Anda di halaman 1dari 52

MENGOPERASIKAN

PERALATAN PENDINGIN
PENDAHULUAN

2
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
•Nama : AGUS WIYONO
•NID : 8305031JA
•Tempat & Tanggal lahir : BLITAR , 17 AGUSTUS 1983
•Jenis kelamin : LAKI - LAKI
•Agama: ISLAM
•Status : MENIKAH
•Email : agswyn83857010@gmail.com
•No. hp : 082338854122

RIWAYAT PENEMPATAN
•PJB UP Paiton : 01 Januari 2005 – 01 Nov 2019 (dibagian operasi)
•PJB UBJOM KALTIM TELUK : 01 Nov 2019 – Sampai sekarang ( dibagian K3 )
TRAINING DAN SERTIFIKASI
•Sertifikasi COMMISSIONING ADVANCE TEPCO PJB Academy Pusat

•Sertifikasi Pengoperasian PLTU Modul 4 / Operasi Udiklat Suralaya

•Sertifikasi Kompetensi Operasi Level 3 IAKI

•Pelatihan Simulator PLTU Gresik

•Tim Personel Expert start up PLTU TENAYAN #2


Komitmen

1/1

ANTUSIAS, AKTIF, POSITIF, OPEN MIND, SILENCE

2
TUJUAN
GOAL :
Mampu memahami fungsi, alur proses, spesifikasi
dan pengoperasian system pendingin PLTU
Batubara

MAIN AUXILIARY CLOSED COOLING


COOLING COOLING - CCWP
- SCREEN PLANT - SCREEN PLANT - CCWHE
- CWP - ACWP - HE EQUIPMENT
-CONDENSER - CCWHE - HEAD TANK
JENIS PENDINGIN PLTU
Berdasarkan siklus atau aliran pendingin :
 Sistem Siklus Terbuka :
Air pendingin dipasok secara kontinyu dari sumber tak terbatas
seperti sungai, danau atau laut yang dipompakan ke kondensor
selanjutnya air dibuang
CW kembali ke laut bebas
HE
Letak saluran masuk dan saluran pembuangan air pendingin harus
dibuat terpisah sejauh mungkin.
Condensor

 Sistem Siklus Tertutup


Pendingin siklus tertutup biasanya menggunakan media air tawar
(fresh water) yang disirkulasi berulang – ulang (Close Cycle)
dilewatkan beberapa alat pendingin (cooler) yang ada diunit.
JENIS PENDINGIN PLTU
Berdasarkan fungsi pendingin :
1. Pendingin utama adalah menyediakan dan memasok air pendingin yang
diperlukan untuk mengkondensasikan uap bekas dan drain uap di dalam
Condensor dan merupakan siklus terbuka.
2. Pendingin bantu adalah air untuk mendinginkan air pendingin Alat Bantu
Unit (CCCW System) yang disebut Cooling Wtr Heat Exchanger (CWHE).
Pentingnya air pendingin dalam operasi PLTU :
a. Tanpa pasokan air pendingin Unit tidak dapat dioperasikan.
b. Jika air pendingin utama berkurang dapat menyebabkan vakum
kondensor turun dan dapat mengakibatkan unit trip
c. Jika pasokan air pendingin alat bantu (CWHE) berkurang maka dapat
menyebabkan bearing temp pada Turbin dan semua peralatan bantu
akan naik/tinggi
PERAN PENDINGIN BAGI PLTU
Sistem air pendingin harus dirancang mampu memenuhi kebutuhan
operasi unit pembangkit secara konitinyu, ekonomis dan handal.
Rancangan sistem air pendingin harus meliputi :
 Menjamin tersedianya air (jumlah melimpah dan stabil dalam semua
kondisi) untuk keperluan operasi PLTU pada setiap waktu
 Pemeliharaannya murah dan mudah dilakukan
 Biaya investasi dan operasinya rendah.
 Jumlah dan temperatur air pendingin yang tersedia akan menentukan
vakum kondensor maksimum yang dapat dicapai. Oleh karena itu
banyak PLTU atau PLTGU yang dibangun di tepi pantai (laut)
berhubungan dengan tersedianya sumber air yang tak terbatas.
PENDINGIN UTAMA

