Anda di halaman 1dari 43

PENYAKIT

AKIBAT
KERJA
DISEBABKAN
FAKTOR
KIMIA

PERTEMUAN KE-3
FAKTOR KIMIA . . .

Faktor didalam tempat kerja yang bersifat kimia, yang meliputi bentuk
padatan (partikel, cair, gas, kabut, aerosol, dan uap yang berasal dari
bahan- bahan kimia, mencakup wujud yang bersifat partikel adalah debu,
awan, kabut, uap logam, dan asap ; serta wujud yang tidak bersifat
partikel adalah gas dan uap
(pasal 1, butir 11, dan butir 12. Permennakertransi No.PER. 13/MEN/X/2011, tentang NAB (Nilai Ambang Batas) Faktor
Fisika dan Kimia di Tempat Kerja).
Keracunan bahan
kimia

Melampaui
Normal Batas

Tubuh manusia
masih mampu Keracunan
mengatasi
 Bahaya kimia (chemical hazard) adalah

bahan kimia yang digolongkan kedalam bahan-bahan berbahaya atau


memiliki informasi yang menyatakan bahwa bahan tersebut
berbahaya,
“lembar data keselamatan (chemical safety data sheet)”,
 sifat kandungan bahayanya

 cara-cara penggunaan yang aman,

 ciri-ciri,supplier,

 penggolongan,

 bahayanya,

 peringatan-peringatan,

 bahaya dan prosedur tanggap darurat.


 Merupakan suspensi partikel benda padat diudara . Butiran
debu ini dihasilkan oleh pekerjaan yang berkaitan dengan
DEBU gerinda, pemboran dan penghancuran pada proses
pemecahan bahan-bahan padat.
 Ukuran besarnya butiran-butiran tersebut sangat bervariasi
mulai yang dapat dilihat oleh mata telanjang (> 1/20 mm)
sampai pada tidak kelihatan.
 Debu yang tidak kelihatan berada diudara untuk jangka
waktu tertentu dan hal ini membahayakan karena bisa
masuk menembus kedalam paru-paru.
PNEMOKONIOSIS

PENYAKIT SISTEM PERNAPASAN YANG DISEBABKAN OLEH PENUMPUKAN


PARTIKEL DEBU DI DALAM PARU-PARU.
PARTIKEL DEBU PENYEBAB PENYAKIT INI BIASANYA BERASAL DARI
ASBESTOS, BATU BARA, SILIKA, DAN LAIN SEBAGAINYA YANG UMUMNYA
ADA DI AREA INDUSTRI ATAU PERTAMBANGAN LALU TERHIRUP DALAM
JANGKA WAKTU PANJANG.
Silikosis

Bisinosis

Asbetosis
SILIKOSIS

 Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran


debu silika bebas, berupa SiO2 yang terhisap
masuk ke dalam paru-paru dan kemudian
mengendap.
 Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan
mengalami masa inkubasi sekitar 2 - 4 tahun.
 Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala
penyakit silicosis akan segera tampak, apabila
konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap
ke paru-paru dalam jumlah banyak.
 Penyakit silicosis ditandai dengan sesak nafas yang
disertai batuk-batuk
Silika merupakan mineral
seperti kristal yang ditemukan
di pasir, batu, dan kuarsa
Ada tiga jenis dari silikosis
 Silikosis akut, dapat menyebabkan batuk, penurunan berat
badan, dan lemas dalam beberapa minggu atau tahun paparan
terhadap silika.
 Silikosis kronis, muncul 10-30 tahun setelah paparan silika.
Paru-paru bagian atas bisa terpengaruh dan kadang
menyebabkan luka berkepanjangan.
 Accelerated silicosis (silikosis terakselerasi), terjadi dalam 10
tahun paparan tingkat tinggi.
 Gejala penyakit ini dapat dibedakan pada tingkat
ringan sedang dan berat. Pada tingkat ringan
ditandai dengan batuk kering, pengembangan
paru-paru. Pada lansia didapat hyper resonansi
karena emphysema. Pada tingkat sedang terjadi
sesak nafas tidak jarang bronchial, ronchi terdapat
basis paru paru.
 Pada tingkat berat terjadi sesak napas
mengakibatkan cacat total, hypertofi jantung
kanan, kegagalan jantung kanan.
Beberapa tanda-tanda atau gejala silikosis adalah:
• Batuk merupakan gejala awal dan berkembang seiringnya waktu dengan paparan
silika yang terhirup.
• Pada silikosis akut, demam dan nyeri dada yang terasa menusuk serta kesulitan
bernapas akan muncul. Gejala tersebut dapat muncul tiba-tiba.
• Kemungkinan gejala lain meliputi: 
• Nyeri dada
• Demam
• Keringat pada malam hari
• Penurunan berat badan
• Gangguan pernapasan
Asbetosis
 asbestosis adalah penyakit paru-paru kronis yang terjadi
akibat paparan asbes atau serat asbes dalam waktu lama.
 Asbes adalah suatu jenis mineral yang biasa digunakan
untuk pemasangan lantai atau atap bangunan.
Sebenarnya, asbes yang masih dalam kondisi baik
tidaklah berbahaya bagi kesehatan.
 Namun, jika asbes mengalami kerusakan, materialnya
dapat mengeluarkan debu halus yang mengandung serat
asbes.
 Debu tersebut rentan terhirup manusia. Akibatnya, paru-
paru yang sering menghirup serat asbes dapat mengalami
kerusakan secara bertahap, dengan cara menghambat
pernapasan dan penyerapan oksigen dalam aliran darah. 
 Menghirup serat asbes bisa menyebabkan
terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam paru-
paru.
 Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak
dapat mengembang dan mengempis sebagaimana
mestinya.
 Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya
pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.
penyakit kronis, gejala asbestosis biasanya baru muncul
bertahun-tahun setelah paparan asbes terjadi secara terus-
menerus. Berikut adalah sejumlah gejala dari asbestosis:
 Nyeri dada atau bahu.

