sanksi pelanggaran, dan ketentuan penutup. Peraturan ini mulai berlaku sejak diundangkan pada tanggal 26 Agustus 2019.
PEDOMAN PENGGUNAAN PEMINDAI SIDIK JARI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
DASAR PERTIMBANGAN MENINGKATKAN PROFESIONALITAS DAN KINERJA ASN DISIPLIN MENTAATI HARI DAN JAM KERJA PEMANFAATAN TIK MENINGKATKAN EFISIENSI, EFEKTIFITAS, TRANSPARANSI & AKUNTABILITAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH BAB I I PERANGKAT PEMINDAI SIDIK JARI Perangkat pemindai sidik jari dipasang pada setiap Kantor Perangkat Daerah di tempat yang mudah dijangkau oleh pegawai ASN. 1. Kepala Perangkat Daerah bertanggung jawab atas pemanfaatan dan keamanan perangkat pemindai sidik jari terhadap gangguan fisik maupun non fisik. 2. Pemeliharaan perangkat pemindai sidik jari, beban biaya perawatan serta penggantian perangkat pemindai sidik jari menjadi tanggung jawab masing-masing Perangkat Daerah. 3. Apabila terjadi kerusakan/gangguan pada perangkat pemindai sidik jari, perangkat lunak, maupun jaringan yang mengakibatkan terjadinya gangguan pelaporan menjadi tanggung jawab masing-masing Perangkat Daerah. AB III OPERATOR PEMINDAI SIDIK JARI B
1. Dinas Komunikasi dan Informatika berwenang melakukan monitoring terhadap sistem
aplikasi guna menjaga akurasi dan keamanan data. 2. Badan Kepegawaian Daerah dan Inspektorat berwenang mengawasi pengelolaan dan pemanfaatan pemindai sidik jari dalam rangka pembinaan kinerja Pegawai ASN. 3. Kepala Perangkat Daerah menunjuk 1 (satu) orang operator. 4. Operator sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah PNS yang mempunyai integritas serta dapat mengoperasikan komputer. SIDIK JARI DAN TATA BAB IV CARA PEMINDAI SIDIK Pasal 5 JARI 1. Sidik jari yang digunakan pada pemindai sidik jari adalah sidik jari ibu jari dan telunjuk tangan kanan Pegawai ASN. 2. Pegawai ASN dibantu oleh operator merekam sidik jarinya pada perangkat Pemindai Sidik Jari. 3. Penyalahgunaan sidik jari yang tidak sesuai dengan ayat (1) dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan Peraturan Perundangan. Pasal 6 Pemindaian sidik jari dilaksanakan sebagai berikut : 4. Hari Senin sampai Kamis, pemindaian sidik jari masuk kerja dilakukan paling akhir pukul 07.00 WIB dan pemindaian sidik jari pulang kerja dilakukan paling awal pukul 14.30 WIB. 5. Hari Jumat, pemindaian sidik jari masuk kerja dilakukan paling akhir pukul 06.30 WIB dan pemindaian sidik jari pulang kerja dilakukan paling awal pukul 13.30 WIB. Pasal 7 1. Pegawai ASN yang tugasnya bersifat pemberian pelayanan langsung secara terus-menerus dan/atau mempunyai hari kerja dan jam kerja tersendiri diatur tersendiri oleh Kepala Perangkat Daerah atas persetujuan Pejabat Pembina Kepegawaian. 2. Dalam hal Pegawai ASN yang ditugaskan di tempat terpisah dari Kantor Perangkat Daerah induknya, maka pemindaian sidik jari dapat dilakukan pada kantor Perangkat Daerah terdekat dengan tempat kerjanya. Pasal 8 3. Dalam hal Pegawai ASN meninggalkan Kantor Perangkat Daerah tempat kerjanya sebelum jam kerja, izin, sakit atau melaksanakan tugas di luar tempat kerja, maka wajib melakukan pemindaian sidik jari pada saat meninggalkan tempat kerja. 4. Dalam hal Pegawai ASN melaksanakan pemindaian sidik jari sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Operator pemindai sidik jari mengisi keterangan dinas/tugas belajar, sakit, izin dan/atau cuti di rekapitulasi laporan berdasarkan surat tugas, surat keterangan sakit, persetujuan izin dan persetujuan cuti PNS bersangkutan. 5. Operator pemindai sidik jari memberi keterangan/laporan pemindaian para Pegawai ASN yang karena kondisi dan sifat tugasnya diatur tersendiri oleh Kepala Perangkat Daerah. 6. Operator dilarang mengubah, merekayasa, memanipulasi dan melakukan kecurangan terhadap basis data pemindai sidik jari . V BAB Pasal 9 PELAPORAN 1. Untuk pembinaan dan pengawasan kepegawaian, Badan Kepegawaian Daerah dan Inspektorat dapat mencetak hasil pemindaian sidik jari Pegawai ASN sesuai dengan kebutuhan dalam bentuk laporan harian, mingguan dan bulanan. 2. Untuk kebutuhan laporan kehadiran, Operator Perangkat Daerah dapat mencetak hasil pemindaian sidik jari dalam bentuk laporan harian, mingguan dan bulanan. Pasal 10 3. Kepala Perangkat Daerah wajib menyampaikan laporan hasil pemindaian sidik jari Pegawai ASN kepada Bupati setiap bulan. 4. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat tanggal 4 bulan berikutnya. 5. Bentuk laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan format sistem yang berlaku. VI BAB KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 11 Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) dapat digunakan sebagai dasar penghitungan besaran perolehan tunjangan kinerja PNS. Pasal 12 1. Pegawai ASN atau pihak manapun dilarang melakukan perbuatan yang dapat merusak dan/atau mengganggu berfungsinya perangkat pemindai sidik jari. 2. Bagi Pegawai ASN atau pihak manapun yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Pada saat Peraturan Bupati ini berlaku, maka Peraturan Bupati Madiun Nomor 28 A Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Presensi Sidik Jari di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Madiun dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 14 1. Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 26-8-2019 2. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Madiun. Terima Kasih