9
Deskripsi
Suatu sistem yang berfungsi mengalirkan (memompa) air
laut (seawater) menuju tube pipes pada Kondensor dan
CCWHE (Closed Cooling Water Heat Exchanger)
kemudian kembali lagi ke laut yang bertujuan untuk
mengkondensasikan uap exhaust turbin dan menjaga
temperature air pendingin bantu.

Komponen penyusun Pendingin Utama, terdiri dari:


1. Circulating Water Pump / CWP ( 3 buah @ 50% capacity)
Berfungsi memompa air laut menuju condenser yang berfungsi
mengkondensasikan uap exhaust turbin dengan menyerap panas
laten uap tersebut.
SPESIFIKASI CWP
Energi mekanik yang
dihasilkan oleh sumber
penggerak ditransmisikan
melalui poros impeller untuk
menggerakkan impeller
pompa. Putaran impeller
memberikan gaya aksial yang
mendorong fluida sehingga
menghasilkan energi kinetik
pada fluida kerja tersebut.
Pada beberapa desain
pompa aksial, terpasang
sudu-sudu tetap (diam) yang
membentuk difuser pada sisi
keluaran pompa. Fungsinya
adalah untuk menghilangkan
efek berputar dari fluida kerja
dan mengkonversikan energi
kinetik yang terkandung di
dalamnya menjadi tekanan
kerja.
SPESIFIKASI CWP
P&ID Cooling System

13
LOGIC START DAN INTERLOCK CWP
Batasan Operasi

Keterangan Normal Alarm Trip


Winding Temp 60 °C 130 °C 150 °C

Discharge Press 0,5 – 0,6 kg/cm²

Vibrasi Bearing < 3 mm/s 3 mm/s 9 mm/s

Discharge Valve Trip bila tidak open < 25 % selama 80 detik

Low Seal Water Trip bila flow switch low seal water
Trouble Shooting
1. CWP tidak bisa start
 Aliran seal water low
 Discharge MOV tidak menutup penuh
 Valve filling dari ACWP belum menutup
 Drum screens tidak memutar sempurna (1 1/3 putaran)
 Stop command dari screening plant
2. CWP trip
 Aliran seal water low
 Stop command dari screening plant
 Valve filling dari ACWP belum menutup
 Discharge MOV membuka kurang dari 25% setelah 80 detik beroperasi
 Kegagalan pada motor atau breaker
3. CWP motor bearing temperatur tinggi
 Aliran seal water untuk bearing kurang
 Pelumas bearing kurang
 Ampere motor tidak normal
4. CWP putaran terbalik
 Discharge valve tidak menutup 100%
Trouble Shooting
5. Temperature udara pendingin motor CWP HIGH
 Ampere motor tidak normal
 Winding temperatur tidak normal
 Aliran udara (cooling fans) tidak normal
6, Winding temperatur motor CWP HIGH
 Aliran udara pendingin motor tidak normal
 Ampere motor tidak normal
7. Putaran balik CWP
 Discharge valve tidak menutup 100%

Preparation
• Filling Line CWP di ambil dari ACWP, line di filling sampai keluar air dari
venting, sebagai pertanda bahwa line CWP sudah terisi oleh air laut.
• Kegunaannya adalah Menghindari Terjadinya Water Shock, atau terjadinya
hantaman air secara tiba tiba pada pipa dan line, sehingga menyebabkan
kerusakan
SCREENING PLANT
Berfungsi menyaring kotoran atau sampah yang terbawa air
laut yang akan dipompa oleh CWP
5
Terdiri dari
1
3 4
2 M
M 6
1. Stop Blok M