 Batuk kering secara terus-menerus.

 Dalam keadaan parah, kuku jari tangan menjadi bulat,


melebar, atau membesar (jari tabuh).
 Selera makan berkurang yang diikuti penurunan berat
badan.
 Napas menjadi pendek atau sesak.

 Kelelahan yang parah.

 Napas berbunyi nyaring (mengi).


BISINOSIS

 Penyakit Bisinosis adalah


penyakit pneumoconiosis yang
disebabkan oleh pencemaran
debu napas atau serat kapas di
udara.
 Masa inkubasi penyakit bisinosis
cukup lama, sekitar 5 tahun.
 dikenal dengan nama Monday
fever, brown lung disease, mill
fever, atau cotton worker’s lung.
 Tanda-tanda dan gejala penyakit Bisinosis
umumnya muncul pada awal minggu dan
membaik pada akhir minggu.
 Tanda-tanda dan gejala dari bisinosis adalah
asma dan meliputi sesak pada dada, napas
tersengal dan batuk.
 Kasus yang serius, gejala yang menyerupai flu,
seperti: Demam, Nyeri otot dan sendi,
Menggigil dan Batuk kering
Butiran-butiran benda padat hasil kondensasi
bahan-bahan dari bentuk uap.
ASAP (FUME) Asap ini biasanya berhubungan dengan logam di
mana uap dari logam terkondensasi menjadi
butiran-butiran padat di dalam ruangan logam
cair tersebut.
Asap juga ditemui pada sisa pembakaran tidak
sempurna dari bahan-bahan yang mengandung
karbon, karbon ini mempunyai ukuran lebih kecil
dari 0,5  (micron)
 Salah satu efek dari paparan asap
•Aluminium
adalah "metal fume fever", •Berilium
•Besi oksida
•Timah
penyakit seperti flu yang akan •Kadmium oksida
•Mangan
•Kromium
hilang dengan sendirinya dalam •Tembaga
•Nikel
•Vanadium
waktu 24 hingga 48 jam. •fluorida
•Seng oksida
•Kromium heksavalen
 Untuk jangka pendek dan jangka
panjang akibat paparan ini
tergantung pada jenis logam,
jumlah paparan, waktu paparan,
dan tindakan pengendalian yang
dilakukan.
GAS
CO
H2S
GAS CO Ketika seseorang terpapar atau
menghirup gas karbon monoksida,
Gas yang dihasilkan dari kemampuan darah untuk mengikat
oksigen akan berkurang. Hal ini karena
beragam proses, termasuk
gas CO lebih mudah terikat dengan
pembakaran batu bara, kayu,
hemoglobin dan kemudian
dan penggunaan bahan bakar membentuk carboxyhaemoglobin (COHb
pada kendaraan bermotor.  ).
Gas ini tidak berbau, Semakin banyak COHb yang terbentuk,
berwarna, dan tidak bisa maka akan semakin sedikit oksigen yang
dirasakan. diedarkan ke seluruh tubuh. Akibatnya,
tubuh akan mengalami kekurangan
oksigen (hipoksia).
Batas pemaparan karbon monoksida yang
  

diperbolehkan oleh OSHA (Occupational


Safety and Health Administration) adalah
35 ppm untuk waktu 8 jam/hari kerja.
 Kadar yang dianggap langsung berbahaya
terhadap kehidupan atau kesehatan
adalah 1500 ppm (0,15%).
 Paparan dari 1000 ppm (0,1%) selama
beberapa menit dapat menyebabkan 50 %
kejenuhan dari karboksi hemoglobin dan
dapat berakibat fatal.
INDUSTRI
H₂S
 H₂S adalah gas yang sangat beracun
dan mematikan, tidak berwarna, dalam
konsentrasi rendah seperti telur busuk,
dan juga lebih berat dari udara. Oleh
karena itu,
 H₂S sering disebut juga gas telur
busuk, gas asam, asam belerang atau
uap bau.
“silent killer” bagi pekerja.
 gas beracun dan lebih mematikan
dibanding Karbon Monoksida (CO) dan sama
mematikannya dengan Hidrogen Sianida (HCN)
Terbentuknya gas H2S

