Tambang Batubara
KLASIFIKASI HANDAK
EXPLOSIVES MATERIALS
PROPELLANT
LIQUID SOLID
(A
D,
cc
ub
ur
,S
ac
,H
y
O PTIMUM
of
,B
St
S
em
of
EXPLO SIVES
m
y
ac
in
ur
g
cc
)
PERFO RMANC E
(A
Blast
Design
Evaluasi Hasil
HASIL BLASTING Pola rangkaian
Blasting
OPTIMAL
Charging handak
BEBERAPA PERTIMBANGAN
UTAMA BLASTING
Pengendali keberhasilan blasting adalah
kondisi batuan bukan bahan peledak.
Kesalahan Blast Design tidak bisa
diselesaikan dengan konfigurasi delay.
Hampir 90% faktor utama dampak
peledakan akibat Human Error.
Setiap perencanaan blasting berpedoman
pada prinsip Mekanisme Pecahnya Batuan.
Mekanisme pecahnya batuan akibat
peledakan
Mekanisme pecahnya batuan akibat
peledakan
(1) Ketika bahan peledak berdetonasi, maka akan mengakibatkan stress
pada batuan dan tekanan gas yang sangat tinggi (ANFO = 2850
Mpa = 28.500 atm) dalam lubang tembak.
(2) Batuan di sekitar lubang tembak ( 2 sampai 3 kali diameter lubang
tembak) terdorong akibat tekanan ledakan yang sangat tinggi,
kemudian terjadi rekahan-rekahan sejauh 20 sampai 30 kali
diameter.
(3) Tekanan gas yang sangat tinggi berlaku sebagai kapak yg
memperbesar rekahan, baik pada arah radial maupun tangensial.
(4) Batuan terdorong ke arah bagian yang mempunyai tekanan terkecil
(free face) akibatnya terjadi tekanan tarik (Tensile) kearah balik dan
pada saat inilah proses pecahnya batuan optimal.
(5) Gas bahan peledak lepas ke atmosfer dan terjadi tumpukan batuan
karena gaya gravitasi.
BLAST
PT.BUMA JOBPLAN
SITE ……..
COAL MINE PROJECT
(…………………………) (…………………………)
1. BURDEN
True Burden
Tinggi Jenjang
Lb Bor
BURDEN REFERENCE
Titik referensi
100 m 4m 4m
Crest
Toe
True Burden
4m 4m
Blast 2 Blast 1
2. SPACING
Lubang bor
Fresh Rock
Primer
Aktivitas Stemming
Surface
Surface
BLAST HOLE REFERENCE
Record EL = 1.85
Ref - EL = 1.70
1.8 m
6m
8. Powder Factor
Untuk mencapai target produksi batubara 2 juta ton per tahun perlu
dikupas overburden (o/b) sebanyak 7 juta bcm (karena Stripping Ratio
= 3½ : 1) . Densitas o/b hasil pengujian rata-rata 2,5 ton/m3 dan
bahan peledak yang akan digunakan adalah ANFO dengan densitas 0,85
gr/cc. Alat bor yang dimiliki Tamrock type Drilltech D25K yang mampu
membuat lubang berdiameter 4¾ - 6¾ inci. Fragmentasi hasil peledak
harus baik, artinya sesuai dengan dimensi bucket alat muat, airblast,
flyrock dan getaran kurang. Alat muat mampu menjangkau sampai 12
m.
Hitung :
a. Target Produksi per Bulan
b. Jarak Burden, Spasi, Stemming, Kedalaman Lubang, Subdrilling
c. Jumlah Lubang Bor
d. Kebutuhan Bahan Peledak selama 1 tahun
e. Powder Faktor
BLASTING RECOVERY
OB yang terloading
% Blast Recovery =
Geometri yang terukur
BLASTING RECOVERY
CARA LOADING
MATERIAL BLASTING
• Lakukan Pengukuran koordinat “Blast Sequence” sebelum
peledakan dan setelah di loading.
• Sub Drill tidak diambil, krn diperlukan untuk leveling
• Pengambilan harus tuntas, karena berdampak pada blasting
berikutnya. Misalnya :
- Berdampak ke Stemming.
- Mempersulit Pemboran.
- Prediksi kedalaman tdk akurat.
- Volume blasting kecil.
- Unsafe.
• Jika berlumpur, usahakan air dikeluarkan dulu shg material blasting
bisa diambil.
• Loading harus dilakukan layer per layer / bertahap.
• Jika loading dikemiringan atau ditempat undulating harus selalu
dikoordinasikan dengan Engineering/ Blasting Engineer.
Pemboran pada kondisi undulating tp
di bor dengan kedalaman yg sama
akibatnya loading PC tidak terkontrol
Sehingga menyulitkan preparasi
berikutnya. (BLOK 8)
Pemboran di blastrock
1. Priming
3. Stemming
3. PERANGKAIAN
Metode Perangkaian :
e. Electronic Detonator
URUTAN AKTIVITAS PENANGANAN MISSFIRE
ENGINEERING DEPARTMENT
DRILL & BLAST
ENGINEER BLASTER
1. Terjadi misfire atau gagal ledak.
Terjadi misfire
(gagal ledak) 2. Memeriksa rangkaian (line) lubang yang
misfire :
- Apabila ( masih bagus), maka lakukan
Re-blasting.
- Apabila tidak bagus, maka keluarkan
Tidak Line masih stemming.
Melokalisir lubang
yang misfire bagus ?
Catatan :
- Pemeriksaan rangkaian dilakukan 2 menit
Ya setelah peledakan pertama.