• Sebagai pintu utama air laut masuk


• Sebagai penahan air laut agar tidak masuk kanal pada saat
7
ada pemeliharaan di Circulating Water Pump (CWP)
Condenser
SCREENING PLANT

2. Saringan Kasar ( Bar screen )


• Berfungsi untuk menangkap benda-benda berukuran sedang yang
terbawa air pendingin.
• Terbuat dari batang logam pipih yang dirangkai sehingga membentuk
semacam teralis.
• Dipasang pada mulut saluran masuk air pendingin sebelum saringan
putar.
• Pada daerah yang kualitas airnya buruk (banyak sampah),
didepan saringan kasar dipasangi saringan berupa jaring yang biasa
disebut net untuk menyaring sampah yang elastis seperti plastik dan
sebagainya.
Fungsi & Prinsip Kerja
SCREENING PLANT
3. Saringan Putar ( Travelling Screen )
 Berupa rangkaian segmen – segmen kasa baja yang disusun
sedemikian rupa membentuk suatu screen.
 Untuk menyaring semua benda sampai yang berukuran relatif
kecil dan yang lolos dari Bar screen.

Cara kerja :
• Sampah-sampah dalam air pendingin akan ter-sangkut pada
saringan dan karena saringan bergerak, maka sampah-sampah
yang menempel akan terbawa keatas permukaan. Diatas
permukaan dipasang sprayer yang akan merontokkan sampah-
sampah tersebut dan akan masuk saluran penampungan.

20
Fungsi & Prinsip Kerja
SCREENING PLANT
Saringan Drum (Drum Screen).
KOMPONEN COOLING SYSTEM
2. Condensor, merupakan alat penukar kalor yang berfungsi untuk
mengkondensasikan uap keluaran turbin. Uap setelah memutar turbin langsung
mengalir menuju kondensor untuk diubah menjadi air (dikondensasikan), hal ini
terjadi karena uap bersentuhan langsung dengan pipa-pipa (tubes) yang
didalamnya dialiri oleh air pendingin. Fungsi Utama Condensor :
•Merubah uap bekas dari turbin menjadi air
•Menambah energi ke turbin ( dg adanya vacuum)
•Menampung dan mengontrol air kondensat
• Mengeluarkan udara / gas gas yang tidak terkondensasi,
Terdiri dari:
a. Condenser Inlet and Outlet MOV (sisi A & B ) [CW002A/B & CW003A/B] 
total 4 buah
b. Condenser Inlet & Outlet Waterbox Venting Valve (sisi A & B) [CW004A/B]
 total 2 buah
c. Condenser Inlet Waterbox Sump Pump  1 buah
d. Condenser Outlet Waterbox Sump Pump  2 buah
Fungsi & Prinsip Kerja

CONDENSOR
Kondensor terdiri dari
tube-tube kecil yang
melintang. Pada tube-
tube inilah air pendingin
dari laut dialirkan.
Sedangkan uap mengalir
dari atas menuju ke
bawah bersentuhan
dengan pipa pendingin
akhirnya terjadi proses
perpindahan panas
konduksi dan terjadilah
kondensasi atau
pengembunan. Air
kondensasi ini disebut
Air Kondensate

23
JENIS CONDENSOR
• Ditinjau dari aliran air pendingin didalam
kondensor, terdapat 3 (tiga) jenis, yaitu :
a. Double pass ( Lintasan ganda )
b. Single pass ( Lintasan tunggal )
c. Counter flow ( Lintasan berlawanan )
a. Lintasan tunggal atau biasa disebut once
through, adalah lintasan air didalam
kondensor yang hanya sekali lewat.
Sistem Pendingin Condensor Lintasan
Lintasan dengan cara ini membutuhkan air
tunggal
yang besar. Cara ini biasanya diterapkan
pada kondensor dengan kapasitas relative
kecil.
b. Lintasan ganda dan lintasan berlawanan
adalah apabila setengah air melintas
kekanan, maka setengah lainnya melintas
kearah kiri. Cara ini banyak diterapkan
pada unit dengan kapasitas besar.
Sistem Pendingin Condensor
Lintasan Ganda & Lintasan Berlawanan