Gas H₂S terbentuk dari dekomposisi atau pembusukan


oleh bakteri terhadap bahan-bahan organik (binatang atau
tumbuh-tumbuhan).
Dapat dihasilkan di dataran rendah dan di daerah dengan
kadar oksigen rendah, seperti rawa-rawa dan gunung
berapi.

Pada pekerjaan eksplorasi minyak dan gas, bakteri


tumbuh di bawah permukaan kedap dengan kadar
oksigen rendah dan menghasilkan senyawa pembusukan.
Sedangkan dalam pekerjaan pengeboran, gas H₂S
terbentuk dari semacam belerang yang mengandung
cairan tambahan pengeboran, dan juga bakteri
pembusukan dari sulfat di dalam lumpur pengeboran
yang mengalami penurunan panas (di atas suhu 375°
Fahrenheit).
 Ketika bernafas, gas H₂S akan terhirup ke dalam
paru-paru bersama udara. 
 Jika konsentrasi gas H₂S kurang dari 100 ppm,  Jika terjadi keracunan H₂S akan mengalami
maka akan terdeteksi bau telur busuk.  kelumpuhan saraf pusat di otak yang mengukur paru-
 Sedangkan jika konsentrasi gas H₂S di atas 100 paru, sehingga paru-paru bekerja dan bekerja pada
ppm, efeknya menurunkan fungsi indera sesak nafas.
penciuman.   Gas H₂S yang bercampur dengan udara di paru-paru
 Bila hal tersebut terjadi, maka gas H 2 S tidak lagi juga dapat membentuk zat asam lemah.
dapat terdeteksi dengan indera penciuman.   Asam lemah dapat menyerang pembuluh darah,
Jika berlangsung lama, secara cepat gas tersebut sehingga dapat merusak jaringan di sekelilingnya dan
mengalir ke dalam aliran darah, dan menimbulkan mengakibatkan pembengkakan paru-paru dan
keracunan.  merusak saluran pernapasan.
 Sebab, tubuh tidak dapat mengoksidasi atau
memecah belah H₂S menjadi senyawa yang tidak
berbahaya.
Efek terhadap kesehatan akibat gas H₂S bervariasi tergantung pada durasi paparan, frekuensi
terkena paparan, dan besarnya konsentrasi paparan. 
 Efek bila konsentrasi dengan konsentrasi rendah,
antara lain:
• Mata seperti terbakar
• Sakit kepala atau pusing
• Kelelahan  Jika terkena paparan H₂S panjang dan konsentrasi
tingkepala, mual, muntah, mudah marah,
• Hilangnya kemampuan penciuman
insomnia, gangguan pencernaan, penurunan
• Rasa kering pada hidung, tenggorokan, dan dada berat badan, dan iritasi pernapasangi dapat
• menyebabkan penyakit.
Batuk-batuk
• Kulit teras perih
• Untuk penderita asma mungkin mengalami
kesulitan bernapas
 Dermatitis kontak adalah penyakit akibat
DERMATITIS kerja yang cukup banyak diderita,
terutama oleh para pekerja yang
bersinggungan dengan bahan-bahan kimia
dan metal.
 Dermatitis kontak adalah peradangan pada kulit yang
terjadi akibat kontak dengan faktor eksternal berupa
iritasi maupun alergen.
Bahan kimia (chemical),
adalah unsur kimia dan
senyawanya dan campurannya,
baik yang bersifat alami
maupun sintetis.
 Dermatitis kontak alergi biasanya dipicu
oleh besi, karet, zat kimia, hingga baja.
 Dermatitis kontak iritan dapat  Bahan penyebab dermatitis kontak alergik pada
muncul karena paparan bahan umumnya adalah bahan kimia yang terkandung
dalam alat-alat yang dikenakan oleh penderita,
kimia seperti zat asam, air kotor, yang berhubungan dengan pekerjaan/hobi, atau
detergen, atau cairan oleh bahan yang berada di sekitarnya.
pembersih.  Penyakit ini akan membuat kulit
pengidapnya terlihat kemerahan, gatal,
kering, dan mengelupas.

Anda mungkin juga menyukai