Mengeluarkan Stemming - Untuk keperluan peledakan kedua (re-
blasting) jika terjadi misfire maka Blaster
Re-Blasting
mengorder detonator
untuk keperluan tersebut. Pengorderan,
pemakaian dan atau pengembalian spare
Tidak detonator ini dijelaskan dalam Berita Acara
Berhasil ? Selesai Peledakan.
- Indikasi bagus / tidaknya, jika inhole
delay terputus didlm lubang/tertimbun
Ya
3. Melokalisir lubang yang misfire sedemikian
sehingga orang yang tidak berkepentingan
Top Priming tidak dapat masuk ke lokasi tersebut.
4. Mengeluarkan Stemming.
5. Memeriksa apakah stemming berhasil
Lokalisir lubang dikeluarkan atau tidak ? :
- Jika Ya (berhasil), maka lakukan
top priming.
- Jika Tidak berhasil, maka lokalisir lubang.
ANFO atau Emulsion
6. Melokalisir lubang tembak
Emulsion?
7. Mengecek jenis bahan peledak apakah
ANFO atau Emulsion ? :
ANFO
- Jika ANFO , maka menyiram lubang
tembak terus-menerus dengan air sampai
Menyiram lubang bahan peledak (explosives) menjadi
tembak dengan mandul.
air terus menerus - Jika Emulsion, maka membuat lubang baru
sampai explosives
8. Menyiram lubang tembak
larut
A
URUTAN AKTIVITAS PENANGANAN MISSFIRE
BLASTING
GROUP LEADER BLASTER
Pengawasan
penggalian
lubang misfire
1
23
PICA 4
Selesai
Preparasi lokasi pemboran yang optimal
Preparasi Lokasi
yang cukup baik
Cek Lubang
Priming
CAUSED AND REDUCTION OF FLY ROCK
STEMMING
EXPLOSIVE
BURDEN
CAUSE – TOO SMALL OF A BURDEN DISTANCE
REDUCTION – INCREASE BURDEN BY DRILLING CREST
ROW FARTHER AWAY FROM THE CREST
FLY ROCK
STEMMING
STEMMING
FLY ROCK
MUD SEAM
EXPLOSIVE
CAUSE – WEAK GEOLOGY (MUD SEAM)
REDUCTION – HAVE DRILLER NOTE SOFT SEAM ON DRILL
RECORD AND PLACE INERT MATERIAL IN WEAK ZONE DURING LOADING
CAUSED AND REDUCTION OF FLY ROCK (cont.)
CREST COLLAR
STEMMING
FLY ROCK
EXPLOSIVE
CAUSE – IMPROPER DRILLING
REDUCTION – IMPLEMENT ACCURATE DRILL SET-UP AND
COLLAR LOCATION
FLY ROCK
STEMMING
EXPLOSIVE
INSTANTANEOUS INITIATION
CAUSE –
REDUCTION – USE MILLISECOND DELAYS TO DETONATE
EACH HOLE INDIVIDUALLY
FLY ROCK
STEMMING
EXPLOSIVE
CAUSE – VOID IN GEOLOGY
REDUCTION – MEASURE BLAST HOLE WHILE LOADING TO
DETERMINE EXPLOSIVE COLUMN RISE, ALERT SHOTFIRER
IN THE EVENT OF POSSIBLE OVERLOADING, AND CLEAR LARGER AREA PRIOR TO BLAST
FLY ROCK
PENYEBAB ELIMINASI
1. Jarak Burden terlalu kecil * Naikkan burden dengan jalan memasang
referensi sebelum peledakan.
* Tambahkan stemming di row pertama
2. Burden terlalu besar * Kurangi burden dan usahakan menggu-
nakan Ø kecil.
3. Anomali geologi * Catat oleh Driller setiap pemboran dan
isikan material lain di daerah yang lemah
4. Drilling yang tidak akurat * Gunakan drill set-up
5. Inisiasi serentak * Gunakan delay untuk tiap lubang
(Instanteneous) (25 - 40 ms)
6. Rongga di dalam tanah * Gunakan plastik kondom apabila ada
rongga.
7. Boulder * Drilling 2/3 of boulder height
8. Bersihkan area dari orang yang tidak berkepentingan
9. Gunakan bidang joint/shear zone sebagai batas drilling
10. Air deck stemming
AT = (12 - 24) x Ø
AIR BLAST
KETENTUAN UMUM :
Note :
Lubang tembak presplit tidak di Stemming
Lubang presplit diledakan bersama atau >> 5 hole bersamaan
Note :
= TLD 17 ms
= TLD 42 ms
= TLD 67 ms
= Detonating Cord
12 m B Crest IHD 500 ms, 9m
= Prod. Holes
= Presplit Holes
B = Burden Presplit
Toe
IP
CONFIGURASI DELAY
FLY ROCK
VIBRATION
Pertimbangan : Fragmentation
Batuan Sedimen
Site Muckpile
Sensitivity Displacement
Cost Wall
Control
Pertimbangan
Blast Design
Water
Simplicity
Conditions
Explosives
Geology
Used
Safety
BEBERAPA KONSEP ATAU PRINSIP DASAR
“Delay Configuration” adalah :
840 ms
1440 ms
660 ms
2x 65ms
COAL
530 ms
IP
Free Face
POLA RANGKAIAN yang di-REKOMENDASI-kan
Blasting, 26/6/2007
295 ms
420 ms
140 ms
485 ms 65 ms
COAL
530 ms
IP
Free Face