24
Fungsi & Prinsip Kerja

CONDENSOR Proses pada kondensor yang terjadi 


adalah proses perpindahan panas. Panas
dari uap bekas diteruskan ke massa
Fluida pendingin melalui media pemisah
yaitu permukaan perpindahan panas
yang dibuat dengan pipa-pipa dengan
ketebalan yang tipis dalam jumlah
banyak. Untuk mencapai effektifitas
transmisi panas sesuai persamaan
berikut:
Dimana :
Q = Jumlah panas yang harus dibuang ke
kondensor (kJ/kg)
U  = Koefisien perpindahan panas universal
(kkal/jam)
A  = Luas permukaan perpindahan panas (m2)
T = Temp uap masuk Kondensor (0C)
ti = Temp Air pendingin masuk Kondensor (0C)
to = Temp air pendingin keluar Kondensor (0C)
25
VACUUM CONDENSOR
Terjadinya vacuum di condenser :
1. Saat unit firing (vacuum up) adalah gas yang menempati seluruh
ruangan condenser akan disedot atau ditarik oleh vacuum pump
(CAEP) atau vacuum ejector.
2. Saat unit normal operasi adalah karena berubahnya fasa uap atau
gas yang bersifat menempati seluruh ruangan menjadi fasa cair,
penyusutan fasa tersebut membuat terjadi nya vacuum di
condenser, sedangkan fungsi dari vacuum pump atau vacuum
ejector adalah menarik gas yang tidak terkondensasi di ruang
kondenser
Penyebab Vacuum turun : Pengaruh udara / gas dalam
- Adanya kebocoran udara kondensor :
- Aliran pendingin kurang - Merupakan hambatan heat
transfer ( air blanket)
- Pipa pendingin kotor
- Menyebabkan kenaikan tekanan
- Vacuum ejector terganggu
dalam kondensor (vacuum
turun)
26
Fungsi & Prinsip Kerja

Condensor Vacuum Pump


Pompa Vacum Kondensor
(condensor vacuum Pump)
Pompa vakum pada kondensor
berfungsi untuk menghisap gas-
gas yang tidak dapat
terkondensasi yang mungkin
ada didalam kondensor.gas-gas
tersebut bercampur dengan uap
air, dan karena sifatnya yang
uncindensible atau tidak dapat
terkondensasi dan dapat
mengurangi kinerja kondensor
maka harus dikeluarkan dari
kondensor.yang tidak diinginkan
dari gas-gas tersebut adalah
mengurangi bidak kontak
perpindahan panas pada
kondensor.

27
Fungsi & Prinsip Kerja

FOULING TUBE CONDENSOR


Masalah yang umum dan sering terjadi pada kondensor adalah
Fouling, Fouling memperbesar hambatan yang berarti
menurunkan transmitasi. Bila transmitasi (U) turun, maka beda
temperatur antara uap dan air pendingin naik untuk sejumlah
panas (Q) yang harus dipindahkan, sehingga berdampak kenaikan
suhu pada permukaan Kondensor. Selanjutnya akan berefek
kenaikan tekanan dalam Kondensor ( Vaccum turun).

Fouling disebabkan oleh lumpur atau binatang laut seperti tritip


atau karang hijau akan mempertinggi resistansi sehingga akan
menurunkan kecepatan Transmitasi (U) yang menghambat
perpindahan panas dari Last Stage Steam Turbine ke air
pendingin.
Oleh karena itu laju fouling terhadap pipa kondensor harus
dihambat karena dapat menurunkan performance kondensor.

