Anda di halaman 1dari 2

KEVIN ALFIYANDA SUMAR

XII MIPA 2

Undang-Undang
Pernikahan Dalam Islam
Secara umum, UU Perkawinan mengatur berbagai persyaratan yang  lebih kompleks seperti
batasan usia menikah, tidak ada larangan menikah, masa iddah (tunggu) hingga persoalan
administratif pencatatan pernikahan. Hal itu lebih rinci diatur dalam Peraturan Pelaksanaan UU
Perkawinan ini diatur lebih lanjut diatur PP No. 9 Tahun 1975 dan Inpres No. 1 Tahun 1991
 tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam (KHI).
Dalam Islam, pernikahan dianggap sah apabila telah
terpenuhi rukun dan syarat pernikahan termasuk
pencatatannya. Hal ini diatur Pasal 14 KHI jo Pasal 2
UU Perkawinan . 

Syarat sah perkawinan ditegaskan Pasal 2 UU Perkawinan. 


Pasal 2 UU Perkawinan, “(1) Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut
hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. (2) Tiap-tiap perkawinan
dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.” Pasal 10 ayat (3) PP
Pelaksanaan UU Perkawinan disebutkan “Dengan mengindahkan tata cara perkawinan
menurut masing-masing hukum agamanya dan kepercayaannya itu, perkawinan
dilaksanakan dihadapan Pegawai Pencatat dan dihadiri oleh dua orang
saksi.” .

Anda mungkin juga menyukai