28
Fungsi & Prinsip Kerja

Injeksi chlorin (chlorinator).


 Injeksi chlor kedalam air pendingin utama diinlet CWP
secara terus menerus dengan dosis tertentu mak. 1,1
ppm dioutlet CWP dan diharapkan dioutlet kondensor
kandungan chlor trasis/ tak terukur/ hampir nol (< 0,25
ppm)
 Tujuannya untuk memabukan jasad - jasad air laut agar
tidak berkembang biak hidup dalam air pendingin utama
karena dapat menimbulkan gangguan pada sistem air
pendingin.
 Ada 2 cara injeksi chlorine :
1. Dengan chlorin cair dalam tabung
2. Dengan cara electrolisa air laut (cholination palnt)
hasilya gas chlor langsung diinjeksikan ke inlet CWP
Fungsi & Prinsip Kerja

Backwashing
V7 V7
 Tidak semua Condenser
dilengkapi dengan sarana untuk
backwashing (pencucian balik).
 Katup backwashing dipasang
A1 A2 B2 B1 A1 A2 B2 B1 pada tiap water box untuk
V5 V6 V5 V6
membalik arah aliran air pada
V1 V3 V4 V2 V1 V3 V4
kondisi operasi.
V2
 Backwashing artinya membalik
aliran air pendingin pada salah
satu shell. Maka kotoran-
kotoran yang menyumbat
Normal Op BW 1 mulut pipa akan rontok dan
terbawa arus buang, pipa-pipa
tube Cond bersih kembali
sehingga proses kondensasi di
dalam condenser menjadi
optimum
30
Fungsi & Prinsip Kerja

KATHODIC PROTECTION
• Cathodic Protection sistem ini bersifat galvanic material
(mengunakan anoda tumbal/sacrificial anode), sistem ini juga
lazim disebut galvanic anodes, dimana pengendaliannya
berdasarkan pada perbedaan potential korosi antara
struktur/object yang diproteksi dengan mengunakan anoda
tumbal yang dipasang didalam lingkungan yang sama.

• Akibat dari perbedaan potential tsb,maka akan terjadi aliran


listrik searah dari anoda tumbal yg menpunyai potential
korosi lebih rendah ke struktur yang diproteksi melalui
lingkungan."

31
Fungsi & Prinsip Kerja

Priming Vacuum Pump


• Fungsinya Untuk menarik keluar
udara yang tersekat/
terjebak didalam sea water box
condensor bagian atas sehingga
water box tidak bisa terisi penuh air
pendingin.
• Prinsip kerja :
• Priming Vacuum Pump biasanya
beroperasi secara otomatis, bila level
sea water box turun pada level
tertentu maka Priming Vacuum Pump
akan Auto Start. Begitu sebaliknya
bila level sudah naik pada level
tertentu maka Priming Vacuum Pump
akan Auto Stop
• Dengan terpenuhinya supply air
pendingin maka kinerja condensor
akan lebih optimum.
32
Fungsi & Prinsip Kerja
Bebris Filter
Sebelum masuk kedalam kondensor, air laut biasanya
melewati debris filter yang berfungsi untuk menyaring
kotoran-kotoran yang lolos dari Travelling Screen terbawa
air laut ke Condensor

Debris
Filter

33
Fungsi & Prinsip Kerja

Penempatan Bebris Filter

Debris Filter

Debris Filter

34
SISTEM AIR PENDINGIN
SIKLUS TERTUTUP

35
1. FUNGSI & PRINSIP KERJA

Sistem Siklus Tertutup ( CCWP )


• Pendingin siklus tertutup biasanya menggunakan media air
tawar (fresh water) yang disirkulasi berulang – ulang dilewatkan
beberapa pendingin (cooler) alat bantu yang ada diunit.
• Akibat proses penyerapan panas yang terjadi dibeberapa alat
pendingin tsb maka temperatur air pendingin akan naik. Untuk
menurunkan temp maka air pendingin dilewatkan pendingin
yang biasa disebut Cooling Wtr Heat Exchanger (CWHE) ,
• Adapun CWHE didinginkan dengan air laut yang diambilkan dari
air pendingin utama, sehingga temperatura air pendingin (fresh
water) turun dan siap disirkulasikan kembali ke Cooler-Cooler
auxiliary Unit. Bila volume air pendingin (fresh water) berkurang
maka ada penambah dari head tank yang dipasok dari Demin
Pump
Data Teknik
1. FUNGSI & PRINSIP KERJA

SISTEM AIR PENDINGIN SIKLUS TERTUTUP


1. FUNGSI & PRINSIP KERJA

Air pendingin Tertutup mendinginkan


peralatan :
 Hydrogen Coolers • Induced Draft Fan Oil Bearing
 Generator Seal Oil Coolers Coolers
• Primary Air Heater Oil Bearing
 Hydrolic Power Unit Oil Coolers Coolers
 Turbine Lube Oil Coolers • Secondary Air Heater Oil Bearing
Coolers
 Fuel Oil Heater Condenser Drain Cooler
• Boiler Circulating Water Pump
 Instrument & Service Air Comp Coolers
 Condensate Extration Pump Motor • Circulating Water Pump Motor Cooler
Coolers • Stator Cooler Sistem
• Chiller unit
 BFP Lube Oil Coolers • Sampling Chiller
 Pulverizer/Mill Lube Oil Coolers
 Primary Fan Oil Bearing Coolers
 FD Fan oil Bearing Coolers

39
2. Komponen Utama

KOMPONEN PENDINGIN SIKLUS TERTUTUP


1. Head Tank & Level Kontrol
Berfungsi untuk menyediakan air penambah masuk pompa agar aliran air
yang akan dipompa terdistribusi dalam jumlah yang cukup dan pompa
dapat bekerja dengan memadai. Penempatan head tank harus dirancang
untuk mendukung operasional CCCWP sehingga penempatan head tank
dengan ketinggian tertentu untuk mendapatkan tekanan positif pada sisi
hisap pompa. Level air dalam Head Tank konstan diatur oleh Level
Kontrol Valve, bila level turun maka Kontrol Valve akan membuka dan
Make Up water akan menambah setelah level air Head Tank memenuhi
maka Level Kontrol Valve akan menutup kembali.
2. Close Cycle Cooling Water Pumps
Pompa air pendingin berfungsi untuk mensirkulasikan air dengan head
atau tekanan yang relatif tinggi (± 7Kg/Cm2) menyebar ke seluruh
peralatan pendingin bantu unit yang telah disebutkan di atas. Terdiri 2
pompa dimana 1 unit operas, 1 unit St by Auto
3. Strainer
Strainer berfungsi menyaring/menangkap kotoran yang terkandung
dalam air pendingin, agar air pendingin tetap terjaga kebersihannya dan
tidak mengotori peralatan pendingin (coolers) serta tidak menghambat 40
2. Komponen Utama

KOMPONEN PENDINGIN SIKLUS TERTUTUP

4. Cooling Water Heat Exchargers


Cooling Water Heat Exchangers berfungsi mendinginkan air pendingin (CCWP)
dengan prinsip perpindahan panas, dimana air pendingin (CCWP) yang panasnya
(35-40° C) didinginkan oleh air laut yang relatif dingin ( 30 -31° C). Oleh karena itu
cooling water heat exchanger termasuk peralatan Penukar Kalor. Prinsip kerja
cooling water heat exchangers sama dengan prinsip kerja condenser. Media yang
didinginkan dengan media pendingin disekat dengan plat tipis dengan design
kontruksi sedemikian rupa sehingga mendapatkan hasil pendinginan yang
optimal. CWHE terdiri 2 unit (1 unit operasi dan 1 unit St by)
5. Katup (Valves)
Katup dalam sistem air pendingin digunakan untuk mengontrol aliran atau
mengisolasi pada unit yang stop. Katup-katup ini bekerja dengan prinsip yang
sama dengan katup lain yang ada dalam unit pembangkit
Pada dasarnya ada dua tipe katup yang digunakan dalam sistem air pendingin
bantu, yaitu :
• Katup gerbang (wedge/gate valve)
• Katup satu arah (check/non return valve)
2. Komponen Utama

P&ID CCWP
BATASAN OPERASI

Keterangan Alarm Trip

Winding temperatur 125 º C 138 º C

Vibrasi bearing 3 mm/s 9 mm/s

Discharge pressure > 7 kg/cm²

Ph > 8,5

Turbidity 1 Ntu

Fe < 100 ppb

Hydrazine < 5 ppm


Logic Diagram

44
Troubleshooting
No. Permasalahan Penyebab Solusi

1. Head tank level high - Level control valve tidak menutup - Cek suppy udara
- Manual fill valve tidak menutup - Menutup valve header
- Control valve leakstrough CTP ke head tank
- Setting CV
2. Head tank level low - Level control valve tidak beroperasi - Cek supply udara
(unit online) - Membuka valve
- CTP tidak beroperasi (unit offline) / header CTP ke head
valve masih close tank
- Head tank drain valve tidak - Menutup drain valve
menutup head tank
- BCWP emergency cooling valve - Menutup BWCP
tidak menutup emergency cooling
valve
3. CCWP header pressure low - Discharge valve tidak membuka - Membuka discharge
- Pressure suction pompa tidak valve
normal - Membersihkan filter
(Pemeliharaan)
4. Vibrasi High - Baut hilang atau kendor - Menginfokan ke
- Shaft bengkok pemeliharaan
- Bearing rusak
SISTEM AIR PENDINGIN
BANTU

46
SISTEM AIR PENDINGIN BANTU

• ACWP (Auxilliary Cooling Water Pump) adalah Pompa


yang mengalirkan air laut masuk ke Heat Exchanger yang
berfungsi mendinginkan peralatan.Auxiliary
• Cooling Water terdiri dari 3 x 50% pompa dengan type
vertical single stage mixed flow pump. Setiap pompa
pada sisi discharge disertai MOV dan non return valve.

• ACWP mensuplai ke
1. Close Cooling Water Heat Exchanger (CCWHE)
2. Bottom Ash Heat Exchanger
3. Chlorination Plant
4. Awal pengisian Circulating Water Pump
ACWP SPECS
MOTOR POMPA

PABRIK PABRIKADO PABRIK COSLADA PLANT

MERK SIEMENS MERK INGERSOLRAND

TYPE 1TC4634-8VK10-Z TYPE 17 APM

POWER 150 KW SPEED 980

TEGANGAN 380 V FLOW 2412 M3/H

FREQ 50 HZ DESIGN TEMP 31°C

SPEED 988 RPM DESIGN PRESS 2.7 KG/CM2

ARUS 275 A BEARING SLEEVE/RUBBER

POWER FACTOR 0.86 TDH 15.73 M

EFF 87 %
P & id
LOGIC DIAGRAN ACWP
TROUBLESHOOTING

Case Causes Trouble Action


ACWP TRIP 1. Aliran seal 1. Isolation valve 1. Buka isolation
water flow low atau solenoid valve, & cek
( lebih kecil dari valve nutup. solenoid valve.
setting flow 2. Service water 2. Pastikan level
switch). supply low/ press servis water
rendah. aman& valve
3. Selenoid Short supply bukaan

Case Causes Trouble Action


ACWP TRIP 2. Discharge valve 1. Valve berat. 1. Periksa MOV
tidak bisa OPEN 2. Kopling secara visual.
mencapai 25% rusak/aus.
setelah pompa
start selama 25
detik.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai